Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA
Harga Diri Rendah
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Pengertian
Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri
sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimeni fisik, karakteristik individual,
dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan
individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya. Konsep diri
merupakan inti dari kepribadian individu. Inti kepribadian berperan penting
untuk menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku
individu.
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah
diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri (keliat, 2011). Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan
persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi
yang sedang dialami. (Wilkinson, 2012).
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri.
Harga diri adalah sifat yang diwariskan secara genetik. Pengaruh
lingkungan sangat penting dalam pengembangan harga diri. Faktor-faktor
predisposisi dari pengalaman masa anak-anak merupakan faktor kontribusi
pada gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap
perlakuan dan respon orang tua. Penolakan orang tua menyebabkan anak
memilki ketidakpastian tentang dirinya dan hubungan dengan manusia
lain. Anak merasa tidak dicintai dan menjadi gagal mencintai dirinya dan
orang lain.
Saat ia tumbuh lebih dewasa, anak tidak didorong untuk menjadi
mandiri, berpikir untuk dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas
kebutuhan sendiri. Kontrol berlebihan dan rasa memiliki yang berlebihan
yang dilakukan oleh orang tua dapat menciptakan rasa tidak penting dan
kurangnya harga diri pada anak. Orangtua membuat anak-anak menjadi
tidak masuk akal, mengkritik keras, dan hukuman.
Tindakan orang tua yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan
frustasi awal, kalah, dan rasa yang merusak dari ketidak mampuan dan
rendah diri. Faktor lain dalam menciptakan perasaan seperti itu mungkin
putus asa, rendah diri, atau peniruan yang sangat jelas terlihat dari saudara
atau orangtua. Kegagalan dapat menghancurkan harga diri, dalam hal ini
dia gagal dalam dirinya sendiri, tidak menghasilkan rasa tidak berdaya,
kegagalan yang mendalam sebagai bukti pribadi yang tidak kompeten.
Ideal diri tidak realistik merupakan salah satu penyebab rendahnya
harga diri.Individu yang tidak mengerti maksud dan tujuan dalam hidup
gagal untuk menerima tanggung jawab diri sendiri dan gagal untuk
mengembangkan potensi yang dimilki. Dia menolak dirinya bebas
berekspresi, termasuk kebenaran untuk kesalahan dan kegagalan, menjadi
tidak sabaran, keras, dan menuntut diri. Dia mengatur standar yang tidak
dapat ditemukan. Kesadaran dan pengamatan diri berpaling kepada
penghinaan diri dan kekalahan diri. Hasil ini lebih lanjut dalam hilangnya
kepercayaan diri.
2. Faktor yang mempengaruhi harga diri.
Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh
masyarakat, misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri ,
kurang objektif, dan kurang rasional dibandingkan pria. Pria dianggap
kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekpresif dibanding wanita. Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak seperti
lazimnya maka akan menimbulkan konflik didalam diri mapun hubungan
sosial. Misalnya wanita yang secara tradisional harus tinggal dirumah saja,
jika ia mulai keluar rumah untuk mulai sekolah atau bekerja akan
menimbulkan masalah. Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul
dari faktor biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita atau pria.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Intervensi orangtua terus-menerus dapat mengganggu pilihan remaja.
Orang tua yang selalu curiga pada anak menyebakan kurang percaya diri
pada anak. Anak akan ragu apakah yang dia pilih tepat, jika tidak sesuai
dengan keinginan orang tua maka timbul rasa bersalah. Ini juga dapat
merendahkan pendapat anak dan mengarah pada keraguan, impulsif, dan
bertindak keluar dalam upaya untuk mencapai beberapa identitas. Teman
sebayanya merupkan faktor lain yang mempengaruhi identitas. Remaja
ingin diterima, dibutuhkan, diingikan, dan dimilki oleh kelompoknya.
C. Faktor Presipitasi
1. Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi
dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi
konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor yang dapat
mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan pengobatan.
2. Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran.
a. Transisi perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan
dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilakukan
inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-
beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.

b. Transisi situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi
merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang
berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
c. Transisi sehat sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap
sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan
gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran
diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh
faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman perilaku.
D. Tanda dan Gejala
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
E. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel
pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan gejala :
1. Data Subyektif :
a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan / pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain

2. Data Obyektif :
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara.
(Budi Anna Keliat, 2001)
III. POHON MASALAH
A. Pohon masalah

Isolasi sosial menarik diri


Gangguan Konsep Diri : : Core problem
HDR

Tidak Efektifnya Koping


Individu
B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
No. Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif
1. Masalah utama :  Mengungkapkan  Merusak diri
Gangguan konsep diri ingin diakui jati sendiri, Merusak
: harga diri rendah dirinya. orang lain, Ekspresi
 Mengungkapkan malu,
tidak ada lagi yang  Menarik diri dari
peduli. hubungan social,
 Mengungkapkan  Tampak mudah
tidak bisa apa-apa. tersinggung.
 Mengungkapkan  Tidak mau makan
dirinya tidak dan tidak tidur
berguna.
 Mengkritik diri
sendiri.
 Perasaan tidak
mampu.
2. Mk : Penyebab tidak  Mengungkapkan  Tampak
efektifnya koping ketidakmampuan ketergantungan
individu dan meminta terhadap orang lain
bantuan orang lain.  Tampak sedih dan
 Mengungkapkan tidak melakukan
malu dan tidak bisa aktivitas yang
ketika diajak seharusnya dapat
melakukan sesuatu. dilakukan
 Mengungkapkan  Wajah tampak
tidak berdaya dan murung
tidak ingin hidup
lagi.
3. Mk : Akibat isolasi  Mengungkapkan  Ekspresi wajah
sosial menarik diri enggan bicara kosong tidak ada
dengan orang lain kontak mata ketika
 Klien mengatakan diajak bicara
malu bertemu dan  Suara pelan dan
berhadapan dengan tidak jelas.
orang lain.  Hanya memberi
jawaban singkat
(ya/tidak)
 Menghindar ketika
didekati
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Gangguan konsep diri : HDR
B. Tidak efektifnya koping individu
C. Isolasi sosial : menarik diri
V. RENCANA TINDAKAN
A. Harga Diri Rendah
1. Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC
a. Body Image, disiturbed
b. Coping, ineffective
c. Personal identity, disturbed
d. Health behavior, risk
e. Self esteem situasional, low
Kriteria Hasil :
a. Adaptasi terhadap ketunadayaan fisik : respon adaptif klien terhadap
tantangan fungsional penting akibat ketunadayaan fisik
b. Resolusi berduka : penyesuaian dengan kehilangan aktual atau
kehilangan yang akan terjadi
c. Penyesuaian psikososial : perubahan hidup : respon psikososial adaptiv
individu terhadap perubahan bermakna dalam hidup
d. Menunjukkan Penilaian pribadi tentang harga diri
e. Mengungkapkan penerimaan diri
f. Komunikasi terbuka
g. Mengatakan optimisme tentang masa depan
h. Menggunakan strategi koping efektif
2. Intervensi Keperawatan
NIC : Self Esteem Enhancement
a. Tunjukan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien untuk
mengatasi situasi
b. Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
c. Ajarkan keterampilan perilaku yang positif melalui bermain peran,
model peran, diskusi
d. Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika diperlukan
e. Buat statement positif terhadap pasien
f. Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negative
g. Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
h. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri sendiri
i. Kolaborasi dengan sumber-sumber lain (petugas dinas social, perawat
spesialis klinis, dan layanan keagamaan)
NIC : Counseling
Menggunakan proses pertolongan interakftif yang berfokus pada
kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat untuk
meningkatkan atau mendukung koping pemecahan masalah
NIC : Coping Enhancement
Body Image enhancement
B. Tidak efektifnya koping individu
Tujuan dan Kriteria Hasil :
NOC
a. Decision making
b. Role inhasmet
c. Sosial support
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi pola koping yang efektif
b. MengUngkapkan secara verbal tentang kopIng yang efektif
c. Mengatakan penurunan stres
d. Klien mengatakan telah menerima tentang keadaannya
e. Mampu mengidentifikasi strategi tentang koping
Intervensi Keperawatan :
NIC
Dicision making
a. Menginformasikan pasien alternatif atau solusi lain penanganan
b. Memfasilitasi pasien untuk membuat keputusan
c. Bantu pasien mengidentifikasi, keuntungan, kerugian dari keadaan
Role inhancemet
a. Bantu pasien untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan
b. Bantu pasien identifikasi strategi positif untuk mengatur pola nilai yang
dimiliki
Coping enhancement
a. Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang
realistis
b. Gunakan pendekatan tenang dan menyakinkan
c. Hindari pengambilan keputusan pada saat pasien berada dalam stress berat
d. Berikan informasi actual yang terkait dengan diagnosis, terapi dan
prognosis
Anticipatory Guidance
C. Isolasi sosial menarik diri
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC
a. Social interaction skills
b. Stress level
c. Sosial support
d. Post-Trauma Syndrome
Kriteria Hasil :
a. Iklim sosial keluarga : lingkungan yang mendukung yang bercirikan
hubungan dan tujuan anggota keluarga
b. Partisipasi waktu luang : menggunakan aktivitas yang menarik,
menyenangkan, dan menenangkan untuk meningkat kesejahteraan
c. Keseimbangan pada perasaan : mampu menyesuaikan terhadap emosi
sebagai respon terhadap keadaan tertentu
d. Keparahan kesepian : mengendalikan keparahan respon emosi, sosial atau
eksistensi terhadap isolasi.
e. Penyesuaian yang tepat terhadap tekanan emosi sebagai respon terhadap
keadaan tertentu
f. Tingkat persepsi positif tentang status kesehatan dan status hidup individu
g. Partisipasi dalam bermain, penggunaan aktivitas oleh anak usia 1-11 tahun
untuk meningkatkan kesenangan, hiburan, dan perkembangan
h. Meningkatkan hubungan yang efektif dalam perilaku pribadi, Interaksi
sosial dengan orang, kelompok, atau organisasi
i. Ketersediaan dan peningkatakan pemberian aktual bantuan yang andal dari
orang lain
j. Mengungkapkan penurunan perasaan atau pengalaman diasingkan
Intervensi Keperawatan
NIC
Socialization enhacement
a. Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh keluarga, teman dan komunitas
b. Dukung hubungan dengan orang lain yang mempunyai minat dan tujuan
yang sama
c. Dorong melakukan aktivitas sosial dan komunitas
d. Berikan uji pembatasan interpersonal
e. Berikan umpan balik tentang peningkatan dalam perawatan dan
penampilan diri atau aktivitas lain
f. Hadapkan pasien pada hambatan penilaian, jika memungkinkan
g. Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan-jalan dan
bioskop
h. Fasilitasi pasien yang mempunyai penurunan sensory seperti penggunaan
kacamata dan alat pendengaran
i. Fasilitasi pasien untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan group kecil
j. Membantu pasien mengembangkan atau meningkatkan keterampilan sosial
interpersonal
k. Kurangi stigma isolasi dengan menghormati martabat pasien
l. Gali kekuatan dan kelemahan pasien dalam berinteraksi sosial
Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah Tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
b. Tindakan keperawatan :
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien. Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
1) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. Untuk
tindakan tersebut, saudara dapat :
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
2) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari pasien.
c) Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Untuk tindakan keperawatan
tersebut saudara dapat melakukan:
d) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
e) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
f) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien
g) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
h) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
i) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
j) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
k) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
l) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan.
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan konsep diri : harga diri rendah
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b. Pasien dapat menilai kamempuan yang dapat digunakan.
c. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
e. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih.
2. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien. Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat
b. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit, dirumah, dalam
keluarga, dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
c. Beri pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian negatif.
d. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan, untuk
tindakan tersebut saudara dapat
e. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini.
f. Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan pasien.
g. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.
h. Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan
dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari – hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dn kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari – hari pasien.
3) Melatih kemampuan yang dilatih pasien. Untuk melakukan tindakan
keperawatan tersebut saudara dapat
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih.
b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang dapat dilakukan.
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
d) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
dilatih. Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut
saudara dapat melakukan hal – hal sebagai berikut :
e) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencegah kegiatan yang
telah dilatih.
f) Beri pujian untuk kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari.
g) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan
h) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang tekah dilatih.
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KOMUNIKASI
KEPERAWATAN

Tanggal :
Interaksi ke :
Jam :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien :
DS : klien mengatakan malu dan minder dengan dirinya.

DO :klien tampak menyendiri


Bicara seperlunya
2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat menentukan nilai positif yang di miliki
Menilai kemampuan yang di miliki yang dapat dilakukan di RSJ.
4. Tidakan Keperawatan :

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 1 PASIEN : Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit, dirumah, dalam keluarga, dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien, memantu pasien menilai
kemampuan yang masih dapat dilakukkan, membantu pasien memilih atau menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Assalamualaikum,

b. Evaluasi dan validasi :


Bagaimana keadaan hari ini ? anda terlihat segar” “bagaiman kalau kita
bercakap – cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah anda
lakukan ? setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat anda
lakukan dirumah sakit.
c. Kontrak :
Setelah kita nilai kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih.” “dimana kita
duduk ? bagaiman kalau diruang tamu ? berapa lama ? bagaimana kalau 20
menit ?.”
2. Kerja :
“apa saja kemampuan yang kegiatan rumah tangga yang dimiliki? Bagus,
apalagi ? saya buat daftarnya ya, apa kegiatan rumah tangga yang biasa anda
lakukan ? bagaimana dengan merapikan kamar ? menyapu ? mencuci piring ?.”
“wah bagus sekali ada lima kempuan dan kegiatan yang anda miliki.” “dari lima
kegiatan atau kemampua ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan dirumah
sakit ? coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.............sampai ke lima
( misal ada 3 yang masih bisa dilakukan ) bagus sekali ada 3 yang masih bisa
dikerjakan dirumah sakit ini.” “sekarang coba anda pilih 1 kegiatan yang masih
bisa dikerjakan dirumah sakit ini.” “O yang nomer 1, merapikan tempat tidur
anda, mari kita lihat tempat tidur anda, coba lihat sudah rapih kah tempat
tidurnya ?.” “nah kalau kita merapikan tempat tidur, mari kita puindahkan bantal
dan selimutnya. Bagus, sekarang kita angkat sprei nya dan kasurnya kita balik.
Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas ya, bagus.
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan,
sekarang ambil bantal, rapih kan, dan letakkan disebelah atas atau kepala. Mari
kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawa atau kaki, bagus.” “anda sudah bisa
merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakan dengan
sebelum dirapikan ? bagus.” “coba anda lakukan dan jangan lupa beri tanda
MMM ( mandiri ) kalau anda lakukan tanpa disuruh, tulis B ( Bantuan ) jika
diingatkan nbisa melakukan, dan T ( tidak ) apabila tidak melakukan.”

3. Terminasi :
a. Evaluasi Respon :
Subyektif :
“Bagaimana perasaan anda setelah kita bercakap – cakap dan latihan
merapikan tempat tidur ? Obyektif :

b. Rencana Tindak Lanjut :


“Ya anda ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
dirumah sakit ini. Salah satunya merapikan tempat tidur yang sudah ana
praktekan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga
setelah pulang.” “sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian anda.
Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur ? bagus, 2 kali yaitu pagi –
pagi jam berapa ? lalu sehabis istirahat jam berap ?”

c. Kontrak yang akan datang :


“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang ke dua anda masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapikan
tempat tidur ? ya bagus, cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan
mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur diruangan ini sehabis makan
pagi sampai jumpa, Wassalamualaikum.”
C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Teknik komunikasi Terapeutik yang digunakan :
a. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti
b. Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
2. Sikap komunikasi terapeutik yang digunakan :
a. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
b. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
c. Mempertahankan jarak terapeutik
SP 2 & 3 PASIEN : melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
”assalamualaikum
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan anda pagi hari ini ? wah nampak cerah.” “bagaimana,
sudah merapikan tempat tidur sore kemarin atau tadi pagi ? ( kalau sudah
dilakakukan, kalau belum bantu lagi )
c. Kontrak :
“Sekarang kita akan latian kemampuan ke dua. Masih ingat apa kegiatan itu ?”
“ya benar kita akan latian mencucic piring didapur ruangan ini.” “waktunya
sekitar 15 menit mari kita ke dapur.”
2. Kerja
“Sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya yaitu sabut
untuk membersihkan piring, sabun cuci untuk mencuci piring, dan air untuk
membilas, bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk mebuang sisa makanan.” “sekarang saya perlihatkan
dulu caranya ya. Setelah semua perlengkapan tersedia ambil 1 piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah, kemudian
bersihkan piring tersebut menggunakan sabut yang sudah diberikan sabun pencuci
piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun
sedikitpun di piring tersebut. setelah itu, keringkan piring yang sudah bersih tadi di
rak yang sudah disediakan di dapur. Nah selesai........ sekarang coba anda lakukan.”
“bagus sekali anda dapat mempraktekan cuci piring dengan baik, sekarang di lap
tangannya.”
3. Terminasi
a. Evaluasi Respon :
Subyektif :
“Bagaimana perasaan anda setelah cuci piring ?.”
“Bagaimana dengan kegiatan mencuci pirirng ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari – hari ?, mau berapa kali anda mau mencuci piring ? bagus sekali anda
mencuci piring 3 kali setelah makan.”
b. Rencana Tindak Lanjut :
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ke 3, setelah merapikan tempat
tidur dan cuci piring masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan
latihan mengepel.”
c. Kontrak yang akan datang :
“Mau jam berapa ? sama dengan sekarang ? sampai jumpa”
D. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
2. Teknik komunikasi Terapeutik yang digunakan :
c. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti
d. Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
3. Sikap komunikasi terapeutik yang digunakan :
d. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
e. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
f. Mempertahankan jarak terapeutik

Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan


dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.
1. Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah dirumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
2) Keluarga mamfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien.
3) Keluarga memotifasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien ( jelaskan
kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien )
2) Jelaskan pada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kempuaannya.
4) Jelaskan cara – cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah.
6) Beri kesempatan kepada keluarga unyuk mempraktekan cara merawat pasien
dengan hraga diri rendah yang telah perawat demontrasikan sebelumnya.
7) Bantu keluarga menyusun renca kegiatan pasien dirimah.
Sp 1 keluarga : mendiskusikan masalah yang terjadi masalah yang dihadapi
kelurga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentng pengertian, tanda
dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan cara
merawat.
1. Orientasi :
“assalamu’alaikum “
“bagaimana keadaan bapak / ibu pagi ini ?”
“bagaimana kalau pagi ini kita bercakap – cakap tentang cara merawat T berapa
lama waktu bapak atau ibu ? 30 menit ? baik, mari duduk di ruangan wawancara!

2. Kerja :
‘’Apa yang bapak ibu ketahui tentang masalah T “
‘’Ya memang benar sekali pak/bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T , sering menyalahkan dirinya
dan mengatakan dirinya adalah orang yang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain,
anak bapak / ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran – pikiran yang selalu negatif terhadap dirinya sendiri. Bila
keadaan T ini terus menerus seoerti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat
lagi, misalnya T jadi malu bertemu orang lain dan memilih mengurung diri .”
sampai disini , bapak atau ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“bagus sekali bapak ibu sudah mengerti.“
“setelah kita mengerti bahwa masalah T apat menjadi masalah besar dan serius,
maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T “
“ bapak atau ibu, apa saja kemampuan yang dimili ? ya benar, dia mengatakan hal
yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T )’’
‘’T itu telah berlatih 2 kegiatan yaitu merapikan temoat tidur dan cuci piring serta
telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu bapak/ibu dapat mengingatkan
T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya bapak/ibu. Dan jangan lupa memberikan pujiannya agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda ceklis pada jadwal kegiatannya “.
‘’Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat dirumah, bapak/ibu tetap perlu
memantau perkembangan T. Jika masalah harga diri rendahnya mulai muncul dan
tidak tertangani lagi, bapak/ibu dapat membawa T ke puskesmas .”
‘’Nah bagaimana klau sekarang kita praktekan cara memberikan pujian kepada T’’
‘’Temuai T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
mengatakan : Bagus sekali T. Kamu sudah semakin terampil mencuci piring.’’
‘’Coba bapak/ibu praktekan sekarang. Bagus “
3. Terminasi :
‘’Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah percakapan kita ini?”
‘’Dapatkah bapak/ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaiman
cara merawatnya ? “
“ Bagus sekali bapak/ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali bapak/ib
kemari lakukan seperti itu. Nanti dirumah juga demikian”
“Bagaimana kalau kita bertemu 2 hari mendatang untuk latihan cara member
pujian langsung kepada T”
“Jam berapa bapak/ibu datang ?baik saya tunggu sampai jumpa”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara mempraktikan keluarga merawat pasien
dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
1. Orientasi :
“Assalaualikum, pak/ibu “
“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini ?”
“Bapak/ibu masih ingat latihan merawat anak bapak/ibu seperti yang kita pelajari
hari lalu?”
“Hari ini kita akan mempraktikan langsung kepada T “
“Waktunya 20 menit”
“Sekarang mari kita temui T”
2. Kerja
“Assalaualikum, T”
”Bagaimana perasaan T hari ini ?”
“Hari ini saya datang dengan orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya . Orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(Kemudia saudara berbicara kepada keluarga T sebagai berikut
”Nah pak/bu, sekarang bapak/ibu bisa mempraktikan yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian perkembangan anak/ibu.” (Saudara
mengobservasi keluarga cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada
pertemuan sebelumnya)
“Bagaimana perasaan T setelah berbincang engan orang tua T ?”
“Baiklah, sekaran saya dan orangta T keruang perawat dulu “
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
3. Terminasi ;
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah latihan tadi “
(( (( Mulai sekarang bapak/ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi pad
T )) ) (( ((3 hari lagi kita akan melakukan dengan cara merawat yang sidah kita
pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang pak/ibu.)) ))
“ Assalamualaikum “
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
1. Orientasi :
“Assalamualaijum pak/bu?”
“Karena hari ini T sudah boleh pulang, kita akan membicarakan jadwal T selama
dirumah “
“Berapa lamaa bapak/ibu punya waktu ?mari kita bicara dikantor “
2. Kerja :
“Pak/ibu ini jadwal kegiatab T selama dirumah sakit. Coba perhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan dirumah” Pak/bu jadwal yang telah dirawat dirumah
sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun meminum
obatnya.”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perilaku yang ditampilkan T selama
dirumah. Misalnya apabila T selalu menyalahkan dirinya dan berpikiran negativ
rerhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K dipuskesmas Indara Puri,
puskesmas terdejkta dari rumah bapak/ibu, ini nomor puskesmas teleponnya
xxxxxx.”
“Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T dirumah”
3. Terminasi:
“Bagaiamna pak/ibu ada yang belum jelas ?ini jadwal kegiatan harian S yang harus
dibawa pulang. Ini surat rujukannya untuk merawat K di pkm Indara Puri.Jangan
lupa kontrol ke pkm sebelum obat habis atau ada gejala yang tampaj silahkan
silahkan administrasinya .”
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Keliat, B.A., & Akemat.(2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta.
EGC
Notoatmodjo ,s. (2010) Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku :Jakarta
Rineka Cipta

Townsend ,M.C.(2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concept Of Care in


Evidence-Based Practice. 6th ed. Philadelphia:F.A. Davis Company

Fitria Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta:
Salemba Medika.

Herdman, T.H. 2012. International Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.


Jakarta: EGC.

Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(basic course).


Buku Kedokteran. Jakarta: EGC

Kusumawati, F. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson A. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran : EGC

Anda mungkin juga menyukai