Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Laboratorium

Perlu diingat bahwa tidak ada pemeriksaan uji biokimia hati yang dapat menjadi pegangan dalam
menegakkan diagnosis sirosis hati.

Darah : bisa dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom normositer,


hipokrom mikrositer, atau hipokrom makrositer. Anemia bisa akibat hipersplenisme dengan
leukopenia dan trombositopenia. Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis
yang kurang baik.

Kenaikan kadar enzim transaminase/SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuk tentang berat dan
luasnya kerusakan parenkim hati. Kenaikan kadarnya dalam serum timbul akibat kebocoran dari
sel yang mengalami kerusakan. Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminase, ini
lebih sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan laboratorium bilirubin, transaminase dan
gamma GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.

Albumin : kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel hati yang
kurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan tanda kurangnya
daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti : tindakan operasi.

Pemeriksaan CHE (kolinesterase) : penting dalam menilai sel hati. Bila terjadi kerusakan sel
hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai
CHE yang bertahan dibawah nilai normal, mempunyai prognosis yang jelek.

Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam
diet. Dalam hal ensefalopati, kadar Na 500-1000, mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati
primer.

Pemeriksaan Jasmani
Hati : perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati mengecil artinya,
prognosis kurang baik. Besar hati normal selebar telapak tangannya sendiri (7-10 cm). Pada
sirosis hati, konsistensi hati biasanya kenyal/firm, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit
pada perabaan hati.
Limpa : pembesaran limpa diukur dengan 2 cara :
a.Schuffner : hati membesar ke medial dan kebawah menuju umbilikus (SI-IV) dan dari
umbilikus ke SIAS kanan (SV-VIII).
b.Hacket : bila limpa membesar ke arah bawah saja (HI-V).
Perut & ekstra abdomen : pada perut diperhatikan vena kolateral dan ascites.
Manifestasi diluar perut : perhatikan adanya spider navy pada tubuh bagian atas, bahu,
leher, dada, pinggang, caput medussae, dan tubuh bagian bawah. Perlu diperhatikan adanya
eritema palmaris, ginekomastia, dan atrofi testis pada pria. Bisa juga dijumpai hemoroid.
Radiologi : dengan barium swallow dapat dilihat adanya varises esofagus
untuk konfirmasi hepertensi portal.
Esofagoskopi : dapat dilihat varises esofagus sebagai komplikasi sirosis hati/hipertensi portal.
Akelebihan endoskopi ialah dapat melihat langsung sumber perdarahan varises esofagus,
tanda-tanda yang mengarah akan kemungkinan terjadinya perdar
Pendarahan berupa cherry red spot, red whale marking, kemungkinan perdarahanyang lebih
besar akan terjadi bila dijumpai tanda diffus redness. Selain tanda tersebut, dapat dievaluasi
besar dan panjang varises serta kemungkinan terjadi perdarahan yang lebih besar.
Ultrasonografi : pada saat pemeriksaan USG sudah mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaa
rutin pada penyakit hati. Diperlukan pengalaman seorang sonografis karena banyak faktor
subyektif. Yang dilihat pinggir hati, pembesaran, permukaan, homogenitas, asites,
splenomegali, gambaran vena hepatika, vena porta, pelebaran saluran empedu/HBD, daerah
hipo atau hiperekoik atau adanya SOL (space occupyin lesion0. Sonografi bisa mendukung
diagnosis sirosis hati terutama stadium dekompensata, hepatoma/tumor, ikterus obstruktif
batu kandung empedu dan saluran empedu, dll.
Sidikan hati : radionukleid yang disuntikkan secara intravena akan diambil oleh parenkim
hati, sel retikuloendotel dan limpa. Bisa dilihatbesar dan bentuk hati, limpa, kelainan tumor
hati, kista, filling defek. Pada sirosis hati dan kelainan difus parenkim terlihat pengambilan
radionukleid secara bertumpuk-tumpu (patchty) dan difus.
Tomografi komputerisasi : walaupun mahal sangat berguna untuk mendiagnosis kelainan fokal,
seperti tumor atau kista hidatid. Juga dapat dilihat besar, bentuk dan homogenitas hati.
E R C P : digunakan untuk menyingkirkan adanya obstruksi ekstrahepatik.
Angiografi : angiografi selektif, selia gastrik atau splenotofografi terutama pengukuran tekanan
vena porta. Pada beberapa kasus, prosedur ini sangat berguna untuk melihat keadaan
sirkulasi portal sebelum operasi pintas dan mendeteksi tumopr atau kista.
Pemeriksaan penunjang lainnya adalah pemeriksaan cairan asites dengan melakukan pungsi
asites. Bisa dijumpai tanda-tanda infeksi (peritonitis bakterial spontan), sel tumor,
perdarahan dan eksudat, dilakukan pemeriksaan mikroskopis, kultur cairan dan
pemeriksaan kadar protein, amilase dan lipase.

Tes tunggal yang paling baik untuk mendiagnosis sirosis adalah biopsi hati. Biopsi- biopsi
hati, bagaimanapun, membawa suatu risiko kecil untuk komplikasi-komplikasi serius, dan oleh
karenanya, biopsi seringkali dicadangkan untuk pasien-pasien yang mana diagnosis tipe penyakit
hati atau kehadiran sirosis tidak jelas. Kemungkinan sirosis mungkin disarankan oleh sejarah,
pemeriksaan fisik, atau tes rutin. Jika sirosis hadir, tes-tes lain dapat digunakan untuk
menentukan keparahan dari sirosis dan kehadiran dari komplikasi-komplikasi. Tes-tes juga
mungkin digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang mendasarinya yang menyebabkan sirosis.
Berikut adalah beberapa contoh-contoh tentang bagaimana dokter-dokter menemukan,
mendiagnosis dan mengevaluasi sirosis:

Dalam mengambil suatu sejarah seorang pasien, dokter mungkin menemukan suatu sejarah
konsumsi alkohol yang berlebihan dan berkepanjangan, suatu sejarah penyalahgunaan obat
secara intra vena, atau suatu sejarah hepatitis. Potongan- potongan informasi ini menyarankan
kemungkinan penyakit hati dan sirosis.

Pasien-pasien yang diketahui mempunyai virus hepatitis B atau C kronis mempunyai suatu
kemungkinan yang tinggi mendapat sirosis. Beberapa pasien-pasien dengan sirosis mempunyai
hati-hati dan/atau limpa-limpa yang membesar. Seorang dokter dapat seringkali
merasakan/meraba ujung bagian bawah dari hati yang membesarkan dibawah tulang rusuk kanan
dan merasakan ujung dari limpa yang membesar di bawah tulang rusuk kiri. Suatu sirosis hati
juga dirasakan lebih keras dan lebih tidak teratur dari suatu hati normal.
Beberapa pasien – pasien dengan sirosis terutama sirosis alkoholik mempunyai tanda –
tanda seperti laba – laba yang kecil dan merah pada kulit terutama pada dada yang disebabkan
dari pembuluh – pembuluh darah yang membesar dan menyebar.

Anda mungkin juga menyukai