Kelompok 2
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Rahma Dianti Putri, S.E.,
M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Perpajakan yang telah
memberikan motivasi, pengajaran, dan bimbingan untuk menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang lebih
luas kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
memerlukan perbaikan.Untuk itu mohon saran dan kritiknya.Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berbeda. Metode akuntansi ini sangat bermanfaat terutma sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Dalam makalah ini akan dilakukan hal hal yg berkaitan
erat dengan metode akuntansi perpajakan dalam investasi pada efek tertentu yang
meliputi pengertian, jenis-jenis, manfaat, dan metode perhitungan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari investasi pada efek tertentu
2. Untuk mengetahui hubungan antara akuntansi dan perpajakan
3. Untuk mengetahui kegunaan dari pajak
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari investasi pada efek tertentu
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut IAI (2009:43) dalam SAK-ETAP efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif dari efek. Pengakuan dan pengukuraninvestasi pada efek
utang dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu:
Sementara itu pengakuan dan pengukuran investasi pada efek ekuitas dapat
diklasifikan dalam 2 jenis yaitu sebagai berikut:
Obligasi ialah surat berharga jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu.
Pbligasi dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi
sebagai investasi dicatat sesuai dengan perolehannya. Pembayaran untuk bunga
sehubungan dengan obligasi yang diperoleh antara tanggal pembayaran bunga
3
harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga
peroleh dengan nilai nominal oblogasi atau surat berharga semacam itu harus
ditangguhkan dan diamortisasikan selama jangka waktu yang ada.
Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007: 840-841) surat berharga atau
utang yang diklasifikasikan sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai
niat untuk memiliki efek tersebut sampai dengan jath tempo.
Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga
jatuh tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan
dalam kelompok investasi dalam utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya
perolehan setelah amortisasi premi/diskonto. Premi diskonto diamortisasi dengan
effective-interest methode, kecuali straight-line method menunjukkan hasil yang
sama.
Contoh:
Pada 1 januari 2012, PT Lita membeli oligasi dengan bunga 8%, 5 tahun, dan nilai
jatuh temponya sebesar Rp.100.000.000 dengan harga 92.278.000. bunga
dibayarkan setiap tanggal 1juli dan 1 januari. PT Lita menggunakan methode
bunga efektif dalam mengalokasikan diskonto/premi yang belum diamortisasi.
Obligasi ini dikategorikan dalam Held to Maturity. Tingkat bunga efektif yaitu
10%.
Diminta
Jawab:
4
a. Jurnal Pembelian Obligasi
c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan
amortisasi diskonto)
5
Neraca
Aset Lancar
Piutang bunga Rp. 4.000.000
Aset Tidak Lancar
Investasi pada efek tertentu Rp. 93.537.000
Laporan Laba Rugi
Pendapatan/Beban lain-lain
Pendapatan Bunga Rp. 9.259.000
4⁄6 × Rp.952.000
Atas transaksi penjualan investasi obligasi tersebut, dibuatkan jurnal :
6
• Terjadi perubahan peraturan perpajakanya menghapus atau menaikkan
pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang (tidak termasuk
perubahan peraturan perpajakan yang merevisi tarif pajak atas bunga
secara umum)
• Terjadi penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar, seperti
penjualan segmen, yang mengakibatkan di perlukannya penjualan atau
transfer efek dalam kelompok HTM untuk mempertahankan risiko kredit
entitas dan posisi risiko bunga yang ada saat tersebut.
• Terjadi perubahan dalam persyaratan atau peraturan perundangan yang
secara signifikan mengubah definisi investasi yang diizinkan atau tingkat
maksimal investasi yang di izinkan dalam jenis Efek tertentu, sehingga
entitas harus melepaskan efek dalam kelompok HTM.
• Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industry
tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas usahanya atau
sekala operasinya yang menjual efek dalam kelompok HTM
• Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintahan yang mengakibatkan
bertambahnya bobot risiko atas investasi Efek utang dalam perhitungan
rasio tertentu, misalnya dalm perhitungan solvabilitas entitas asuransi atau
perhitungan rasio kecukupan modal perbankan.
Contoh:
7
Tanggal 31 Desember 2011, investasi pada efek utang PT Barat (dalam ribuan
rupiah) adalah sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian untuk mencatat investasi utang dalam “trading” sebesar nilai
wajar adalah sebagai berikut.
Menurut IAI dal SAK-ETAP (3009 46-47) investasi utang yang di kelompokkan
dalam kelompok “trading” diukur besar nilai wajarnya dalam neraca. Efek yang di
beli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus diklasifikasikan
dalam kelompok “tading”. Pengelompokkan ini biasanya di tunjukkan dengan
frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering di lakukan. Tujuan dari
investasi utang ini dimiliki adalah untuk menghasilkan dari perbedaan harga
jangka pendek. Laba/rugi yang belum di realisasikan atau investasi utang
‘trading” harus diakui sebagai penghasilan.
8
Nilai tercatat Nilai wajar Laba/rugi yang
belum direalisasi
Obligasi PT Anaconda 10% 200.000 195.000 (5.000)
Contoh:
Tanggal Transaksi
03/11/11 PT. Roberto membeli 3 saham perusahaan, yaitu PT. Utomo sebesar
Rp.259.700.000, PT. Coklat sebesar Rp.317.500.000, PT. Regina
sebesar Rp.141.350
06/12/11 Ketiga perusahaan melaporkan laba perusahaan dan PT. Cokelat
membagikan deviden sebesar Rp.4.200.000
23/01/12 PT. Roberto menjual saham PT. Utomo sebesar Rp.287.220.000
10/02/12 PT. Roberto membeli 20.000 lembar saham PT. Titus @Rp.12.750 dan
komisi broker Rp.1.850.000
Atas transaksi diatas maka dibuatlah jurnal sebagai berikut.
9
Pada tanggal 31 Desember 2011, PT. Roberto membuat jurnal penyesuaian
untuk transaksi investasi dalam ekuitas saham, dengan perhitungan sebagai
berikut.
10
amortisasi premi/diskonto. Amortisasi laba/rugi yang belum direalisasi
tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi premi/diskonto
terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.
Sementara itu, pengungkapan untuk Efek dalam kelompok AFS dan kelompok
HTM, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan untuk setiap kelompok utama efek, yaitu :
11
Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan
hutang, termasuk diskonto dan premi yang belum diamortisasi berdasarkan,
sedikitnya 4 kelompok tanggal jatuh tempo, yaitu :
Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek pembayarannya
ditanggung oleh hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah ( tidak dialokasikan
kedalam beberapa kelompok jatuh tempo tersebut ). Jika penggolongan jatuh
temponya dialokasikan maka dasar alokasinya harus diungkapkan.
Penilaian investasi pada Efek tertentu menurut perpajakan didasarkan pada nilai
perolehannya sesuai dengan penjelasan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10
Ayat 6 ditentukan penilaian sekuiritas hanya boleh menggunakan harga perolehan.
Sedangkan keuntungan atau kerugian karena penjualan atau pengalihan saham
hendaknya berpegang pada ketentuan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4
Ayat 1 yaitu sebesar selisih anatra harga jual dengan harga perolehan.
2.6 Perpajakan
Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka
waktu tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah
tetap kepada investor. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian
keuntungan. Penjelasan Pasal 4 Ayat 1 bagian (g) UU PPh menganggap bagian
keuntungan tersebut sebagai penghasilan.
Pada UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1 menyebutkan bahwa “ Yang
menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomi yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam
12
bentuk apapun “ hal ini mencakup penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
transaksi investasi hutang.
Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period)
obligasi
Dari selisih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi, tidak
termasuk bunga berjalan ( accrued interest )
Dari selisih lebih dari harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi
D. Bunga dan atau diskonto obligasi yang diterima dan atau diperoleh oleh
WP reksadana yang terdaftar pada Bapepam atau Lembaga keuangan
sebesar :
10% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 1010
5% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
15% untuk tahun 2014 dan seterusnya
Atas penghasilan yang diterima dan atau diperoleh oleh WP berupa bunga
obligasi dikenai potongan PPh yang bersifat final, kecuali bagi WP tertentu yaitu :
13
I. Dana pension yang pendirian atau pembentukannya disahkan oleh
Menteri Keuangan
II. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/39962206/MAKALAH_AKUNTASI_PERPAJAKAN
_Disusun_oleh diakses tanggal 01 Maret 2020
16