Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya
kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam
proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul.
Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah
menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga
usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Agar mahasiswa lebih mengerti askep keluarga dengan anak diare.
2. Tujuan khusus
a. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai teori/konsep dasar mengenai
keperawatan keluarga dengan anak diare.
b. Untuk memaparkan kepada mahasiswa, tahap-tahap perkembangan keluarga dengan anak diare
c. Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana proses keperawatan yang berperan dalam
kehidupan keluarga dengan anak diare
d. Untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang penatalaksanaan pada anak diare

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan
dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga (Friedman, 1998) Sedangkan Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

B. Tahap Perkembangan Keluarga


1. Pasangan Yang Baru Menikah.
a. Menciptakan/membina Hubungan Yang Hamonis/saling Menguntungkan
b. Belajar Saling Menyesuaikan Diri Dan Mulai Kegiatan-kegiatan Rutin Secara Bersama
c. Membina Hubungan Yang Baik Dengan Keluarga Pasangannya.
d. Pasangan Mulai Merencanakan Kapan Mereka Memengiginkan Anak
e. Kontasepsi Apa Yang Akan Mereka Pilih? Mencari Informasi Tentang Family Planning
2. Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama Sampai Umur 30 Bulan.
a. Adaptasi Menjadi Orang Tua, Memenuhi Kebutuhan Bayi/anak.
b. Peran Sebagai Suami Istri Sebagai Ayah Dan Ibu.
c. Memenuhi Kebutuhan Anggota Keluarga Baru.
d. Mempelajari Dan Menerima Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak.
3. Keluarga Dimana Anak Pertama Usia Pra-sekolah
a. MengasuhAnak
b. Menyediakan Kebutuhan Anak
c. Persiapan Kelahiran Anak Berikutnya.

4. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah


a. Sosialisasi Anak
b. Mendorong Anak Mencapai Prestasi Disekolah
c. Memelihara Hubungan Perkawinan Yang Harmonis.
d. Menjalin Kembali Hubungan Perkawinan
5. Keluarga Dengan Anak Pertama Usia Remaja
Menjaga Keseimbangan Tanggung jawab Dan Kebebasan Bagi Remaja dan terjadi Konflik
Antara Orang Tua Dan Remaja (Generation Gap)
6. Keluarga Dengan Anak Usia Dewasa Muda
b. Melepaskan Anak Untuk Membina Perkawinan
c. Orang Tua Membantu Anaknya Untuk Tidak Tergantung
d. Menerima Anggota Keluarga Baru
e. Menghargai Nilai/sikap
f. Bapak Mencapai Puncak Karir
g. Lebih Banyak Menghabiskan Waktunya Dengan Pekerjaan.
7. Orang Tua Dengan Usia Pertengahan
a. Menjalin Kembali Hubungan Perkawinan
b. Membina Hubungan Dengan Generasi Baru
8. Keluarga Usia Tua
a. Penyesuaian Terhadap Pensiun
b. Penghasilan Yang Berkurang
c. Hidup Sendiri
d. Salah Satu Pasangan Meninggal

C. Tahap Perkembangan pada anak


1. Perkembangan Fungsi Mental dan personality
a. Fase oral (0-1 tahun)
Positif :
1) Memberikan kepuasan/kesenangan
2) Menghisap, menelan, memainkan bibir
3) Makan kenyang, tidur

Negatif
1) Mengigit, mengeluarkan air liur
2) Marah, menangis.
b. Fase anal (1-3 tahun)
Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
Positif :
BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri
Negatif :
Anak akan menahan dan mempermainkannya
c. Fase phalic (3-6 tahun)
1) Memegang genetalia
2) Oedipus complek
Positif :
1) Egosentris : sosial interaksi
2) Mempertahankan keinginanya.
2. Perkembangan Psikosial (Ericson)
a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
1) Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain
2) Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan
b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
1) Alat gerak dan rasa, telah matang
2) Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol tubuhnya, diri dan
lingkungan.
3) Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan membuat sesuatu
sesuai dengan keinginannya.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
1) Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
2) Rasa inisiatif mulai menguasai anak
3) Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas
4) Kemampuan anak berbahasa meningkat
5) Rasa kecewa dan bersalah.

3. Perkembangan Kongnitif (Piaget)


a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun
Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungan.
b. Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan
datang.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler
a. Masa mengeksplorasi lingkungan
b. Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang tua.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat
mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum, mengosok gigi,
BAB dan BAK, dll.

D. Etiologi (Diare)
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare
seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi,
air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen
usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

F. Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri
perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan
cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak
lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik
yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan
darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan
kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan
menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak
segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal
ginjal akut.

G. Klasifikasi diare
1. Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume cairan yang hilang
kurang dari 50 ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume cairan yang hilang
kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume cairan yang
hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.

H. Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan
cadangan alkali dan analisagas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaanelektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

J. PENTALAKSANAAN
1. Medis
Dasarpengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat
NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar
Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar
natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
a) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
(1) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13
tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
(2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4
tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
(3) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1
ml=20 tetes).
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
(1) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1
ml=20 tetes).
(2) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1
ml=20 tetes).
(3) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
(1) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,jenis cairan 4:1(4 bagian
glukosa 5%+1bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
(2) Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian
NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis
makanan:
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak
mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit
dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah,
kebutuhannutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasaaman dan nyaman, kurangnya pengetahuan
orang tua mengenai prosespenyakit. Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu
dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

J. Pengkajian
Pengkajian (Anak Usia 3 Tahun):
1. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai
atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang
mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis
menurun dan gejala penurunan kesadaran
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
a. Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau
lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta
imunisasi.
b. Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan,
penyulit persalinan.
c. Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg - 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik,
apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
d. Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan
makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting,
colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.
e. Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit
dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya.
f. Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan,
debu rumah
g. Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
h. Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah
biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin
test dan reaksinya.
i. Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg - 4 Kg. Berat badan bertambah 150 - 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5
cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai
duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
4. Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan
sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar
bermain dengan teman sebaya.
5. Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.

6. Reaksi Hospitalisasi
a. Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal,
perasaan tidak aman, cemas dan sedih
b. Perubahan pola kegiatan rutin
c. Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
d. Kehilangan otonomi
e. Takut keutuhan tubuh
f. Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya
kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
7. Aktivitas Sehari-Hari
a. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
b. Output cairan :
IWL (Insensible Water Loss) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam, Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg
BB + 200 cc (suhu tubuh - 36,8 oC), SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang
dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu : Urine : 1 - 2 cc / Kg BB / 24 jam dan
Faeces : 100 - 200 cc /24 jam
8. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik:
1) Tanda-tanda vital
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun
2) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan,
dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.
3) Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas
tambahan.
4) Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
5) Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat,
anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
6) Perkemihan
Volume diuresis menurun.
7) Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
8) Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
9) Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
10) Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
11) Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
12) Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
b. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1) Motorik Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda
roda tiga.
2) Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
3) Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S

DI RT 04/RW VII KELURAHAN SETIOREJO

A. Pengkajian Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari sabtu, 30 maret 2012 di rumah keluarga Tn. S pukul 16.00 WIB.

1. Data Umum

a. Nama KK : Tn . S
b. Umur : 29 tahun
c. Alamat : RT 04/RW VII kelurahan setiorejo
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Pendidikan : SMA

2. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub Umur Pend IMUNISASI


BCG DPT POLIO Campak Hepatitis B
I II III I II III IV I II III
1 Tn. S L Ayah 29
2 Ny. Y P Ibu 26
3 An. A L Anak 4
Genogram

Tn. S
29 thn

An. A
4 thn

Keterangan

: Laki laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah

: Klien
: meninggal

 Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu, dan anaknya
 Suku bangsa
Keluarga Tn. S adalah suku
 Agama
Keyakinan yang di anut keluarga Tn. S adalah islam. Tidak ada perbedaan diantara anggota
keluarga. Keluarga Tn. S setiap hari selalu menjaklankan ibadah sholat walaupun tidak 5 waktu.
Di sekitar tempat tinggalnya terdapat 1 mushola.

 Status sosial ekonomi


Status ekonomi keluarga Tn. S yaitu menengah kebawah. Rumah Tn. S terbuat dari geribik dan
lantai terbuat dari semen. Tn. S menempuh pendidikan sampai SMA, kini Tn. S bekerja sebagai
petani. Tiap hari Tn. S bekerja dari pagi sampai sore, tapi bila Tn. S merasa lelah Tn. S pulang
untuk istirahat. Penghasilan Tn. S per bulan kurang lebih Rp 500.000,-
 Aktivitas rekreasi keluarga
Karena Tn. S hidup di kelas ekonomi menengah kebawah, Mereka menganggap berkumpul
dengan keluarga dan tetangga sudah termasuk rekreasi. Jika ada waktu luang keluarga Tn. S
melihat TV dan berkumpul dengan keluarga dan tetangga.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah Keluarga Dimana Anak Pertama Usia Pra-sekolah:
a. PengasuhAnak
b. Menyediakan Kebutuhan Anak
c. Persiapan Kelahiran Anak Berikutnya.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Pada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dalam masa kelahiran anak pertama
adalah : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
a. Sosialisasi Anak
b. Mendorong Anak Mencapai Prestasi Disekolah
c. Memelihara Hubungan Perkawinan Yang Harmonis.

3. Riwayat keluarga inti

Di dalam pengkajian didapat


- Tn . S tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular.
- Ny. Y tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular.
- An. A tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan tetapi mempunyai penyakit menular yaitu
diare sejak 1 minggu yang lalau dan tidak di rawat inap di RS, kondisi An.A lemas, rewel dan
mual muntah. Keluarga menyatakan bahwa klien hanya diberi obat yang hanya dibelikan di
warung.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Pada keluarga Tn. S tidak diketahui adanya riwayat penyakit keturunan maupun menular.
Sedangkan dari keluarga Ny. Y juga tidak diketahui adanya penyakit keturunan dan menular.

C. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Rumah Tn. S berukuran 5 x 14 m². Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1
kamar mandi. Rumah semi permanent, lantai dari semen, 2 ventilasi dan 1 jendela kaca. Didalam
rumah pencahayaan dari luar kurang karena tidak ada jendela yang bisa dibuka. Jadi ruangan
tampak kelap dan pengap. Air yang digunakan untuk minum dan mandi sehari hari adalah air
sumur. Terdapat 2 pohon dan tanaman kecil kecil.
. Depan : tampak Kotor
. Tamu : tampak kotor dan berdebu
. Tidur : Tempat tidur terbuat dari kayu dan kasur terbuat dari kapas. Kamar tidak tertata rapi.
. Dapur : Dapur tampak kotor karena barang-barang memasak ditaruh di sembarang tempat.
amar Mandi : Kamar mandi terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC, keadaan air didalam bak mandi tampak kotor.
endela : Jendela dirumah hanya ada 1, ventilasi kurang dan jendela terbuat dari kaca sehingga tidak bisa
dibuka

2. Denah rumah

Kamar mandi /
WC
Ruang Depan / Teras

3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Keluarga Tn. S berada pada lingkungan yang bermata pencaharian petani. Keluarga Tn. S
mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya seperti pengajian, arisan, dll.

4. Mobilitas geografis keluarga

Tn. S beserta keluarganya sudah lama tinggal di RW 7, karena orang tua asli penduduk situ.
Jarak antara rumah Tn. S dan puskesmas lumayan jauh.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn. S setiap hari kumpul dengan tetangga, antara tetangga satu dengan yang lainnya
saling menghormati.

6. Sistem pendukung keluarga

Pada saat pengkajian di keluarga Tn. S yang tampak sakit adalah An. A dengan diare. Biasanya
kalau ada keluarga yang sakit hanya di belikan obat di warung terdekat.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi sehari hari yang biasa digunakan di keluarga Tn. S adalah jawa.

2. Struktur kekuatan keluarga

Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai.

3. Struktur peran

a. Tn. S
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan pencari nafkah.
b. Ny. I
Ny. I berperan sebagai ibu rumah tangga.
c. An. A
An. A berperan sebagai anak

4. Nilai dan norma keluarga

Kebiasaan makan keluarga Tn. S biasanya menggunakan sendok dan kadang menggunakan
tangan. Keluarga Tn. S jarang mencuci tangan sebelum makan karena kadang lupa.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Antar anggota keluarga sangat ramah dan menghormati. Keluarga Tn. S memperhatikan An.A
yang sedang sakit diare.

2. Fungsi sosial

Antar keluarga, tetangga tidak ada masalah dalam bersosialisasi.

3. Fungsi perawatan kesehatan


a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
Dari pengkajian keluarga tidak mampu mengenal masalah yang terjadi pada An. A, itu terbukti
bahwa saat ditanya penyakit anaknya keluarga tidak mampu menjawab
b. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
keluarga tidak mampu merawat anaknya yang sakit. Itu terbukti diare berlangsung sampai
dengan 1 minggu.
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat.
Keluarga tidak mampu mengambil keputusan, itu terbukti saat keluarga hanya membelikan obat
di warung.
d. Kemampuan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan.
Keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan, itu terbukti saat observasi lingkungan rumah
tampak kotor. Perabotan rumah tangga berserakan dimana-mana dan banyak debu.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan.
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan, itu terbukti bahwa keluarga tidak
memeriksakan langsung penyakit anaknya ke puskesmas.
f. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk membiayai kebutuhan sehari
hari.

F. Stress Dan Koping Keluarga

1. Stresor jangka pendek dan panjang

Untuk saat ini keluarga Tn. S tidak memeriksakan ke puskesmas karena lokasi cukup jauh tetapi
Keluarga Tn. S mengatakan sangat khawatir kalau penyakit An. A tidak sembuh sembuh.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Keluarga Tn. S menyadari bahwa An. A diare, untuk itu Keluarga membelikan obat di warung.

3. Strategi koping yang digunakan

Cara menghadapi masalah adalah musyawarah bersama anggota keluarga.


G. Pemeriksaan Fisik

Px. Fisik Tn. S Ny. Y An. A


TD 130/80 mmHg 120/80 mmHg -
Nadi 80x/mnt 82x/mnt 97x/mnt
Suhu 36ºC 36,5 ºC 37,5 ºC
Kepala Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut bersih,
bersih, warna hitam bersih, warna hitam warna hitam
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva tidak
tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak ikterik
tidak ikterik ikterik
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi penciuman Bersih, fungsi penciuman
penciuman baik, tidak baik, tidak ada sekret, baik, tidak ada sekret,
ada sekret, tidak ada tidak ada pernafasan tidak ada pernafasan
pernafasan cuping cuping hidung cuping hidung
hidung
Telinga Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak ada
ada serumen, fungsi ada serumen, fungsi serumen, fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
Mulut Bersih, sietris, mukosa Bersih, sietris, mukosa Bersih, sietris, mukosa
bibir lembab bibir lembab bibir kering
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Pergerakan paru Pergerakan paru simetris, Pergerakan paru simetris,
Paru-paru simetris, tidak ada tidak ada penggunaan tidak ada penggunaan otot
penggunaan otot bantu otot bantu pernafasan. bantu pernafasan.
pernafasan. Auskultasi Auskultasi paru vaskuler Auskultasi paru vaskuler
paru vaskuler
Jantung Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak tampak,
tampak, bunyi jantung tampak, , bunyi jantung bunyi jantung I,II murni
I,II murni I,II murni
Abdomen Datar, simetris, tidak ada Datar, simetris, tidak ada Datar, simetris, ada nyeri
nyeri tekan nyeri tekan tekan
Ekstrimitas Tidak ada varises, tidak Tidak ada varises, tidak Tidak ada varises, tidak
ada udema ada udema ada udema
Genitalia Bersih, jenis kelamin Bersih, jenis kelamin Bersih, jenis kelamin laki-
laki-laki perempuan laki

Analisa Data

No Data Proble Etiologi


m
1 Ds : cairan Ketidak
- Ny. I dan mampuan
mengat elektrol keluarga
akan it dalam
bahwa kurang mengambil
An. A dari keputusan
BAB kebutuh
cair 6 x an
per tubuh
hari
dengan
konsist
ensi
cair,
bau
khas
tidak
ada
lendir. Ketidakmam
- Ny. I puan
mengat keluarga
akan memodifikasi
anakny lingkungan
a panas
dan
muntah
-
Keluar
ga
mengat
akan
kalau
anakny
a
belum
dibawa
ke
puskes
mas
-
Keluar
ga
mengat
akan
An. A
hanya
di beri
obat
yang
beli di
warung
DO :
- An. A
tampak
lemah

2 Ds : Resti
- Tn. S penular
mengat an
akan penyaki
makan t diare
an di
meja
makan
tidak
ditutup
i
-
Keluar
ga
mengat
akan
tidak
pernah
cuci
tangan
sebelu
m
makan
karena
lupa
DO
:
-
Rumah
klien
tampak
kotor
dan
berdeb
u
Skoring dan Prioritas Masalah

1. cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidak mampuan
keluarga dalam mengambil keputusan
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 1 1 Aktual
2. Kemungkinan 2 1 Keluarga mampu memberikan
masalah untuk diubah makanan yang cukup dan bersih
serta minum yang cukup.
3. Potensi masalah untuk 1 1 Masalah dapat dicegah karena
dicegah kebutuhan cairan dapat dicegah
dengan cara minum air yang
banyak dan memberikan LGG
4. Menonjolnya masalah 2/2 1 1 Keluarga dan pasien menyadari
akan pentingnya kesehatan
Jumlah 4

2. Resti penularan penyakit diare berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi


lingkungan
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah 2/2 1 1 Penularan dapat dicegah jika
keluarga mendapatkan informasi
2. Kemungkinan masalah ½ 2 1 - Keluarga belum mengetahui
untuk diubah tentang cara penularan diare
- Keluarga tidak bisa
memodifikasi lingkungan
3. Potensi masalah untuk 2/3 1 2/3 Masalah dapat dicegah bila
dicegah keluarga dapat diberi
pengetahuan tentang cara
pencegahan penularan diare
4. Menonjolnya masalah 2/2 1 1 Keluarga merasa masalah dapat
dicegah bila keluarga
mendapatkan informasi
Jumlah 3 2/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidak mampuan
keluarga dalam mengambil keputusan
2. Resti penularan penyakit diare berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai