Anda di halaman 1dari 5

J URNAL F ISIKA DAN A PLIKASINYA VOLUME 6, N OMOR 1 JANUARI ,2010

Mesin Carnot Kuantum Berbasis Partikel Dua Tingkat di


dalam Kotak Potensial Satu Dimensi

Yohanes Dwi Saputra dan Agus Purwanto†
Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA),
Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Intisari
Telah dihitung efisiensi mesin Carnot kuantum berbasis partikel dua tingkat di dalam kotak potensial
takhingga satu dimensi. Hasilnya hanya bergantung pada rasio volume selama proses adiabatik.

K ATA KUNCI : mesin Carnot kuantum, kotak potensial dan efisiensi

I. PENDAHULUAN kuantum memanfaatkan efek-efek kuantum seperti tingkat


energi diskrit, koherensi kuantum atau kurungan kuantum
Mesin panas termodinamika klasik mengkonversi energi (quantum confinement) di dalam proses menghasilkan kerja
panas menjadi kerja mekanik dengan sistem mekanika klasik yang berasal dari selisih temperatur.
yang mana gas berekspansi dan menekan piston di dalam Di dalam artikel ini, kajian mesin panas difokuskan pada
silinder. Mesin panas ini memperoleh energinya dari tandon mesin panas menggunakan analogi kuantum dari mesin
panas temperatur tinggi, beberapa bagian energi yang diam- Carnot klasik. Sistem silinder dan gas digantikan oleh kotak
bil dikonversi menjadi energi mekanik. Mesin panas tidak potensial takhingga satu dimensi dan satu partikel di dalam
efisien secara sempurna yaitu beberapa bagian energi yang di- kotak [3], sistem yang telah dikenal baik oleh mahasiswa
ambil dari tandon panas tidak dikonversi ke energi mekanik fisika yang baru mempelajari fisika kuantum.
melainkan ditransfer ke tandon temperatur rendah. Di dalam analisa terdahulu [3] diperoleh bahwa efisiensi
Mesin panas klasik yang bekerja antara tandon temperatur bergantunga pada rasio antara volume awal sebelum proses
tinggi dan tandon temperatur rendah mencapai efisiensi mak- berlangsung dan volume akhir terbesar ekspansi menjelang
simum jika mesin terbalikkan (reversibel). Sementara tidak proses termampatkan kembali. Di dalam artikel ini, kajian
mungkin membuat mesin panas yang terbalikkan secara sem- ulang lebih seksama memberikan bahwa efisisensi bergantung
purna, tahun 1824 Carnot mengajukan model matematis dari pada rasio volume awal dan akhir proses adiabatik, tidak
mesin panas ideal yang tidak hanya terbalikkan melainkan bergantung pada perbedaan volume proses isotermal.
juga membentuk siklus. Mesin Carnot terdiri dari silinder Artikel ini ditata sebagai berikut. Di Bagian II ditampilkan
berisi gas ideal yang ditempatkan dalam keadaan kontak ter- kembali konsep dasar di dalam termodinamika klasik dan
mal bergantian dengan tandon temperatur tinggi TH dan tem- konsep kotak potensial kuantum satu dimensi. Dijelaskan
peratur rendah TC [1]. juga analogi gaya dalam proses ekspansi antara konsep klasik
Efisiensi dari mesin panas didefinisikan sebagai berikut: Jika dan kuantum. Bagian III menguraikan karakteristik proses
sejumlah energi QH yang diambil dari tandon temperatur isotermal dan adiabatik serta penerapannya dalam siklus
tinggi dan sejumlah kerja mekanik W dihasilkan, maka Carnot kuantum. Kesimpulan diberikan di Bagian IV.
efisiensi η dari mesin panas didefinisikan sebagai
W
η= (1)
QH II. KOTAK KUANTUM DAN TERMODINAMIKA
Masalah utama dari mesin panas adalah rendahnya efisiensi.
Untuk meningkatkan efisiensi digunakan bahan kuantum A. Kotak Potensial Takhingga Satu Dimensi
sebagai bahan aktif. Efek kuantum diharapkan mampu
meningkatkan perbedaan termodinamika antara bahan aktif Sistem kuantum paling sederhana adalah partikel bermassa
klasik dan kuantum dari mesin panas. m berada di dalam kotak potensial takhingga satu dimensi
Konsep mesin panas kuantum pertama kali diperkenalkan berukuran L, lihat referensi [4]. Persamaan Schrodinger di
oleh Scovil and Schultz-Dubois [2] dan dikembangkan secara dalam kotak
lebih intensif empat dasawarsa kemudian. Mesin panas
~2 d 2 ϕ
− = Eϕ (2)
2m dx2
∗ E-mail:yds@physics.its..ac.id Syarat batas di kedua ujung kotak yang disebabkan oleh ke-
† E-mail:purwanto@physics.its.ac.id takbrhinggaan potensial di kedua ujung kotak adalah ϕ (0) =


c Jurusan Fisika FMIPA ITS 100107-1
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 6, N O . 1, JANUARI 2010 YOHANES DS, dkk.

0 = ϕ (L) dan normalisasi memberikan fungsi eigen Untuk partikel dengan energi (10) maka gaya partikel pada
r dinding diberikan oleh
2  nπ 
∞ 
ϕn (x) = sin x (3) X 2
 π 2 ~2
L L F = n2 |an | (10)
n=1
mL3
dan nilai eigen
Secara umum koefisien an bergantung pada L.
π 2 ~2 2
En = n (4) Jika partikel mendorong dinding kotak dari L1 dan bergeser
2mL2 sampai L2 maka partikel melakukan kerja
dengan n adalah bilangan kuantum n = 1, 2, 3, · · · . Z L2
Solusi umum persamaan Schrodinger (2) yang menyatakan W = F dL (11)
partikel di dalam kotak dengan energi sembarang E adalah L1
fungsi sembarang ϕ (x) → ψ (x) yang memenuhi kondisi yang secara umum dapat diperoleh dari panas yang masuk dari
ψ (0) = 0 = ψ (L) selalu dapat dinyatakan sebagai kombi- luar dan perubahan energi dalam.
nasi linier dari fungsi eigen (3)

X
ψ (x) = an ϕn (x) (5)
n=1

dengan koefisien an memenuhi hubungan



X
2 2 2 2
|a1 | + |a2 | + |a3 | + · · · = |an | = 1 (6)
n=1

Energi E merupakan energi rata-rata


Z L ∞
X 2
E = hEi = ψ ∗ Hψdx = |an | En (7) Gambar 1: Analogi Piston dan Kotak Potensial
0 n=1

B. Termodinamika Sistem Kuantum


III. MESIN CARNOT KUANTUM

Termodinamika membahas dinamika energi khususnya en-


A. Proses Adiabatik
ergi panas dengan parameter-parameter temperatur, tekanan,
volume dan massa gas atau bahan dari sistem. Bila temper-
atur sistem berubah maka secara umum tekanan dan volume Di dalam proses adiabatik sistem diisolasi secara termal
sistem juga akan ikut berubah. Keterkatitan antara parameter- dengan dinding adiabatik sehingga panas tidak dapat masuk
parameter sistem termodinamika dinyatakan dalam hukum atau keluar sistem, dQ = 0. Di dalam proses ini piston berg-
pertama erak tetapi sistem tetap dalam keadaan setimbang setiap saat.
Ketika piston bergerak, gas di dalam silinder melakukan kerja.
dQ = dU + dW (8) Dengan demikian, beberapa energi gas dikonversi ke dalam
energi mekanik. Kerja terjadi karena penurunan energi dalam
Hukum termodinamika ini menyatakan bahwa panas yang di- gas.
terima sistem dQ akan digunakan untuk menaikkan energi
dalam dU dan melakukan kerja dW . Perubahan masing- −dU = dW (12)
masing akan ditentukan oleh setiap proses terkait, apakah
Karena sistem dalam keadaan setimbang dan tanpa panas
proses adiabatik, isotermal, isobar atau isovolume.
masuk atau keluar maka keadaan sistem
Analogi proses termodinamika untuk partikel di dalam kotak X
potensial dapat dilakukan seperti berikut. Energi rata-rata par- ψ (x) = an ϕn (x) (13)
tikel terkait dengan temperatur klasik di dalam sistem termod- n
inamika yang mana temperatur sebanding dengan rata-rata en- tetap. Tepatnya, selama proses adiabatik koefisien an tetap.
ergi kinetik partikel.
Di dalam termodinamika klasik, gas sebagai bahan aktif men-
dorong piston dengan tekanan P . Di dalam kotak potensial, li- B. Proses Isotermal
hat FIG.1, dinding kotak L dianggap dapat bergerak dan gerak
partikel akan mendorong dinding dengan gaya F yang menye- Di dalam proses isotermal sistem mengalami kontak termal
babkan penurunan energi partikel dengan tandon panas dan panas dapat masuk sistem. Akibat-
dE nya, selama proses ini partikel di dalam tandon dapat men-
F =− (9) galami transisi keadaan sehingga secara umum koefisien an
dL

100107-2
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 6, N O . 1, JANUARI 2010 YOHANES DS, dkk.

dari kedaan (13) mengalami perubahan, dengan tandon. Partikel mengalami transisi atau tereksitasi
Meskipun keadaan mengalami transisi, selama proses ini sehingga keadaan aktual selama proses ini adalah
berlangsung kesetimbangan tetap dipertahankan dan temper- r r
atur tidak mengalami perubahan. Untuk gas ideal yang hanya 2 πx 2 2πx
ψ (x) = a1 (L) sin + a2 (L) sin (16)
bergantung pada temperatur maka energi dalam gas, den- L L L L
gan demikian juga tidak mengalami perubahan, dU = 0.
Ini berarti bahwa panas yang diserap gas digunakan untuk dengan koefisien a1 dan a2 memenuhi
melakukam usaha 2 2
|a1 | + |a2 | = 1 (17)
dQ = dW (14)
Energi partikel selama nebdorong dinding sumur
2 2
E (L) = |a1 | E1 + |a2 | E2
C. Siklus Carnot Kuantum   π 2 ~2
2
= 4 − 3 |a1 | (18)
Sekarang kita tinjau kasus spesifik yaitu siklus carnot 2mL2
untuk partikel di dalam kotak potensial. Siklus Carnot terdiri Energi ini sama dengan energi E1 (15) yaitu energi ketika sis-
dari empat proses yang masing-masing terbalikkan. Pertama, tem dalam kondisi awal. Kaitan kedua energi ini memberi
partikel di dalam kotak mengalami ekspansi isotermal pada hubungan
temperatur TH sambil kontak dengan tandon panas. Kedua,  
2
partikel mendorong dinding secara adiabatik yakni dalam L2 = 4 − 3 |a1 | L21 (19)
keadaan terisolasi termal sampai temperatur jatuh menjadi
TC . Ketiga, partikel di dalam kotak ditekan secara isotermal Gaya yang dilakukan partikel untuk mendorong dinding kotak
dalam keadaan kontak dengan tandon temperatur rendah. L,
Keempat, partikel ditekan kembali tetapi secara adiabatik
sampai mencapai temperatur TH seperti diberikan oleh FIG.2. π 2 ~2
F12 (L) = (20)
Di dalam artikel ini, kita membatasi pada sistem partikel mL21 L
Partikel terus melakukan usaha dengan mendorong dinding,
jarak terjauh yang dapat dicapai dinding adalah

L = L2 = 2L1 (21)

Ketika dinding kotak mencapai jarak maksimum 2L1 ini, dari


pers.(19) tampak bahwa a1 = 0 yang berarti keadaan menjadi
murni tereksitasi ψ = ϕ2
r
2 2πx
ψ (x) = sin (22)
L2 L2
dengan energi E = E1 = E2 ,

4π 2 ~2
E2 = (23)
2mL22
Gambar 2: Siklus Mesin Carnot

hanya dengan dua keadaan yaitu keadaan dasar ϕ1 dengan 2. Proses Adiabatik 23
energi eigen E1 dan keadaan tereksitasi pertama ϕ2 dengan
energi eigen E2 . Setelah mencapai keadaan dua, L2 , keadaan akhir dari
proses isotermal, sistem melanjutkan proses ekspansi dalam
Kita berangkat dari kondisi awal kotak potensial selebar L1 situasi terisolasi yaitu proses adiabatik. Selama proses
dan partikel dalam keadaan dasar dengan energi E1 ini tidak terdapat panas masuk kotak, partikel tetap dalam
keadaan ϕ2 yaitu a2 tetap dan kerja mendorong dinding diper-
π 2 ~2 oleh dari penurunan energi dalam
E1 = (15)
2mL21
4π 2 ~2
E= (24)
2mL2
1. Proses Isotermal 12
Gaya yang dilakukan untuk mendorong dinding di L adalah
Partikel mendorong dinding secara isotermal yang berarti 4π 2 ~2
bahwa partikel mendorong dinding sambil kotak beriteraksi F23 = (25)
mL3

100107-3
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 6, N O . 1, JANUARI 2010 YOHANES DS, dkk.

Ekspansi adiabatik dari L2 berakhir di L3 misalkan lama empat proses kuantum tersebut adalah
L3 = αL2 (26) I
W = F dL
dengan faktor α > 1. Fungsi keadaan partikel di akhir
Z L2 Z L3
ekspansi adiabatik adalah
r = F12 dL + F23 dL
2 2πx L1 L2
ψ (x) = ϕ2 (x) = sin (27) Z L4 Z L1
L3 L3 + F34 dL + F41 dL (35)
L3 L4
dengan energi
4π 2 ~2 Lebar sumur akhir setiap proses (21), (26) dan (32) terkait
E3 = = E2 /α2 (28) dengan lebar sumur awal
2mL23
L2 = 2L1 , L3 = 2αL1 , L4 = αL1 (36)
3. Proses Isotermal 34
dengan α adalah faktor yang menghubungkan lebar sumur
awal dan lebar akhir proses adiabatik (26). Selanjutnya, subti-
Proses selanjutnya, sumur termampatkan sambil kontak
tusi gaya-gaya (20), (25), (31) dan (34) serta lebar sumur (36)
termal sehingga partikel mengalami transisi dan mepunyai
diperoleh
keadaan
π 2 ~2
 
ψ (x) = a1 ϕ1 (x) + a2 ϕ2 (x) (29) 1
W = ln 2 1 − 2 (37)
mL21 α
dengan temperatur dipertahankan. Energi dalam (18) selama
proses pemampatan isotermal ini sama dengan energi E3 (28). Sedangkan panas yang diserap mesin adalah
Hubungan antar lebar sumur dan koefisien transisi a1 berben-
tuk Z L2
π 2 ~2
2 QH = F12 dL = ln 2 (38)
2 4 − 3 |a1 | 2 L1 mL21
L = L3 (30)
4
Dengan demikian, dari kerja (39) dan panas yang diserap (38)
Gaya partikel menahan dinding diperoleh efisiensi mesin
4π 2 ~2
F34 (L) = (31) 1
mL23 L η =1− (39)
α2
Pers.(30) membatasi pemampatan maksimum yaitu ketika
keadaan menjadi murni keadaan dasar a2 = 0, a1 = 1 yang yang hanya bergantung pada rasio α = L3 /L2 .
terjadi ketika
L3 IV. KESIMPULAN
L4 = (32)
2
Pada saat sumur selebar L4 fungsi eigen partikel Kita telah evaluasi sistem termodinamika kuantum paling
r sederhana yakni kotak potensial takberhingga satu dimensi
2 πx dengan satu partikel. Sistem mengembang dengan proses sik-
ψ (x) = ϕ1 (x) = sin (33)
L4 L4 lus Carnot dan efisiensi hanya bergantung pada rasio lebar
dengan energi eigen E4 = E3 . sumur awal dan akhir proses adiabatik. Jika α = 2 yakni
ketika ukuran kotak akhir kedua proses isotermal sama maka
efisiensi mesih adalah 75 persen.
4. Proses Adiabatik 41 Meningat tingkat keadaan sistem kuantum umumnya tidak
hanya dua maka menarik untuk mengkaji proses bagi sis-
Selanjutnya, gas dengan keadaan dasar termampatkan se- tem dengan keadaan berhingga lebih dari dua dan keadaan
cara adiabatik sampai sumur berukuran L1 . Gaya partikel berhingga. Kajian hal terakhir ini sedang dalam progres.
menahan dinding antara L4 dan L1 adalah
π 2 ~2 Ucapan Terima Kasih
F41 = (34)
mL3
5. Kerja dan Efisiensi Mesin AP sampaikan terimakasih kepada Dr Darminto yang
telah memberi kesempatan untuk mempresentasikan dan
Dari siklus proses kuantum di depan kita dapat menghitung mendiskusikan masalah ini di dalam Forum Seminar Seninan
usaha total yang dilakukan mesin. Usaha yang dilakukan se- Jurusan Fisika ITS yang telah berlangsung sejak 2003.

100107-4
J. F IS . DAN A PL ., VOL . 6, N O . 1, JANUARI 2010 YOHANES DS, dkk.

[1] F.W. Sears and G.L. Salinger, Thermodynamics, Kinetic The- [3] C.M. Bender, D. C. Brody, and B. K. Meister, J. Phys. A 33
ory, and Statistical Thermodynamics (Addison Wesley, Mas- 4427(2000).
sachusetts, 1975). [4] A. Purwanto, Fisika Kuantum (GavaMedia, Yogyakarta, 2006).
[2] H. Scovil and E. Schulz-Dubois, Phys. Rev. Lett. 2 262(1959).

100107-5

Anda mungkin juga menyukai