Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RUTIN

KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU:
PURWANTO, S. Si., M. Pd

DISUSUN OLEH
NAMA : TAMARA N.A LUMBAN GAOL
NIM : 4172121034
MATKUL : KEWIRAUSAHAAN
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, 2020

1
1. Profil 3 orang sukses karena bekerja, antara lain:
a. Dahlan Iskan

Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), adalah CEO
surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga
adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011,
berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang
sakit.
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan.
Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih
tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan
kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati (catatan tersebut dapat dibaca
di Pengalaman Pribadi Menjalani Tranplantasi Liver) pada tahun 2008. Buku ini berisi
tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di
Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan
majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga
sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir
mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan
oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network
(JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari
80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun
1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya,
dan kemudian gedung serupa di Jakarta.

2
Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian
diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Sejak awal 2009, Dahlan adalah
sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC)yang akan memulai pembangunan
Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan
menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong. Dengan panjang serat optik 4.300
kilometer. Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan
Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu
di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan
diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta
sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011.
Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia
bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur,
Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos,
Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta:
PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri
BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi
menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak
semangat untuk melakukan reformasi PLN.

b. BJ. Habibie

Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab dengan
BJ Habibie merupakan Bapak teknologi dan demokrasi Indonesia. Pria kelahiran Pare-
Pare, 25 Juni 1936 ini pernah menjabat sebagai Presiden RI selama 1,4 tahun dan wakil
presiden ke-7 selama 2 bulan.

3
Sejak kecil, Habibie merupakan anak yang cerdas dan mempunyai semangat tinggi
dalam dunia teknologi khususnya Fisika. Kecintaannya dengan teknologi, membuat
Habibie memutuskan untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (IPB) jurusan Teknik
Mesin selama 6 bulan, kemudian ia melanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische
Hochscule, Jerman di tahun 1955. Dengan dukungan dari ibunya, R.A. Tuti Marini
Puspowardoyo, Habibie menyelesaikan S1 hingga S3 di Jerman selama 10 tahun.
Selama di Jerman, biaya kuliah Habibie ditanggung oleh ibunya yang memiliki bisnis
catering dan indekost di Bandung. Saat itu Habibie fokus menekuni bidang Desain dan
Konstruksi Pesawat selama lima tahun dan mendapatkan gelar Diplom-Ingenieur atau jika
di Indonesia setara dengan gelar Magister dengan predikat summa cum laude. Di tahun
1962, Habibie menikah dengan teman semasa SMA, yaitu Hasri Ainun Besari dan hidup
bersama di Jerman sekaligus melanjutkan program doktoral. Selama tiga tahun, Habibie
menyelesaikan pendidikan S3-nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur atau Doktor
Teknik dengan predikat summa cum laude.
Prestasi Habibie di Bidang Industri
Selama menjalani pendidikan S3, Habibie bekerja untuk membiayai pendidikan dan
istri di Jerman. Kemudian setelah lulus S3, ia bekerja sebagai Kepala Penelitian dan
Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang di MBB Hamburg pada tahun
1965-1969. Setelah itu di tahun 1969 Habibie diangkat menjadi Kepala Divisi Metode dan
Teknologi industri pesawat komersil dan militer hingga tahun 1973. Atas kecerdasan dan
kerja kerasnya Habibie kemudian dipercaya menjadi Vice President dan Direktur
Teknologi di MBB pada tahun 1973-1978 dan menjadi Penasihat Senior di bidang Dewan
Direktur MBB.
Selama di Jerman, Habibie mendapat “kedudukan terhormat” dari segi materi dan
intelektualitas oleh warga Jerman. Ada banyak teori yang diciptakan Habibie di bidang
Thermodinamika, Konstruksi, dan Aerodinamia. Teori-teori tersebut di antaranya Habibie
Theorem, Habibie Methode, dan Habibie Factor.
Kembali Ke Tanah Air
Pada tahun 1974 di usianya yang ke-38 tahun, BJ Habibie kembali ke Indonesia atas
bujukan dari Presiden Soeharto pada waktu itu. Ia ditunjuk sebagai Penasihat di bawah
Presiden dalam bidang teknologi pesawat hingga tahun 1978. Kemudian Habibie dipercaya
menjadi Menteri Negara Riset dan Teknolgi dari tahun 1974 hingga 1997.

4
Selama tiga tahun di tanah air, Habibie mendapatkan gelar Profesor dari ITB di bidang
Teknik. Kemudian setelah 20 tahun menjadi Menristek, pada 11 Maret 1998, BJ Habibie
diangat menjadi Wakil Presiden melalui sidang MPR. Namun akibat terjadi krisis ekonomi
dan terjadi pergolakan oleh mahasiswa untuk melengserkan Soeharto, akhirnya pada
tanggal 21 Mei 1998 Habibie diangkat menjadi Presiden ke-3 menggantikan Soeharto.
Habibie menjabat menjadi presiden selama 512 hari, namun walaupun singkat beliau
mampu merubah Indonesia menjadi negara demokrasi dan sukses melaksanakan pemilu
pertama pada tahun 1999.
Habibie merupakan presiden pertamanya yang mendapat banyak penghargaan dari
berbagai universitas terkemuka di dunia.

c. Tantowi Yahya

Tantowi lahir dan tumbuh di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan Komering Ilir
Palembang. Ayahnya H.M. Yahya Matusin, seorang kyai yang berprofesi sebagai
pedagang kacamata dan ibunya Hj. Komariah Yahya, seorang tokoh partai Ketua Umum
DPP PPP (1989-1994) di Palembang, mendidiknya dengan baik. Oleh karena itu, meski
tinggal jauh dari kota, pria kelahiran 29 Oktober 1960 ini sudah menyimpan cita-cita ingin
menjadi orang sukses.
Selepas tamat STM pada tahun 1979, pria yang menjalani pendidikan dasar hingga
lanjutan atas di kampung halamannya ini berangkat ke Pulau Jawa, persisnya ke kota
pelajar Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Namun niatnya untuk
kuliah terganjal ijazah STM-nya. Saat itu, lulusan STM tidak diperbolehkan melanjutkan
kuliah ke universitas karena dipersiapkan untuk langsung bekerja.
Ditolak di Universitas, tidak mebuat niat Tantowi untuk kuliah berhenti. Ia kemudian
mengambil program D-I di Akademi Pariwisata Indonesia Wakil Presiden Republik

5
Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Setelah mengantongi ijazah diploma satu pada tahun
1982, ia kemudian hijrah ke Jakartadan pekerja di Hotel Borobudur sebagai resepsionis.
Dalam perjalanannya, Tantowi sering berpindah-pindah pekerjaan karena ia merasa
tidak ada tantangan di tempatnya bekerja. Selain di Hotel Borobudur, ia pernah bekerja di
Hotel Hilton. HIngga suatu ketika pada tahun 1987, Wakil ndirektur PT BASF Indonesia
menawarkan pekerjaan padanya. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Sejak bekerja di
BASF, Tantowi mulai mengenal dunia hiburan. Di BASF, ia mewakili karirnya sebagai
promotion officer. Dalam dua tahun, ia sudah menempati posisi sebagai pro,otion manager,
sebuah posisi yang seharusnya diduduki lulusan S1 atau S2.
Setelah tujuh tahun bekerja di perusahaan pita rekaman tersebut, pada tahun 1994,
Tantowi keluar dari BASF dan kebetulan bersamaan dengan itu, produksi pita kaset di
BASF ditutup seiring dengan munculnya teknologi baru berupa disc.
Nama Tantowi mulai dikenal masyarakat saat membawakan acara kuis Gita Remaja di
stasiun TVRI pada tahun 1989. Selama lima tahun membawakan acara kuis itu, ia banyak
menerima tawaran menjadi MC (master of ceremony) untuk berbagai acara. Popularitasnya
semakin berkibar tatkala ia membawakan kuis bertaraf internasional "Who Wants to Be a
Millionaire" yang ditayangkan di RCTI pada tahun 2001 hingga 2006. Ia juga pernah
menjadi presenter acara "Are You Smarter Than a 5th Grader?" dan pemandu acara musik
country di stasiun MetroTV. Kerja kerasnya di dunia presenter dihadiahi penghargaan The
Most Favourite Television Quiz Host dalam ajang Panasonic Awards tahun 2003, 2004,
dan 2005.
Sebagai figur publik yang dikenal suka membaca, ia kemudian didaulat menjadi Duta
Baca Indonesia (DBI) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) pada tahun
2006. Dengan penyematan gelar tersebut, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-
Amerika (PPIA) masa bakti 2004-2006 ini bertugas meningkatkan kesadaran membaca
masyarakat Indonesia dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dengan melakukan kegiatan
kampanye di bebagai media, baik cetak maupun elektronik. Terpilihnya Tantowi sebagai
Duta Baca Indonesia tidaklah salah. Sedari kecil, ia sudah dididik untuk suka membaca.
Tantowi sudah biasa melahap dua harian koran nasional Pelita dan Merdeka yang dibeli
ibunya.
Itulah sebabnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Baca Indonesia itu, ia
selalu menuturkan pengalamannya bahwa kesuksesannya itu adalah berkat dorongan
ibunya. Di dalam misinya menghimbau masyarakat untuk meningkatkan minat membaca,

6
ia membuat semboyan "Ibuku Sebagai Perpustakaan Pertamaku". Menurutnya, peranan
keluarga sangat penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Orangtua harus dapat
menyediakan kebutuhan bahan bacaan bagi anaknya. Dan figur ibu menurutnya, harus bisa
memberikan teladan membaca di lingkungan keluarganya.
Setelah sukses di dunia hiburan, sejak tahun 2009, Anggota DPR RI (2009-2014),
Presenter. Tantowi Yahya berkiprah sebagai politisi Senayan. Pada Pemilu 2009, ia terpilih
menjadi angota DPR RI (2009-2014) mewakili Partai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar
dari daerah pemilihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Sebagai
anggota dewan, ia duduk di Komisi I yang salah satunya menangani bidang pertahanan dan
keamanan.

2. Profil 3 orang sukses karena bekerja, antara lain:


a. Meity Amelia

Berawal dari hobi, Meity Amelia sukses sebagai pengusaha bakery dan cake. Ikuti
perjalanan hidupnya. Meity Amelia lahir di kota kecil di Gorontalo, 50 tahun lalu. Waktu
itu daerahnya sepi dan tidak banyak orang yang menjual makanan. Setiap sore, Sang
Mama selalu membut kue-kue untuk kedua anaknya. Awalnya ia hanya bisa melihatt dan
membantu mengambilkan alat atau bahannya saja. Tapi lama-kelamaan, ia ikut mengaduk
adonan, mencetak dan membakar atau menggorengnya.
Karena seringnya membantu, sejak masuk sekolah dasar (SD), ia sudah bisa membuat
puding dan roti goreng sendiri. “Rasanya puas bisa membuat roti goreng sendiri dan
dinikmati sendiri,” jelas Meity. Jadi ketika teman-teman sebayanya senang bermain-main
di luar rumah, ia berada di dapur membantu mamanya memasak atau membuat kue sendiri.
Selain belajar membuat aneka cake dan masakan, ia juga sudah diajari bisnis oleh
orang tuanya. Ketika menginjak kelas 3 SD, ia sudah berani menjual permen dari gula
merah di sekolahnya. Karena rasanya enak dan murah, dagangannya selalu habis dibeli

7
teman-temannya. ”Permen gula merah saya buat sendiri, jadi keuntungannya jadi lebih
besar,” jelas ibu 6 anak ini.
Keahlian membuat cake makin bertambah ketika ia menginjak sekolah menengah
pertama (SMP). Ia suka membeli majalah atau buku tentang resep dan masakan. Tidak
hanya dibaca saja, tetapi ia juga senang mempraktikannya di rumah. Hasilnya, ia sering
sekali menghadiahi teman-teman atau ponakan dengan tart. ”Kalau pas ada perayaan atau
ada teman atau keponakan ulang tahun, saya sering memberi hadiah kue atau tart buatan
sendiri,” jelas istri Suryo Hadisantoso ini. Ia juga pernah membantu usaha kakak iparnya
membuat kue kering.
Proses belajar yang panjang, serta pengalaman yang banyak membuat kue dan cake,
ternyata sangat berguna ketika ia menjalankan bisnis cake di Jakarta. Tahun 1993, ia
membuka Grandville Island, Bakery dan Cake Shop di komplek pertokoan Greenville,
Jakarta Barat. Waktu itu modalnya hanya 1 mikser kecil, 1 oven biasa, 1 meja dan 1 lemari
pendingin. Perlahan tapi pasti, ia mulai mendapatkan pelanggan. ”Motto kami adalah
kualitas di atas kuantitas,” jelasnya. Untuk itu ia benar-benar memperhatikan kualitas
bahan, penampilan, dan rasa.
Kelebihan dari cake atau kue buatannya adalah ia selalu memperhatian detail dan
membuatnya lebih artistis. Kalau pelukis menuangkan ide atau gagasannya melalui kain
atau kertas, Meity menuangkannya lewat cake atau kue yang ia buat. ”Saya selalu berusaha
membuat cake atau kue menjadi lebih cantik dan indah,” jelas Meity yang memang jago
menghias cake ini.
Karena makin lama pesanan makin banyak, ia mengambil karyawan untuk
membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13 karyawan. ”Tapi kalau mendekati Lebaran, Natal
atau hari raya lainnya, saya bisa dibantu 30 karyawan,” jelas Meity yang sampai sekarang
masih rajin ikut kursus membuat cake dan kue. Baginya, belajar merupakan keharusan jika
ingin produknya terus didatangi pelanggan.
Selain kue kering, ia juga menerima pesanan aneka tart untuk segala keperluan, aneka
snack, dan roti. Lebih dari 60 jenis cake yang ia produksi antara lain: blackforest, tiramisu,
havana cake, sultana butter, caramel nut, cruncy drop’s dan masih banyak lagi. Beberapa
pejabat dan artis pernah merasakan kelezatan cake buatannya. ”Taufik Hidayat pernah
pesan tart untuk ulang tahun anaknya,” jelas Bendahara Asosiasi Bakery Indonesia ini.
Ada beberapa tips untuk mereka yang ingin memulai usaha makanan. Pertama,
kerjakan dengan kesungguhan hati dan ikhlas. Jangan pernah menggerutu dengan apa yang

8
ia kerjakan. Kedua, jangan malas belajar entah dengan mengikuti kursus atau membaca
buku. ”Ketiga, terus jaga kualitas dan selalu buat inovasi baru,” tegas Meity.

b. Bob Sadino

Beliau bernama lengkap Bob Sadino. Lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933, wafat
pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan 'om Bob'. Ia adalah
seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia
adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia
sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu
berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara
kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam
perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di
sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman.
Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa
lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya
karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah
menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun

9
sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak
parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang
batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan
hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi
yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha.
Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa
berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama
orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan
Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun
mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi
pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang
berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia
selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Bisnis pasar
swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura,
mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu
ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik.
Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari
dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang,
rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah
pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak
mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting
tindakan,” kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke
lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian
praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai

10
dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan
kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga
Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan
kekuatan.
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan
terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu
dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo
yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob
berusia 19. Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an.
Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan
Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi
ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita
kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan
sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan.
Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai
sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah
kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari
kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi
pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Om
Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan.
Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak
ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar
berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama
istri dan dua anaknya.
Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya
menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin,

11
tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi saluran
pernafasan kronis.
Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan
usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya
meninggal dunia pada Juli 2014.

c. Chairul Tanjung

Chairul Tanjung adalah pengusaha asli Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 16
Juni tahun 1962. Pria berusia 52 tahun ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin
CT Corp yang sebelumnya bernama Para Group. Chairul Tanjung lahir dari rahim seorang
ibu bernama Halimah yang memiliki darah Sunda berasal dari Cibadak, Sukabumi.
Ayahnya bernama A.G. Tanjung memiliki darah Batak berasal dari Tapanuli Tengah.
Pendidikan Chairul Tanjung dimulai di bangku sebuah sekolah dasar yaitu SD Van
Lith, Jakarta pada tahun 1975. Lulus dari SD Van Lith pada tahun 1978, Chairul Tanjung
segera masuk ke SMP Van Lith, Jakarta. Kemudian, pada tahun 1981 Chairul Tanjung
diterima di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta. Tak patah semangat meskipun hidupnya
sederhana, Chairul Tanjung melanjutkan sekolahnya ke jenjang perguruan tinggi dengan
masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Demi memenuhi kebutuhan kuliahnya, Chairul Tanjung memulai bisnis kecil-kecilan.
Mulai dari menjual buku, kaos, sampai alat-alat kedokteran dan laboratorium yang
dibutuhkan oleh teman-temannya di Fakultas Kedokteran Gigi. Usahanya menjual alat-alat
laboratorium dan kedokteran ini sempat berkembang baik, sampai beliau mampu
mendirikan sebuah toko di kawasan Senen Raya, Jakarta Pusat. Sayangnya tokonya ini
tidak lama berdiri karena mengalami kebangkrutan. Selain itu, Chairul Tanjung juga
sempat membuka usaha fotokopi di lingkungan kampusnya. Chairul Tanjung juga pernah

12
mencoba untuk membuka sebuah bisnis di bidang kontraktor dan telah mengerjakan
berbagai proyek industry, terutama barang-barang dengan bahan dasar rotan.
Di bidang finansial, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan, antara lain:
Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Mega Capital
Indonesia, Bank Mega, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Tidak berhenti di sini,
Chairul Tanjung memiliki perusahan di bidang properti dan investasi yaitu Para Bandung
propertindo, Para Bali propertindo, Batam Indah propertindo, Mega Indah propertindo.
Kemudian di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7,
Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bidang properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mall dengan
luas 3 hektar ini dalam pembangunannya menghabiskan dana sebesar 99 miliar Rupiah.
Pada tahun 1999, mall ini diluncurkan oleh Para Group sebagai Central Business District.
Lalu, pada awal tahun 2010 Chairul Tanjung memperluas bisnisnya dengan membeli
sebagian besar saham Carrefour sebanyak 40 % senilai 3 triliun Rupiah melalui PT Trans
Ritel. Dengan memiliki 40% saham Carrefour, kini Chairul Tanjung menjadi komisaris
utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN)
dan S. Bimantoro (mantan petingi Polri) sebagai komisaris. Diharapkan, di bawah Chairul
Tanjung, Carrefour dapat mengedepankan kepentingan nasional seperti dapat
menyumbangkan pembinaan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.

3. Perbandingan Karakter :
Perbandingan Sukses karena Bekerja Sukses karena Berwirausaha
Sikap Mengajukan ide-ide agar Disiplin, berkomitmen
karakter kreativitasnya tinggi, jujur, mandiri,
terasah, tegas, membuka diri bersifat rasional, dan
untuk hal-hal yang baru memiiki pandangan pada
yang berhubungan dengan masa depan serta berani
pekerjaan. mencoba.
Percaya Diri Memilki keyakinan dan Memiliki Keyakinan dan
optimisme. optimisme.
Pengambil Resiko Berani mengambil resiko Memilki kemampuan dalam
untuk mewujudkan mengambil resiko dan
mimpinya menyukai tantangan.

13
Kempemimpinan Mampu berinisiatif, Bersikap sebagai seorang
bekerjasama dan membina pemimpin, suka bergaul,
hubungan baik, membuka suka terhadap kritik dan
diri, tepat waktu dan tidak saran yang membangun
mengeluh. serta rasa tanggung jawab.
Kepribadian Pantang mengeluh, pejuang, Memiliki kemauan untuk
dan pekerja keras serta belajar dan kemampuan
memiliki ambisi untuk yang tinggi dalam
sukses. memimpin dan menjalankan
usahanya serta berani
mencari dan menangkap
peluang usaha.

4. Karakter yang ingin saya miliki


Dari berbagai karakter yang di miliki kedua tipe orang tersebut, karakter yang ingin
saya miliki yaitu karakter orang yang sukses karena berwirausaha karena mampu
menciptakan lapangan kerja baru dan memiliki relasi yang luas karena ketika bisnis mulai
bertumbuh pesat, maka semakin banyak lapangan kerja yang akan kita ciptakan. Selain
dapat menjadi bagian dari usaha yang digeluti, hal ini juga dapat menciptakan peluang
kerja untuk orang lain, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Karakter Wirausaha yang saya inginkan yaitu: Memiliki Komitmen yang tinggi, sikap
Jujur dan selalu ingin maju dalam berwirausaha, sikap kreatif dan inovatif, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi seta berani menanggung resiko.

14

Anda mungkin juga menyukai