Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN ABORTUS

PRAKTIK KLINIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/1


Tanggal terbit Ditetapkan Direktur,
RSUD SUNGAI RUMBAI

………………….
dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001
Berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20
PENGERTIAN
minggu atau berat janin < 1000 gram.
Menurut Derajatnya :
a. Abortus iminens : adalah abortus yang
membakat ditandai dengan perdarahan
pervaginam yang minimal, tetapi poprtio uteri
(kanalis servikalis) masih tertutup.
b. Abortus insipiens : pembukaan serviks yang
kemudian diikuti oleh kontraksi uterus namun
buah kehamilan belum ada yang keluar.
c. Abortus inkompletus : biasanya ada pembukaan
serviks, sebagian hasil konsepsi sudah keluar
(plasenta) sebagian masih tertahan di dalam
rahim. Biasanya diikuti perdarahan hebat.
d. Abortus komplit : seluruh hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri pada kehamilan < 20
minggu.
e. Missed abortion : tertahannya hasil konsepsi
yang telah mati di dalam Rahim selama ≥ 8
minggu. Ditandai dengan tinggi fundus uteri
yang menetap bahkan mengecil. Biasanya tidak
diikuti tanda-tanda abortus seperti perdarahan,
pembukaan serviks.
f. Abortus habitualis : adalah abortus spontan 3
kali atau lebih secara berturut-turut.

A. Abortus imminen
ANAMNESIS
a. Riwayat terlambat haid dengan hasil
βHCG (+) dengan usia kehamilan < 20
minggu.
b. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu
banyak berwarna kecoklatan dan
bercampur lendir
c. Nyeri perut atau cramping pain sedikit.
B. Abortus insipient
a. Perdarahan bertambah banyak, berwarna
merah segar, disertai terbukanya serviks.
b. Perut nyeri ringan atau spasme.
C. Abortus inkompletus
a. Perdarahan aktif.
b. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat
persalinan.
c. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi.
d. Mulut Rahim terbuka dengan sebagian
sisa konsepsi tertinggal.
e. Terkadang pasien datang dalam keadaan
syok akibat perdarahan.
D. Abortus komplit
a. Perdarahan sedikit.
b. Nyeri perut atau kram ringan.
c. Mulut Rahim sudah tertutup
d. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi.
E. Missed abortus
a. Perdarahan dan nyeri perut minimal.
F. Abortus habitualis
a. Riwayat abortus 3 kali atau lebih
berturut-turut.
A. Abortus imminens
PEMERIKSAAN
a. Ostium uteri masih tertutup
FISIK
b. Perdarahan berwarna kecoklatan disertai
dengan lender.
c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
d. DJJ masih ditemukan.
B. Abortus insipient
a. Ostium uteri terbuka, dengan terdapat
penonjolan kantong dan didalamnya berisi
cairan ketuban.
b. Perdarahan berwarna merah segar
c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
d. DJJ masih ditemukan
C. Abortus inkompletus
a. Ostium uteri terbuka, dengan terdapat sebagian
sisa konsepsi.
b. Perdarahan aktif
c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
D. Abortus komplit
a. Ostium uteri tertutup
b. Perdarahan sedikit
c. Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan
E. Missed abortion
a. Ostium uteri tertutup
b. Perdarahan dan nyeri perut tidak ada.
c. Ukuran uterus lebih kecil dan usia kehamilan
d. Gejala khas janin telah mati tetapi tidak ada
epulsi jaringan.

1. Sesuai dengan anamnesis


KRITERIA 2. Sesuai dengan pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS 3. Sesuai dengan pemeriksaan penunjang
Abortus
DIAGNOSIS KERJA
a. Abortus imminens
b. Abortus insipient
c. Abortus inkompletus
d. Abortus komplit
e. Missed abortion

1. Mola hidatidosa
DIAGNOSIS 2. Kehamilan ektopik terganggu
BANDING 3. Missed abortion
1. USG
PEMERIKSAAN
2. Pemeriksaan tes kehamilan βHCG : biasanya
PENUNJANG
masih positif

A. Abortus imminens
a. Bed rest
b. Asam mefenamat 3x500 mg selama 5 hari
c. Tablet penambah darah
d. Vitamin ibu hamil diteruskan
B. Abortus insipen
a. Observasi tanda vital
b. Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
untuk dilakukan kuretase atau drip
oksitosin bila kehamilan lebih dari 12
TERAPI
minggu dilanjutkan.
c. Metilergometrin maleat 3x5 tab selama 5
hari
d. Amoksisilin 3x500 mg/ hari selama 5 hari.
C. Abortus inkompletus
a. Observasi tanda vital
b. Evaluasi tanda tanda syok
c. Bila terjadi syok karena perdarahan pasang
IV line (bila perlu dua jalur), segera beri
infus cairan NaCl fisiologis atau cairan RL
disususl dengan darah.setelah syok teratasi
rujuk ke fasilitas selanjutnya untuk
dilakukan kuretase
d. Pasca tindakan diberikan ergometrin IM
e. Amoksisilin 3x500 mg selama 5 hari
D. Abortus komplit
a. Tidak memerlukan tindakan pengobatan
khusus, hanya apabila terdapat anemia
perlu ditambahkan tablet penambah darah
(SF) dan dianjurkan makan makanan yang
banyak mengandung protein, vitamin, dan
mineral.
E. Missed abortion
a. Mengeluarkan jaringan nekrotik
b. Kehamilan dibawah 12 minggu langsung
dikuretase
a. Kehamilan diatas 12 minggu diberikan
misoprostol 4 tablet tumbuk SL lalu ditunggu 6-
12 jam hingga janin keluar setelah itu
dievaluasi dengan USG, bila ada sisa dapat
dilakukan kuretase.Non medikamentosa
a. Mengusahakan kecukupan nutrisi ibu,
termasuk sumplementasi vitamin dan asam
folat diawal kehamilan
b. Makan porsi kecil tetapi lebih sering
c. Menghindari mkanan yang berminyak dan
berbau lemak
d. Istirahat cukup dan hindari kelelahan

1. Memberikan informasi kepada pasien,


suami dan keluarga mengenai kehamilan
dan persalinan merupakan suatu proses
EDUKASI fisiologis
2. Hindari kelelahan pada ibu
3. Memperhatikan kecukupan nutrisi ibu

Quo ad vitam : dubia ad bonam


PROGNOSIS Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Diagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)
TINGKAT EVIDENS
Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)

PANDUAN
PRAKTIK KLINIS ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/2


Di temukan perbaikan klinis yang nyata pada
INDIKATOR MEDIS pasien dan didapatkan keadaan pasien stabil

1. Saifudin, AB. Ilmu Kebidanan. Perdarahan


pada kehamilan muda. Ed 4. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
2009: p. 460-474
2. Sastrawinata,S. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran. Bandung. 1981: 11-17
3. Saifudin, AB. Buku acuan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
2001: p. 146-147
4. Kementerian kesehatan RI dan WHO. Buku
KEPUSTAKAAN
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan dasar dan Rujukan. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.2013
5. Panduan Praktik Klinis Kebidanan dan
Kandungan
6. Kementrian kesehatan RI danWHO. Buku
saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas
kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta:
kementrian kesehatan RI.2013(kementrian
kesehatan Republik Indonesia, 2013)
7. Woeld Health Organization, kementrian
Kesehatan, Perhimpunan Obstetri dan
Ginekologi, Ikatan Bidan Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan dasar dan Rujukan. Edisi I.
Jakarta 2013. Hal 82-83 (Kementrian
Kesehatan Republik Indoneisa, 2013)
8. Prawirohardjo, S. Saifudin.
A.B.Raschimhadhi. T.Wiknjosastro, G.H,
2010. Ilmu kebidanan.ED 4 Cetakan
ketig.Jakarta: PT bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2010; Hal 814-818.(
Prawirohardjo, et al,2010)
9. Wiknjosastro, H.Hiperemis Gravidarum
dalam ilmu kebidanan jakrta:balai penerbit
FKUI.2005:Hal 275-280. (Prawirohardjo, et
al. 2010)
10. Ronardy, D.H. 0Ed. Obstetri Williams. Ed
18. Jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC.2006:9,996 (Ronardy,2006)

DIREKTUR RSUD SUNGAI RUMBAI

dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001

Anda mungkin juga menyukai