PENDEKATAN TEKNIS
Kegiatan persiapan ini sangatlah penting atau perlu dilaksanakan agar di dalam
melakukan kegiatan selanjutnya benar–benar mantap dan terarah. Tanpa
adanya kegiatan persiapan administrasi ini maka semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan tidak akan terkondisi dengan baik tidak selaras dan sinkron
dengan kegiatan yang lainnya.
Dalam melakukan kegiatan persiapan administrasi tersebut ada beberapa hal
yang perlu dilakukan antara lain adalah :
1) Persiapan surat menyurat dengan direksi maupun dengan instansi lain
yang terkait.
2) Persiapan peralatan yang akan dipergunakan.
3) Persiapan personil baik itu tenaga ahli maupun tenaga pendukung.
4) Persiapan kantor dan peralatan kantor.
b. Pengumpulan Data Sekunder
1) Melampirkan gambaran umum wilayah DED (penduduk, sosial ekonomi,
kondisi transportasi untuk skala provinsi dan kabupaten)
2) Menginventarisir, mengumpulkan dan mengulas dokumen studi
perencanaan pada lokasi pekerjaan (dokumen studi kelayakan, dokumen
G. Pekerjaan Topografi
Survei topografi dilakukan dengan peralatan T0, T2 dan Waterpass. Pada lokasi
yang tidak dapat dilakukan survei teristris dilakukan dengan alat echosounder
(survei Bathymetri) dan penentuan posisi dilakukan dengan Sextant. Kegiatan
pengukuran yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini terdiri dari pemasangan
patok Bench Mark (BM) dan patok Control Point (CP), pengukuran situasi,
ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm
dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).
v. Pengukuran Situasi dan Detail
a. Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan
desain harus diambil posisinya.
b. Setiap ujung dermaga existing harus diambil posisinya dan jarak
antara ujung- ujung dermaga yang bersebelahan juga harus diukur
(guna pengecekan)
vi. Kemudian Buku ukur harus diperlihatkan kepada Pengguna Jasa.
H. Pekerjaan Pemetaan
i. Metode Pemetaan
Dalam Perhitungan dalam pembuatan peta hidrografi disajikan
dalam lintang/bujur (apabila didapatkan BM berkoordinat geografis)
dengan metode:
2. Proyeksi : mercator.
3. Skala peta : untuk kolam pelabuhan 1:1.000, untuk alur pelayaran
1:2.500.
4. Meridian utama yang dipakai adalah Jakarta Baru.
5. Dalam hal tidak didapatkan titik tetap, koordinat geografis bisa
menggunakan sistem lokal (X,Y) atau UTM (dengan persetujuan
Pengguna Jasa).
6. Peta menggunakan kertas ukuran A1 dan bila luas daerah yang
disurvey melebihi ukuran di atas, peta dibagi dalam beberapa
a. Daerah dangkal.
b. Karang tenggelam maupun timbul.
c. Kerangka kapal tenggelam.
d. Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi.
e. Garis kedalaman/ketinggian (kontur).
- Untuk hidrografi, kontur yang ditarik adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 10, 15, 20, dst.
- Untuk topografi, kontur yang ditarik adalah: 1, 2, 3, dst (interval 1
meter).
- Garis pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan
dan perairan.
- Daerah ketinggian antara 0,00 m-LWS dan garis pantai supaya
diberikan angka-angka ketinggian (hal ini perlu mendapat
perhatian khusus).
- Pada peta dicantumkan nilai LWS (muka surutan) terhadap MSL
(duduk tengah) dan HWS (muka air tertinggi), serta hubungan
antara pasang surut dan BM.
- Simbol-simbol yang dipakai dalam penggambaran seperti:
karang, pantai berpasir, kerangka kapal dan lain-lain harus
mengacu kepada buku Peta Laut No. 1 yang diterbitkan
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
9
PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ekerjaa n D eta il Engineering D es ign (DE D ) Pelabuh a n Laut
Atap upu
rovins i Nus a T engga ra T im ur
Bila akan dipakai ID yang lain dari harga di atas harus dipenuhi persyaratan
Degree of disturbance:
A(%) = 100 (OD2- ID2) < 10 % D2
a. Dasar lubang bor di mana akan diambil contoh tanah harus bersih dari
sisa pengeboran dengan memompakan air ke dalam lobang bor yang
berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa tanah yang tertinggal, lama
mencuci minimum 5 menit sebelum diadakan pengambilan sampel.
b. Ujung bawah casing pada saat itu harus berada pada dasar lubang bor
untuk menghindari adanya longsoran-longsoran pada dasar lubang dan
sisa pengeboran (sludge)
c. Segera setelah lubang bor bersih, tabung contoh tanah ditekan ke
dalam tanah dengan tekanan tenaga manusia. Penekanan harus
dilakukan dengan hati-hati, continuous (single movement) dan perlahan
agar air yang terdapat dalam tabung diberi kesempatan keluar melalui
katup (ball-valve) yang terdapat pada kepala tabung (connector head).
Dalam segala hal tidak diperkenankan menekan tabung dengan pukulan.
d. Sebelum tabung ditarik dari dalam tanah, tabung harusdiputar 3600
untuk melepaskan tabung bersama isinya dari tanah dan kemudian
diangkat keluar dari dalam tabung.
e. Tanah pada kedua ujung tabung harus dibuang secukupnya dan
ruangan itu kemudian diberi parafin panas sebagai penutup dan
pelindung tanah dalam tabung. Tebal parafin pada bidang bawah
minimum 1 cm dan pada bidang atas minimum 3 cm.
f. Untuk pelaksanaan uji laboratorium, sampel dapat dipotong di lapangan
dengan hati-hati sesuai dengan panjang yang diperlukan dan tidak boleh
merusak keaslian sampel sisanya yang belum diuji.
g. Pengangkutan sampel harus dilakukan hati-hati, dijaga dari guncangan
dan beda temperatur yang tinggi (panas sinar matahari dll),sedapat
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
13
PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ekerjaa n D eta il Engineering D es ign (DE D ) Pelabuh a n Laut
Atap upu
rovins i Nus a T engga ra T im
ur
permukaan bidang uji yang kasar harus digerinda halus sebelum diuji;
bidang uji pada struktur yang berumur lebih dari enam bulan harus
digerinda rata sampai kedalaman 5 mm sebelum diuji, jika hasil
ujinya akan dibandingkan dengan hasil uji beton yang berumur lebih
muda
Arah pukulan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
• arah pukulan pada suatu lokasi bidang uji harus sama;
• pada pengujian dengan arah pukulan tidak horisontal, nilai
lenting rata-rata harus dikoreksi dengan nilai inklinasi sesuai
dengan petunjuk penggunaan alat hammer test yang
bersangkutan.
c) Perkiraan Kuat Tekanan berdasarkan nilai lenting yang diperoleh atau
yang telah dikoreksi nilai inklinasinya dengan menggunakan table atau
kurva korelasi pada petunjuk penggunaan alat Hammer yang dipakai
menguji.
d) Cara Uji :
drawing (dengan titik pengamatan pada balok, pile cap, pelat lantai)
3) Melakukan Uji Core drill bertujuan untuk memperoleh benda uji beton
dalam bentuk silinder langsung dari lapangan,
dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut.
a) Pengambilan Beton Inti
1) Pada titik yang jauh dan sambungan dan tepid dan elemen
struktur dari pada tempat – tempat yang sedikit mungkin atau
tidak ada tulangan.
2) Tegak lurus pada komponen struktur beton yang posisinya
horizontal/vertikal, harus dipilihkan pada tempat yang tidak
boleh membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu dekat
dengan sambungan.
b) Pengeboran
permukaan benda uji dan pasir dan kotoran lain. Jika benda uji
yang akan diuji masih basah, keringkan permukaannya. Catat
kondisi permukaan pada saat di uji.(basah atau kering)
- Kuat tekan benda uji ditentukan dengan membagi beban
lantai
Beban Uplift : beban yang bekerja jika pelabuhan
dibangun pada daerah gelombang ekstrim
Beban Angin : beban angin yang bekerja pada struktur
Beban Arus : beban arus yang bekerja pada struktur
Beban Gempa
Beban Berthing
Merupakan beban tumbukan kapal terbesar yang bekerja
pada struktur dermaga.
Beban Mooring
Merupakan beban tarikan kapal terbesar yang berkerja
pada struktur dermaga.
Beban Uplift
Beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada
daerah gelombang ekstrim
Kombinasi Pembebanan : kombinasi pembebanan ultimit dan
layan
II. Pre-elimanary Design
- Perencanaan dimensi balok dermaga
- Perencanaan dimensi lantai dermaga
- Perencanaan dimensi pile cap dermaga
- Perencanaan dimensi plank fender dermaga
III. Analisa Struktur Dermaga
- Analisis permodelan struktur dermaga berisikan permodelan
struktur secara keseluruhan, permodelan beban – beban yang
bekerja pada struktur tersebut dan hasil analisa permodelan;
- Kontrol Desain Beton Bertulang
- Kontrol Desain dilakukan untuk analisa hasil pendetailan
struktur dermaga dan trestle, dimana harus memenuhi syarat
keamanan dan sesuai dengan batas-batas tertentu yang
dipersyaratkan menurut peraturan. Kontrol Desain yang
dilakukan berupa pengecekan terhadap kontrol geser, kuat
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
22
PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ekerjaa n D eta il Engineering D es ign (DE D ) Pelabuh a n Laut
Atap upu
rovins i Nus a T engga ra T im ur
M. TRESTLE
I. Pembebanan
Beban Mati : beban sendiri struktur dan beban mati tambahan
lainnya
Beban Hidup : beban kendaraan dan beban hidup merata lantai
Beban Uplift : beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada
daerah dengan kondisi gelombang yang ekstrim;
Beban Angin :beban angin yang bekerja pada struktur
Beban Arus :beban arus yang bekerja pada struktur Beban Gempa
rencana dikategorikan berdasarkan Percepatan Batuan Dasar (PGA)
Beban Uplift Beban yang bekerja jika pelabuhan dibangun pada daerah
gelombang ekstrim Kombinasi Pembebanan : kombinasi pembebanan
ultimit dan layan
II. Pre-elimanary Design
- Perencanaan dimensi balok trestle;
- Perencanaan dimensi pelat lantai trestle;
- Perencanaan dimensi pile cap trestle.
III. Analisa Struktur trestle
- Analisa struktur berisikan permodelan struktur secara keseluruhan,
permodelan beban – beban yang bekerja pada struktur tersebut dan
hasil analisa permodelan;
N. BANGUNAN DARAT
1. Pembebanan
a) Bahan alam asli, misalnya batu gunung maupun sungai, kerikil, pasir,
kayu dan lain-lain.
b) Bahan batuan, misalnya beton (bertulang/tidak bertulang/pratekan),
baja, karet dan lain-lain.
3. Informasi lain-lain
a) Informasi mengenai sumber bahan bangunan termasuk tersedianya air
kerja juga menjadi bahan pertimbangan untuk perencanaan.
b) Hal-hal lain yang spesifik pada daerah/lokasi yang akan dibangun,
misalnya adanya benda hanyutan sungai, kemungkinan hilangnya
bagian-bagian konstruksi dan lain-lain agar menjadi pertimbangan juga.
4. Perencanaan sistem pondasi
Berdasarkan hasil survey soil, hidrografi, pembebanan dan pemilihan
sistem konstruksi fasilitas pelabuhan, kemudian dikerjakan
perencanaan sistem pondasi. Sistem pondasi yang direncanakan juga
harus memperhitungan bahan bangunan yang akan digunakan dan
sistem pelaksanaanya serta lingkungan pekerjaan (di air laut atau di air
tawar). Setiap alternatif sistem pondasi akan mempengaruhi berbagai
b) Mobile crane
c) Ponton (dalam jumlah cukup)
d) Tug boat
e) Work boat
Gambar Pelaksanaan:
a) Gambar lay-out (dilengkapi dengan garis kontur, arah mata angin, skala
posisi BM, dll)
6. Dasar-dasar Perencanaan
a) Sistem konstruksi
Dari hasil desain dermaga prototipe, konsultan perencana harus
menetapkan alternatif sistem konstruksi yang sesuai dengan kondisi
pelabuhan dimana akan direncanakan pembangunan dermaga.
Mulai
Pekerjoon Persiopon
Loporon Pendohuluon
lidok
Laporan Antara
lidok
Tidak
Penggambaran
PYfMt ur~@i::m
BOQ s RAB
Ildek
Peml:iuatan
Dekurmlltl T11r1dwr
Laporan Akhlr
Ler:;iurcn1
Penvr,JQ.nt;J ·--·-·
, I
Tenaga Ahli Konsultan yang akan ditugaskan telah diseleksi dan direncanakan
dengan seksama agar memenuhi kebutuhan program dan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan. Pekerjaan ini akan dipimpin oleh Team Leader, dan dibantu oleh
tenaga-tenaga ahli yang profesional serta tenaga pendukung lainnya.
A. Komposisi Tim
Sesuai dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja dan setelah mempelajari
lokasi kegiatan serta lingkup pekerjaan yang akan ditangani, Konsultan
menyediakan komposisi personil yang akan dimobilisasi dalam Kegiatan ini seperti
terlihat pada Lampiran Tabel 1.
DIREKTORAT KEPELABUHAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Ahli Struktur Ahli Mekanika Ahli Spesifikasi Ahli Geodesi Ahli Ahli Teknik
Utama Tanah dan Dokumen Arsitektur Pantai
Tender
Bor Master 1
Bor Master 2
Surveyor 1
Surveyor 2
Drafter
Laboran
Konsultan membuat suatu matrik kerja untuk setiap anggota Tim Konsultan untuk
membantu langsung dalam manajemen proyek dan monitoring kemajuan, matriks
ringkasan ini berhubungan langsung ke tugas kerja utama yang diperlihatkan pada
jadwal kegiatan. Format matrik dari skema tugas dan tanggung jawab
dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang
pendidikan minimal SMK. Juru gambar bertanggung jawab atas pembuatan
gambar-gambar yang dibutuhkan.
1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan
2. Membuat Gambar Sketsa. Bangunan
3. Membuat Gambar Autocad, Gambar 3 Dimensi
4. Mampu Megoperasiakn Sofware Arsitektur
5. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek /Team
Leader
6. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dan bertanggung jawab
meneliti atas hasil data yang didapat
l. Laboran
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam
perkerjaan pengujian laboratorium mekanika tanah
1. Berkoordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan, maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan
2. Menerima Perintah/Tugas Untuk menguji bahan campuran beton dan
menguji kekuatan beton atau Mekanika Tanah
3. Menyiapkan Peralatan dan bahan uji antara lain Menyiapkan Peralatan yang
akan digunakan, Menyiapkan Bahan yang dibutuhkan untuk pengujian.
4. Menguji bahan-bahan untuk campuran beton dan Lab mekanika Tanag.
E. PELAPORAN
Konsultan memberikan beberapa laporan dan materi presentasi, dan satu salinan
masing-masing dalam format yang dapat dibaca dengan komputer. Laporan
umumnya akan diberikan dalam Bahasa Indonesia.
Laporan yang harus diserahkan meliputi :
a. Laporan Pendahuluan (Hasil Reconnaissance Survey Report)
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) set untuk dibahas dengan Tim Teknis
dan 5 (lima) set yang telah disempurnakan, isi laporan meliputi:
LAPORANPENDAHULUAN
I PENDAHULUAN
I.1 Deskripsi Pekerjaan
I.2 Latar Belakang Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (Kak)
I.3 Maksud Dan Tujuan Pekerjaan
I.4 Lingkup Pekerjaan
I.5 Sistematika Penulisan
II GAMBARAN UMUM
II.1 Gambaran Umum Wilayah
II.1.1 Kondisi Fisik dan Geografis
II.1.2 Sosial Kependudukan
II.1.3 Perekonomian
II.1.4 Kondisi Sarana dan Prasarana
II.2 Tinjauan Kebijakan
II.2.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
II.2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
II.2.3 Rencana Induk Pelabuhan dan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional
II.3 Kondisi Eksisting Pelabuhan
II.3.1 Lokasi Pelabuhan II.3.2
Hinterland Pelabuhan II.3.3
Data Teknis Pelabuhan
II.3.4 Data Operasional Pelabuhan
III HASIL SURVEI PENDAHULUAN
- Perhitungan konstruksi.
- Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) proyek dengan Ms.
Project.
- Penyusunan Laporan Akhir adalah sebagai berikut:
LAPORANAKHIR
BAB. I. PENDAHULUAN
I.1 Deskripsi Pekerjaan
I.2 Latar Belakang Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (Kak)
I.3 Maksud Dan Tujuan Pekerjaan
I.4 Lingkup Pekerjaan
I.5 Sistematika Penulisan
BAB. II. GAMBARAN UMUM
II.1 Gambaran Umum Wilayah
II.1.1 Kondisi Fisik dan Geografis
II.1.2 Sosial Kependudukan
II.1.3 Perekonomian
II.1.4 Kondisi Sarana dan Prasarana
II.2 Tinjauan Kebijakan
II.2.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
II.2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
II.2.3 Rencana Induk Pelabuhan dan Rencana
Induk Pelabuhan Nasional
II.3 Kondisi Eksisting Pelabuhan
II.3.1 Lokasi Pelabuhan
II.3.2 Hinterland Pelabuhan
II.3.3 Data Teknis Pelabuhan
II.3.4 Data Operasional Pelabuhan
BAB. III. PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI
III.1 SURVEI TOPOGRAFI
III.1.1 Pembuatan Bench Mark
III.1.2 Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
III.1.3 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
III.1.4 Pengukuran Situasi
III.2 SURVEY HIDRO-OCEANOGRAFI
III.2.1 Pengamatan Pasang Surut
III.2.2 Peramalan Pasang Surut Dengan Metode
Least Square
III.2.3 Peramalan Pasang Surut Dengan Metode Admiralty
III.2.4 Metode Pasang Surut Global
III.2.5 Analisa Pasang Surut Global
KETENTUAN UMUM
Halaman
Isi Keterangan
GAMBAR DERMAGA
Halaman
Isi Keterangan
1 GambarDenah harus memperlihatkan dimensi panjang dan
Keseluruhan lebar dermaga, dimensi panjang antar as tiang pancang,
Dermaga konfigurasi tiang pancang secara jelas, denah penempatan
bollard, denah penempatan bitt, denah penempatan cleat, denah
penempatan fender dan denah penempatan lampu penerangan
(jika ada)
2.1 Gambar harus memperlihatkan dimensi panjang dan lebar dermaga,
Denah dimensi panjang antar as tiang pancang serta
Dermaga
Segmen 1
konfigurasi tiang pancang secara jelas, denah penempatan
bollard, denah penempatan bitt, denah penempatan cleat, denah
penempatan fender dan denah penempatan lampu penerangan
(jika ada)
2.2 Gambar harus memperlihatkan dimensi panjang dan lebar dermaga,
Denah dimensi panjang antar as tiang pancang serta konfigurasi tiang
Dermaga pancang secara jelas, denah penempatan bollard, denah
Segmen 2 penempatan bitt, denah penempatan cleat, denah penempatan
fender dan denah penempatan lampu penerangan (jika ada)
GAMBAR DERMAGA
Halaman
Isi Keterangan
GAMBAR DERMAGA
Halaman
Isi Keterangan
Tulangan Memanjang dimensi tebal plat lantai, dimensi tebal selimut
dan Melintang beton pada plat lantai.
10.1 Gambar Detail dan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan yang
Susunan Tulangan Pile digunakan pada pile cap dan isian tiang, tinggi beton
Cap tipe I serta sisian tiang, dimensi tebal plat baja penutup isian tiang,
Gambar Detail dan dimensi pile cap, dimensi tebal selimut beton pada pile
Susunan Tulangan cap, dimensi panjang tiang pancang yang berada pada
Beton Isian tiang tipe I pile cap.
10.n Gambar Detail dan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan yang
Susunan Tulangan Pile digunakan pada pile cap dan isian tiang, tinggi beton
Cap tipe n serta sisian tiang, dimensi tebal plat baja penutup isian tiang,
Gambar Detail dan dimensi pile cap, dimensi tebal selimut beton pada pile
Susunan Tulangan cap, dimensi panjang tiang pancang yang berada pada
Beton Isian tiang tipe n pile cap.
14 Gambar Penanda yang terbuat dari batu marmer/granit berisi informasi logo
(marking) dan tulisan Kementerian Perhubungan, nama pelabuhan,
permanen/prasasti nama kantor pelabuhan, tahun pembuatan,
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
54
PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ekerjaa n D eta il Engineering D es ign (DE D ) Pelabuh a n Laut
Atap upu
rovins i Nus a T engga ra T
im ur
GAMBAR TRESTLE
Halaman
Isi Keterangan
1 Gambar Denah Keseluruhan harus memperlihatkan dimensi panjang dan
Trestle lebar Trestle, dimensi panjang antar as tiang
pancang, konfigurasi tiang pancang secara
jelas, dan denah penempatan lampu penerangan
2.1 Gambar Denah Trestle Segmen harus memperlihatkan dimensi panjang dan
1 lebar Trestle, dimensi panjang antar as tiang
pancang serta konfigurasi tiang pancang
secara jelas dan denah penempatan lampu
2.2 Gambar Denah Trestle Segmen harus memperlihatkan dimensi panjang dan
2 lebar Trestle, dimensi panjang antar as tiang
pancang serta konfigurasi tiang pancang
secara jelas, dan denah penempatan lampu
2.n Gambar Denah Trestle Segmen harus memperlihatkan dimensi panjang dan
n lebar Trestle, dimensi panjang antar as tiang
pancang serta konfigurasi tiang pancang
secara jelas dan denah penempatan lampu
GAMBAR TRESTLE
Hala man
Isi Keterangan
7 Gambar Denah, Potongan dan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan
Detail Balok yang digunakan pada balok memanjang, dimensi
memanjangserta Tulangan balok memanjang, dimensi tebal selimut beton
pada balok memanjang
8 Gambar Denah, Potongan dan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan
Detail Balok melintang serta yang digunakan pada balok melintang, dimensi
Tulangan balok melintang, dimensi tebal selimut beton
pada balok melintang
9 Gambar Detail dan Susunan Harus memuat dimensi dan banyaknya tulangan
Tulangan Pile Cap serta yang digunakan pada pile cap dan isian tiang,
Gambar Detail dan Susunan tinggi beton sisian tiang, dimensi tebal plat baja
Tulangan Beton Isian tiang tipe I penutup isian tiang, dimensi pile cap, dimensi
tebal selimut beton pada pile cap, dimensi
panjang tiang pancang yang berada pada pile
Setelah membaca isi dari kerangka acuan kerja ( KAK ) dari pekerjaan Detail
Engineering Design (DED) Pengembangan / Rehabilitasi Pelabuhan Atapupu
Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka kami sebagai pihak penyedia jasa konsultansi
memberikan beberapa tanggapan dari isi KAK tersebut.
Adapun isi dari tanggapan dan saran tersebut adalah antara lain :
Dalam sebuah kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED), khususnya
yang berhubungan dengan pengembangan / rehabilitasi sebuah pelabuhan maka
selain faktor-faktor yang bersifat teknis seperti yang sudah dijelaskan dalam KAK
juga perlu memperhatikan faktor –faktor dibawah ini :
1. Kondisi eksisting pelabuhan dilihat dari jenis,fungsi dan layanan pelabuhan. Hal
ini berkaitan dengan target utama dari jenis,fungsi dan layanan pelabuhan
tersebut yang tercantum dalam master plan Rencana Induk Pelabuhan. Kondisi
ini menjadi penting dikarenakan perencanaan Detail Engineering Design (DED)
tidak sekedar menyentuh sisi perbaikan/pengembangan secara struktur akan
tetapi juga diharapkan bisa menjadi review desain bagi master plan rencana
induk pelabuhan. Karena situasi dan kondisi di wilayah Nusa Tenggara Timur
untuk saat sekarang bisa saja sudah banyak mengalami perubahan, baik
pertumbuhan ekonomi maupun tingkat kebutuhan transportasi laut.
2. Perlunya pendekatan yang lebih intens dengan pemangku kebijakan di daerah
setempat, khususnya di provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kaitan untuk
menyerap seluruh permintaan kebutuhan yang berkaitan dengan program
peningkatan pembangunan daerah yang bertujuan meningkatkan tingkat
perekonomian daerah itu sendiri. Sehingga terdapat sebuah keselarasan antara
rencana pengembangan yang sudah dibuat oleh Pihak Kementerian
Perhubungan dengan pihak pemerintah daerah provinsi Nusa Tenggara Timur.
Demikian tanggapan dan saran yang bisa diberikan oleh pihak penyedia jasa
konsultansi terhadap isi dari kerangka acuan kerja ( KAK ) dari pekerjaan Detail
Engineering Design (DED) Pengembangan / Rehabilitasi Pelabuhan Atapupu
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tanggapan dan saran terhadap personil dan fasilitas pendukung yang diberikan PPK
dalam kegiatan pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Pengembangan /
Rehabilitasi Pelabuhan Atapupu Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah atara lain :
perlu penambahan Personil Tenaga Ahli dibidang Lingkungan Hidup dalam kaitan
proses mitigasi akibat dari pelaksanaan pengembangan/rehabilitasi sebuah
pelabuhan, tenaga pendukung dalam pembuatan laporan. Untuk hal lainnya pihak
penyedia jasa konsultansi sudah mengangab apa yang terterah dalam KAK suda
sangat jelas.
I Tenaga Ahli
1 DWI LASTONO,ST PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Perencanaan Pelabuhan Team Leader 180,0 Hari
2 WARSITO,ST PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Struktur Utama Tenaga Ahli 90,0 Hari
3 ARDHIANTO,ST PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Mekanika Tanah Tenaga Ahli 60,0 Hari
5 SURATNO,ST PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Geodesi Tenaga Ahli 30,0 Hari
6 CHANDRA AGUSTIAN,ST PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Arsitektur Tenaga Ahli 30,0 Hari
7 NURHADI,ST PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Teknik Pantai Tenaga Ahli 30,0 Hari
1 M. NURHADI WIBOWO PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Pengeboran Bor Master 60,0 Hari
2 HARI MUSTIKA PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Ahli Pengeboran Bor Master 60,0 Hari
PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA
5 HERIYANTO NAPITUPULU PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Drafter Drafter 30,0 Hari
6 NUGROHO EKO PRASETYO,S.Si PT. BUANA REKAYASA ADHIGANA Tenaga Lokal Laboran Laboran 90,0 Hari
TABEL. 2
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
WAKTU PELAKSANAAN
NO TAHAPAN KEGIATAN Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
I Tenaga Ahli
Team Leader
1
Dwi Lastono,ST
Ahli Struktur Utama
2
Warsito, ST
Ahli Mekanika Tanah
3
Ardhianto,ST
Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender
4
Sihono,ST
Ahli Geodesi
5
Suratno, ST
Ahli Arsitektur
6
Chandra Agustian, ST
Ahli Teknik Pantai
7
Nurhadi,ST
WAKTU PELAKSANAAN
NO TAHAPAN KEGIATAN
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
2 SURVEY RECONAISSANCE
8 PENYUSUNAN PELAPORAN