Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar

Suyono dan Harianto (2014: 14) mengatakan bahwa belajar merujuk

pada proses perubahan perilaku atau proses struktur kognitif seseorang

berdasarkan praktik, pengalaman atau hasil interaksi aktifnya di lingkungan atau

sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya. Baharuddin & Wahyuni

(2015: 14) mengemukakan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan dalam

dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Sedangkan

Hamalik (2015: 29) mengemukakan bahwa belajar merupakan sebuah proses

untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan itu Dimyati & Mudjiono (2010: 39)

berpendapat bahwa belajar adalah perilaku yang kompleks yang merupakan tindak

interaksi antara pebelajar dan pembelajar yang memiliki tujuan.

Berikut ini adalah ciri-ciri belajar yang dikemukakan oleh para ahli

(dalam Mujtahidin, 2014:3) sebagai berikut :

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ​change behavior​, dari


tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil, dll.
2. Perubahan perilaku “​relative permanen”​ (jika seseorang sudah belajar
maka dia akan memperoleh perubahan dari hasil belajar yang selama ini
dipelajari)
3. Perubahan perilaku tidak segeras dapat diamati pada saat proses belajar
sedang berlangsung
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Penguatan dapat
mendorong untuk mengubah tingkah laku

9
10

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku berdasarkan

pengalaman-pengalaman setiap individu.

2.1.2 Pembelajaran
Menurut Widoyoko (2016: 9) pembelajaran adalah sebuah program, yang

di dalamnya memerlukan sebuah perencaaan yang melibatkan guru dan siswa

untuk mencapai kompetensi. Sejalan dengan itu menurut Arifin (2016: 10) bahwa

pembelajaran adalah kegiatan yang sistematis dan sistematik yang bersifat

interaktif dan komunikatif antara pendidik dan peserta didik, antara sumber

belajar dan lingkungan untuk menciptakan tindakan belajar baik di kelas maupun

di luar kelas untuk meguasai kompetensi. Menurut Dwiyogo (2018: 47) bahwa

pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis untuk menyediakan sumber

belajar agar terjadi proses belajar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis yang melibatkan guru

dan siswa untuk mencapai kompetensi yang ditentukan.

Menurut Barry Moris (dalam Rusman dkk 2015: 43) tipe dalam proses

pembelajaran berkaitan dengan media dibagi menjadi 4 tipe:

1. Pola pembelajaran tradisional 1

2. Pola pembelajaran tradisional 2


11

3. Pola pembelajaran guru dan media

4. Pola pembelajaran bermedia

Gambar 2.1 (4 tipe pendidikan)

Pola-pola pembelajaran di atas memberikan gambaran bahwa seiring

dengan perkembangan zaman guru tidak lagi berperan sebagai satu satunya

sumber belajar tetapi siswa juga bisa menggunakan media sebagai sumber belajar.

2.1.3 Model Pembelajaran

Menurut Joyce (dalam Ahmadi, 2011: 13-14) model pembelajaran adalah

suatu perencanaan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Menurut Ramansyah (2012: 44)

model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal hingga akhir yang disajikan secara khas oleh seorang guru

tertentu. Sedangkan Rusman, dkk (2015: 38) mengemukakan bahwa model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu bentuk kerangka atau perencanaan pembelajaran yang


12

menggambarkan arah awal hingga akhir proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan.

Ciri ciri model pembelajaran menurut Rusman (2014: 136) adalah

sebagai berikut:

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pedidikan tertentu misalnya model
berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir
induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar
di kelas
4. Memiliki bagian bagian model:
a. Urutan langkah-langkah pembelajaran (​syntak​)
b. Adanya prinsip-prinsip reaksi
c. Sistem sosial
d. Sistem pendukung
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran,
seperti:
a. Dampak pembelajaran yaitu hasil belajar yang dapat diukur
b. Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang
6. Membuat persiapan mengajar dengan padoman model pembelajaran
yang dipilih

Berdasarkan ciri-ciri model pembelajaran di atas model pembelajaran

bersifat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena dalam model pembelajaran

memiliki urutan langkah langkah pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus

melakukan perencanaan dan menentukan model pembelajaran yang cocok untuk

diterapkan saat pembelajaran agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

2.1.4 Konsep ​Blended Learning

Blended learning terdiri dari kata ​blended dan ​learning​. ​Blended dalam

bahasa inggris memiliki arti campuran atau kombinasi, sedangkan ​learning

memiliki arti belajar. Menurut Prihadi (2013: 153) ​Blended learning merupakan

sebuah kolaborasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran ​online,​ bisa melalui
13

portal ​e​-​learning,​ ​blog, web​, maupun jejaring sosial. Menurut Sutopo (2012: 4)

blended learning adalah suatu model pembelajaran yang menggabungkan

beberapa model pembelajaran ​face to face​, ​offline​, ​online​. Sependapat dengan

Dwiyogo (2018: 60) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis ​blended

learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian

pembelajaran menggunakan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer

(​offline​), dan komputer secara ​online.​ Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa ​blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan

pembelajaran tatap muka dan pembelajaran ​online​.

Menurut Suryani (2013: 6) langkah-langkah pembelajaran ​blended

learning menggunakan langkah-langkah model pembelajaran yang diterapkan

oleh Alessi dan Trollip yaitu ada 4 fase. (1) ​presenting information; ​(2) guiding

the learners; ​(3) practicing; and ​(4) assessing learning.​ Penjelasan mengenai 4

fase tersebut dipaparkan oleh Harahap (2017: 41) pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Fase ​Blended Learning


No Fase Penjelasan
1 Menyediakan informasi Guru menyampaikan materi di kelas dengan
menggunakan ​web (​ memberikan informasi materi,
demonstrasi, dan kerja kelompok serta penggunaan
program ​power point d​ engan bantuan media
komputer)
2 Membimbing siswa Guru mengarahkan siswa untuk mengeksplor
sebanyak mungkin informasi tentang materi ini
melalui ​link-link yang disediakan dalam ​web
tersebut atau melalui ​searching ​dan ​browsing
sendiri, lalu memberikan komentar pada topik yang
diberikan oleh guru
3 Memberikan latihan Kegiatan praktikum dilakukan dengan dua cara,
yaitu praktikum yang dilaksanakan di laboratorium
dan praktikum yang didesain dengan animasi pada
web/blog ​pembelajaran yang harus diakses siswa
secara ​online​.
14

4 Melakukan penilaian Guru memberikan soal sebagai refleksi


pembelajaran berupa latihan soal tertulis dan
soal-soal interaktif yang dikerjakan secara ​online
ketika siswa mengakses ​web/blog ​guru.

Langkah-langkah ​blended learning di atas akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu menyediakan informasi, membimbing siswa, memberikan

latihan, dan melakukan penilaian.

Menurut Husamah (dalam Syahrin 2015: 25) pembelajaran ​blended

learning​ memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Peserta didik leluasa mempelajari materi pelajaran secara mandiri


dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia ​online.​
b. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar diluar jam
tatap muka
c. Pengajar dapat meyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif
d. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik diluar jam tatap
muka dapat dikelolah dan dikontrol dengan baik oleh pengajar

Menurut Kusni (dalam Syahrin 2015: 26) pembelajaran ​blended learning

memiliki kelemahan seagai berikut:

2. Kelemahan

a. Pengajar perlu memiliki keterampilan dalam menyeleggarakan


e-learning
b. Pengajar perlu menyiapkan digital yang dapat menjadi acuan
c. Pengajar perlu menyiapkan waktu untuk megelola pembelajaran
berbasis internet

2.1.5 Edmodo

Dengan semakin berkembangnya teknologi maka semakin berkembang

pula media yang bisa digunakan saat pembelajaran. Penggunaan e-​learning saat
15

pembelajaran merupakan sebuah bentuk pemanfaatan teknologi dalam dunia

pendidikan. Saat ini media e-​learning sangat beragam sehingga kita sebagai

pengguna akan lebih mudah meggunakan aplikasi yang telah dibuat seperti

aplikasi edmodo, moodle, dll. Menurut Pianda, dkk (2018: 192) edmodo

merupakan suatu ​platform microblogging pribadi yang dikembangkan untuk guru

dan siswa, dengan mengutamakan privasi siswa. Sejalan dengan itu, menurut

Jalinus & Ambiyar (2016: 206) edmodo adalah sebuah ​platform ​pembelajaran

sosial untuk guru/dosen, mahasiswa/siswa, maupun untuk orang tua. Sedangkan

menurut Jayadinata (2014: 19) edmodo adalah sebuah jejaring sosial untuk

pembelajaran berbasis LSM (​Learning Management System​). Dari pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa edmodo adalah sebuah jejaring sosial untuk

pembelajaran bagi guru dan siswa yang berbasis LSM.

2.1.6 Sistem komputer materi Struktur CPU

Sistem komputer adalah salah satu bagian dari paket keahlian jurusan

rekayasa perangkat lunak (RPL), teknik komputer jaringan (TKJ) dan multimedia

untuk kelas X. Sistem komputer merupakan mata pelajaran produktif yang

mempelajari mengenai materi tentang konsep dasar dari sistem komputer dari sisi

perangkat kerasnya. Pada mata pelajaran sistem komputer salah satu yang

dipelajari yaitu mempelajari tentang struktur CPU. CPU merupakan komponen

terpenting dari sistem komputer, CPU juga disebut sebagai otak dari komputer.

Ada empat struktur utama di dalam sebuah komputer, CPU berfungsi sebagai

pengontrol operasi komputer dan sebagai pusat kegiatan dan pengolahan. Otak

dalam CPU cukup disebut sebagai prosesor. Dalam mewujudkan fungsi dan
16

tugasnya, CPU tersusun atas beberapa komponen yang merupakan bagian dari

struktur CPU (Haryanto & Sucipto, 2013: 9).

Pada penelitian ini disajikan materi tentang struktur CPU yang terdapat

pada KD. 3.10 menganalisis struktur CPU dan fungsinya dan 4.10 menyajikan

rangkaian internal CPU. Dari kompetensi dasar tersebut diturunkan menjadi tiga

indikator yang harus dicapai oleh siswa yaitu menjelaskan struktur CPU,

menjelaskan fungsi CPU, menyajikan rangkaian internal CPU.

1. Struktur Utama CPU

Sruktur utama CPU ada 4 yaitu sebagai berikut (Haryanto & Sucipto, 2013: 9):

a. Program Control Unit​, bertugas untuk mengontrol operasi CPU secara

keseluruhan dan mengontrol operasi CPU sehingga terjadi kesamaan kerja

antarkomponen dalam menjalankan fungsi operasinya. Termasuk dalam

tanggungjawab unit kontrol adalah mengambil instruksi instruksi dari memori

utama dan menentukan jenis instruksi tersebut.

b. Arithmetic And Logic Unit (ALU), berfungsi untuk membentuk fungsi

pengolahan data komputer. ALU sering disebut mesin bahasa karena bagian

ini mengerjakan instruksiinstruksi bahasa mesin yang diberikan padanya.

Seperti istilahnya, ALU terdiri dari dua bagian, yaitu unit aritmetika dan unit

logika yang masing-masing memiliki penjelasan tugas tersendiri.

c. Register​, adalah media penyimpan internal CPU yang digunakan saat proses

pengolahan data. Memori ini bersifat sementara, biasanya digunakan untuk

menyimpan data saat diolah ataupun data untuk pengolahan selanjutnya.


17

d. CPU ​Interconnection,​ adalah sistem koneksi dan bus yang menghubungkan

komponen internal CPU, yaitu ALU, unit kontrol dan register-register dan

juga dengan busbus eksternal CPU yang menghubungkan dengan sistem

lainnya, seperti memori utama, perangkat input/ output.

2. Rangkaian Internal

Untuk memahami organisasi CPU, maka harus mengetahui beberapa hal yang dapat

dilakukan CPU yaitu sebagai berikut (Yalinda, 2018: 210):

a. Fetch Intruction atau mengambil Intruksi agar CPU membaca instruksi dari

memori

b. Interpret instruction yaitu sebuah instruksi dikodekan untuk menentukan

tindakan yang diperlukan

c. Fecth data atau mengambil data yakni mengeksekusi suatu instruksi yang

memerlukan pembacaan data dari memori atau modul I/O

d. Proses data atau mengolah data yakni suatu instruksi yang memerlukan

pembentukan beberapa operasi aritmatika atau operasi logika pada data

e. Write atau menulis data yaitu hasil suatu eksekusi yang memerlukan

penulisan data ke memori atau modul I/O

3. Fungsi CPU

CPU beberapa orang menyebutnya prosessor merupakan perangkat keras

komputer yang memegang peranan penting dalam komputer . CPU menerima

perintah kemudian melaksanakan perintah tersebut dengan cara memberikan

perintah kepada komponen yang lain sesuai fungsinya.

2.1.7 Keterlaksanaan Pembelajaran


18

1. Aktivitas Guru

Menurut Sudjana (2010: 60) keterlaksanaan pembelajaran oleh guru

adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat

dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti.

Rusman (2013: 95) berpendapat bahwa kinerja atau unjuk kerja dalam kontek

profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran/KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dan melakukan

penilaian hasil belajar. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal:

mengkondisikan kegiatan belajar siswa, menyiapkan alat, sumber, perlengkapan

belajar, waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar mengajar, memberikan

bantuan dan bimbingan kepada siswa, melaksanakan penilaian proses dan hasil

belajar.

Aktivitas guru dalam penelitian ini yaitu kegiatan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ​blended

learning d​ i kelas X RPL pada mata pelajaran sistem komputer. Dalam

melaksanakan proses pembelajaran guru melihat sejauh mana kegiatan

pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, dengan adanya rencana

tersebut diharapkan aktivitas guru di dalam kelas tidak mengalami hambatan dan

kesulitan.

Menurut Mudlofir (2013: 62-63) guru sebagai pengajar lebih

menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan penganjaran.

Dalam hal ini dapat diambil aspek yang ingin diamati oleh peneliti dalam
19

penelitian ini yaitu guru dapat dikatakan mampu mengelola pembelajaran apabila

dapat melakukan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, menyusun, membaca, dan mempelajari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran(RPP).

b. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini guru dapat dikatakan mampu mengelola

pembelajaran apabila guru dapat mengaplikasikan RPP dengan baik yaitu

mampu melaksanakan tahap pendahuluan, tahap inti dan tahap penutup.

c. Dapat mengelolah waktu selama proses pembelajaran berlangsung dengan

baik.

d. Membangun suasana kelas seperti yang diinginkan dengan baik untuk

membantu proses pembelajaran yang berlangsung.

Kemampuan guru di atas dapat terlihat dalam melaksanakan setiap tahapan/prosedur

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ​blended learning yang

tercakup dalam kegiatan pendahuluan inti dan penutup di kegiatan guru pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Aktivitas siswa

Menurut Sudjana (2011: 60) Keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa

dinilai dari sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program

yang telah ditentukan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang

berarti. Keterlaksanaan oleh siswa dapat dilihat dalam hal: memahami dan

mengikuti petunjuk yang diberikan guru, dapat menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan guru, memanfaatkan sumber belajar yang disediakan guru.


20

Menurut Paul D.Dierich (Sardiman, 2011: 101) aktivitas belajar

diklasifikasikan menjadi 8 kelompok:

a. Visual activities​, seperti membaca, memperhatikan gambar,


memperhatikan demonstrasi percobaan orang lain.
b. Oral activities,​ seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
c. Listening activities​, seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
d. Writing activities, ​seperti menulis: cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing activities, s​ eperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f. Motor activities, ​seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
mereparasi model, bermain, berkebun, berternak.
g. Mental activities, ​seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, s​ eperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Aktivitas siswa dari penjelasan di atas yaitu meliputi kegiatan-kegiatan

visual activities,​ ​oral activities,​ ​listening activities​, ​writing activities​, ​drawing

activities​, ​motor activities,​ ​mental activities, dan emotional activities.​ Dari

penjelasan tersebut maka aktivitas siswa dalam penelitian ini yaitu kegiatan siswa

selama pelaksanaan pembelajaran: Siswa membuka link yang telah disediakan

(​Motor activities​), mengeskplor materi (​Motor activities​), mengerjakan LKK

(​Metal activities)​ , mengerjakan kuis (​Metal activities)​ .

2.1.8 Respon Siswa

Menurut Mujiyono (dalam Faize 2017: 35) mengemukakan respon

merupakan gerakan-gerakan yang terkondisi oleh persepsi seseorang terhadap

peristiwa-peristiwa luar dalam lingkungan sekitar. Menurut Azwar (2011: 15)

mengemukakan bahwa respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan


21

pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Dari pernyataan

di atas dapat disimpulkan bahwa respon adalah suatu tindakan atau

gerakan-gerakan yang timbul dari individu yang telah diberi stimulus dari

lingkungan sekitar. Aspek respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sikap siswa terhadap sistem komputer dan sikap siswa terhadap pembelajaran

dengan model ​blended learning.

2.1.9 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut purwanto (2013:

46) bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

yang mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Hamalik (2015: 27)

hasil belajar adalah sebuah pengubahan tingkah laku bukan sebuah peguasaan

hasil latihan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah sebuah hasil pencapaian dari tindakan belajar mengajar.

Ratawulan & Rusdiana (2015: 57) mengelompokkan hasil belajar

menjadi 3 ranah yaitu:

1. Ranah psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik seperti
meulis, memukul, melompat, dll
2. Ranah kognitif
Ranah kogitif adalah ranah yang berhubungan erat dengan kemampuan berfikir
menghafal, memahami, mengevaluasi, dll
3. Ranah afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang mencakup watak perilaku seperti sikap,
minat, kosep diri, nilai, dan moral.
22

Menurut Bloom dalam panduan penilaian hasil belajar pada Sekolah

Menengah Kejuruan tahun 2018 mengemukakan bahwa klasifikasi hasil belajar

secara garis besar membaginya dalam 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotor, Berikut ini penjelasan mengenai ranah kognitif.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Indikator pada ranah
ini diturunkan dari KD-KD dari KI-3 dengan menggunakan kata kerja
operasional. Beberapa kata kerja operasional dari C1-C6 yaitu:
a. Mengingat (C1): menyebutkan, memberi label, mencocokkan,
memberi nama, mengurutkan, menggolongkan, memberi contoh,
meniru, dan memasangkan
b. Memahami (C2): menggolongkan, menggambarkan, membuat
ulasan, menjelaskan, mengespresikan, mengidentifikasi,
menunjukkan, menemukan, membuat laporan, mengemukakan,
membuat tinjauan, memilih, menceritakan
c. Menerapkan (C3) : mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan
penjelasan, membuat penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan,
merancang persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa,
menyelesaikan masalah, dan menggunakan
d. Menganalisis (C4): ​menilai, menghitung, mengelompokkan,
menentukan, membandingkan, membedakan, membuat diagram,
menginventarisasi, memeriksa, dan menguji.
e. Mengevaluasi (C5): membuat penilaian, menyusun argumentasi atau
alasan, menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan,
menjelaskan alasan pembelaan, memperkiraan, dan memprediksi
f. Mencipta (C6): mengumpulkan, menyusun, merancang,
merumuskan, mengelolah, mengatur, merencanakan, mempersiapkan,
mengusulkan, mengulas

Berdasarkan ketiga ranah tersebut yag paling sering mejadi sorotan

adalah ranah kognitif sedangkan ranah afektif dan psikomotor sering diabaikan ini

dikarenakan dalam paradigma lama penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada

hasil atau produk (Ratawulan & Rusdiana, 2015: 57). Sehingga cenderung hanya

menilai aspek kognitif saja. Pada hasil belajar siswa SMK N 2 Bangkalan peneliti

membatasi penilaian hasil belajar pada ranah kogitif.

2.2 Penelitian yang relevan


23

Pemilihan model pembelajaran ​blended learning ini juga didasarkan pada

penelitian yang relevan terkait model pembelajaran ​blended learning.​ Adapun

penelitian relevan yang menggunakan model pembelajaran ​blended learning

antara lain:

1. Marini, dkk (2017) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran ​Blended learning

Berbantukan Media Aplikasi ​Quipper School terhadap Minat, Kemandirian,

dan Hasil Belajar pada Materi Gelombang Mekanik Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Cawas” ​menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil

belajar fisika, kelompok yang belajar dengan ​blended learning dengan siswa

​ elas
yang belajar konvensional dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). K

blended learning memiliki peningkatan hasil belajar lebih baik dibanding

kelas​ k​ onvensional.

2. Khofifah (2016) dengan judul “pengaruh model pembelajaran ​blended

learning terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI TEI pada

mata pelajaran komunikasi data dan ​interface ​di SMK Negeri Jetis Mojokerto

” ​yang menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil rata rata kelas yang berarti

hasil belajar yaitu hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model

blended learning​ lebih unggul dari pada kelas kontrol”​.

3. Mangabarani, dkk (2016) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Blended learning ​Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Pitumpanua Kab.Wajo ​(Studi Pada Materi Pokok Sistem Periodik

Unsur)​” ​juga menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

Blended learning ​terhadap hasil belajar siswa “.


24

2.3 Kerangka berfikir

Sebuah prestasi belajar siswa dapat diukur dengan tes yang dapat

diwujudkan dengan nilai dan angka. Semangat dan ketertarikan siswa saat

mengikuti pembelajaran bergantung pada situasi kondisi dan beberapa faktor saat

pembelajaran. Untuk membuat siswa agar bisa semangat dan tertarik dalam

pembelajaran guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif, karena akan

mempengaruhi semangat belajar siswa dan prestasi siswa. Tingkat pemahaman

siswa kelas X SMK negeri 2 Bangkalan terhadap mata pelajaran sistem komputer

masih kurang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 2

Bangkalan pada tanggal 2 November 2018 terhadap guru mata pelajaran sistem

komputer diperoleh informasi bahwa peserta didik kurang antusias dalam

mengerjakan tugas apalagi ketika presentasi. Ketika diberi tugas beberapa siswa

keesokan hariya tidak masuk sekolah. Pada saat pembelajaran sistem komputer

guru sering menggunakan metode ceramah, diskusi, dan presentasi. Selama

pembelajaran sistem komputer ini guru merasa kekurangan jam tatap muka untuk

bisa mencapai semua materi diterima oleh peserta didik sehingga itu berdampak

pada hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran ​Blended

​ erhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Komputer


learning T

Kelas X RPL SMK N 2 Bangkalan“. Kerangka berfikir penelitian ini digambarkan

pada bagan berikut:


25
26

Kerangka berfikir
27

Gambar 2.2 kerangka berfikir

2.4 Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan (Sugiyono,2017: 96). Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh model pembelajaran ​blended learning ​terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran sistem komputer kelas X RPL SMK N 2 Bangkalan.

Hipotesis Ho= tidak terdapat pengaruh model pembelajaran ​blended

learning t​ erhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer kelas X

RPL SMK N 2 Bangkalan.

Hipotesis Ha= terdapat pengaruh model pembelajaran ​blended learning

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer kelas X RPL

SMK N 2 Bangkalan.

Hipotesis pada penelitian ini terletak pada Ha artinya peneliti menduga ada

pengaruh model pembelajaran ​blended learning ​terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran sistem komputer kelas X RPL SMK N 2 Bangkalan.

Anda mungkin juga menyukai