Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019

“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era


Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPS

Gina Lisdiani1, Mahpudin2, Ujiati Cahyaningsih3


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Majalengka
ginalisdiani6@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam kemajuan suatu bangsa serta sebagai sarana
membangun kualitas sumber daya manusia dalam membangun watak bangsa karena
pendidikan dapat mengembangkan kemampuan dan kepribadian manusia yang menyangkut
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu, pembelajaran IPS sangat penting
terutama dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dari lingkungan sekitar. Pembelajaran
IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam Pendidikan IPS siswa
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan dapat mengembangkan
serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya. Beberapa masalah diantaranya,
pemahaman konsep siswa mengenai materi pembelajaran IPS Masih rendah atau belum
memahami materi dengan baik karena setelah mengikuti pembelajaran siswa hanya diam
tanpa berpendapat apapun bahkan menjelaskan apa yang telah dipelajari. Model
pembelajaran Quantum Teaching yang dikenal dengan istilah TANDUR (tumbuhkan, alami,
namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan), model pembelajaran ini menempatkan siswa
menjadi subjek yang aktif baik fisik maupun mental dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri menjadi sebuah
konsep, sehingga konsep yang dikuasai siswa bertahan lama. Selain itu, model Quantum
Teaching dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran. Cara belajar
yang diberikan kepada siswa pun menarik dan bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh
untuk menerima materi pelajaran. Tujuan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu dapat
Meningkatkan partisipasi siswa melalui pengubahan keadaan, dapat Meningkatkan motivasi
dan minat belajar siswa, dapat Meningkatkan daya ingat siswa, dapat Meningkatkan rasa
kebersamaan antar siswa, dapat Meningkatkan daya denger siswa, dan dapat Meningkatkan
siswa dalam berperilaku yang baik. dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.

Kata kunci: Pemahaman Konsep, Pembelajaran IPS, Quantum Teaching

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran yang penting dalam kemajuan suatu bangsa serta sebagai
sarana membangun kualitas sumber daya manusia dalam membangun watak bangsa. Mutu
pendidikan yang baik di sekolah dasar akan menentukan mutu yang baik pada pendidikan
tingkat selanjutnya. Di dalam pendidikan diperlukan adanya sesuatu yang baru dalam
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa yang
begitu bervariasi. karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan dan kepribadian
manusia yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam undang-undang No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

523
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecenderungan, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pendidikan
IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan dapat
mengembangkan sertamelatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang
telah dimilikinya. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, tetapi siswa tersebut mampu
menerangkan kembali apa yang telah diterima. Dengan pemahaman siswa akan
mampumemberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif.
Namun pada kenyataanya pemahaman konsep pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN
Cicurug III masih rendah hal ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya, pemahaman
konsep siswa mengenai materi pembelajaran IPS Masih rendah atau belum memahami materi
dengan baik karena setelah mengikuti pembelajaran siswa hanya diam tanpa berpendapat apapun
bahkan menjelaskan apa yang telah dipelajari. Hal tersebut ketika beberapa siswa ditunjuk untuk
menyimpulkan kembali materi yang diajarkan oleh guru, terbukti beberapa siswa yang
menyimpulkan tidak sesuai dengan isii materinya. Serta guru kurang melibatkan siswa secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran secara konvensional kurang menarik sehingga menjadi monoton dan
membuat siswa menjadi bosan dalam proses pembelajaran, hal ini sangat berpengaruh pada
rendahnya pemahaman siswa yang berpengaruh dalam proses pembelajaran , dapat dibuktikan
dari hasil ulangan presentase Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) di lapangan. Berdasarkan 30
orang jumlah siswa dikelas V SDN Cicurug III yang melebihi KKM terdapat 12 orang (40%) dan
sisanya dibawah KKM sebanyak 18 orang (60%) dengan kriteria ketuntasan minimal yang
diterapkan yaitu 75.

PEMBAHASAN
ILmu pengetahuan sosial menurut Buchari (Susanto, 2013: 141) menyatakan bahwa IPS
merupakan suatu program pendidikan yang menyeluruh mengenai persoalan manusia dalam
lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan IPS merupakan disiplin ilmu
dari berbagai ilmu sosial lain, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik
dan psikologi.
Menurut Sumantri (Gunawan, 2016: 17) menyatakan bahwa IPS adalah suatu ilmu
pengetahuan program pendidikan yang bukan merupakan sub disiplin ilmu tersendiri, sehingga
tidak akan dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun
ilmu pendidikan lainnya.
524
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Menurut Maryani (Susanto, 2014: 2) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah
untuk:
1) Mengembangkan pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial;
2) Mengembangkan kemampuan berpikir inquiry, pemecahan masalah, dan keterampilan
sosial;
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan; dan
4) Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang
majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.

Gunawan (2016: 48-49) menyatakan bahwa pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk
membentuk seorang warga Negara yang kemampuan bersosialisasi dan dapat menempatkan diri
di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang diharapkan di masa depan akan menjadi warga
Negara yang baik dan bertanggung jawab.
Gunawan (2016: 50) menyatakan bahwa: “Pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di SD
harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok
usia 7-11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan
intelektual/kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional”.
Pemahaman Konsep
Pemahaman berkaitan dengan penguasan atau mengerti tentang sesuatu.
Kemampuan pemahaman merupakan kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa
karena kemampuan ini dapat menunjang siswa untuk mencapai kemampuan berpikir
lainnya.
Menurut Bloom (Susanto, 2013:6) menyatakan bahwa “pemahaman adalah
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari”. Pemahaman
tersebut merupakan seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami
materi yang diberikan guru.

Menurut Carin dan Sund (Susanto, 2015:8) menyatakan bahwa pemahaman dapat
dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan


sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah
memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan apa yang telah ia
terima.
2. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali
pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang benar-benar

525
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

telah paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih
luas dan memadai.
3. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses
mental yang dinamis, dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan
penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam satu contoh saja
tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi saat
ini.
4. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai
kemampuan tersendiri, seperti, menerjemahkan, menginterpresikan, ekstrapolasi,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Sedangkan Menurut Kosasih dan sumarna (2013: 76) berpendapat bahwa:
“Pembelajaran Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang menyenangkan serta
menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan
segala keterkaitan, perbedaan interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan
momentum untuk belajar” .
Menurut shoimin (2014 : 138), menyatakan bahwa “Quantum Teaching adalah
pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya”. Quantum Teaching juga
menyertakan segala kaitan antara, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen
belajar.
Menurut DePorter, (2014: 8-9) Pembelajaran Quantum teaching mempunyai
kerangka rancangan belajar yang dikenal sebagai TANDUR : tumbuhan, alami, namai,
demonstrasi, ulangi, dan rayakan. Langkah-langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tumbuhkan, menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran dan bisa dilakukan
untuk menggali permasalahan terkait dengan materi yang akan dipelajari, menampilkan
suatu gambaran atau benda nyata, cerita pendek atau video.
2. Alami, ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat mengerti semua pelajar.
3. Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi atas pengalaman yang
telah diperoleh siswa.
4. Demonstrasi, bisa dilakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab
pertanyaan, dan menunjukkan hasil pekerjaan.
5. Ulangi, Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan struktur
kognitif siswa dan Bisa dilakukan dengan menegaskan kembali pokok materi pelajaran,
memberi kesempatan siswa untuk mengulang pelajaran dengan teman lain atau melalui
latihan soal.
6. Rayakan, pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan
dalam ilmu pengetahuan.
526
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Menurut shoimin (2017: 138-139) menyatakan bahwa adapun kelebihan Quantum


Teaching sebagai berikut :
Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching
1) Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran
yang sama.
2) Proses pembelajaran lebih nyaman dan menyenangkan.
3) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan,
dan dapat mencoba melakukan sendiri.
4) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
5) Lebih melibatkan siswa pada saat proses pembelajaran.
6) Membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Hamzah (2011: 41) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini dilakukan
oleh guru didalam kelasnya melalui refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai agar hasil
belajar siswa meningkat.
Sesuai dengan pemaparan di atas maka penelitian yang dilakukan peneliti merujuk
kepada model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Arikunto (2015: 137) menyatakan bahwa
model tersebut terdiri dari empat tahap untuk tiap siklusnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi.

KESIMPULAN
Dengan menggunkan model pembelajaran Quantum yang dikenal dengan istilah
TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan), model pembelajaran
ini menempatkan siswa menjadi subjek yang aktif baik fisik maupun mental dalam mempelajari
ilmu pengetahuan. Dapat Menumbuhkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran, siswa
lebih aktif dalam pembelajaran dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan suasana lebih
menyenangkan.

REFERENSI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Deporter, H. (2010). Quantum Teaching Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:
Mizan Pustaka

527
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Kosasih, N, DKK. (2013). Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di SD. Jakarta: Prenadamedia Group.

Arikunto, dkk. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunawan, R. (2016). Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Hamzah, B, dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara

528

Anda mungkin juga menyukai