relatif luas. Iklim suatu tempat diketahui dari data rata-rata cuaca tahunan seperti kelembaban
udara, suhu, pola angin dan curah hujan minimal 10-30 tahun.
Selain cuaca indikasi lain yang dapat dijadikan sebagai penentu tipe iklim di suatu
wilayah adalah vegetasi alam atau tumbuh-tumbuhan yang mendominasi suatu daerah, misalnya
hutan hujan tropis , hutan gugur ), atau hutan berdaun jarum Dan secara garis besar iklim di
suatu tempat dapat terbentuk karena adanya dua hal yang mempengaruhi, yaitu:
Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isotherm di bumi
bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang
selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah
tropis kering yang meliputi stepa, savanna kering dan daerah tropis lembab yang meliputi hutan
hujan tropis daerah-daerah dengan musim basah dan savanna lembab.
Indonesia sendiri termasuk dalam iklim tropis basah atau daerah hangat lembab yang ditandai
dengan:
· Kelembaban rendah
· Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung (cepat dingin bila
dibandingkan tanah basah/lembab).
· Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik sudah habis. Pada siang hari
radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi tertinggi pukul 15.00. Sering terjadi badai angin pasir karena
dataran yang luas.
· Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena perubahan suhu yang tiba-tiba
drastis.
1. Letaknya di bagian bumi antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan.
2. Suhu udara rata-rata tinggi hal ini disebabkan karena matahari selau vertikal, umumnya
suhu udara antara 20-30°C bahkan dapat mencapai 30°C di beberapa tempat untuk
wilayah dengan iklim tropis basah
3. Namun suhu udaranya normal tanpa pergantian suhu yang terlalu ekstrim.
4. Amplitudo suhu rata-rata tahunannya kecil, pada wilayah khatulistiwa mencapai 1-5°C,
namun amplitude hariannya lebih besar.
5. Tekanan udara pada wilayah dengan iklim tropis cenderung rendah dan perubahannya
secara perlahan juga beraturan.
- Atap
Atap menggunakan bagian perut bambu, potongan bambu dengan ujung runcing.
Ini merupakan unsur arsitektur tropis karena sudut atap
±40˚
untuk memudahkan aliran air hujan, dan atap sirap bambu tidak mudah berlumut
dan akhirnya lapuk.
- Dinding
Bagian badan bangunan, menggunakan penutup dari bambu yang sudah dibelah,
lalu dianyam. material bambu yang sudah dibelah ± 5cm lalu di anyam, namun
tidak dirapatkan agar udara tetap dapat masuk dan bersirkulasi kedalam bangunan
tersebut. Cahaya matahari juga dapat masuk melalui celah-celah bambu yang
sengaja dianyam tidak terlalu rapat
Atapnya menyerupai gelombang (ombak) dan dijadikan sebuah taman yang sangat indah,
semakin mempertegas keberadaannya di dekat laut. Hampir seluruh atapnya ditutup
dengan panel tipis photovoltaic yang fleksibel, sebagai sumber energi yang cukup untuk
bangunan sehingga terasa sangat nyaman.