Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS

GAGAL GINJAL KRONIK

Dosen Pembimbing :

Yusnita Yusfik.SKM.MKM

Di susun oleh :
kelompok 3
1. Ahmad ( 191030100474)

2. Ahmad sudika sanusi (191030100338)

3. Ghina sidqiyah suda (191030100338)

4. Linda marlina (191030100367)

5. Nike sapriana (191030100328)

6. Rani safthia ( 191030100369)

7. Sulaiman (191030100326)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA


2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. I

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3

2.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik ...................................................................................... 3

2.2 Etiologi ........................................................................................................................ 3

2.3 Manifestasi Klinis ....................................................................................................... 4

2.4 Patofisiologi ................................................................................................................ 5

2.5 Pathway ....................................................................................................................... 6

2.6 Komplikasi .................................................................................................................. 7

2.7 pemeriksaan Penunjang ............................................................................................... 7

2.8 Penatalaksanaan .......................................................................................................... 8

BAB 3 TINJAUAN KASUS ..................................................................................................... 9

3.1 Kasus ......................................................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Pengkajian ................................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB 4 ...................................................................................................................................... 31

i
PENUTUP................................................................................................................................ 31

4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 31

4.2 Saran .......................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 32

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), antara tahun 1995-2025 diperkirakan
akan terjadi peningkatan pasien dengan penyakit ginjal 41,4% di Indonesia. Prevalensi
anemia pada pasien GGK menurut World Health Organizatin (WHO) adalah 84,5%
dengan prevalensi pada pasien dialysis kronis menjadi 100% dan 73% pada pasien
pradialisis. Pada tahun (2006), di Amerika serikat penyakit ginjal kronik menempati
urutan ke-9 sebagai penyebab kematian paling banyak.
Ketidakmampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya menyebabkan terjadinya
akumulasi produk sisa metabolisme dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang akan mempengaruhi keseimbangan seluruh sistem tubuh. Banyak pasien
hemodialisis dihadapkan pada problem kesehatan yang berhubungan dengan gagal ginjal
kronik, salah satu dan mayoritas problem
tersebut adalah anemia, yang berkembang sejak awal pasien terkena gagal ginjal kronik
dan berkontribusi pada penurunan kualitas hidup pasien.
Langkah awal yang akan dilakukan untuk menghadapi berbagai masalah yang
terjadi yaitu dengan meningkatkan pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik.
Pemberian suplemen zat besi baik secara oral maupun intravena akan membantu
meningkatkan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik.

2. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari gagal ginjal kronik?


b. Apa saja etiologi dari gagal ginjal kronik?

1
c. Apa saja manifestasi klinis dari gagal ginjal kronik?
d. Bagaimana patofisiologi dari gagal ginjal kronik?
e. Bagaiamana pathway dari gagal ginjal kronik?
f. Apa saja komplikasi dari gagal ginjal kronik?
g. Apa saja pemeriksaan penunjang dari gagal ginjal kronik?
h. Apa saja penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik?
i. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronik?

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik


b. Untuk mengetahui etiologi dari gagal ginjal kronik
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari gagal ginjal kronik
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari gagal ginjal kronik
e. Untuk mengetahui pathway dari gagal ginjal kronik
f. Untuk mengetahui komplikasi dari gagal ginjal kronik
g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari gagal ginjal kronik
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronik

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif yang berakir fatal
pada uremia (kelebihan urea dalam darah). (Nettina, 2002:185). Gagal Ginjal Kronik
merupakan penurunan fungsi ginjal yang menahun irreversible serta cukup lanjut (silvia A
Price, 1999:812).
Gagal Ginjal Kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana keseimbangan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit menyebabkan uremia. (Brunner dan Suddarth, 2002: 448)
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) di dalam darah
(Muttaqin Arif, 2012 ; 166).

2. Etiologi

Menurut (Bilotta, 2012) etiologi gagal ginjal kronik yaitu :


a. Penyakit glomerulus kronis
b. Infeksi kronis seperti pielonefritis kronis
c. Anomali kongenital seperti penyakit ginjal polikstik
d. Penyakit vaskuler
e. Proses obstruktif seperti batu ginjal
f. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus sistemik
g. Agens nefrotoksik
h. Penyakit endokrin
i. Hipertensi
j. Diabetes melitus

3
3. Manifestasi Klinis

Menurut Suyono (2001) manifestasi klinis gagal ginjal kronis adalah sebagai
berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal
jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam
usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas
bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning feet
syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati (
kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan
urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrin
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguanmenstruasi dan
aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga
rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat
berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi
gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

4
4. Patofisiologi

Gagal ginjal merupakan sebuah fenomena kehilangan secara bertahap fungsi dari
nefron. Kerusakan nefron merangsang kompensasi nefron yang masih utuh untuk
mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit. Mekanisme adaptasi pertama adalah
dengan cara hipertrofi dari nefron yang masih utuh untuk meningkatkan kecepatan filtrasi,
beban solut dan reabsorpsi tubulus. Apabila 75 % massa nefron sudah hancur maka kecepatan
filtrasi dan beban solute untuk tiap nefron sangat tinggi sehingga keseimbangan glomerolus
dan tubulus tidak dapat dipertahankan. Terjadi ketidakseimbangan antara filtrasi dan
reabsorpsi disertai dengan hilangnya kemampuan pemekatan urin.
Perjalanan gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3 stadium, yaitu :
a. Stadium I
Stadium pertama merupakan sebuah proses penurunan cadangan ginjal.
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan pasien
asimptomatik.
b. Stadium II
Tahap ini merupakan insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75% jaringan yang
berfungsi telah rusak dan GFR (Glomerulus Filtration Rate) besarnya hanya
25% dari normal. Kadar BUN mulai meningkat tergantung dari kadar protein
dalam diet. Kadar kreatinin serum juga mulai meningkat disertai dengan
nokturia dan poliuria sebagai akibat dari kegagalan pemekatan urin.
c. Stadium III
Stadium ini merupakan stadium akhir dimana 90 % dari massa nefron telah
hacur atau hanya tinggal 200.000 nefron saja yang masih utuh. GFR
(Glomerulus Filtration Rate) hanya 10 % dari keadaan normal. Kreatinin
serum dan BUN akan meningkat. Klien akan mulai merasakan gejala yang
lebih parah karena ginjal tidak lagi dapat mempertahankan homeostasis cairan
dan elektrolit dalam tubuh. Urin menjadi isoosmotik dengan plasma dan pasien
menjadi oligurik dengan haluaran urin kurang dari 500 cc/hari.

5
5. Pathway

6
6. Komplikasi

Menurut (Bilotta, 2012) komplikasi gagal ginjal kronik yaitu :


a. anemia
b. neuropati perifer
c. gangguan lipid
d. disfungsi trombosit
e. edema paru’
f. ketidakseimbangan elektrolit
g. disfungsi seksual

7. pemeriksaan Penunjang

Menurut (Doengoes, 2000:628) pada pasien Gagal Ginjal Kronik di lakukan


pemeriksaan, yaitu :
1. Kreatinin plasma meningkat, karena penurunan laju filtrasi glomerulus.
2. Natrium serum rendah / normal.
3. Kalium dan fosfat meningkat.
4. Hematokrit menurun pada animia Hb : biasanya kurang dari 7-8 gr/dl.
5. GDA : PH : penurunan asidosis matabolik (kurang dari 7,2).
6. USG ginjal.
7. Pielogram retrograde.
8. Arteriogram ginjal.
9. Sistouretrogram.
10. EKG.
11. Foto rontgen.
12. SDM waktu hidup menurun pada defisit eritopoetin.
13. Urine :
Volume : oliguria, anuria
Warna : keruh.
Sedimen : kotor, kecoklatan.
BD : kurang dari 1,0125.
Klerin kreatinin menurun.
Natrium : lebih besar atau sama dengan 40 m Eq/L.
Protein : proteinuria.

7
8. Penatalaksanaan

a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis yang bisa
dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori
Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan
mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk
mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal

8
BAB 3

TINJAUAN KASUS

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA

a. Identitas kepala keluarga

 Nama : Bp. S
 Umur : 49 Tahun
 Alamat : Gang mandor RT 002/011 Ciputat, Tangsel Banten 15411
 Pekerjaan : Pegawai Swasta
 Pendidikan : SMP
 Agama : Islam

b. Komposisi keluarga :
Tabel.1 Komposisi anggota keluarga “Bp.S” khususnya “Ibu.Y” dengan GGK.

Hubungan Pendidikan
No. Nama L/P Umur Pekerjaan
Keluarga Terakhir

1. Bp. S L KK 49th SMP Karyawan swasta


2. Ibu. Y P Istri 48th SMA Ibu rumah tangga
3. FA P Anak 26th S2 Karyawan swasta
4. OA L Anak 18th S1 Pelajar

9
c. Genogram

Bp. GGK i
S/49th Ib.
Y/48th

Ib.OA/
FA/26 S/53th
th

Gambar.1 Genogram keluarga “Bp.S” khususnya “Ibu Y” dengan GGK.


Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal = Menikah
= Teridentifikasi = Tinggal satu rumah

10
d. Tipe Keluarga
Keluarga Bp.S termasuk tipe keluarga inti yang terdiri dari Ayah (Bp. S), Ibu ( Ibu. Y)
Anak pertama (FA), dan anak kedua (OA) yang hidup dalam satu rumah yang sama .

e. Suku Bangsa
Keluarga Bp.S berasal dari suku Jawa. Dalam suku mereka (daerah setempat) tidak ada
budaya yang menentang hal-hal yang mendukung kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-
hari dalam keluarga ini adalah bahasa Indonesia.
f. Agama Dan Kepercayaan
Keluarga Bp.S menganut satu agama yang sama yaitu Islam dan selalu melakukan
kewajiban sesuai dengan ajaran agama serta semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh
bertentangan dengan ajaran agama dan adat istiadat di daerahnya.

g. Status Sosial Ekonomi


Pendapatan keluarga Bp.S diperoleh dari penghasilan ia bekerja di salah satu
Perusahaan swasta, dan anak pertama nya PA . Penghasilan Bp.S setiap bulannya sekitar ±
Rp.7.000.000 Jika dibandingkan dengan UMR di Jakarta tahun 2019 yaitu sebesar Rp
4.276.335, tingkat ekonomi keluarga Bp.S tergolong ekonomi sedang. Dari hasil observasi,
keluarga ini mempunyai barang seperti TV, kasur, lemari pakaian, sepeda motor, dll. Dari
hasil kerja Bp.W digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan sekolah
anaknya serta untuk keperluan berobat ibu Y.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga.


Keluarga Bp.S mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi
sekeluarga, karena waktu luang yang dimiliki keluarga sangat terbatas dikarenakan perkerjaan
dan kegiatan di rumah. Namun sebulan sekali untuk mengurangi kejenuhan terkadang Bp.S
dan keluarga menyempatkan untuk pergi bersama berbelanja kebutuhan pokok di swalayan
terdekat sambil makan di restaurant.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada di Tahap 6 yaitu keluarga yang
memiliki anak usia dewasa. Tugas perkembangan saat ini adalah memperluas keluarga
11
menjadi keluarga besar, mempertahankan keintiman dengan pasangan dan membantu
anak mandiri di masyarakat.

b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Dan Kendalanya


Tahap perkembangan keluarga telah terpenuhi

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


Keluarga Bp.S mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan seperti GGK dan hipertensi yang diderita oleh Ibu Y, Sedangkan Ibu Y
mengatakan bahwa Ayahnya terkena GGK seperti yang ia derita, Sumber pelayanan
kesehatan yang di manfaatkan adalah rumah sakit terdekat tempat ibu Y biasa
melakukan pengobatan dan cuci darah.

Riwayat Kesehatan Masing- masing Anggota keluarga.

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


. Kesehatan (BCG/POLI kesehatan yang telah
O/DPT/HB/C di lakukan
ampak)
1. Bp S. 51 thn 70 kg Sehat Tidak tahu Tidak ada Tidak ada
2. Ibu. Y. 50 thn 45 kg Sakit Tidak tahu Nyeri dan Melakukan
(GGK) terasa cuci darah
tidak setiap 3 hari
nyaman sekali.
diseluruh
badan.
3. FA 26 thn 49 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
4. OA 18 thn 55 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
-

12
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah

Rumah yang ditempati Bp.S merupakan sebuah rumah dengan 3 kamar tidur, 1 kamar mandi
dengan luas rumah 125 meter persegi, type rumah 90 m, kepemilikan pribadi, (lengkap dengan
septic tank yang terletak di dasar rumah) dan 1 dapur. Rumah beratapkan genteng dan tembok
dari batako yang sudah diplester dan sudah dicat. Lantai rumah permanen dan tidak licin.
Penataan rumah cukup baik dan cukup bersih, serta pencahayaan dan ventilasi rumah baik.
Kamar mandi keluarga Bp.S cukup bersih. Air yang digunakan bersumber dari sumur bor dan
air PAM. Listrik dipakai adalah listrik PLN. Terdapat got atau saluran pembuangan air.
 Kamar Tidur : tertata rapi, bersih, terdapat ventilasi dan pencahayaan baik
 Ruang tamu : tampak bersih
 Ruang tidur : terdapat kasur dan tertata rapi. Ventilasi dan pencahayaan baik
 Ruang dapur : bersih dan tertata rapi
 Kamar mandi : cukup bersih
 Jendela : ventilasi cukup baik
 Sistem penyajian makanan : tertutup

13
TOILET DAPUR
KAMAR TIDUR

KAMAR
RUANG MAKAN
TIDUR

KAMAR

TIDUR
KAMAR TIDUR

TERAS

HALAMAN RUMAH

Gambar.2 Denah rumah pada keluarga “Bp.S” khususnya “Ib.Y” dengan GGK.

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Keluarga Bp.W tinggal di lingkungan desa dengan penduduknya yang ramah. Jarak
antara rumah yang satu dengan rumah yang lain berdekatan. Jarak menuju jalan raya sekitar
±500 m. Fasilitas yang ada di lingkungan tempat tinggal antara lain, warung sembako, Rumah
sakit, dll. Kebanyakan masyarakat di sekitar bermata pencaharian sebagai pedagang, buruh
bangunan, bekerja di rumah sakit dan karyawan swasta . Masyarakat disini hidup saling
menghormati.

14
c. Mobilitas Geografis Keluarga

Bp.S mengatakan lahir di Jawa, Sejak menikah dan punya anak, Bp.S dan Ibu.Y
tinggal di Jakarta sampai saat ini . Keluarga ini memiliki hubungan yang baik dan tidak pernah
bermasalah dengan tetangga.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Bp.S memandang lingkungan tempat tinggalnya sebagai lingkungan yang


baik. Interaksi dengan tetangga baik. Ibu.Y bergabung dalam perkumpulan pengajian setempat
di lingkungan rumahnya.

e. Sistem Pendukung Keluarga

Informal : Keluarga Bp.S mengatakan bahwa seluruh keluarganya sehat kecuali


Ibu Y yang menderita penyakit GGK
Formal : Keluarga Bp. S merupakan anggota BPJS dan mempunyai asuransi
kesehatan pada setiap masing-masing keluarga

IV. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga Bp.S mengatakan komunikasi dalam keluarga dilakukan secara terbuka.


Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Frekuensi komunikasi dalam
keluarga setiap hari dilakukan. Keluarga Bp.S mengatakan tidak ada masalah komunikasi
dalam keluarganya.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga Bp.S mengatakan yang membuat dan mengambil keputusan dalam keluarga
adalah Bp.S, dimana keputusan tersebut sudah dibicarakan sebelumnya dengan keluarga.

c. Struktur dan Peran Keluarga

Keluarga Bp.S mengatakan Bp.S berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya
dan yang berperan sebagai pencari nafkah yaitu dirinya, dan anak pertamanya
yang telah bekerja. apabila ada masalah, anak pertamanya PA juga berperan
mengambil keputusan. Yang paling dominan dalam keluarga Bp.S yaitu dirinya
dan anak pertama nya. Jika anggota keluarga ada yang sakit.

15
d. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga Bp.S mengatakan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan
agama yang dianut oleh keluarga. Bila ada keluarga yang sakit akan dibawa ke fasilitas
kesehatan. Dari segi budaya Jawa tidak ada larangan atau pantangan tertentu yang
berpengaruh terhadap kesehatan maupun dalam kegiatan sehari-hari.

V. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi Afektif

Semua keluarga Bp.S saling menyayangi satu sama lain. Apabila ada keluarga yang
sakit atau yang ditimpa musibah maka anggota keluarga yang lain saling membantu.

b. Fungsi Sosialisasi

Diwaktu luang Bp.S dan keluarga sering mengobrol dan berinteraksi dengan anggota
keluarga lain. Bp.S terbiasa bergaul di tengah-tengah masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam
kegiatan sosial. terkadang bila ada waktu senggang keluarga Bp. S pergi berbelanja ke mall
sambil berjalan-jalan.

c. Fungsi perawatan kesehatan


Keluarga Bp.S mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung diajak berobat ke
pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas atau ke Rumah sakit. Ibu Y rutin melakukan
cuci darah di RS Sari Asih setiap 3 hari sekali dan mengkonsumsi obat untuk penyakit GGK
dan hipertensi yang diderita nya.

d. Fungsi Reproduksi
Bp.S memiliki dua anak. Anak pertama Bp.S sudah menikah dan saat ini sedang
mengandung anak pertama nya di usia kehamilan 7 bulan, sedangkan anak kedua mereka
belum menikah.
e. Fungsi Ekonomi
Bp.S mengatakan bahwa ia bekerja di salah satu perusahaan swasta, dan anak pertama
Bp.S bekerja juga di salah satu perusahaan swasta. Penghasilan tersebut digunakan keluarga

16
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari untuk bahan makanan di dapur, perlengkapan mandi,
dan perlengkapan sehari-hari lainnya, serta biaya sekolah anak keduanya.

VI. Stress dan Koping Keluarga


a. Stresor jangka pendek
Keluarga Bp.S mengatakan sedih dengan penyakit yang di derita Ibu Y.
b. Stressor jangka panjang.
Keluarga Bp. S mengatakan khawatir dengan penyakit yang di derita Ibu. Y
c. Respon keluarga terhadap Situasi/Stressor
Keluarga Bp.S selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah
d. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga Bp. S mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikannya dalam keluarga
sehingga masukan dari anggota keluarga lainnya dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga menghadapi masalah
secara maladaptif.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan kebutuhan gizi keluarga selama ini tercukupi dengan baik. Makan sehari 3
kali dengan lauk pauk dan sayur mayur yang bervariasi.

VIII. HARAPAN KELUARGA.


Keluarga berharap agar anggota keluarga nya tidak ada yang sakit- sakitan, selalu sehat Dan
harmonis.

IX. PEMERIKSAAN FISIK


Tabel.2 PEMERIKSAAN ANGGOTA KELUARGA “BP.S” KHUSUSNYA “IBU.Y”
DENGAN GGK.

17
Hasil NAMA ANGGOTA KELUARGA
Pemeriksaan Bp.S Ibu. Y PA OA
1 2 3 4 5
KU Baik, tidak Baik, sering Baik, tidak ada Baik, tidak
ada keluhan mengalami lemas keluhan ada keluhan
dan nyeri di
sekujur badan
Tekanan 120/70 mmHg 100/80 mmHg 110/70 mmHg 120/80
Darah mmHg
Nadi 80 x/menit 70 x/menit 82 x/menit 84 x/menit

Suhu 36 oC 36 oC 36,5oC 36oC


RR 20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit 22 x/menit
BB 65 Kg 45 Kg 49 kg 55 kg
TB 160 cm 150cm 150 cm 165 cm
Kepala Mesocepal, Mesocepal, Mesocepal, Mesocepal,
rambut bersih, rambut bersih, rambut bersih, rambut
warna hitam warna rambut warna rambut bersih, warna
hitam hitam rambu hitam
Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva tidak konjungtiva konjungtiva
tidak anemis, anemis, sclera tidak anemis, tidak anemis,
sclera tidak ikterik, sclera tidak sclera tidak
ikterik pengelihatan ikterik ikterik
rabun
Hidung Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
penciuman penciuman baik, penciuman penciuman
baik, tidak tidak ada baik, tidak ada baik, tidak
ada pernapasan pernapasan ada
pernapasan cuping hidung. cuping hidung pernapasan
cuping cuping
hidung. hidung
Telinga Bersih, Bersih, simetris, Bersih, simetris, Bersih,

18
simetris, tidak tidak ada tidak ada simetris,
ada serumen, serumen, fungsi serumen, fungsi tidak ada
fungsi pendengaran baik. pendengaran serumen,
pendengaran baik fungsi
baik pendengaran
baik
Mulut Bersih, Bersih, mukosa Bersih, mukosa Bersih,
mukosa bibir bibir lembab. bibir lembab. mukosa bibir
lembab. lembab.
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar
tiroid, dan dan kelenjar getah dan kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening getah bening kelenjar
bening getah bening
Dada Pergerakan Pergerakan dada Pergerakan Pergerakan
dada simetris, simetris, tidak ada dada simetris, dada
tidak ada penggunaan otot tidak ada simetris,
penggunaan penggunaan tidak ada
otot otot penggunaan
otot
Paru – paru Aukultasi Aukultasi paru Aukultasi paru Aukultasi
paru vesikuler vesikuler vesikuler paru
vesikuler
Jantung Suara jantung Suara jantung Suara jantung Suara
lub-dub lub-dub lub-dub jantung lub-
dub
Abdomen Datar, Datar, simetris, Datar, simetris, Datar,
simetris, tidak tidak ada nyeri tidak ada nyeri simetris,
ada nyeri tekan tekan tidak ada
tekan nyeri tekan
Ekstrimitas Tidak ada Tidak ada varises, Tidak ada Tidak ada
varises, tidak tidak ada edema varises, tidak varises, tidak

19
ada edema ada edema ada edema
Genetalia Jenis kelamin Jenis kelamin Jenis kelamin Jenis
laki-laki perempuan Perempuan kelamin
Laki-laki
Kesimpulan Sehat Sakit Sehat Sehat
Kesimpulan : Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Ibu. Y menderita gangguan rasa
nyaman nyeri.
.

1. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
1 Data Subjektif : Ketidakmampuan Gangguan rasa nyaman
. 1. Ibu. Y mengatakan sering merasa keluarga (nyeri).
lemas dan nyeri di sekujur badan. merawat anggota
2. Keluarga Bp.S mengatakan, Ibu S keluarga dengan
sudah rutin cuci darah. GGK
3. Keluarga mengatakan belum
mengetahui mengenai penyakit
GGK, cara penanganan, dan
perawatannya
Data Objektif :
1. Keluarga antusias bertanya
mengenai GGK, penyebab serta
cara menangani
2. Keluarga bertanya makanan apa
yang tidak boleh dikonsumsi pasien
GGK
3. Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan
mengenai GGK
4. TTV Ibu Y:
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 75 x/menit

20
RR : 20 x/menit
S : 360 C
2 Data Subjektif : Kurangnya Gangguan rasa aman (
1. Ibu. Y mengatakan sangat khawatir pengetahuan cemas )
dengan penyakitnya yang tidak keluarga dalam
kunjung sembuh dan berdampak mengenal
menimbulkan penyakit baru masalah anggota
2. Keluarga mengatakan sangat keluarga dengan
khawatir dengan keadaan ibu Y. GGK
3. Keluarga mengatakan masih
banyak hal yang tidak di mengerti
tentang penyakit yang di derita
ibu.Y.
Data Objektif :
1. Ibu. Y dan keluarganya tampak
tegang dan cemas saat menceritakan
penyakit yang di derita ibu Y.

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan


No. Diagnosis Keperawatan
1 Gangguan rasa nyaman ( nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
1. merawat anggota keluarga dengan GGK
2 Gangguan rasa aman (cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
2 keluarga keluarga dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan GGK

21
3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan GGK.
PERHITUN
NO KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN
GAN
1. Sifat masalah Sifat masalah aktual karena
Skala : Aktual 3 dilihat dari kondisi Ibu Y yang
Resiko 2 1 3/3x1 = 1 tampak lemah dan menahan
Potensial 1 nyeri..

Kemungkinan
2 Kemungkinan masalah dapat
2. masalah dapat diubah dengan mudah karena
diubah Skala 2 keluarga sangat kooperatif
Mudah 1 2 2/2x2 = 2 dalam mendengar penjelasan
Sebagian 0 mengenai GGK
Tidak dapat
Potensial
3 masalah Potensial masalah untuk
3. untuk dicegah dicegah tinggi karena adanya
Skala : Tinggi 3 keinginan keluarga untuk
3/3x1 = 1
Cukup 2 1 mengetahui pengertian,
Rendah 1 penyebab, tanda, dan gejala
GGK, serta makanan pantangan
untuk Ibu Y.
Menonjolnya
4 Keluarga tidak mengetahui
4. masalah jelas tentang penyakit yang
Skala : Masalah diderita oleh Ibu Y dan belum
berat, harus segera 2 paham tentang GGK sehingga
ditangani perlu diberikan informasi yang
2/2x1 = 1
Ada masalah tetapi lebih jelas dan lengkap tentang
tidak perlu 1 1 GGK supaya keluarga lebih
ditangani paham tentang GGK
Masalah tidak
dirasakan 0

22
JUMLAH 5

2. Gangguan rasa aman (cemas ) berhubungan dengan kurangmya pengetahuan


keluarga dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan GGK .
KRITERIA SKOR BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
NO

Sifat masalah Rasa cemas menyebabkan


1
Skala : Aktual 3 peningkatan tekanan darah
1 3/3x1 = 1
Resiko 2 1 yang dapat memperburuk
Potensial 1 keadaan.
Kemungkinan
masalah dapat diubah Pemberian penjelasan yang
2
Skala : Mudah 2 2/2x2 = 2 tepat dapat membantu
2
Sebagian 1 2 mengurangi rasa cemas
Tidak dapat 0
Potensial
masalah untuk
3 dicegah Penjelasan dapat membantu
3 2/3x1 = 2/3
4 Skala : Tinggi mengurangi rasa cemas
2 1
Cukup
1
Rendah
Menonjolnya
masalah
Skala :
Masalah berat, harus 2 Rasa cemas akan memberikan
5 segera ditangani dampak yang lebih buruk
2/2x1 = 1
5. Ada masalah 1 1 kepada Ibu Y dan keluarga bila
tetapi tidak perlu tidak segera di tangani.
ditangani 0
Masalah tidak
dirasakan

23
JUMLAH 4 2/3

Prioritas Diagnosa Keperawatan


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan 5
keluarga merawat anggota keluarga dengan GGK.
2. Gangguan rasa aman (cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah anggota keluarga 4 2/3
dengan GGK

3. INTERVENSI
DX.KEP TUJUAN HASIL
N
KELUARGA Intervensi
O UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART

1 1 Setelah Setelah Demonstrasi 1. Keluarga d 1. Kaji TTV


dilakukan dilakukan verbal apat Keluarga
tindakan kunjungan memprakte 2. Kaji skala
keperawatan rumah 3 x kan cara nyeri
rasanyeri diharapkan mengurangi 3. Berikan
teratasi / keluarga nyeri penjelasan
hilang mampu dengan pada
memberikan tehnik keluarga
perawatan relaksasi. tentang
pada Ibu Y 2. Keluarga cara
dengan GGK. mampu mengurang
menjelaska i/
n mencegah
a. Penger nyeri .

24
tian 4. Berikan
GGK. Penkes
b. Penyeb kepada
ab keluarga
GGK. tentang :
c. Gejala a. Pengertia
GGK. n GGK.
d. Kompl b. Penyeba
ikasi b GGK.
GGK. c. Gejala
e. Klasifi GGK.
kasi d. Komplik
GGK. asi GGK.
f. Cara e. Klasifika
penceg si GGK.
ahan f. Cara
GGK. pencegah
3. Keluarga an GGK.
dapat 5. Ajarkan
menyebutk keluarga
an cara cara
merawat merawat
keluarga anggota
. yang keluarga
menderita dengan
GGK GGK.

25
2 2 Setelah Setelah Verbal 1. Ungkapan 1. Sediakan
dilakukan dilakukan Ibu Y dan informasi
tindakan kunjungan keluarga yang
keperawatan, rumah 3 x tidak dibutuhka
diharapkan diharapkan cemas n untuk
rasa cemas keluarga 2. Wajah ibu memfasili
teratasi atau mampu Y dan tasi
hilang. memberikan keluarga perawatan
perawatan tampak pada
pada Ibu. Y. rileks. pasien
GGK
2. Motivasi
dan beri
dukungan
keluarga
untuk
rutin
mengontro
l
kesehatan
Ibu. Y
3. Berikan
kesempata
n
keluarga
bertanya

26
mengenai
GGK dan
Berikan
pujian
karena
keluarga
sudah
mampu
bertanya
dan mau
mendenga
rkan
pemberian
materi
dengan
antusias

27
N. Implementasi dan Evaluasi
N Diagnosa Implementasi Evaluasi
No Keperawatan
Dx
Gangguan
1 rasa Tanggal
.1. nyaman ( nyeri) a. Mengkaji TTV Keluarga Subjektif:
berhubungan dengan b. Mengkaji skala nyeri a. Keluarga mengatakan
ketidakmampuan c. Memberikan penjelasan sudah memahami
keluarga merawat pada keluarga tentang tentang cara
anggota keluarga cara mengurangi/ mengurangi/
dengan GGK. mencegah nyeri. mencegah terjadinya
d. Memberikan Penkes nyeri kepala pada Ibu
kepada keluarga tentang Y.
Pengertian GGK, Objektif:
Penyebab GGK, Gejala b. Keluarga Bp S
GGK, Komplikasi GGK mampu melakukan
Klasifikasi GGK, Cara tehnik relaksasi yang
pencegahan GGK. telah di ajarkan dan
e. Mengajarkan keluarga dapat menjelaskan
cara merawat anggota diet yang tepat untuk
keluarga dengan GGK. pasien dengan GGK
dan hipertensi.
Analisa :
Tujuan tercapai
sebagian
Planning :
a. Anjurkan Ibu Y
utk melakukan
tehnik relaksasi
bila merasakan
nyeri kembali,
b. anjurkan Ibu Y

28
diet pasien GGK
dan hipertensi,
c. anjurkan keluarga
utk terus
mendukung Ibu Y
kontrol ke rumah
sakit

Gangguan
2 rasa aman Tanggal: S:Keluarga mengatakan
(cemas ) berhubungan a. Menyediakan informasi sudah mengetahui
dengan kurangnya yang dibutuhkan untuk tentang cara merawat
pengetahuan keluarga memfasilitasi perawatan keluarga dengan GGK
dalam mengenal pada pasien GGK dan hipertensi dengan
masalah anggota b. Memotivasi keluarga memperhatikan diet dan
keluarga dengan GGK untuk rutin mengontrol pola tidur teratur.
kesehatan Ibu. Y . O: keluarga tampak
c. Memberikan semangat ketika diminta
kesempatan keluarga utnuk menjelaskan
bertanya mengenai GGK kembali tentang penyakit
dan memberikan pujian GGK dan hipertensi serta
karena keluarga sudah cara diet utk mengurangi
mampu bertanya masalah yang di
timbulkan akibat
penyakit tersebut.
A: Masalah teratasi
sebagian.
P: lanjutkan intervensi
Anjurkan keluarga utk
terus mendukung Ny Y
menjalani diet seperti
yang di anjurkan.
Anjurkan keluarga untuk

29
terus memotivasi dan
mendampingi Ny.Y saat
menjalani pengobatan.

30
VI.

PENUTUP

a. Kesimpulan

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan

metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang

progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) di dalam darah.

Ketidakmampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya menyebabkan terjadinya


akumulasi produk sisa metabolisme dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
yang akan mempengaruhi keseimbangan seluruh sistem tubuh. Banyak pasien hemodialisis
dihadapkan pada problem kesehatan yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik, salah satu
dan mayoritas problem tersebut adalah anemia, yang berkembang sejak awal pasien terkena
gagal ginjal kronik dan berkontribusi pada penurunan kualitas hidup pasien.

b. Saran

Kepada mahasiswa hendaknya lebih menyiapkan diri terlebih dahulu sebelum

berinteraksi dengan klien, memberikan asuhan keperawatan secara terus menerus dan

berkesinambungan, serta dapat membandingkan antara teori yang telah dipelajari dengan

kenyataan yang dihadapi dilahan praktek

31
DAFTAR PUSTAKA

Bilotta, K. A. (2012). Kapita Selekta Penyakit Dengan Implikasi Keperawatan.

Brunner, S. &. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Nettina, S. M. (2002). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.

Price, S. A. (1999). Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2. Jakarta: EGC.

Suyono, S. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

32

Anda mungkin juga menyukai