Anda di halaman 1dari 7

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah keadaan dimana kadar Glukotosisitas, Lipotoksisitas,

insulin tinggu atau normal namun kualitasnya kurang Penumpukkan Amiloid, Umur
baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk dalam sel,
akibatnya terjadi gangguan transport glukosa yang Penurunan Fungsi Sel Beta
dijadikan sebagai bahan bakar metabolisme energi (FKUI, Pankreas
2011)
Produksi Insulin Turun

Kadar Gula Darah meningkat


(>180 mg/dL)

Delirium
Sel tubuh kekurangan glukosa
Gangguan proses berpikir dan
konsentrasi Resiko Cidera Glikoneogenesis

Suplai darah ke otak menurun Atrophi otot Penurunan Masa Otot

Otak Kerusakan Pembuluh darah


perifer

Luka Gangguan suplai darah Kerusakan arteri koroner jan

Tidak mendapat suplai oksigen Hipoksia jaringan


(Nutrisi, Oksigen, Leukosit) Gangguan suplai darah k
Saraf jantung
Hipoksia jaringan
Kerusakan Saraf
Iskemik dan infeksi
Neuropati Perifer Miokard Infark
Kerusakan dan kematian jaringan
Saraf otonom : Resiko gagal jantung
- Disfungsi organ/kelenjar
Ulkus DM - Berkeringat
- Tidak mampu mencerna
Ganggren - Tidak mampu mempertahankan
tekanan Darah
Saraf Motoris :
- Kelemahan otot
- Kelumpuhan
- Disfungsi organ/kelenjar
- Berkeringat
- Tidak mampu mencerna
- Tidak mampu mempertahankan
tekanan Darah
Nyeri Saraf Motoris :
- Kelemahan otot
Resiko tinggi infeksi - Kelumpuhan

Saraf sensoris
- Kesemutan
- Mati rasa pada daerah yang
terkena, biasanya ada anggota Retensi Cairan dan
gerak Natrium

Tekanan CES, tekanan


kapiler, dan volume
interstitial naik
NOC :
• Electrolit and acid base balance
• Fluid balance Edema
• Hydration
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X 24 jam Kelebihan volume
kelebihan volume cairan teratasi dengan kriteria: cairan
• Terbebas dari edema, efusi, anaskara
• Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu NOC:
• Terbebas dari distensi vena jugularis, • Respiratory Status : Gas exchange
• Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output • Keseimbangan asam Basa, Elektrolit
jantung dan vital sign 130/80 mmHg • Respiratory Status : ventilation
• Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau bingung • Vital Sign Status
NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
• Pertahankan catatan intake dan output yang akurat pasien teratasi dengan kriteria hasi:
• Pasang urin kateter jika diperlukan • Mendemonstrasikan peningkatan vent
• Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , • Memelihara kebersihan paru paru dan
osmolalitas urin ) • Mendemonstrasikan batuk efektif dan
• Monitor vital sign dan dyspneu (mampu mengeluarkan spu
• Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, ada pursed lips)
distensi vena leher, asites) • Tanda tanda vital dalam rentang norm
• Kaji lokasi dan luas edema • AGD dalam batas normal
• Monitor masukan makanan / cairan • Status neurologis dalam batas normal
NIC :
• Posisikan pasien untuk memaksimalka
• Pasang mayo bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau su
• Auskultasi suara nafas, catat adanya su
• Berikan bronkodilator : ventolin
• Barikan pelembab udara
• Atur intake untuk cairan mengoptimal
• Monitor respirasi dan status O2
• Catat pergerakan dada,amati kesimetr
otot supraclavicular dan intercostal
isitas, Lipotoksisitas, Kurang Gerak Badan Stress Yang Berlangsung Lama
ukkan Amiloid, Umur
Metabolisme Turun Mengaktifkan sistem hipotalamus
nan Fungsi Sel Beta pituitari
Pankreas Pembakaran Glukosa Menjadi
Glikogen Corticotropin Releasing Faktor
uksi Insulin Turun
Disimpan di Hati dan Otot Menstimulasi pituitari interior
ula Darah meningkat
>180 mg/dL) Obesitas Produksi Kortisol

Lemak Bebas dan Gula Darah Kadar Gula Darah meningkat (>180
Tinggi mg/dL)

Memblokir Kerja Insulin

Resisten Insulin

Gula darah tidak dapat diserap


oleh tubuh

Kadar gula darah Meningkat :


>180mg/dL

Hiperglikemia
Sel tubuh kekurangan
h kekurangan glukosa Diabetes Melitus glukosa (cell Starvation)

ikoneogenesis Viktositas darah meningkat Gangguan Nutrisi Kurang dar


kebutuhan tubuh
runan Masa Otot Hipertensi : <140/90 mmHg

Jantung Ginjal

Kerusakan arteri koroner jantung Ginjal tidak dapat reabsorbsi Kerusakan pembuluh kapiler
glukosa mata

Gangguan suplai darah ke Kerusakan gomerulus Ginjal Perdarahan


jantung Proteinuria, Uremia
Trombus dan jaringan parut
Iskemik Glumerulosklerosis Kegagalan Proses Filtrasi
Gangguan suplai darah ke ma
Miokard Infark Nefropati
Glikosuria
Resiko gagal jantung CKD Retinopati
Osmotic Diuretic
Kebutaan
Glukosa menarik diri
Resiko defisit cairan dan elektrolit Poliuria Dehidrasi (Kurang Cairan)

Elektrolit tubuh terbuang Peningkatan suhu tubuh


melalui urine (natrium, klorida,
kalium, dan fosfat) Pireksia (Demam)

Merangsang rasa haus (minum Hipertermi


terus menerus)
Retensi Cairan dan
Natrium Polidpsi

Tekanan CES, tekanan NOC :


kapiler, dan volume • Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
interstitial naik • Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 ja
perawatan diri teratas dengan kriteria hasil:
• Klien terbebas dari bau badan
Edema Pada paru • Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
ADLs
Kelebihan volume Gangguan pertukaran • Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
cairan gas NIC :
Self Care assistane : ADLs
• Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang m
ory Status : Gas exchange • Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk ke
angan asam Basa, Elektrolit berpakaian, berhias, toileting dan makan.
ory Status : ventilation • Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh unt
Status self-care.
akukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam gangguan pertukaran • Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang
tasi dengan kriteria hasi: sesuai kemampuan yang dimiliki.
onstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat • Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bant
ara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan klien tidak mampu melakukannya.
onstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis • Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian,
eu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu unt
lips) melakukannya.
nda vital dalam rentang normal • Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
m batas normal • Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan a
urologis dalam batas normal sehari-hari.

pasien untuk memaksimalkan ventilasi


mayo bila perlu
fisioterapi dada jika perlu
n sekret dengan batuk atau suction
si suara nafas, catat adanya suara tambahan
ronkodilator : ventolin
elembab udara
ke untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
respirasi dan status O2
gerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi
clavicular dan intercostal
Pemeriksaan Penunjang :
1. Px. GDS
2. Px. Kadar Glukosa Urine
3. Kadar Glukosa Serum Puasa dan Toleransi Glukosa
4. Px. Hb Terglikosilasi
5. Fruktosamina Serum
6. Pemeriksaan Keton Urine
7. Px. Hiperglikemi Kronik (AIC)
8. Pemantauan GDS berkesinambungan

Edema

Penumpukan cairan di ekstrasel

Gula Sorbitol menarik air di Polifagia


intravaskuler (tekanan osmotik)
klien merasa lapar
(makan terus)
Sorbitol tertimbun di dalam sel

Gangguan Nutrisi Kurang dari Tubuh Produksi Sorbitol Sorbitol tidak dapat diserap tubuh
kebutuhan tubuh
BB klien menurun, klien ma
Intoleransi aktivitas kurus, mudah lelah dan le

Mata

Kerusakan pembuluh kapiler


mata

Perdarahan

Trombus dan jaringan parut

Gangguan suplai darah ke mata

Retinopati Penumpukkan sorbitol di mata

Kebutaan Pembentukan katarak

Gangguan persepsi sensori (penglihatan)


Dehidrasi (Kurang Cairan) Defisit Perawatan diri
Resiko tinggi cidera
Peningkatan suhu tubuh

Pireksia (Demam)

Hipertermi DAFTAR PUSTAKA


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Edisi Kedua.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gloria, D. 2016. Nursing Interventions Classifications and
Nursing Outcome Classifications Edisi Bahasa Indonesia
ily Living (ADLs) (VI). Yogyakarta: Mocomedia.
kan keperawatan selama 2x24 jam defisit Keliat, B. A., Mediani, H. S., & Tahlil, T. 2018. NANDA
ngan kriteria hasil: International Nursing Diagnose : Definitions and
badan Classification 2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC
an terhadap kemampuan untuk melakukan Stilwell, S. B. 2011. Pedoman keperawatan kritis. Jakarta:
EGC.
dengan bantuan

ien untuk perawatan diri yang mandiri.


n untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
ting dan makan.
ai klien mampu secara utuh untuk melakukan

akukan aktivitas sehari-hari yang normal


dimiliki.
n secara mandiri, tapi beri bantuan ketika
ukannya.
untuk mendorong kemandirian, untuk
ya jika pasien tidak mampu untuk

ehari- hari sesuai kemampuan.


n jika mendorong pelaksanaan aktivitas
tol tidak dapat diserap tubuh

BB klien menurun, klien makin


kurus, mudah lelah dan letih

Anda mungkin juga menyukai