Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN

INTRAVENA

PUSKESMAS AMPANA TIMUR


KECAMATAN RATOLINDO
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
2019
BAB I
DEFINISI

1. Terapi intravena adalah pemberian cairan, elektrolit, nutrisi, darah atau produk darah atau obat-obatan melalui
jalur intravena.
2. Obat adalah suatu bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis. Selain itu obat berfungsi untuk
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit yang berupa luka atau
kelainan pada manusia.
3. Obat parenteral adalah pemberian obat melalui jaringan tubuh.
4. Efek teraupetik adalah efek obat yang memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan.
5. Efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan , tidak bisa diramalkan dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam
pengobatan dan lain-lain.

BAB II
RUANG LINGKUP

Sebagai panduan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Ampana Timur dalam melaksanakan pemberian cairan
intravena dan injeksi intravena pada pelayanan terhadap pasien yang dilakukan tindakan di Puskesmas Ampana Timur.
BAB III
TATALAKSANA

Sebelum melakukan prosedur terapi cairan melalui intravena perifer, maka tenaga keperawatan harus
mengetahui dan memahami tentang terapi cairan, diantaranya :
1. Tipe cairan intravena
Cairan kristaloid : zat terlarut dalam suatu larutan dan tidak dibedakan dari larutan. Dapat berdifusi melalui sel
membrane.
a. Cairan isotonic
Memiliki osmolaritas kurang lebih sama dengan serum. Karena tinggal dalam ruang intravascular, cairan
mengekspansi kompartemen intravascular dan merupakan pilihan terbaik untuk hidrasi.
b. Cairan hipotonik
Memiliki osmolaritas lebih rendah dari serum. Cairan akan berpindah dari kompartemen intravascular,
menghidrasi sel dan kompartemen inersitial.
c. Cairan hipertonik
Memiliki osmolaritas lebih tinggi dari serum. Cairan terdorong ke kompartemen intravascular, dari sel dan
kompartemen interstitial.
Cairan koloid : zat terlarut tidak dapat membentuk cairan (true solution) karena amolekul koloid tidak akan larut
bila disebarkan, melainkan tetap tersuspensi secara merata dan terdistribusi menyeluruh dalam cairan produk
darah dan nutrisi parenteral.
2. Jenis cairan intravena
a. Kristaloid (isotonic, hipotonik, hipertonik).
 Isotonik : Ringer laktat, Asering, Nacl 0,9 %
 Hipotonik : Nacl 0,5 %
 Hipertonik : Dextrose 5 % dan Dextrose 10 %%
b. Koloid (darah, albumin, gelatin, dektran, HES)
 Cairan yang mengandung partikel onkolotik, sehingga menghasilkan tekanan onkotik.
 Bila diinfuskan, koloid akan tinggal terutama dalam ruang intravascular
 Darah dan produk darah menghasilkan tekanan onkolitik karena mengandung molekul protein besar
Menajemen Terapi Cairan Melalui Intravena Perifer
a. Persiapan pasien
Melakukan pendekatan ke pasien
 Periksa catatan medik untuk : allergi, riwayat penyakit, rencana pengobatan
 Periksa ulang program terapi (dokter)
 Perhatikan hasil laboratorium yang terkait
Pemahaman mengenai terapi IV untuk pasien
 Pengertian terapi intravena
 Tujuan pemberian terapi cairan inravena
 Berapa lama infus atau iv catheter akan dipasang
 Jumlah dan tipe cairan infus yang diperlukan
 Jelaskan bahwa pasien mungkin merasakan rasa sakit insersi dan rasa sakit ini akan berkurang setelah kateter/
jarum masuk ke dalam pembuluh darah vena
Selalu periksa dan pastikan program terapi dari dokter sudah diperiksa
 Tepat pasien ?
 Tepat indikasi ?
 Tepat cairan ?
 Tepat obat ?
 Tepat jalur ?
 Tepat waktu ?
 Tepat dokumentasi ?
b. Pemilihan peralatan
- Infus set : set standar, add-a-line set, volume control set
- Kateter untuk akses vena
Persiapan peralatan
- Inspeksi wadah/cairan
 Periksa ukuran wadah, tipe cairan IV, waktu kadaluarsa
 Pastikan keutuhan wadah/cairan
 Untuk wadah gelas, periksa bila ada retak, pecah
 Untuk wadah plastic, periksa bila ada robek, kebocoran
- Persiapan cairan
Pastikan label pada wadah tercantum :
 ID pasien (nama dan nomor rekam medis ) : sticker ID pasien
 Tanggal dan waktu cairan infuse di pasang
 Nama perawat
c. Memasang infuset
1. Pilih infuse set yang tepat : makro atau mikro
2. Pastikan infuse set, tipe wadah IV dan tipe cairan tepat untuk pasien
3. Pastikan tidak ada retak, lubang atau tidak adanya klem
4. Pegang wadah cairan lebih tinggi dari drip chamber
5. Tekan drip chamber sehingga terisi 1/3
6. Buka clamp dan buang udara dari selang infuse set
7. Tutup klem dan siap di sambung sesudah kanulasi vena berhasil
d. Pemilihan tempat insersi
- Pilih bangian vena yang paling lurus
- Pilih vena yang kokoh, bulat dalam penampakan atau perabaan
- Hindari area persendian
- Jika bukan keadaan gawat darurat, hindari akses IV pada area yang lebih distal
Pemilihan vena
1. Dorsal difitan vein
- Tidak terlalu stabil, perlu pendukung
- 22 gauge lebih di sukai
2. Metacarval veins
- Posisi ideal untuk IV : pilihan pertama dilakukan kanulasi pada ujung terdistal dari vena
- Pada orang tua, vena tipis, di sertai jaringan dan otot yang tidak adekuat.
3. Median antebrachial vein
- Tidak mudah di cari sehingga sering terlupakan
4. Median cephalic dan median basilica veins
- Tempat terakhir untuk pengambilan darah atau untuk terapi yang lama

e. Labeling kanulasi
1) Waktu insersi kateter vena perifer
2) Jenis kateter intravena yang digunakan
3) Nama inisial perawat
BAB IV
DOKUMENTASI

Tenaga kesehatan yang melakukan prosedur dalam pemberian terapi intravena bertanggung jawab
mendokumentasikan dalam status rekam medis yang sudah diberlakukan di Puskesmas Ampana Timur.

Anda mungkin juga menyukai