PENDAHULUAN
1
Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan suatu metode
pembelajaran yang bisa mendukung dan memberikan peluang
siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan
menumbuhkembangkan sikap ilmiah. Salah satu alternatif yang
dilakukan adalah pembelajaran praktik harus dilakukan di ruang
laboratorium IPA.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.
Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007).
Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai
suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan
biologi atau bidang ilmu lain.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru
fisika di SMK Negeri 1 Tukak Sadai, diperoleh bahwa : (1)
kurangnya sarana dan prasarana praktik belajar siswa sehingga
proses pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah,
diskusi, dan latihan soal. (2) Kegiatan praktikum di Laboratorium
IPA jarang dilaksanakan karena Laboratorium IPA yang
sebelumnya dijadikan ruang kelas, sehingga tidak ada ruangan
khusus untuk membentuk skill dan kemampuan bekerja ilmiah
siswa. (3) Masih banyak siswa yang belum memahami materi jika
tidak dilakukan dengan praktik yang nyata dan aktif di Laboratorium
IPA.
Berlatar belakang identifikasi isu di atas, maka diangkatlah
rancangan aktualisasi yang berjudul “ Mengoptimalkan Ruangan
Kosong Sebagai Laboratorium IPA di SMK Negeri 1 Tukak
Sadai” yang akan di aktualisasikan pada proses habituasi di
SMKN 1 Tukak Sadai dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA
2
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Anti
Korupsi).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Peserta latihan Dasar Golongan III angkatan IV (empat)
diharapkan bisa mengaktuallisasikan nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan
mengetahui kedudukan peran ASN dalam NKRI (Manajemen ASN,
Whole of Goverment, pelayanan Publik) dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru fisika di SMKN 1 Tukak Sadai.
Manfaat yang didapat oleh peserta latsar adalah peserta
memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam
melaksanakan tugas pengajaran dan manfaat bagi organisasi
adalah mendapatkan kontribusi dari peserta latihan dasar untuk
mencapai tujuan, visi dan misi organisasi.
3
1.4. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
4
BAB II
5
kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasanya.
Nilai-nilai dasar Akuntabilitas yang harus dimiliki
seorang ASN untuk menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel adalah sebagai berikut :
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat
dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain
(lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif
bagi pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya
dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang
baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber
daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian
yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
2) Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok internal dan eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang
tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan
keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada
pimpinan secara keseluruhan.
3) Integritas
6
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum
yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas
institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan
kepada publik dan/atau stakeholders.
4) Tanggungjawab (Responsilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan
dan responsibilitas institusi.
b. Responsibiltas Perseorangan
- Adanya pengakuan terhadap tindakan yang
telah diputuskan dan tindakan yang telah
dilakukan
- Adanya pengakuan terhadap etika dalam
pengambilan keputusan
- Adanya keterlibatan konstituen yang tepat
dalam keputusan
c. Responsibilitas Institusi
- Adanya perlindungan terhadap publik dan
sumber daya
- Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih
besar dalam pengambilan keputusan
- Adanya penempatan PNS dan individu yang
lebih baik sesuai dengan kompetensinya
7
- Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan dan fungsinya untuk melindungi
sumber daya organisasi
5) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh
pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab
itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat
menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi
yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari halhal yang tidak dapat dipercaya.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan adanya keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja
harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai
kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan
dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
8) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar
individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang
8
dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus
utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
9) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya
akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.
2.1.2. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan
menifesti kesadaran nasional yang mengandung cita-cita
dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun
sebagai pendorong untuk membangun diriny maupun
lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting.
1) Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila bagi ASN (sila 1 dan
Sila 2)
9
a. Pemahaman dan implementasi Nilai-nilai ketuhanan
Yang Maha Esa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam menjalankan Tugasnya.
b. Pemahaman dan implementasi Nilai-nilai
kemanusiaan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam menjalankan Tugasnya.
2) Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila bagi ASN (Sila 3 s/d
Sila 5)
a. Pemahaman dan implementasi Nilai-nilai ketuhanan
Yang Maha Esa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam menjalankan Tugasnya.
b. Pemahaman dan implementasi Nilai-nilai
kemanusiaan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam menjalankan Tugasnya.
c. Pemahaman dan Implementasi nilai-nilai keadilan
sosial bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
menjalankan tugasnya.
3) ASN Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
b. ASN yang berorientasi pada kepentingan publik
c. ASN yang berintegrasi tinggi
d. Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik
4) ASN Sebagai Pelayan Publik
a. ASN Profesional
b. ASN yang melayani publik
c. ASN berintegrasi tinggi
d. Implementasi ASN profesional dan melayani yang
berintegras tinggi
5) ASN Sebagai perekat dan Pemersatu Bangsa
a. ASN sebagai pemersatu Bangsa
10
b. ASN menjaga kondisi damai
c. Peran PNS/ASN dalam menciptakan Kondisi Damai
2.1.3. Etika Publik
Konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral.
Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup
yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi
yang adil. Dengan demikian, etika lebih dipahami sebagai
refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan
atau bagaimana melakukan yang wajib atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Menurut Azyumardi Azra (2012), etika juga dipandang
sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan
nilai – nilai dan norma – norma luhur.
1. Kode Etik Apartur Sipil Negara
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya
hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun kode etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-undang ASN, kode etik dan kode
prilaku ASN yakni sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
11
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN
2. Nilai-nilai Dasar Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
12
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat system karir.
2.1.4. Komitmen Mutu
Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa
ukran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi
tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan
kepada stakeholder.
13
Konsep Efektivitas, Efisiensi, inovasi dan orientasi Mutu
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja.
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyalahgunaan
prosedur dan mekanisme yang keluar alur.
Karakteristik ideal dari efektif dan efisien antara lain:
penghematan, ketercapaian target secara tepat sesuai
dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan tepat serta terciptanya
kepuasan semua pihak
Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi
mutu dalam penyelenggaraan pemerintah dan
pelayanan public antara lain diarahkan untuk
meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan
Implementasi pendekatan inovatif dalam
penyelenggaraan layanan pemerintahan merupakan
sebuah keniscayaan khususnya dalam rangka
meningkatkan kepuasan publik atas layanan aparatur
Nilai-nilai dasar Komitmen Mutu
Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan
Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
14
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan
hemat waktu
Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide
kreatifitas untuk meningkatkan mutu pelayanan
2.1.5. Anti Korupsi
Kata Korupsi berasal dari kata Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan
kata asalnya, korupsi sering di katakan sebagai kejahatan
luar biasa, salah satu alasannya asalah karena dampak yang
luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang
lebih luas dalam kurun waktu panjang.
Menurut UU No.31/1999 jo UU No.20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari :
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap- menyuap
3. Pemeresan
4. Perbuatan curang
5. Penggelapan dalam jabatan
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
KPK bersama dengan pakar telah melakukan
identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut : 1). Jujur, 2).
Peduli, 3). Mandiri, 4). Disiplin, 5). Tanggungjawab, 6). Kerja
keras, 7). Sederhana 8). Berani, 9). Adil.
2.2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
2.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
15
dasar, etika profesi, beba dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
ASN berfungsi sebagai berikut :
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayan publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar pegawai ASN sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan dan
etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
16
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang –
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
2.2.2. Whole of Goverment
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya – upaya kolaboratif
pemerintah dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan – tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan public.
Dalam Perry 6 (2004) menjelaskan mengenai
perbedaan kategori hubungan kelembagaan dalam sebuah
kontinuum sebagai berikut :
Tabel. 2.1 Kategori hubungan kelembagaan
Kategori Tipe Keterangan
Hubungan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi
dengan mempertimbangkan
dampak
Dialog Pertukaran informasi
Joint planning Perencanaan bersama,
kerjasama sementara
17
Integrasi Joint working Kolaborasi sementara
Joint venture Perencanaan jangka
panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang
menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama
Satelit Entitas yang terpisah,
dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme
integrative
Kedekatan Aliansi Perencanaan jangka
dan pelibatan strategis panjang, kerjasama pada isi
besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta
kerjasama
Union Unifikasi resmi, identitas
masing – masing masih
nampak
Merger Penggabungan ke dalam
struktur baru
18
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa
pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administrative yang disediakan oleh
penyelenggaraan pelayanan publik.
9 Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah sebagai berikut :
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan Efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
20
b. Kewajiban Guru
21
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada
peserta didiksesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru,
dan peraturan perundang-undangan.
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas.
8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan/atau
11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya.
d. Tugas Guru
Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2)
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 20 Undang-Undnag No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74
Tahun 2008 tentang Guru, yakni :
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan
pokok yang sesuai; dan
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam
Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya :
22
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaaran di kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya (khusus guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15. Melakukan presentasi ilmiah.
e. Fungsi Guru
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk
dalam tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat
beberapa fungsi lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal
20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
23
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan; dan
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Berdasarkan pengalaman langsung penyusun, setelah
bekerja selama 3 minggu di SMKN 1 Tukak Sadai, dirasakan
adanya beberapa masalah/isu yang terjadi. Adapun isu-isu
tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan tanya jawab kepada guru, diketahui bahwa
kurangnya sarana dan prasarana praktik belajar siswa.
b. Berdasarkan observasi lapangan ternyata ruang
laboratorium IPA dijadikan ruang kelas
c. Berdasarkan pengamatan penulis saat melaksanakan
pembelajaran, masih banyak siswa yang belum memahami
materi jika tidak dilakukan dengan pembelajaran praktik di
Laboratorium IPA..
Identifikasi isu tersebut di inventarisir kedalam tiga prinsip
ASN yaitu manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of
Goverment (WoG). Langkah selanjutnya adalah penulis
mengkonsultasikan isu tersebut kepada rekan kerja, mentor dan
coach untuk kemudian dianalisis sehingga terpilihnya sebuah isu
utama / CORE ISSUE / ISU yang diangkat.
24
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode tekning scoring. Proses metode USG dilaksanakan
dengan memperhatikan urgensi masalah yang di hadapi:
Urgency : Dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidaknya masalah tersebut untuk diselesaikan.
Serioussnes : Tingkat keseriusan dari suatu isu yang harus di
bahas.
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani.
25
Merujuk pada hasil analisis isu menggunakan alat analisis
USG dapat ditetapkan kualitas isu tertinggi yang perlu diangkat dan
dicarikan pemecahan solusinya yaitu: Kurangnya sarana dan
prasarana praktik belajar siswa. Jika isu tersebut tidak bisa
dipecahkan akan mengakibatkan:
1. Kurang tercapainya proses pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Kurangnya pengalaman peserta didik secara langsung dalam
pembelajaran, khususnya keterampilan.
3. Peserta didik terpaku pada pembelajaran fisika yang
disampaikan secara verbal.
4. Muncul stigma peserta didik bahwa pembelajaran fisika adalah
pembelajaran yang membosankan.
5. Terciptanya lingkungan belajar yang membosankan
6. Adanya ketidakpuasan dari berbagai pihak terhadap kinerja
sekolah dalam mencerdaskan anak didik.
7. Berkurangnya minat siswa untuk mendaftar di SMKN 1 Tukak
Sadai.
.
3.2.1 Gagasan Pemecah Isu
Berdasarkan uraian diatas, maka ditentukan gagasan
pemecahan isu yang dianggap solusi dari kurangnya sarana dan
prasarana khususnya pada pembelajaran praktik yaitu
“Mengoptimalkan Ruangan Kosong Sebagai Laboratorium IPA di
SMK Negeri 1 Tukak Sadai”.
26
3.3 Kegiatan & Tahapan Kegiatan Pemecah Isu
Kegiatan yang dilakukan dalam pemecahan isu berikut terdiri
dari beberapa bagian yang mana setiap kegiatan diharapkan bisa
mendukung tercapainya aktualisasi pada saat habituasi nantinya.
Kegiatan dan tahapan yang saya usulkan adalah sebagai berikut :
1. Berkonsultasi dan meminta izin kepada Kepala Sekolah.
Tahapan pada kegiatan ini adalah :
a. Menemui Kepala Sekolah dan mengatur jadwal
pertemuan
b. Bertemu Kepala Sekolah dan menanyakan kepada Bapak
Kepala Sekolah tentang ruangan kosong yang tidak
terpakai di sekolah tersebut.
c. Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk menggunakan
ruangan yang tidak terpakai tersebut untuk dijadikan
Laboratorium IPA.
2. Berkonsultasi kepada Kepala Laboratorium IPA yang lama
Tahapan pada kegiatan ini adalah :
b. Menghubungi Kepala Laboratorium IPA yang lama untuk
bertanya kapan ada waktu bertemu.
c. Bertemu sesuai janji dengan Kepala Laboratorium IPA
yang lama untuk mengkoordinasikan hasil diskusi dengan
Kepala Sekolah.
d. Meminta izin kepada Kepala Laboratorium IPA yang lama
untuk memindahkan barang ke Laboratorium IPA yang
baru akan dibentuk atas persetujuan Kepala Sekolah .
3. Membersihkan ruangan kosong sebagai Laboratorium IPA
dengan bantuan siswa – siswi.
Tahapan pada kegiatan ini adalah
a. Meminta izin kepada guru yang mengajar untuk mengajak
siswa siswi membantu membersihkan ruangan tersebut.
27
b. Menjelaskan kepada siswa siswi apa saja yang harus
dilakukan bersama
c. Mengajak siswa siswi ke ruangan kosong tersebut
d. Mencari alat kebersihan yang bisa digunakan dan
membersihkan ruangan tersebut
4. Memeriksa peralatan Laboratorium yang sudah ada
sebelumnya
Tahapan pada kegiatan ini adalah
a. Menyiapkan peralatan untuk menulis daftar peralatan
laboratorium IPA
b. Memeriksa satu persatu peralatan Laboratorium
c. Menulis semua peralatan yang ada dan kondisinya masih
bagus atau tidak
5. Menempatkan peralatan Laboratorium IPA
Tahapan pada kegiatan ini adalah
b. Menyusun meja – meja dan lemari
c. Memilih barang – barang yang mudah pecah untuk
ditempatkan di etalase
d. Memilih barang – barang yang kecil untuk dimasukkan ke
dalam kotak / kardus
e. Membuat label pada beberapa barang dan kotak agar
mudah ditemukan
6. Melaksanakan evaluasi penempatan peralatan
Tahapan pada kegiatan ini adalah
b. Memeriksa kesesuaian tempat dan letak peralatan
c. Mengkoordinir siswa merapikan peralatan kebersihan
d. Membuat tata tertib di Laboratorium IPA
28
dari isu yang telah saya uraikan pada pembahasan sebelumnya
dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan
menerapkan konsep kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
(Pelayan Publik) sehingga setelah aktualisasi dilakukan pada
lingkungan SMKN 1 Tukak Sadai Khususnya kelas X dapat
berkontribusi mendukung tercapainya visi misi SMKN 1 Tukak
Sadai.
29
etika publik, yaitu sopan santun. Berbicara dengan sopan
dan santun dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
akuntabilitas yaitu kejelasan. Dengan adanya kejelasan
sehingga kita mengetahui ruangan kosong yang tidak
terpakai bsa kita alih fungsikan menjadi ruangan
laboratorium IPA yang baru.
Output yang dihasilkan berupa daftar ruangan.
3. Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk menggunakan
ruangan yang tidak terpakai tersebut untuk dijadikan
Laboratorium IPA
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah:
Nasionalisme yaitu musyawarah untuk mencapai
mufakat.
Komitmen mutu yaitu efektif dan efisien. Dengan cara
menjadikan menjadikan ruang kosong yang tidak
digunakan bisa bermanfaat bagi siswa siswi sebagai
Laboratorium IPA. Dalam hal ini diharapkan bisa
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
praktik.
Output yang dihasilkan berupa surat izin penggunaan
ruangan.
30
juga misi sekolah yang keempat yaitu : “meningkatkan
kemampuan berkomunikasi global dengan menjunjung norma
dan nilai budaya bangsa Indonesia”
31
Anti korupsi : Disiplin. Kita harus menepati janji untuk
datang tepat waktu (disiplin waktu)
etika publik yaitu sopan santun. Dengan adanya sopan
santun kita bertemu dan berbicara sehingga kita bisa
berkomunikasi dengan baik dan tidak terjadi
kesalahpahaman
Output yang dihasilkan berupa koordinasi berjalan dengan
baik.
3. Meminta izin kepada Laboratorium yang lama untuk
memindahkan barang (peralatan) ke Laboratorium IPA yang
baru akan dibentuk atas persetujuan Kepala Sekolah
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah :
nasionalisme yaitu musyawarah untuk mencapai
mufakat.
etika publik yaitu menjalankan tugas secara profesional.
Dengan cara seperti itu, akan terjalin komunikasi dan
keterbukaan menjalankan tugas secara professional atas
perintah atasan.
Output yang dihasilkan berupa surat izin pemindahan
barang.
32
“meningkatkan kemampuan berkomunikasi global dengan
menjunjung norma dan nilai budaya bangsa Indonesia”
33
2. Menjelaskan kepada siswa siswi apa saja yang harus kita
lakukan bersama
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah etika publik yaitu komunikasi
dengan cara dengan menyampaikan apa yang akan dilakukan
siswa agar tidak terjadi ketidaktahuan pekerjaan.
Output yang dihasilkan adalah siswa mengerti penjelasan
tentang apa yang akan dilakukan.
3. Mengajak siswa siswi ke ruangan kosong tersebut
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah :
akuntabilitas yaitu tanggung jawab. Dengan cara
mengajak anak ke tempat yang seharusnya dan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan siswa siswi
tersebut.
Anti korupsi, yaitu disiplin membawa anak hingga
sampai di tujuan.
Output yang dihasilkan berupa siswa sampai di tempat
tujuan.
4. Mencari alat kebersihan yang bisa digunakan untuk
membersihkan ruangan dan membersihkan ruangan tersebut
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah :
Pelayan public, yaitu partisipatif. Siswa dan guru
berpartisipasi dalam mencari alat kebersihan dan
membersihkan ruangan kosong tersebut secara bersama
– sama.
akuntabilitas yaitu bertanggung jawab. Dengan kita
melayani siswa dengan mencarikan peralatan kebersihan
dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pada
tahapan ini.
34
Output yang dihasilkan berupa ruangan bersih.
35
jawab. Dengan cara menyiapkan semua peralatan yang kita
butuhkan secara bertanggung jawab.
Output yang dihasilkan berupa peralatan menulis, seperti :
pena, kertas, dan mistar.
2. Memeriksa satu persatu peralatan
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah komitmen mutu yaitu orientasi
mutu. dengan cara mengecek satu persatu peralatan praktik
agar mengetahui barang apa saja yang sudah ada.
Output yang dihasilkan adalah peralatan terperiksa.
3. Menulis semua peralatan yang ada dan kondisinya masih
bagus atau tidak
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah :
Komitmen mutu, yaitu orientasi mutu
anti korupsi yaitu jujur. Dengan cara menulis semua
peralatan yang ada dan memperhatikan kondisi peralatan
itu dalam keadaan baik atau tidak. Sehingga dapat
mengidentifikasikan kualitas peralatan yang bisa
digunakan dengan jujur.
Output yang dihasilkan berupa data peralatan dan kondisinya.
36
“mengoptimalkan sumber daya sekolah dalam rangka
peningkatan kompetensi lulusan yang unggul”.
37
3. Memilih barang – barang yang kecil untuk ditempatkan di
dalam kotak/kardus
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah komitmen mutu yaitu efektif dan
efisien. Dengan cara mengatur tempat agar barang terlihat
rapi dan mencukupi kotak/kardus.
Output yang dihasilkan adalah barang – barang yang kecil
tersusun di dalam kotak/kardus.
4. Membuat label pada beberapa barang dan kotak agar mudah
ditemukan
Nilai dasar dan nilai kedudukan ASN yang terdapat dalam
tahapan kegiatan ini adalah :
komitmen mutu, yaitu efektif dan efisien
anti korupsi, yaitu jujur. Dengan cara menempalkan label
pada kotak/kardus agar barang mudah ditemukan.
Output yang dihasilkan berupa label nama barang pada
kardus/kotak.
38
pembelajaran praktik, sehingga diharapkan akan memperkuat
nilai kode etik Aparatur Sipil Negara pemerintah provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam “BERKAH” khususnya nilai
nomor 4 : “Kerjasama dalam melaksanakan tugas”
39
Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi
Dengan melakukan kegiatan Melaksanakan evaluasi
penempatan alat, diharapkan kualitas pelaksanaan kerja akan
terlaksana dengan baik sehingga diharapkan dapat
berkontribusi mendukung pencapaian visi SMKN 1 Tukak Sadai
yaitu “mencetak peserta didik yang bertaqwa, berprestasi dan
berdaya saing di bidang kemaritiman” dan juga misi sekolah
yang kedua yaitu “mengoptimalkan sumber daya sekolah
dalam rangka peningkatan kompetensi lulusan yang unggul”.
40
IPA
4. Memeriksa peralatan
laboratorium yang sudah ada
sebelumnya
5. Menempatkan peralatan
laboratorium IPA
6. Melaksanakan evaluasi
penempatan alat
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Nilai-Nilai Dasar ASN dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI
dapat diterapkan pada keempat kegiatan yang telah disusun. Nilai yang
digunakan adalah tanggung jawab, kejelasan, konsisten (Akuntabilitas),
musyawarah, kepentingan bersama, perikemanusiaan (nasionalisme),
memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, dan santunmenghargai komunikasi, koordinasi, dan
kerjasama (Etika Publik), dan inovasi, efektif dan efisien (komitmen mutu),
disiplin dan mandiri pada nilai anti korupsi. Selain itu, dalam kegiatan
rancangan aktualisasi juga mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI, yaitu nilai pelayanan publik (partisipatif, kepastian waktu, dan
kesederhanaan).
4.2 SARAN
42
DAFTAR PUSTAKA
43