Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan ...............................................................................................

1.4 Bahan Dan Metode .............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

2.1 tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ..........................................

2.2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ...........

2.3 objek pengamatan ...............................................................................................

2.4 hipotesis sementara ..............................................................................................

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................

3.1 data hasil pengamatan .........................................................................................

3.2 pembahasan hasil pengamatan ............................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................

3.2 Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara agraris yang begitu melimpah akan kekayaan alam dengan
kondisi iklim yang sangat mendukung bagi pengembangan budidaya tanaman. Namun demikian, petani
juga menyadari bahwa kondisi iklim dan cara bercocok tanam saja belum menjadi jaminan bahwa
tanaman dapat berproduksi secara optimal dan kegiatan usaha tani yang dilakukan akan berhasil. Bagi
petani sebagai langkah awal di dalam usaha pembudidayaan tanaman perlu adanya penyiapan benih
dengan kualitas yang baik. Wacana tentang kualitas benih berkaitan erat dengan viabilitas dan vigor
benih (Lesilolo et al., 2013).

Benih yang bermutu akan menghasilkan tanaman yang bermutu pula. Mutu benih mencakup
mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik. Mutu genetis ditentukan oleh derajat kemurnian genetis
sedangkan mutu fisiologis ditentukan oleh laju kemunduran dan vigor benih (Ichsan, 2006). Mutu fisik
ditentukan oleh kebersihan fisik (Sadjad, 1999). Dari kondisi sumber benih yang telah terseleksi atau
teruji mutunya dimungkinkan dapat menghasilkan produktivitas yang bagus (Nurhasybi et al., 2006).

Pengujian kualitas benih sangat penting karena dengan terujinya kualitas benih dapat memberikan
jaminan kepada petani dan masyarakat untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang baik sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tentunya dapat menghindari petani dari berbagai kerugian
yang ditimbulkan (Lesilolo et al., 2013).

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-
hari sebagai sumber mineral dan protein yang tinggi. Bagian yang paling bernilai ekonomi dari kacang
hijau adalah bijinya. Biji kacang hijau banyak digunakan oleh manusia sebagai bahan pangan. Salah satu
contoh makanan yang berasal dari biji kacang hijau yang sering dikonsumsi di kawasan Asia adalah
tauge. Tauge adalah bahan sayur-sayuran hasil dari pertumbuhan dan perkembangan biji menjadi
tumbuhan baru yang disebut kecambah.

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta
jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif
(dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan
pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh,

2
pertambahan tinggi batang dan jumlah daun. Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke
bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat
dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan. Perkecambahan
merupakan proses awal yang penting untuk kehidupan tanaman. Proses tersebut dimulai dengan
penyerapan air oleh biji. Biji menyerap air dari lingkungan di sekelilingnya, baik melalui tanah maupun
dari udara. Penyerapan air melalui udara bisa dalam bentuk uap air ataupun embun. Akibat penyerapan
air, ukuran biji membesar dan menjadi lunak. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
saling berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan.
Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis. Salah satu faktor
internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah hormon. sedangkan
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya dan media tanam.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 bagaimana pengaruh cahaya dan media tanam pada perkecambahan tanaman
kacang hijau

1.3 Tujuan Penelitian

Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya dan media tanam pada daya
perkecambahan.

1.4 Bahan Dan Metode

1.4.1 Alat Dan Bahan

Penelitian ini menggunakan alat wadah cawan petri yang diganti menjadi wadah tempat
makan plastik, menggunakan media tisu sebagai pengganti tanah, menggunakan penggaris.
Dan menggunakan bahan utama biji kacang hijau, air, dan cahaya.

1.4.2 Metode Pengujian

Metode pengujian dilakukan dengan dua cara yang berbeda yaitu,

a) Uji diatas kertas

3
Metode ini digunakan untuk benih berukuran kecil yang membutuhkan cahaya bagi
perkecambahannya. Tahapannya adalah :

i. Media tanam yang berupa tisu (3-4 lembar) diletakkan pada wadah makanan plastik
ii. Tambahkan air pada media tanam, biarkan sampai meresap dan air yang berlebihan
dibuang.
iii. Sebanyak 20 butih benih diletakan di atas lembaran media dengan menggunakan
pinset.
iv. Inkubasi sampai benih berkecambah secara normal
v. Amati jumlah benih yang tumbuh secara normal dan hitung daya kecambah benih

b) Uji antar kertas

Metode ini menggunakan benih yang membutuhkan kondisi gelap bagi perkecambahannya.
Tahapannya adalah :

i. Media tanam yang berupa tisu (3-4 lembar) diletakkan pada wadah makanan plastik
ii. Tambahkan air pada media tanam, biarkan sampai meresap dan air yang berlebihan
dibuang.
iii. Sebanyak 20 butih benih diletakan di atas lembaran media dengan menggunakan
pinset.
iv. Benih yang sudah di letakkan di wadah kemudian di tutupi selembar tisu yang telah
di basah
v. Tutup wadah menggunakan kertas bufallo kemudian letakkan di tempat yang gelap
vi. Inkubasi sampai benih berkecambah secara normal
vii. Amati jumlah benih yang tumbuh secara normal dan hitung daya kecambah benih

Perhitungan daya perkecambahan benih dapat di nilai menggunkan rumus presentase


perkecambahan dan rumus laju perkecambahan sebagai berikut.

Presentase perkecambahan.

jumlah kecambah normal


Presentase perkecambahan = 𝑥 100%
jumlah benih biji

Laju perkembangan

N1 T1+N2T2+⋯……..NXTX
Laju perkembangan = Jumlah total perkecambahan 𝑥 100%

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.


Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di
dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga
(kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).

A. Perkecambahan

Pada tanaman kacang hijau, bentuk perkecambahannya yaitu Perkecambahan Epigeal. Ciri
Perkecambahan ini adalah terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi
pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji
tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri). Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan
daun.

B. Pertumbuhan

tumbuhan mengalami pertumbuhan primer dan sekunder. Pertumbuhan primer yaitu,


pertumbuhan karena aktifitas meristem apical yang menyebabkan pemanjangan akar dan batang. Dan
pertumbuhan sekunder yaitu, Pertumbuhan yang terjadi akibat aktifitas pembelahan mitosisi pada
jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar.

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

1. Faktor Internal

1) Faktor Intraseluler/Genetis

Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga
berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang
merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat
mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.

5
2) Faktor Interseluler/Fisiologi

Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator
pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut
fitohormon. Hormon itu diantaranya adalah

a. Auksin, berfungsi untuk merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem,
mencegah rontoknya daun, bunga dan buah, merangsang pembentukan buah dan bunga, memacu
pembentangan dan pembelahan sel, merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman, membantu
pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar,
merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. jika tunas
ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh, dan memelihara elastisitas dinding sel.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya
auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih
panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena
itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g. Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan
jaringan.

2. Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)

1) Air, Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia
dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.
2) Cahaya, Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan
klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya
tumbuhan mengalami etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran
(panjang hari).Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
 Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam
sehari.

6
 Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14
– 16 jam) sehari.
 Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari. mawar, kapas, mentimun dan tomat.
3) Kelembapan, Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam
tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman
4) Nutrien, zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion.
Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen
sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh
tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas, makronukrien (unsur makro/butuh dalam jumlah
banyak). Misalnya : kekurangan N dapat menyebabkan daun pucat, klorosis/menguning dan gugur). Dan
mikronutrien (unsur mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya kekurangan Cl dapat menyebakan
tumbuhan menjadi layu.
5) Suhu, Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu
optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya
tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
6) Oksigen, Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan,
terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan
kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat
mengalami kematian.
7) pH medium (Tingkat keasaman), Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-
unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia
adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.

2.4 Objek Penelitian (Kacang Hijau)

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60 hari).
Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan,
tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

7
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L.

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm,
tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna
batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan
letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau
muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang
serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara
6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna
hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Di dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan,
antara lain : Protein (memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang). Vitamin
B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan
protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan
sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan
yang berguna bagi tubuh.

2.5. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan biji kacang hijau
yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda.
Tumbuhan di tempat gelap akan lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat
terang/bercahaya. Namun, memiliki perbedaan morfologi, meliputi : keadaan akar, batang dan daun
tumbuhan kacang hijau.

8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

TERANG Ukuran rata-rata perkecambahan GELAP Ukuran rata-rata perkecambahan


(cm) (cm)

H+1 1 cm H+1 1,8 cm

H+2 1,3 cm H+2 4 cm

H+5 1,8 cm H+5 13 cm

H+6 2 cm H+6 18 cm

9
jumlah kecambah normal
Presentase perkecambahan = 𝑥 100%
jumlah benih biji

20
= 𝑥 100%
20

=100%

N1 T1+N2T2+⋯……..NXTX
Laju perkembangan = 𝑥 100%
waktu tertentu

3.2 Pembahasan Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan


pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dari hari ke hari. hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh cahaya matahari akan tumbuh optimal karena
hormon auksin bekerja dengan baik. Hormon auksin adalah hormon pada tumbuhan yang
berperan merangsang pembelahan sel dan pengembangan sel yang bersifat menjauhi cahaya.
Hormon auksin dapat bekerja maksimal pada tempat yang berkosentrasi rendah yaitu ruang
yang gelap dan cahaya matahari yang tidak terlalu banyak. Hormon auksin dapat menghambat
pertumbuhan tanaman apabila berada pada daerah dengan konsentrasi tinggi dan auksin dapat
rusak. Hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke arah datangnya sinar bila diletakkan
mendatar, karena bagian yang tidak terkena sinar pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang
terkena sinar, akibatnya batang melengkung ke arah datangnya sinar.
Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel memperlihatkan bahwa auksin dapat
menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan
pengurangan tekanan pada dinding-dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan
plas-tisitas, mengembangnya dinding sel. Dalam hal ini, auksin bertanggung jawab untuk rilis
proton (dengan mengaktifkan pompa proton), yang menurunkan pH dalam sel-sel pada sisi
gelap dari tanaman. Ini pengasaman daerah dinding sel mengaktifkan enzim yang dikenal
sebagai expansins yang memutuskan ikatan dalam struktur dinding sel, membuat dinding sel
kurang kaku. Selain itu, lingkungan asam menyebabkan gangguan ikatan hidrogen dalam
selulosa yang membentuk dinding sel. Penurunan kekuatan dinding sel menyebabkan sel
membengkak, mengerahkan tekanan mekanik yang mendorong gerakan fototropisme.
Peran cahaya mengakibatkan adanya warna daun yang kuning pucat pada kecambah
yang tidak terkena sinar matahari, sedangkan kecambah yang terkena sinar matahari berwarna
hijau segar. Hal ini disebabkan karena Selama proses perkecambahan biji akan menggunakan
energi dari kotiledon yang berisi cadangan makanan hingga bisa menghasilkan energi sendiri.
Dalam hal ini tumbuhan membutuhkan cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis. Jika
tidak terdapat cahaya (seperti pada perlakuan) maka tumbuhan hanya mengambil energi dari
kotiledon yang jumlahnya terbatas. Selain itu karena tidak ada cahaya maka tumbuhan tidak
membentuk klorofil secara sempurna sehingga warna batang dan daun juga tidak hijau karena
tidak ada klorofil, melainkan warnanya menjadi kuning. Ketika cadangan makanan pada

10
kotiledon habis maka tanaman ini akan mati. Pada kecambah yang berdaun hijau ini
menunjukkan bahwa tanaman dapat melakukan proses fotosintesis sehingga metabolisme
energinya berjalan dengan baik.
Tanaman yang berada ada keadaan tertutup kertas bufalo secara penuh ini mengalami
etiolasi yaitu dimana tanaman mengalami pertumbuhan yang sangat cepat karena diletakkan
ditempat gelap dan tidak terkena sinar matahari, hormon auksin akan bekerja dengan baik tetapi
pertumbuhan yang dialami akan mengakibatkan batang tidak kokoh, daun yang menguning
akibat tidak terjadi fotosintesis sehingga kloroplas mengalami etioplas, keadaan ini dapat
dikembalikan pada keadaan normal dimana tumbuhan dipindahkan pada tempat yang terkena
sinar matahari,hal ini disebut dengan De-etiolasi.
Pada percobaan uji daya perkecambahan ini kacang hijau yang diletakkan di bawah
cahaya dan di tempat gelap atau ditutup kertas buffalo mengalami pertumbuhan yang berbeda
karena faktor eksternal dan internal, akan tetapi dari presentase perkecambahan didapat hasil
yang sama yaitu 100%. Untuk parameter laju perkecambahan

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanaman yang tertutup kertas bufallo mengalami proses Etiolasi yaitu, dimana tanaman
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat karena diletakkan ditempat gelap dan tidak terkena
sinar matahari, hormon auksin akan bekerja dengan baik tetapi pertumbuhan yang dialami akan
mengakibatkan batang tidak kokoh, daun yang menguning akibat tidak terjadi fotosintesis. Dan
hasil uji daya kecambah dapat dikatakan berhasil karena 20 biji kecambah yang di tanam semua
mengalami pertumbuhan baik di bawah cahaya maupun tidak.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Mayer AM & Mayber AP 1982. The Germination of Seeds . Pergamon Press. New York. 192

Leisolo, M.K., Riry, J., Matatula, E. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa
Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal Agrologia 2 (1): 1-9.

Prawiranata, W. dkk. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bogor: Departemen Botani


Fakultas Pertanian IPB (1991)

Sadjad, S., Muniarti, E., Ilyas, S. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari Komperatif ke
Simulatif. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Widyastuti, N. dan D. Tjokrokusumo. Peranan beberapa zat pengatur tumbuh (zpt) tanaman
pada kultur in vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Jakarta. (2007) 3
(5):55-63.

W Solymosi, Katalin. Etiolation Symptoms In Sunflower (Helianthus Annuus) Cotyledons


Partially Covered By The Pericarp Of The Achene. Department of Plant Anatomy,
Eo¨tvo¨s University, Pa´zma´ny P. s. 1/c, Budapest, H-1117 Hungary Department
of Plant Anatomy, Eo¨tvo¨s University, Pa´zma´ny P. s. 1/c, Budapest, H-1117
Hungary. Annals of Botany 99: 857–867, 2007.

12
13

Anda mungkin juga menyukai