Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney


Manajemen kebidanan adalah pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh
bidan dalam pemecahan masalah klien, penulis menerapkan manajemen kebidanan yang
telah dikembangkan oleh Varney terdiri dari: Pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi (Varney, 2009).
Di sini penulis bermaksud untuk menerapkan manajemen kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus imminens dan berusaha membantu memecahkan masalah yang terjadi
dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut Varney. Berikut penerapan manajemen
kebidanan Varney dalam kasus ibu hamil dengan abortus imminens.

1. LANGKAH I : PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan
data-data.
Identitas klien dan suami
a) Nama
Untuk membedakan klien, mengetahui dan mengenal pasien.
b) Umur
Untuk mengetahui faktor resiko.
c) Agama
Untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya.
d) Suku/ Bangsa
Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien.
e) Pendidikan
Tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai tingkat pendidikan pasien.
f) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi.
g) Alamat
Ditanyakan untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal.
A. DATA SUBYEKTIF
Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi data kejadian.
1) Keluhan Utama
Dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang berhubungan dengan
oligohidramnion, postdate dan untuk keperluan penegakan diagnosa dari
oligohidramnion, fetal distress, postdate. Adapun keluhan yang berhubungan
dengan oligohidramnion: gerakan janin berkurang, perdarahan dan demam.
2) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui tanggal haid normal terakhir, uraian haid terakhir dan
pengalaman haid sebelumnya.
3) Riwayat Hamil Ini
Untuk mengetahui riwayat ANC teratur/ tidak, sejak hamil berapa minggu, tempat
ANC dan untuk mengetahui riwayat kehamilannya. Imunisasi TT (Tetanus
Toxoid) sudah/ belum, kapan, berapa kali, dan untuk mengetahui keluhan yang
dirasakan selama hamil.
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Riwayat kehamilan : Untuk mengetahui sebelumnya pernah hamil atau belum,
hasil akhir yang terjadi, komplikasi muncul atau tidak dan intervensi
dilakukan atau tidak.
b) Riwayat persalinan : Untuk mengetahui persalinan spontan atau buatan, lahir
aterem, preterm, posterm, ada perdarahan waktu persalinan, ditolong siapa,
dimana tempat persalinan.
c) Riwayat nifas : Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan,
infeksi, bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perenium.
d) Riwayat anak : Untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau
mati, berat badan waktu lahir.
5) Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang ini atau untuk
mengetahui penyakit lain yang bisa memperberat keadaan ibu, dan untuk
mengetahui pernah dirawat atau dioperasi.
6) Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit
Untuk mengkaji keadaan keluarga yang dapat menjadi faktor penyebab abortus
imminens yaitu penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes militus.
7) Riwayat Perkawinan
Status perkawinan, jika menikah, apakah ini adalah pernikahannya yang pertama,
apakah pernikahannya “Bahagia”, jika belum menikah apakah terdapat hubungan
yang sifatnya mendukung.
8) Riwayat Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi
yang baik otomatis akan mendapat kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik
pula.
9) Riwayat KB dan rencana KB
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB atau
belum, berapa tahun dan jenis yang digunakan.
10) Riwayat Ginekologi
Riwayat ginekologi bisa menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan.
11) Pola makan/minum/eliminasi/istirahat
Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani diet khusus, bagaimana
nafsu makannya, jumlah makanan, minuman, atau cairan yang masuk.
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK, adakah kaitanya dengan
opstipasi atau tidak.

B. DATA OBYEKTIF
Data obyektif merupakan data yang dapat diobservasi dan diukur
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum pasien apakah baik / cemas atau cukup/
jelek.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai composmentis, apatis,
samnollen, sopor, koma atau delirium.
c) BB/TB
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan pasien selama hamil,
penambahan berat badan rata-rata 0,3 – 0,5 kg/ minggu, tetapi nilai normal
untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9 – 12 kg. Untuk
mengetahui tinggi badan pasien kurang dari 145 cm atau tidak, termasuk resti
atau tidak.
d) Tekanan Darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi/ hipotensi dengan satuannya
mmHg. Tekanan darah normal: 100/80 – 120/80 mmHg.
e) Pernafasan
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit,
batas normalnya 18 – 24 x/ menit.
f) Suhu
Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi, karena adanya sisa hasil konsepsi yang
tertinggal di dalam uterus, maka terjadi nekrosis dan membusuk sehingga
menimbulkan infeksi pada desidua, sehingga menyebabkan kenaikan suhu
tubuh. Batas normal 35,6 – 37,6°C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Mata
Conjungtiva merah atau tidak pucat atau tidak, sklera ikterik atau tidak. Pada
kasus ibu hamil dengan Abortus imminens simetris, conjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, tidak ada oedem.
b) Rahang, gigi, gusi
Apakah ada caries/ tidak, mulut bersih atau kotor, lidah stomatitis atau tidak.
c) Leher
Untuk mengetahui apakah terdapat penonjolan terutama pada kelenjar tyroid
yang berhubungan dengan kejadian abortus, hipertyroid dapat menyebabkan
abortus.
d) Dada
Adakah benjolan pada payudara atau tidak, payudara simetris atau tidak,
puting susu menonjol atau tidak.
e) Axila
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe pada ketiak dan
adakah nyeri tekan.
f) System respiratori
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit,
batas normalnya 18 – 24 x/ menit.
g) Ekstrimitas atas dan bawah
Apakah oedem atau tidak, terdapat varises atau tidak reflek patella positif atau
negatif.
3) Pemeriksaan Khusus
a) Abdomen
 Inspeksi : Ukuran uterus dikaji dengan memperkirakan melalui observasi.
Bidan dapat mengobservasi gerakan janin dan perubahan kulit pada
abdomen, linea dan strea belum terlihat serta pembesaran perut tampak
lebih kecil dibandingkan usia kehamilan.
 Palpasi
Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah cara Leopold yang dibagi
dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan leopold I, II dan III pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu. Pada kasus oligohidramnion fundus lebih
kecil dibandingkan usia kehamilan.
Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uterisehingga usia kehamilan
dapat diketahui.
Leopold II : Untuk menentukan batas samping uterus dan posisi punggung
pada bayi letak memanjang.
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah.
Leopold IV : Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul.
 Auskultasi
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu djj janin belum terdengar.
4) Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosa seperti pemeriksaan
laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain. Pada kasus ibu hamil dengan
Abortus imminens pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan
Hb test, pemeriksaan USG dan PP test.

2. LANGKAH II : ANALISIS/ INTERPRETASI DATA


Pada langkah kedua ini data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah utama dan masalah penyerta. Setelah itu bidan merumuskan ke
dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah penyebab dan prediksi
terhadap kondisi tersebut.
Berdasarkan atas tanda dan gejala serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka
dapat ditentukan:

a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik
kebidanan.
Ny. X G… P… A… umur ….. tahun, umur kehamilan ….. minggu dengan
oligohidramnion.
b) Data Dasar
1) Data subyektif
Adalah data yang didapatkan untuk mengetahui keluhan atau masalah yang
dirasakan. Data subjektif pada ibu hamil dengan oligohidramnion adalah tidak
ada nyeri perut bagian bawah, perdarahan, gerakan janin berkurang dan
demam (Rukiyah dan Yulianti, 2010:232-233).
2) Data obyektif
HPHT, tinggi fundus uteri, TTV, banyaknya perdarahan pervaginam.
c) Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian yang menyertai diagnose. Masalah pada pasien Oligohidramnion
adalah perasaan cemas karena pergerakan janin kurang dan posterm.
Kebutuhan
Adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
Kebutuhan pada pasien Oligohidramnion adalah dorongan moral dan memberikan
informasi tentang Oligohidramnion.

3. LANGKAH III : DIAGNOSA POTENSIAL


Mengindentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan seperangkat
masalah dan diagnosa terbaru adalah suatu hal untuk antisipasi, pencegahan jika
mungkin, penantian dengan pengawasan penuh dan persiapan untuk kejadian apapun.
Pada kasus Oligohidramnion adalah potensial terjadinya fetal distress dan posterm.

4. LANGKAH IV : ANTISIPASI
Antisipasi merupakan petunjuk untuk penanganan aktivitas dan tindakan yang
membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kasus ini yaitu
mengumpulkan dan mengevaluasi data dimana yang menunjukkan situasi yang
memerlukan tindakan segera yaitu:
a. Tirah baring/ bed rest.
b. Beri dukungan moril pada ibu.
c. Pemeriksaan USG.
d. Kolaborasi dengan dokter spesialis

5. LANGKAH V : PERENCANAAN
Adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria
hasil. Asuhan kebidanan yang direncanakan pada pasien dengan Oligohidramnion
yaitu:
a. Anjurkan ibu untuk bed rest total/ tirah baring.
b. Anjurkan ibu untuk pemantauan kesejahteraan janin (pergerakan janin)
c. Anjurkan ibu untuk menjaga nutrisi .
d. Anjurkan untuk kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi.
e. Pemeriksaan USG. (Rukiyah danYulianti,2010:233)

6. LANGKAH VI : PELAKSANAAN
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Maka pelaksanaan pada pasien dengan Oligohidramnion yaitu:
a. Menganjurkan ibu untuk bed rest total/ tirah baring.
b. Menganjurkan ibu untuk memantau gerakan janin
c. Menganjurkan ibu untuk menjaga nutrisi selama kehamilan.
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi.
e. Pemeriksaan USG

7. LANGKAH VII : EVALUASI


Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan untuk kegiatannya
dilakukan terus-menerus dengan melibatkan pasien, bidan, dokter, dan keluarga. Pada
langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan yaitu
meliputi pemenuhan kebutuhan. Hal tersebut dapat membantu untuk mengetahui
terpenuhinya bantuan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di
dalam diagnosa dari masalah. Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien
setelah dilakukan tindakan. Hasil yang diharapkan dalam asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan Oligohidramnion adalah:
a. Keadaan umum ibu baik.
b. Tidak terjadi perdarahan.
c. Tidak terjadi IUGR.
d. Tidak terjadi fetal distress.

Anda mungkin juga menyukai