Pemeriksaan Ginekologi Fix
Pemeriksaan Ginekologi Fix
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Oleh :
Asmaul Husna 1840312648
Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Hj. Yusrawati, Sp.OG (K)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Identitas pasien 3
Umumnya yang ditanyakan adalah usia pasien, status pernikahan, dan pekerjaan.
2. Keluhan Utama2,3
a. Perdarahan
Perdarahan yang bersifat tidak normal sering dijumpai. Oleh Karena
itu, perlu ditanyakan apakah perdarahan ada hubungannya dengan siklus haid
atau tidak, banyaknya dan lama perdarahan. Apakah sedang mengalami
menoragia, hipermenorea, polimenorea hipomenorea, oligomenorea atau
metroragia.
Perdarahan yang didahului dengan haid yang terlambat biasanya
disebabkan abortus, kehamilan mola, atau kehamilan ektopik. Tetapi
kemungkinan perdarahan karena polip, erosi portio dan karsinoma serviks
tidak dapat disingkirkan begitu saja tanpa pemeriksaan yang teliti.
Perdarahan sewaktu atau setelah koitus merupakan gejala karsinoma
servik uteri atau bisa juga karena polips servik uteri, erosi porsio uteri atau
3
vulnus traumatikum postkoitum (hymen robek disertai perdarahan dari arteri
kecil dari koitus pertama atau pada permukaan forniks posterior.
Perdarahan saat menopause perlu dipertimbangkan adanya
kegasanasan dari genitalia perempuan. Metroragia merupakan gejala penting
dari karsinoma serviksa dan kasrsionam korpus uteri. Selain itu perdarahan
monopouse dapat juga disebabkan oleh karunkula uretralis, vaginitis, polips
serviks uteri atau erosi portio.
b. Fluor albus (leukorea)
Leukorea sering mengganggu penderita baik fisik atau mental. Sifat
dan banyaknya keputihan bisa memberi petunjuk etiologinya. Hal yang perlu
ditanyakan adalah sudah berapa lama keluhan itu, terus-menerus atau pada
waktu-waktu tertentu, banyaknya, warnanya, baunya disertai rasa gatal/nyeri
atau tidak.
Secara fisiologik dapat dijumpai pada waktu ovulasi, waktu menjelang
dan setelah haid, rangsangan seksual, atau dalam kehamilan. Tetapi, bila
wanita merasa terganggu, berganti celana beberapa kali sehari, disertai
gatal/nyeri merupakan tanda-tanda keadaan yang patologis.
Sebagai contoh yaitu fluor albus karena trikomoniasis dan kandidiasis
maupun diabetes mellitus umumnya terasa gatal.
c. Rasa nyeri
Nyeri di perut, panggul, pinggang atau alat kelamin luar dapat
merupakan gejala kelainan ginekologik. Dalam penilaian derajat nyeri,
diperlukan keterampilan dari dokter dalam membedakan nyeri yang
sebenarnya tau nyeri berupa pura-pura (simulasi) untuk menarik perhatian.
Dismenorea dapat dirasakan di perut bawah atau di pinggang, bersifat
seperti mulas-mulas, ngilu atau ditusuk-tusuk. Endometriosis hampir selalu
disertai dismenorea. Dispareuni yaitu rasa nyeri waktu bersenggama dapat
disebabkan kelainan organik atau faktor psikologik. Sebab-sebab organik
seperti introitus vagina atau vagina terlampau sempit, peradangan atau
perlukaan.
4
Nyeri perut dapat disebabkan kelainan letak uterus, neoplasma,
peradangan. Nyeri pinggang bagian bawah diderita oleh wanita yang
mengalami parametritis akibat fibrosis di ligamentum kardinal dan
sakrouterinum.
Anamnesis nyeri dapat sangat kompleks meliputi lamanya, terus
menerus atau berkala, rasa nyerinya (ditusuk-tusuk atau mules atau ngilu),
hebatnya, lokasinya dan faktor yang memperberat serta yang mengurangi rasa
nyeri.
d. Miksi
Kelainan dalam miksi sering menyertai kelainan ginekologik. Keluhan
biasanya berupa inkontinensia, nokturia, oliguria/anuria, makrohematuria,
disuria dan hesitancy (ketidak mampuan dalam memulai miksi). Hal yang
perlu ditanyakan adalah rasa nyeri waktu kencing, seringnya kencing, retensio
urine, kencing tidak lancar atau tidak tertahan. Penderita uretritis dan sistitis
merasa nyeri waktu kencing atau sesudah kencing disertai pula rasa tidak enak
atau nyeri didaerah simfisis. Retensio urine dijumpai pada retrofleksi uteri
gravid inkarserata pada kehamilan 16 minggu, mioma uteri dan kista ovarii
besar. Inkontensia urine merupakan fistula vesikovaginalis. Apabila fistulanya
kecil, penderita baru ngompol kalau kandung kemihnya penuh.
Sering buang air kecil dapat dijumpai saat hamil tua atau pasien
prolaps uteri dengan tekanan intraabdominal yang meningkat.
e. Defekasi
Beberapa penyakit yang berasal dari rectum dan kolon sigmoid sering
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis penyakit ginekologik. Hal yang perlu
ditanyakan adalah apakah ada kesulitan defekasi, apakah defekasi disertai rasa
nyeri ataukah beraknya encer disertai lendir, nanah, atau darah.
3. Riwayat pernikahan (berapa dan tahun)
4. Riwayat Obstetrik
Hal yang perlu ditanyakan adalah riwayat kehamilan-kehamilan
sebelumnya, abortus, persalinan normal, operasi, anak hidup atau tidak. Infeksi
5
nifas dan kuretase dapat menjadi sumber infeksi panggul menahun dan
kemandulan,gangguan haid.
5. Riwayat Ginekologi
Riwayat penyakit/kelainan ginekologik serta pengobatannya dapat
memberi keterangan penting terutama operasi yang telah dialami.
6. Riwayat Haid
Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyak darah
yang keluar waktu haid, lamanya haid, disertai nyeri atau tidak dan menopause,
apakah haid penderita terlambat atau mengalami amenorea.
7. Riwayat Penyakit Dahulu
Hal yang perlu ditanyakan adalah kondisi kesehatan sebelumnya, apakah
pernah menderita tromboemboli, kelainan darah, diabetes, hipertensi, tuberculosis
dan lainnya. Pernah atau tidaknya tes HIV juga perlu ditanyakan untuk kebutuhan
konseling. Riwayat penggunaan obat-obatan, nikotin dan alcohol perlu ditanyakan
juga.
8. Riwayat penyakit keluarga
6
secara sistematik mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kalau perlu
dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium, miksal Hb, leukosit, laju endap
darah, pemeriksaan air kencing, dll.
2. Pemeriksaan Payudara
Mempunyai arti penting karena berhubungan dengan diagnostik kelainan
endokrin, kehamilan dan karsinoma mammae. Pemeriksaan dilakukan dengan
inspeksi dan palpasi.
3. Pemeriksaan abdomen
Penderita harus tidur telentang dan tenang
Inspeksi.
Perhatikan bentuk, pembesaran/cekungan, pergerakan pernapasan, kondisi
kulit, dan parut operasi .Masing masing kelainan memberikan petunjuk apa yang
7
harus diperhatikan misalnya pembesaran kedepan dengan batas jelas nisa
kehamilan atau tumor. Atau pembesaran kesamping bisa curigai ada cairan bebas
disebut asites.
Gambar 2.3 perbesaran perut kedepan dengan batas tegas dapat pada kehamilan
atau tumor
Gambar 2.4 pembesaran perut kesamping tanda adanya cairan bebas (asites)
Palpasi.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, harus yakin bahwa kandung kemih dan
rektum kosong karena kandung kemih penuh teraba seperti kista dan rektum terisi
menyulitkan pemeriksaan. Kalau perlu pasien BAK/BAB terlebih dahulu atau
dilakukan kateterisasi atau diberi klisma. Jelaskan pemeriksaan pada penderita.
Kedua tungkai ditekuk sedikit dan disuruh bernafas dalam. Palpasi abdomen
8
dengan seluruh telapak tangan dan jari-jari dari atas atau daerah yang tidak
dikeluhkan nyeri.
Pada pemeriksaan tumor, jelaskan besarnya, batasna dan dapat digerakkan
atau tidakdan konsistensi. Konsistensi dapat padat kenyal, padat lunak dan padat
keras.tumor padat kenyal dan berbenjol-benjol biasanya mioma uteri.
Perkusi.
Dapat ditentukan pembesaran yang disebabkan tumor atau cairan bebas
dalam rongga perut. Pada tumor, perkusi pekak terdapat di bagian menonjol saat
pasien tidur telentang. Daerah pekak ini tidak akan berpindah walaupun pasien
dipindah baringkan. Perkusi pada cairan bebas. Cairan mengumpul pada bagian
yang paling rendah, sedang usus-usus mengambang di atasnya. Apabila pasien
telentang, maka perkusi timpani di bagian atas perut melengkung ke ventral dan
pekak sisi kanan dan kiri. Keadaan berubah bila pasien berbaring miring ke
kanan, cairan berpindah dan mengisi bagian kanan dan ventral. Daerah timpani
pun berpindah tempat. Tumor yang disertai dengan cairan bebas menunjuk ke
arah keganasan.
Auskultasi.
Detak jantung dan gerakan janin terdengar pada kehamilan yang cukup
tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada uterus gravidus dan mioma uteri
yang besar. Bising usus penting untuk diagnostik peritonitis dan ileus.
Posisi litotomi
Diperlukan meja ginekologi dengan penyangga kedua tungkai. Pasien
berbaring diatasnya sambil lipat lutunya diletakkan pada penyangga dan
tungkainya fleksi santai sehingga berbaring dengan posisi mengangkang.
9
Dengan penerangan yang memadai, vulva, anus, dan sekitarnya tampak jelas
dan pemeriksaan bimanual dan spekulum dapat dilakukan dengan mudah.
Pemeriksa berdiri atau duduk didepan vulva. Pemeriksaan inspekulo
sebaiknya duduk dan pemeriksaan bimanual sebaiknya berdiri. Pemeriksaan
bimanual bisa juga tanpa meja ginekologik. Pasien tidur telentang sambil
kedua tungkai dilipat lutut dan agak mengangkang. Pemeriksa berdiri di
sebelah kanan pasien, sambil 2 jari tangan dimasukkan ke dalam vagina dan
tangan kiri diletakkan di perut.
10
Posisi Sims
Posisi hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai kiri hampir
lurus, tungkai kanan ditekuk ke arah perut dan lututnya diletakkan pada alas,
sehingga panggul membentuk sudut miring dengan alas, lengan kiri di
belakang badan dan bahu sejajar dengan alas. Penderita berbaring setengah
tengkurap.
11
Pemeriksaan yang dilakukan:
12
Gambar 2.8 Inspekulo
13
b. Korpus uterus dalam retrofleksio
c. Abses di kavum Douglas
d. Hematokel retrouterina pada kehamilan ektopik terganggu
e. Kutub bawah tumor ovarium atau mioma uteri
f. Tumor rektosigmoid
14
d. Pemeriksaan Bimanual
Pemeriksaan genitalia interna dilakukan dengan kedua tangan, 2 atau 1 jari
dimasukkan dalam vagina atau satu jari ke dalam rektum, sedang tangan lain
diletakkan di dinding perut. Untuk memperoleh hasil yang baik, penderita
berbaring dalam letak litotomi, kemudian pasien diberitahu, pasien harus
santai, tidak boleh meregangkan perutnya. Pemeriksa memakai sarung tangan
dan berdiri atau duduk di depan vulva.1
16
e. Pemeriksaan Rektal
Dilakukan pada: 1
o Wanita yang belum pernah bersetubuh
o Pada kelainan bawaan seperti atresia himenalis atau atresia vaginalis,
o Hymen rigidus
o Vaginismus.
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan labor biasa
Kadar Hb diperiksa pada wanita yang tampak pucat mengalami perdarahan,
pada wanita hamil, dan pada persangkaan kehamilan ekstrauterin terganggu.
Jumlah leukosit dan laju endap darah perlu diperiksa pada proses peradangan. Air
17
kencing diperiksa pada setiap wanita hamil (proteinuri) dan pada persangkaan
kelainan saluran kencing (sedimen).1
Pemeriksaan sekret vulva dan vagina
Dilakukan terutama pada keluhan leukorea. Getah uretra diambil dari
orifisium urethrae eksternum dan getah servik dari ostium uteri eksternum. 1
Percobaan schiller
Apabila permukaan portio dipulas dengan larutan lugol, maka epitel portio
yang normal menjadi berwarna coklat tua, sedangkan daerah yang tidak normal
berwarna kurang coklat dan tampak pucat.1
Kolposkopi
Penderita dalam letak litotomi, lalu dipasang speculum. Portio dibersihkan
dari lendir dengan larutan cuka 2% atau dengan larutan nitras argenti 5% atau
dilakukan percobaan schiller terlebih dahulu. Tampak jelas batas antara epitel
berlapis gepeng dari ektoserviks dan mukosa dari endoserviks. Apabila ada lesi
tampak jelas pula batas antara daerah yang normal dan yang tidak normal. Muara
kelenjar-kelenjar endoserviks dapat dilihat pula, dan dengan kenyataan ini dapat
jelas dibedakan antara erosio dan karsinoma. 1
18
Biopsy endometrium
Dilakukan untuk menentukan ada atau tidak adanya ovulasi. Waktu yang
paling baik ialah hari pertama haid untuk menghindari kemungkinan adanya
kehamilan muda yang tidak disangka.1
Sonografi transvaginal.
Dipakai untuk memantau pertumbuhan folikel serta pengambilan ovum pada
pasien infertilitas dan merupakan pelengkap bagi sonografi abdominal. Sonografi
transvaginal dapat menilai bentuk, ukuran, dan letak organ/massa, akan tetapi
tidak dapat menilai mobilitas organ/massa tersebut dan tidak dapat dipakai pada
pasien yang masih virgo.1
Histeroskopi
Dipakai untuk memeriksa rongga uterus, seperti kanalis servikalis, kavum
uteri serta ostium tuba uteri kiri dan kanan. Indikasi pemeriksaan :1
o Perdarahan abnormal dari uterus
o Pemeriksaan infertilitas
o Konfirmasi mioma atau polip endometrium
o Menentukan lokasi AKDR yang tertanam didalam kavum uteri
o Perlekatan dan kelainan kavum uteri
o Pemeriksaan parut uterus setelah tindakan pembedahan, seksio sesarea,
histerotomi dan miomektomi
o Melakukan biopsy intauterin dan lesi endoserviks.
Kontraindikasi pemeriksaan :1
Perforasi uterus yang baru saja terjadi
Kehamilan intrauterine dan peradangan pelvis aktif
Perdarahan uterus yang masih aktif
Stenosis serviks yang berat dan luas
Hiperetrofleksi uteri fiksata
19
BAB III
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara
bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita,
berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada
bagian tersebut
20
DAFTAR PUSTAKA
5. Tahir AM, Farid RB, Jusuf EC. Buku Panduan Keterampilan Pemeriksaan
Ginekologi. Fakultas Kedokteran Hasanuddin. 2015
21