BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
Berdasarkan undang- undang tentang rumah sakit No. 44 tahun 2009, rumah
rawat jalan dan gawat darurat yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan
organisasi yang unik dan komplek, unik karena di rumah sakit terdapat suatu proses
yang menghasilkan jasa medis dan perawatan dalam bentuk pelayanan pada pasien
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga seusai kebutuhan medis.
(2009 tentang Rumah Sakit), Kewajiban dan Hak Rumah Sakit yaitu:
kepada masyarakat.
kemampuan pelayanannya.
miskin.
3
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien.
by laws).
4
berupa :
a. Teguran
b. Teguran tertulis
perundang-undangan.
pelayanan.
perundang-undangan.
z. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
rumah sakit agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasien dan masyarakat yang dinamis,
5
maka setiap komponen yang ada di rumah sakit harus terintegrasi dalam satu sistem.
dokter spesialis.
d. peneliti Keperawatan;
keuangan seperti proses pembayaran biaya rawat jalan dan rawat inap.
pihak rumah sakit kepada kliennya. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit
6
tolak ukur dari kualitas rumah sakit tersebut. Bila suatu rumah sakit telah berhasil
kepada kliennya, itu berarti rumah sakit tersebut telah memiliki kualitas yang baik.
Dengan demikian, lambat laun pada rumah sakit tersebut akan tercipta suatu citra yang
suatu proses tertentu. Indikator pelayanan rumah sakit yang dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit antara
1. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
tempat tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya
2. Average Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
ALOS selain digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit juga
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut.
3. Bed Turn Over (BTO): adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali..
4. Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Semakin besar TOI maka
5. Net Death Rate (NDR): angka kematian netto yaitu angka kematian 48 jam
suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit tersebut
semakin baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25
6. Gross Death Rate (GDR): angka kematian brutto yaitu angka kematian umum
pelayanan rumah sakit semakin baik. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari
fisik dan peralatan, maka rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah
8
diklasifikasikan menjadi :
1. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
luas.
2. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
terbatas.
3. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
4. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
2.2.1 Definisi
Rumah sakit tipe B merupakan sebuah rumah sakit yang diklasifikasikan oleh
peraturan menteri kesehatan yang diatur dalam PMK 340 tahun 2010 sebagai rumah
sakit yang memiliki fasilitas pelayanan spesialis dan subspesialis yang terbatas. Rumah
sakit tipe B ini didirikan di setiap ibukota di setiap kabupaten. Rumah sakit ini menerima
rujukan dari rumah sakit kabupaten di sekitarnya. Rumah sakit tipe B diberi nama
Yang membedakan rumah sakit tipe B dengan rumah sakit tipe lain adalah
fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya. Rumah sakit Tipe B harus sedikitnya
memiliki empat Pelayanan Medik Spesialis dasar, empat Pelayanan Spesalis Penunjang
Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan dua Pelayanan Medik
9
1. tenaga medis
2. tenaga kefarmasian
3. tenaga keperawatan
5. tenaga nonkesehatan.
c. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar
d. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang
e. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain
g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
10
b. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
d. 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2
e. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua)
f. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja
keperawatan pada rumah sakit tipe B sama dengan jumlah tempat tidur pada instalasi
11
Rumah Sakit.
1. pelayanan medik
2. pelayanan kefarmasian
terdiri dari:
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik.
penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua
golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.
a) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
b) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
c) jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik
swasta.
2.3.1 Definisi
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat
di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Katagori
pasien yang mmasuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau
Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan
Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal
mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksanaan pelayanan kesehatan
atau rumah sakit pelaksanaan pelayanan kesehatan lain (Patria Jati, 2009). Rawat inap
menurut Crosby dalam M.Nur Nasution (2010) adalah kegiatan penderita yang
lebih dari 24 jam. Secara khusus pelayanan rawat inap ditujukan untuk penderita atau
pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus menerus (Continous Nursing
komprehensif
didapatkan pasien
15
(2010)
Standar adalah nilai ketentuan yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu
yang harus dicapai sedangkan pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
menteri kesehatan nomor 129 Tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
SPM juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum
yang diberikan oleh Badan Layanan Umum. SPM untuk jenis layanan rawat inap
Pasien mulai masuk ruangan perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang
maka pasien mendapat pelayanan sebagai berikut, pelayanan tenaga medis, tenaga
fasilitas perawatan. Pelayanan rawat inap harus menerapkan prosedur yang jelas, mudah
dan terorganisir. Alur masuk pasien rawat inap digambarkan oleh Loho (1988), sebagai
berikut:
Alur masuk pasien rawat inap RSUD. Jend. Ahmad Yani Kota Metro adalah senagai
berikut
PELAYANAN DOKTER
PELAYANAN PERAWAT
PELAYANAN MAKANAN
FASILITAS PERAWATAN
Menurut Kotler & Keller (2009), Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk
18
barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan
ide.
Menurut Fandy Tjiptono (2008), Produk merupakan segala sesuatu yang dapat
Produk yang ditawarkan oleh RSUD. Jend. Ahmad Yani Kota Metro di Ruang
1. Pelayanan Dokter
2. Pelayanan Perawat
3. Pelayanan Makanan
4. Fasilitas Perawatan
pelayanan yang diberikan seorang dokter kepada pasien yang sesuai dengan standar
pelayanan dokter. Menurut Hodgetts dan Cascio (1983), Pelayanan kedokteran memiliki
Uraian Tugas Tanggung jawab Dan Wewenang Dokter Di Ruang Rawat Inap
Penyakit dalam RSUD. Jend. Ahmad Yani Kota Metro sebagai berikut :
a) Visit dokter
Visite dokter pertemuan antara pasien dengan dokter untuk mendapatkan saran
atau perawatan kesehatan untuk gejala atau kondisi pasien. Michael Pulia (2011).
Uraian Tugas Tanggung jawab Dan Wewenang Dokter Spesialis di RSUD Jend.
19
b) Konsultasi
meninggal.
operasi.
c) Tindakan medis
rawat inap dalam kondisi gawat darurat sebelum dokter IGD datang untuk
d) Administrasi
1. Mengisi dan melengkapi form rekam medik dokter pada pasien ruangan
2. Melengkapi form klain asuransi (BPJS/ swasta) yang belum terisi oleh DPJP
> 1x 24 jam.
pelayanan medis.
e) Lain-lain
rumah sakit.
1. Pengertian
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien.
Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang
kebutuhan klien. Menurut A Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan
aktualisasi diri.
kesehatan
kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam
memelihara kesehatannya
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
c. Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai
Ruang Rawat Inap Penyakit dalam RSUD. Jend. Ahmad Yani Kota Metro
sebagai berikut :
a) Asuhan keperawatan
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
4. Melakukan pelporan serah trima pasien secara lisan ataupun tulisan saat
pertukaran dinas.
rumah sakit, puskesmas dan institusi kesehatan ini, Cara hidup sehat, seperti
pengaturan istirahat, makanan yang bergizi, atau bahan, pengganti sesuai dengan
mengenai penyakitnya.
1. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas tinggi, kolaps,
pendarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung), sesuai dengan protap
4. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya
5. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergiliran sesuai
jadwal dinas.
9. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun
11. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi Menyediakan formulir untuk
Petunjuk Diet, Resep obat untuk dibawa pulang, Surat rujukan atau pemeriksaan
rumah sakit adalah kegiatan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat
inap maupun rawat jalan untuk peningkatan kesehatan dalam rangka upaya preventif,
pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan
yang optimal melalui pemberian diet yang tepat (Depkes RI, 2005).
perawatan.
a) Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang, aman, dan nyaman
b) Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke ruang penunjang
pelayanan lainnya.
inap yaitu lokasi bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan
nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari sarana
penunjang rawat inap. Bangunan rawat inap sebaiknya terletak jauh dari tempattempat
pembuangan kotoran, dan bising dari mesin/generator. Lantai harus kuat dan rata, tidak
berongga, bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan vinyl yang rata atau keramik
dengan nat yang rata sehingga abu dari kotoran-kotoran tidak bertumpuk, mudah
dibersihkan, tidak mudah terbakar, dan pertemuan dinding dengan lantai harus
melengkung (hospital plint), agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat
sarang abu dan kotoran. Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak
Pintu masuk ke ruang rawat inap, terdiri dari pintu ganda, masing-masing dengan
lebar 90 cm dan 40 cm. Pada sisi pintu dengan lebat 90 cm, di pasang kaca intai, pintu
masuk ke kamar mandi umum, minimal lebarnya 85 cm, pintu masuk ke kamar mandi
pasien, untuk setiap kelas, minimal harus ada 1 kamar mandi berukuran lebar 90 cm,
diperuntukkan bagi penyandang cacat. Pintu kamar mandi pasien, harus terbuka ke luar
28
kamar mandi, pintu toilet umum untuk penyandang cacat harus terbuka ke luar(Depkes
RI, 2006).
Kamar mandi pasien, terdiri dari kloset, shower (pancuran air) dan bak cuci
tangan (wastafel). Khusus untuk kamar mandi bagi penyandang cacat mengikuti
pedoman atau standar teknis yang berlaku. Jumlah kamar mandi untuk penyandang
cacat, 1 (satu) buah untuk setiap kelas. Toilet umum, terdiri dari kloset dan bak cuci
tangan (wastafel). Disediakan 1 (satu) Toilet umum untuk penyandang cacat di lantai
dasar, dengan persyaratan sesuai pedoman atau standar yang berlaku. Dan untuk jendela
di ruang rawat inap, lebih disukai menggunakan jendela kaca sorong, yang mudah
instrumen aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapan yang
diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penelitian dan perawatan
keadaan badan atau gejalanya pada manusia. Menurut Kermenkes (2008), Standar
5. Termometer Digital
6. Pen Light
7. Nebulizer
8. Standar Infus
9. Amu Bag
10. Box Emergency
11. Tourniket
12. Tongoe Spatel
13. Tabung O2
14. Flowmeter
15. Humidefier
16. Tromol
17. Korentang
18. Troli
19. Gunting
20. Bak Instrumen
21. Bengkok
22. Lampu pembaca rontgen
23. Kulkas penyimpan Obat
24. Nursing Call
25. Urinal
26. Laken
27. Tempat tidur pasien
28. Pispot
29. Buli – buli
30. Baskom Mandi
31. Box amprah darah
32. Box Infus
33. Kursi Roda
34. Lampu UV
35. Tangga pasien
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang SPM RS
2.5 Kepuasan
2.5.1 Definisi
Menurut Kotler (2008), kepuasan adalah sejauh mana suatu tingkatan produk
dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli. Kepuasan pasien diartikan sebagai suatu
30
keadaan dimana harapan pasien terhadap suatu layanan kesehatan sesuai dengan
kenyataan yang diterima oleh pasien. Harapan pasien akan diktahui dari pengalaman
mereka sendiri saat menggunakan layanan kesehatan tersebut, informasi dari orang lain,
dan informasi yang diperoleh dari iklan atau promosi kesehatan yang lain.
Tingkat kepuasan pasien merupakan suatu hal yang penting dalam penyediaan
pelayanan yang lebih baik dan efisien. Bila pasien tidak puas, harus diketahui faktor
penyebabnya dan dilakukan perbaikan sistem layanan kesehatan. Jika tidak ada
perbaikan dari layanan kesehatan tersebut maka hasil pengukuran tingkat kepuasan
pasien menjadi tidak bermanfaat. Karena tujuan pengukuran tingkat kepuasan pasien
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat pasien merasa tidak puas (Gerson,
2014).
Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang
perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang
(Pohan, 2006).
melakukan peningkatan mutu pelayanan (Nursalam, 2014: 342). Menurut Pohan (2006),
tingkat kepuasan pasien yang akurat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu
31
layanan kesehatan. Oleh karena itu pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu dilakukan
diketahui karena :
kesembuhan belaka.
tetangga.
kebutuhan pasien.
4. Analisa kuantitatif
1. Apa yang diukur Ada enam konsep yang dapat digunakan untuk mengukur
sendiri dengan produk atau jasa pesaing berdasarkan item yang spesifik.
tingkat kesesuaian atau ketidak sesuaian antara harapan dengan kinerja suatu
layanan.
33
menanyakan apakah pelanggan akan membeli lagi atau mau menggunakan jasa
2. Metode pengukuran
Ada 4 metode yang dapat dipergunakan oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk
a) Sistem keluhan dan saran Organisasi yang berpusat pada pasien memberikan
saran.
produk tersebut.
rumah sakit.
Manfaat utama dari pengukuran tersebut adalah tersedianya umpan balik yang
obyektif. Dengan hasil pengukuran tersebut dapat dilihat bagaimana mereka melakukan
34
pekerjaannya, membandingkan dengan standar kerja dan memutuskan apa yang harus
2. Pengukuran ini bisa dijadikan dasar menentukan standar kinerja dan standar prestasi
3. Pengukuran ini memberitahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu
dan kepuasan pasien, informasi ini juga bisa datang dari pasien.
Kepuasan pasien terjadi jika kebutuhan atau harapannya terpenuhi. Oleh karena
itu kepuasan pasien adalah selisih (gap) antara pelayanan yang diterima oleh pasien
Produk / jasa
Harapan pelanggan
Nilai produk
Menurut Hirmukhe (2012) bagian penting dalam menimbulkan kepuasan pada pasien
adalah:
produk yang dapat dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja suatu
produk tersebut.
Kepuasan pelanggan rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan lain atau
a) pendekatan dan perilaku petugas, perasaan pasien terutama saat pertama kali
datang
b) mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan, apa yang dapat
diharap
c) prosedur perjanjian
d) waktu tunggu
pengaturan kunjungan
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien diatas, untuk itu
suatu pelayanan kesehatan harus dapat melaksanakan beberapa tahapan untuk dapat
36
memperoleh kepuasan pasien yaitu memberi pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan harapan pelanggan (pasien dan keluarganya), bila pelayanan yang diberikan
memenuhi harapan mereka dengan sendirinya mereka akan loyal pada unit pelayanan
yang paling baik adalah menanyakan langsung kepada paa pelanggan yang sudah
dengan produk yang telah didapatkankan. Misalnya angka 5,4,3,2,1, untuk tingkat :
4= puas (P),
3= netral (N),
kepuasan pasien.
2 Solichah Supartiningsih Kualitas Pelayanan an Hasil penelitian
(2017) Kepuasan Pasien Rumah menunjukkan bahwa
Sakit: Kasus Pada Pasien Variabel bukti fisik
Rawat Jalan (tangible) mempunyai
pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap
kepuasan pasien rumah
sakit Sarila Husada Sragen
pada pasien Rawat Jalan.
Variabel keandalan
(reliability) mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan pasien rumah
sakit Sarila Husada Sragen
pada pasien Rawat Jalan.
Variabel daya tanggap
(responsiveness)
mempunyai pengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap kepuasan pasien
rumah sakit Sarila Husada
Sragen pada pasien Rawat
Jalan. Hipotesis diterima.
Variabel jaminan
(assurance) mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan pasien rumah
sakit Sarila Husada Sragen
pada pasien Rawat Jalan.
Hipotesis diterima. Variabel
empati (emphaty)
mempunyai pengaruh
negatif dan tidak signifikan
terhadap kepuasan pasien
rumah sakit Sarila Husada
Sragen pada pasien Rawat
Jalan.
3 Mumu, Kandou, Doda Analisis FaktorFaktor Yang Hasil penelitian
(2015) Berhubungan Dengan menunjukkan bahwa
Kepuasan Pasien di terdapat hubungan antara
Poliklinik Penyakit Dalam dimensi Bukti Fisik,
RSUP Prof. Dr. R.D. Kehandalan, Daya
Kandou Manado Tanggap, Jaminan, dan
Empati dengan Kepuasan
Pasien. Daya Tanggap
merupakan dimensi yang
paling dominan
pengaruhnya terhadap
38
Kepuasan Pasien di
Poliklinik Penyakit Dalam
RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado.
4 Idris (2012) Hubungan Dimensi Mutu Ada hubungan bermakna
Pelayanan Dengan Tingkat antara kehandalan
Kepuasan Pasien Di (reliability) dan daya
Ruangan Rawat Inap Rsud tanggap (responsiveness)
Pariaman Tahun 2012 dengan tingkat kepuasan
pasien di ruangan rawat
inap RSUD Pariaman tahun
2012. Dan tidak ada
hubungan jaminan
(assurance), empati
(emphaty), bukti fisik
(tangible) dengan kepuasan
pasien di ruangan rawat
inap RSUD Pariaman tahun
2012
5 Rizki Ari Andi (2011) Hubungan Mutu Pelayanan Berdasarkan hasil penelitian
Kesehatan Dengan Tingkat didapatkan 82,7%
Kepuasan Pasien responden menyatakan
Jamkesmas Di Instalasi tingkat kehandalan petugas
Rawat Inap di RSUD tidak baik, 80,2%
dr.Rasidin Kota Padang responden menyatakan daya
tanggap petugas tidak baik,
80,2% responden
menyatakan jaminan
petugas tidak baik, 79%
responden menyatakan
empati petugas tidak
baik,85,2% responden
menyatakan bukti fisik
tidak baik.
6 Rolando Jacobis (2013) Faktor-Faktor Kualitas Kesimpulan dari penelitian
Pelayanan Pengaruhnya ini yaitu menunjukan item-
Terhadap Kepuasan Pasien item yang berpengaruh
Rawat Inap Peserta adalah kehandalan, daya
Jamkesmas Di Blu Rsup tanggap, dan empati,
Prof.Dr. R.D. Kandou sedangkan jaminan dan
Manado sarana fisik tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pasien rawat inap.
7 Nanda Ariestyawati Hubungan Kualitas Hasil analisis data dengan
(2013) Pelayanan Dengan Tingkat menggunakan analisis
Kepuasan Pasien Jampersal regresi linier berganda
Di Instalasi Rawat Inap diperoleh kesimpulan
RSUD Dr. Moewardi bahwa ada pengaruh yang
Surakarta positif dan signifikan
variabel reliability (X1),
responsiveness (X2),
39
Persepsi kualitas
pelayanan kesehatan
Harapan pasien
Pelayanan yang diterima
terhadap pelayanan
pasien (tingkat kinerja)
(tingkat harapan)
Kepuasan pelanggan
Sumber : Loho (1988), RSUD Jend, Ahmad Yani Kota Metro (2019),
,Tjiptono (2012)