Anda di halaman 1dari 19

INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

Kelompok 2

Nama Kelompok : Gilang Ramadhan (1813031046)

Fatwa Dewi Banowaty (1853031004)

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Mata Kuliah : Akuntansi Perpajakan

Dosen : Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd.

Rahma Dianti Putri, S.E., M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menolong hambaNya


menyelesaikan makalah yang berjudul “Investasi Pada Efek Tertentu” ini dapat
terselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Rahma Dianti Putri, S.E.,
M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Perpajakan yang telah
memberikan motivasi, pengajaran, dan bimbingan untuk menyusun makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang lebih
luas kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
memerlukan perbaikan.Untuk itu mohon saran dan kritiknya.Terima kasih.

Bandar Lampung,01 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Pengertian Investasi Pada Efek Tertentu.............................................. 3


2.2 Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ..................................................... 4
2.3 Efek di Perdagangkan .......................................................................... 7
2.4 Perubahan Kelompok Investasi ............................................................ 10
2.5 Penyajian dan Pengungkapan Investasi Pada Efek Tertentu................ 11
2.6 Perpajakan ............................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian dari Akuntansi Perpajakan


ialah akuntansi yang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dan di dalam
matakuliah ini terdapat salah satu bab yang membahas tentang akuntasi
perpajakan dan metode akuntansi terutama dalam investasi pada efek tertentu.(
(Retnani, 1997) Sistem Akuntansi perusahaan yang baik, merupakan faktor
penunjang yang penting dalam sistem perpajakan. Akuntansi perpajakan
merupakan bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan penyajian informasi
sesuai dengan ketentuan perpajakan kepada fikus (otoritas perpajakan).

Dalam menjelang era globalisasi mulai timbul beberapa masalah yang


menjadi kajian dan penelitian serta obyek pengembangan akuntansi (Gunadi,
1996) menyebutkan : (1). Akuntansi Sumber Daya Manusia; (2). Pelaporan
Karyawan; (3). Cross Culture (sebagai akibat globalisasi); (4). Pancadigna Multi
Disiplin; (5). Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan ; (6).Akuntansi
Internasional (termasuk pemeriksaan untuk internasional); (7). Harmonisasi dan
audit.

Didalam semua laporan keuangan dipersiapkan untuk memenuhi tujuan


tertentu dan tujuan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk dan isi laporan
keuangan dengan segala keterbatasannya. Sesungguhnya perbedaan tersebut tidak
saja disebabkan oleh siapa “pemakainya” melainkan pada metode apa yang
digunakan. Apakah menggunakan metode stesel kas atau stesel akrual kas
walaupun disusun dengan periode yang sama dengan elemen-elemen yang sama
namun tetap menunjukan perbedaan- perbedaannya selama masing-masing
laporan keuangan tersebut masih mengggunakan metode penyusutan yang

1
berbeda. Metode akuntansi ini sangat bermanfaat terutma sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Dalam makalah ini akan dilakukan hal hal yg berkaitan
erat dengan metode akuntansi perpajakan dalam investasi pada efek tertentu yang
meliputi pengertian, jenis-jenis, manfaat, dan metode perhitungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari investasi pada efek tertentu?
2. Bagaimana hubungan investasi pada perpajakan?
3. Bagaimana metode perhitungan investai pada efek tertentu?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari investasi pada efek tertentu
2. Untuk mengetahui hubungan antara akuntansi dan perpajakan
3. Untuk mengetahui kegunaan dari pajak
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari investasi pada efek tertentu

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investasi Pada Efek Tertentu


Dana kas menganggur (idle cash) ialah kelebihan kas yang tidak diperlukan
dalam waktu dekat. Biasanya kelebihan dana ini dimanfaatkan dengan cara
membeli atau menanamkannya dalam bentuk surat berharga baik dalam efek
utang atau efek ekuita. Investasi pada surat-surat efek harus memenuhi syarat-
syarat aman, likuid, dan menghasilkan.

Menurut IAI (2009:43) dalam SAK-ETAP efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif dari efek. Pengakuan dan pengukuraninvestasi pada efek
utang dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu:

1. Dimiliki hingga jatuh tempo (held to materity)


2. Diperdagangkan (trading)
3. Tersedia untuk dijual (available for sale)

Sementara itu pengakuan dan pengukuran investasi pada efek ekuitas dapat
diklasifikan dalam 2 jenis yaitu sebagai berikut:

1. Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok investasi ekuitas yang


diperdagangkan (trading) dan kelompok invetasi ekuitas yang tersedia
2. Aset Tidak Lancar

Obligasi ialah surat berharga jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu.
Pbligasi dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi
sebagai investasi dicatat sesuai dengan perolehannya. Pembayaran untuk bunga
sehubungan dengan obligasi yang diperoleh antara tanggal pembayaran bunga

3
harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga
peroleh dengan nilai nominal oblogasi atau surat berharga semacam itu harus
ditangguhkan dan diamortisasikan selama jangka waktu yang ada.

2.2 Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Held to Maturity – HTM)

Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007: 840-841) surat berharga atau
utang yang diklasifikasikan sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai
niat untuk memiliki efek tersebut sampai dengan jath tempo.

Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga
jatuh tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan
dalam kelompok investasi dalam utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya
perolehan setelah amortisasi premi/diskonto. Premi diskonto diamortisasi dengan
effective-interest methode, kecuali straight-line method menunjukkan hasil yang
sama.

Contoh:

Pada 1 januari 2012, PT Lita membeli oligasi dengan bunga 8%, 5 tahun, dan nilai
jatuh temponya sebesar Rp.100.000.000 dengan harga 92.278.000. bunga
dibayarkan setiap tanggal 1juli dan 1 januari. PT Lita menggunakan methode
bunga efektif dalam mengalokasikan diskonto/premi yang belum diamortisasi.
Obligasi ini dikategorikan dalam Held to Maturity. Tingkat bunga efektif yaitu
10%.

Diminta

a. Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasi


b. Buatlah daftar amortisasi obligasi
c. Buatlah jurnal untuk menatat bunga yang diterima, amortisasi da
penyesuaiannya
d. Buatlah penyajian dalam laporan keuangan per 31 Desember 2012

Jawab:

4
a. Jurnal Pembelian Obligasi

Tanggal Keterangan Debit Kredit


01-01-12 Investasi pada efek tertentu 92.278.000 -
Kas/Bank - 92.278.000

b. Daftar Tabel Amortisasi Obligasi (dalam rupiah)

Obligasi 8% dibeli dengan tingkat bunga 10%


Tanggal Penerimaan Pendapatan Amortisasi Nilai tercatat
kas/bank bunga diskonto obligasi
01-01-12 - - - 92.278
01-07-12 4000 4.614 614 92.892
01-01-13 4000 4.645 645 93.537
01-07-13 4000 4.677 677 94.214
01-01-14 4000 4.711 711 94.925
01-07-14 4000 4.746 746 95.671
01-01-15 4000 4.783 783 96.454
01-07-15 4000 4.823 823 97.277
01-01-16 4000 4.864 864 98.141
01-07-16 4000 4.907 907 99.048
01-01-17 4000 4.952 952 100.000
40000 47.722 7.722

c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan
amortisasi diskonto)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


01-07-12 Kas/Bank 4.000.000 -
Investasi pada efek tertentu 614.000
Pendapatan bunga 4.614.000
31-12-12 Piutang bunga 4.000.000 -
Investasi pada efek tertentu 645.000 -
Pendapatan bunga 4.645.000

d. PT. Lita melaporkan investasi obligasi per 31 Desember 2012 dalam


laporan keuangan sebagai berikut

5
Neraca
Aset Lancar
Piutang bunga Rp. 4.000.000
Aset Tidak Lancar
Investasi pada efek tertentu Rp. 93.537.000
Laporan Laba Rugi
Pendapatan/Beban lain-lain
Pendapatan Bunga Rp. 9.259.000

Apabila PT lita menjual investasi obligasinya pada tanggal 1 November 2016


dengan kurs 993⁄4 ditambah bunga akrual maka :

Nilai tercatat pada 1 Juli 2016 99.048.000


Amortisasi diskonto(1Juli-1November 2016= 4 buah) 635.000
99.683.000
Harga Jual 99.750.000
Laba Penjualan atas investasi obligasi 67.000

4⁄6 × Rp.952.000
Atas transaksi penjualan investasi obligasi tersebut, dibuatkan jurnal :

Tanggal Keterangan Debit Kredit


01/11/16 Investasi pada efek tertentu 635.000 -
Pendapatan bunga - 635.000
Kas/bank 102.417.000 -
Penapatan buga - 2.667.000
Investasi pada efek tertentu - 99.683.000
Laba penjualan invetasi obligasi - 67.000

Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009:44-45), entitas mungkin mengubah


maksudnya untuk memiliki investasi utang HTM dengan menjual atau
mentransfer investasi utang tersebut. Penjualan atau transfer investasi utang tidak
dianggap sebagai perubahan dalam tujuan HTM, apabila perubahan maksud di
sebabkan kondisi sebagai berikut:

• Terdapat bukti mengenai penurunan signifikasi risiko kredit entitas


penerbit efek.

6
• Terjadi perubahan peraturan perpajakanya menghapus atau menaikkan
pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang (tidak termasuk
perubahan peraturan perpajakan yang merevisi tarif pajak atas bunga
secara umum)
• Terjadi penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar, seperti
penjualan segmen, yang mengakibatkan di perlukannya penjualan atau
transfer efek dalam kelompok HTM untuk mempertahankan risiko kredit
entitas dan posisi risiko bunga yang ada saat tersebut.
• Terjadi perubahan dalam persyaratan atau peraturan perundangan yang
secara signifikan mengubah definisi investasi yang diizinkan atau tingkat
maksimal investasi yang di izinkan dalam jenis Efek tertentu, sehingga
entitas harus melepaskan efek dalam kelompok HTM.
• Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industry
tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas usahanya atau
sekala operasinya yang menjual efek dalam kelompok HTM
• Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintahan yang mengakibatkan
bertambahnya bobot risiko atas investasi Efek utang dalam perhitungan
rasio tertentu, misalnya dalm perhitungan solvabilitas entitas asuransi atau
perhitungan rasio kecukupan modal perbankan.

2.3 Efek“ Diperdagangkan” (Trading)

Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007,846-850) surat berharga


dalam bentuk utang ataupun saham yang di beli dan dimiliki untuk di jual kembali
dalam periode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan
hari). Perusahaan melaporkan efek “tading” pada fair value, dengan unrealized
holding gain or losses sebagai bagian dari laba neto. Holding gain or losses adalah
perubahan netto antara nilai wajar dari satu periode ke periode lain nya, tidak
termasuk dividen maupun bunga yang telah di akui tetapi belum di terima. Sama
seperti dua jenis investasi utang lain nya, premi/diskonto juga akan diamortisasi

Contoh:

7
Tanggal 31 Desember 2011, investasi pada efek utang PT Barat (dalam ribuan
rupiah) adalah sebagai berikut:

Nilai tercatat Nilai wajar Laba/rugi yang


belum direalisasi
Obligasi PT. Apel 10% 43.860 51.500 7.640
Obligasi PT. Belimbing 11% 184.230 175.200 (9.030)
Obligasi PT. Cherry 8% 86.360 91.500 5.140
Total 314.450 318.200 3.750

Jurnal penyesuaian untuk mencatat investasi utang dalam “trading” sebesar nilai
wajar adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31/12/11 Surplus yang ditransfer ke laba rugi tahun berjalan 3.750.000 -
- 3.750.000
Laba/rugi yang belum direalisasi

Menurut IAI dal SAK-ETAP (3009 46-47) investasi utang yang di kelompokkan
dalam kelompok “trading” diukur besar nilai wajarnya dalam neraca. Efek yang di
beli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus diklasifikasikan
dalam kelompok “tading”. Pengelompokkan ini biasanya di tunjukkan dengan
frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering di lakukan. Tujuan dari
investasi utang ini dimiliki adalah untuk menghasilkan dari perbedaan harga
jangka pendek. Laba/rugi yang belum di realisasikan atau investasi utang
‘trading” harus diakui sebagai penghasilan.

Apabila sampai pada tanggal 31 Desember 2012 tidak ada transaksi


penjualan maupun pembelian obligasi lainnya, maka jurnal penyesuaian yang
harus dibuat adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31-12-12 Surplus yang ditransfer ke ekuitas 4.537.000 -
Laba/rugi yang belum direalisasi - 4.537.000

Sedangkan rincian obligasi yang dimiliki per 31 Desember 2012 (dalam


ribuan rupiah) menjadi sebagai berikut.

8
Nilai tercatat Nilai wajar Laba/rugi yang
belum direalisasi
Obligasi PT Anaconda 10% 200.000 195.000 (5.000)

Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009:47) efek yang tidak diklasifikasikan


dalam kelompok trading dan dalam kelompok HTM, maka harus diklasifikasikan
kedalam kelompok AFS. Laba/rugi yang belum direalisasi harus dimasukkan
sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui
sebagai pengasilan pada saat laba/rugi tersebut dapat direalisasi.

Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga


termasuk amortiasi premi/diskonto yang timbul saaat perolehan diakui sebagai
penghasilan. Sedangkan untuk lagi/rugi yang telah direalisasi dalam efek trading
dan HTM, juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.

Contoh:

Tanggal Transaksi
03/11/11 PT. Roberto membeli 3 saham perusahaan, yaitu PT. Utomo sebesar
Rp.259.700.000, PT. Coklat sebesar Rp.317.500.000, PT. Regina
sebesar Rp.141.350
06/12/11 Ketiga perusahaan melaporkan laba perusahaan dan PT. Cokelat
membagikan deviden sebesar Rp.4.200.000
23/01/12 PT. Roberto menjual saham PT. Utomo sebesar Rp.287.220.000
10/02/12 PT. Roberto membeli 20.000 lembar saham PT. Titus @Rp.12.750 dan
komisi broker Rp.1.850.000
Atas transaksi diatas maka dibuatlah jurnal sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Debit Kredit


03/11/11 Investasi pada efek tertentu 718.550.000 -
Kas - 718.550.000
06/12/11 Kas/bank 4.200.000 -
Pendapatan deviden - 4.200.000
31/12/11 Laba/rugi yg belum direalisasi 35.550.000 -
Defisit yg ditransfer ke ekuitas - 35.550.000
23/01/12 Kas/bank 287.220.000 -
Laba penjualan investasi pd efek trtntu - 287.220.000
Investasi pada efek tertentu - 287.220.000
10/02/12 Investasi pada efek tertentu 256.850.000 -
Kas/bank - 256.850.000
31/12/12 Surplus yang ditransfer ke ekuitas 99.800.000 -
Laba/rugi yang belum direalisasi - 99.800.000

9
Pada tanggal 31 Desember 2011, PT. Roberto membuat jurnal penyesuaian
untuk transaksi investasi dalam ekuitas saham, dengan perhitungan sebagai
berikut.

Nilai perolehan Nilai wajar Laba/rugi yang


belum direalisasi
Saham PT. Utomo 259.700 275.000 15.300
Saham PT. Coklat 317.000 304.000 (13.500)
Saham PT. Regina 141.350 104.000 (37.350)
Total 718.550 683.000 (35.550)

Pada tanggal 31 Desember 2012, PT. Roberto membuat jurnal penyesuaian


untuk transaksi dalam ekuitas saham, dengan peritungan sebagai berikut.

Nilai perolehan Nilai wajar Laba/rugi yang


belum direalisasi
Saham PT. Titus 253.150 231.650 21.500
Saham PT. Coklat 317.000 362.550 45.050
Saham PT. Regina 141.350 139.050 (2.300)
Total 711.500 733.250 64.250

2.4 Perubahan Kelompok Investasi

Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009:47-48) pemindahan efek antar


kelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok,
laba/rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut.

a) Untuk efek yang dipindahkan dari kelompok “ trading “, maka laba/rugi


yang belum direalisasi pada tanggal transfer pada tanggal transfer telah
tercatat sebagai penghasilan dan oleh karena itu tidak boleh dihapus
b) Untuk efek yang dipindahkan ke kelompol “ tranding “ maka laba/rugi
yang belum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai
penghasilan pada saat tersebut
c) Untuk efek untang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok
HTM , maka laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus
tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus
diamortisasi selama masa manfaat efek dengan cara konsisten dengan

10
amortisasi premi/diskonto. Amortisasi laba/rugi yang belum direalisasi
tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi premi/diskonto
terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.

Untuk pengungkapan setiap penjualan/transfer efek dalam kelompok HTM harus


diungkapkan :

a. Jumlah akumulasi amortisasi diskonto/premi untuk efek yang dipindah


atau dijual ke kelompok lain
b. Laba/rugi penjualan efek, yang telah direalisasi maupun yang belum
direalisasi
c. Kondisi yang mengakibatkan diambilnya keputusan
menjual/memindahkan kelompok efek tersebut

2.5 Penyajian dan Pengungkapan Investasi Pada Efek Tertentu

Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 49-51 ) entitas menyajikannya dengan


neraca yang asetnya dikelompokkan menjadi asset lancar dan asset tidak lancar,
kewajibannya dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang harus melaporkan semua Efek dalam kelompok “ trading “ sebagai aset
lancar.Efek dalam kelompok HTM dan Efek dalam kelompok AFS disajikan
sebagai asset lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen.

Sementara itu, pengungkapan untuk Efek dalam kelompok AFS dan kelompok
HTM, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan untuk setiap kelompok utama efek, yaitu :

a. Nilai wajar agregat


b. Laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek
c. Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek
d. Biaya perolehan, termasuk jumlah premi dan diskonto yang belum
diamortisasi

11
Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan
hutang, termasuk diskonto dan premi yang belum diamortisasi berdasarkan,
sedikitnya 4 kelompok tanggal jatuh tempo, yaitu :

a. Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun


b. Jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun
c. Jatuh tempo dalam waktu antara 5 sampai 10 tahun
d. Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 10 tahun

Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek pembayarannya
ditanggung oleh hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah ( tidak dialokasikan
kedalam beberapa kelompok jatuh tempo tersebut ). Jika penggolongan jatuh
temponya dialokasikan maka dasar alokasinya harus diungkapkan.

Penilaian investasi pada Efek tertentu menurut perpajakan didasarkan pada nilai
perolehannya sesuai dengan penjelasan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10
Ayat 6 ditentukan penilaian sekuiritas hanya boleh menggunakan harga perolehan.
Sedangkan keuntungan atau kerugian karena penjualan atau pengalihan saham
hendaknya berpegang pada ketentuan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4
Ayat 1 yaitu sebesar selisih anatra harga jual dengan harga perolehan.

2.6 Perpajakan

Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka
waktu tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah
tetap kepada investor. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian
keuntungan. Penjelasan Pasal 4 Ayat 1 bagian (g) UU PPh menganggap bagian
keuntungan tersebut sebagai penghasilan.

Pada UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1 menyebutkan bahwa “ Yang
menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomi yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam

12
bentuk apapun “ hal ini mencakup penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
transaksi investasi hutang.

Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP 16 Tahun 2009


jo.PMK-85/PMK.03/2011 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi
yang berlaku 1 Januari 2009. Besarnya PPh sebagai berikut :

A. Bunga dari obligasi dengan kupon ( interest bearing debt securities )


 15% bagi WP dalam negeri dan BUT
 20% atau sesuai dengan tari P3B bagi WP luar negeri selain BUT

Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period)
obligasi

B. Diskonto dari obligasi dengan kupon ( Interest bearing debt securities )


 15% bagi WP dalam negeri dan BUT
 20% atau sesuai dengan tari P3B bagi WP luar negeri selain BUT

Dari selisih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi, tidak
termasuk bunga berjalan ( accrued interest )

C. Diskonto obligasi tanpa bunga ( non-interest bearing debt securities )


 15% bagi WP dalam negeri dan BUT
 20% atau sesuai dengan tari P3B bagi WP luar negeri selain BUT

Dari selisih lebih dari harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi

D. Bunga dan atau diskonto obligasi yang diterima dan atau diperoleh oleh
WP reksadana yang terdaftar pada Bapepam atau Lembaga keuangan
sebesar :
 10% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 1010
 5% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya

Atas penghasilan yang diterima dan atau diperoleh oleh WP berupa bunga
obligasi dikenai potongan PPh yang bersifat final, kecuali bagi WP tertentu yaitu :

13
I. Dana pension yang pendirian atau pembentukannya disahkan oleh
Menteri Keuangan
II. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(Retnani, 1997) Sistem Akuntansi perusahaan yang baik, merupakan faktor


penunjang yang penting dalam sistem perpajakan. Akuntansi perpajakan
merupakan bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan penyajian informasi
sesuai dengan ketentuan perpajakan kepada fikus (otoritas perpajakan). Paper ini
ditulis bertujuan menggambarkan betapa pentingnya pembukuan dan pencatatan
untuk menghasilkan laporan keuangan, dalam menentukan pajak sebagai sumber
keuangan negara. Sebagai bagian dari akuntansi terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan antara akuntansi komersial dan akuntansi perpajakan. Perbedaan yang
utama antara keduanya dalam hal timing dan permanentent difference.
Perkembangan akuntansi perpajakan tidak lepas dari perkembangan akuntansi
komersial dengan banyak diwarnai oleh kebijakan, serta politik perpajakan baik
secara nasional, regional, maupun global).

15
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. Trisnawati, Estralita. 2016. Akuntansi Perpajakan. Jakarta:


Salemba Empat. Hal 318

Retnani, E. D. (1997). Penerapan Akuntansi Perpajakan di Indonesia. Ekuitas ,


70-78.

https://www.academia.edu/39962206/MAKALAH_AKUNTASI_PERPAJAKAN
_Disusun_oleh diakses tanggal 01 Maret 2020

16

Anda mungkin juga menyukai