Abstract
This study aims to describe the language acquisition of early childhood in the process of
acquiring language through what is heard and practiced with the language and communication
of the words they have. This study uses a qualitative descriptive research design because this
study presents the results of research based on facts that exist in the speakers' daily lives and
the process of acquiring language in the phonological aspects of children. The data obtained is
the result of research through observation, diary notes, and interviews. The results of this
study indicate that the object has mastered vowels [a], [i], [u], [e], [∂] and [o]. From the
description above, it can be concluded that the acquisition of language in children in the
phonological aspects is influenced by environmental factors, especially the hat family, which
is characterized by the number of vocabulary vocabulary they get in the family environment
and around.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan memaparkan pemerolehan bahasa anak usia dini dalan proses
pemerolehan bahasa melalui apa yang di dengar dan di praktekkan dengan bahasa dan
komsonan kata yang mereka miliki. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif karena penelitian ini memaparkan hasil penelitian berdasarkan fakta yang
ada dalam kehidupan sehari hari penuturnya dan proses pemerolehan bahasa pada aspek
fonologi anak. Data yang diperoleh adalah hasil penelitian melalui observasi, catatan harian,
dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan objek sudah menguasai huruf-huruf vokal
[a], [i], [u], [e], [∂] dan [o]. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa
pada anak dalam aspek fonologi di pengaruhi faktor lingkungan khususnya keluarga hal
tersebut ditandai dengan banyaknya pembendaharaan kosakata yang mereka dapatkan di
lingkungan keluarga dan sekitar. Anak juga sudah bisa mengujarkan beberapa kata benda,
kata kerja, dan kata sifat.
yang berbicara kepada mereka (Troike, dikuasai oleh anak adalah kata-kata yang
2006). dekat dengan lingkungan anak dan semua
Sejak usia dini, bayi telah ujaran anak pada usia ini mengandung
berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya. makna denotatif. Penelitian yang dilakukan
Seorang ibu seringkali memberi oleh Yumi (Yumi, 2019) memperoleh hasil
kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam bahwa pada usia empat tahun anak yang
komunikasi sosial, maka pada saat itulah berada pada masa kontruksi sederhana
bayi pertama kali mengenal sosialisasi sudah mampu mengujarkan kalimat dalam
bahwa dunia ini adalah tempat orang saling bentuk kalimat deklaratif, interogatif, dan
berbagi rasa. Melalui bahasa pertama (B1), imperatif.
seorang anak belajar untuk menjadi Menurut Ingram dalam penelitian
anggota masyarakat. B1 menjadi salah satu Palenkahu (Palenkahu, 2005) pemerolehan
sarana untuk mengungkapkan perasaan, bahasa pertama dibagi menjadi empat
keinginan, dan pendirian, dalam bentuk- periode. Pertama, tahap pendahuluan
bentuk bahasa yang dianggap ada. Anak ditandai dengan tiga jenis tingkah laku
belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang yaitu membabel, meniru, dan pemahaman
tidak dapat diterima anggota awal. Kedua, periode pertama (1-1,6
masyarakatnya, anak tidak boleh selalu tahun) anak memeroleh sejumlah bunyi
mengungkapkan perasaannya secara terus- dengan makna khusus yang menyatakan
terang. ide suatu kalimat secara menyeluruh, akan
Pemerolehan bahasa pertama atau tetapi tidak ada bukti anak memahami tata
bahasa ibu anak-anak di seluruh dunia bahasa. Ketiga, periode kedua (1,6-2,0)
sama. Kesamaan proses pemerolehan tidak anak menyadari bahwa segala sesuatu
hanya disebabkan oleh persamaan unsur mempunyai makna sembutran yang
biologi dan neurologi bahasa, tetapi juga beruntun dalam pemerolehan kata dan
oleh adanya aspek mentalitas bahasa pertanyaan tentang nama benda. Keempat,
(Arifuddin, 2010). Jadi, dapat disimpulkan periode (2,0-2,6) anak mulai membentuk
bahwa bahasa pertama (B1) atau bahasa kalimat dengan baik dalam arti berisi kata-
ibu adalah bahasa yang pertama kali kata untuk relasi gramatikal utama subjek
diperoleh oleh seorang individu dalam dan predikat.
kehidupannya. Bahasa ini akan menjadi Perkembangan pemerolehan bahasa
bahasa yang paling menurani dan sering anak dapat dibagi tiga bagian yaitu sebagai
digunakan oleh pemakai bahasa. berikut. Pertama, perkembangan
Penelitian mengenai bahasa pertama prasekolah. Tahap perkembangan pra
anak sudah banyak dilakukan di Indonesia. sekolah terdiri atas tiga tahap
Dari penelitian yang dilakukan oleh perkembangan, yaitu perkembangan
Amelin (Amelin, 2019) dapat disimpulkan pralinguistik, tahap satu kata, dan ujaran
bahwa melalui ekspresi muka dan gerak kombinasi permulaan. Pada perkembangan
tubuh yang diperlihatkan oleh seorang pralinguistik anak, anak mengembangkan
anak dapat membantu orang di sekitar konsep dirinya. Ia berusaha membedakan
untuk bisa memahami bahasa yang dirinya dengan subjek, dirinya dengan
diucapkan oleh anak tersebut. Penelitian orang lain, serta hubungan dengan objek
yang dilakukan oleh Salnita (Salnita, 2019) dan tindakan. Pada tahap satu kata anak
memperoleh hasil bahwa pada usia tiga terus menerus berupaya mengumpulkan
tahun anak belum bisa mengujarkan fonem nama-nama benda dan orang yang
/r/ dan /s/ dengan benar. Kata-kata yang dijumpai. Kedua, perkembangan ujaran
268 | Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini
Syamsul Sodiq (Ardiana dan Sodiq, 2000) Salah satu bentuk awal yang dikuasai
terdapat empat tahap: anak adalah nomina, terutama yang akrab
atau dekat dengan tempat tinggalnya.
Tahap Pemerolehan Kompetensi dan Dalam penelitian ini, subjek penelitian
Performansi terlebih dahulu menguasai nomina yang
Kompetensi adalah pengetahuan berkaitan dengan anggota keluarga dan
tentang gramatika bahasa ibu yang kerabat dekat. Subjek penelitian juga sudah
dikuasai anak secara tidak sadar. mampu mengujarkan benda di
Gramatika itu terdiri atas tiga komponen, sekelilingnya yang diketahui oleh subjek
yaitu semantik, sintaksis, dan fonologi dan penelitian. Setelah menguasai nomina di
diperoleh secara bertahap. Pada tataran sekitar anak, anak mulai menguasai verba
kompetensi ini terjadi proses analisis untuk secara bertingkat, dari verba yang umum
merumuskan pemecahan-pemecahan menuju verba yang lebih khusus atau
masalah semantik, sintaksis, dan fonologi. rumit. Verba yang berkaitan dengan
Sebagai pusat pengetahuan dan kehidupan sehari-hari, seperti makan,
pengembangan kebahasaan dalam otak mandi, minum, dan Pi-Pin (Upin-Ipin yang
anak, kompetensi memerlukan bantuan berarti tontonan atau ketika subjek
performansi untuk mengatasi masalah penelitian ingin menonton). Subjek
kebahasaan anak. Performansi adalah penelitian juga sudah mampu mengujarkan
kemampuan seorang anak untuk kata sifat yaitu kata “cak” yang berarti
memahami atau mendekodekan dalam bagus. Anak sudah mengerti mengenai
proses reseptif dan kemampuan untuk kata sifat dan mengerti makna kata bagus.
menuturkan atau mengkodekan dalam
proses produktif. Sehingga dapat kita Tahap Pemerolehan Sintaksis
gambarkan bahwa kompetensi merupakan Konstruksi sintaksis pertama anak
bahannya dan performansi merupakan alat normal dapat diamati pada usia 18 bulan.
yang menjembatani antara bahan dengan Meskipun demikian, beberapa anak sudah
perwujudan fonologi bahasa. mulai tampak pada usia setahun dan anak-
anak yang lain di atas dua tahun.
Tahap Pemerolehan Semantik Pemerolehan sintaksis merupakan
Pemerolehan sintaksis bergantung kemampuan anak untuk mengungkapkan
pada pemerolehan semantik. Struktur sesuatu dalam bentuk konstruksi atau
pertama diperoleh oleh anak bukanlah susunan kalimat. Konstruksi itu dimulai
struktur sintaksis melainkan makna dari rangkaian dua kata. Konstruksi dua
(semantik). Sebelum mampu mengucapkan kata tersebut merupakan susunan yang
kata sama sekali, anak-anak rajin dibentuk oleh anak untuk mengungkapkan
mengumpulkan informasi tentang sesuatu. Anak mampu untuk memproduksi
lingkungannya. Anak menyusun fitur-fitur bahasa sasaran untuk mewakili apa yang ia
semantik (sederhana) terhadap kata yang maksud. Pemakaian dan pergantian kata-
dikenalnya. Hal yang dipahami dan kata tertentu pada posisi yang sama
dikumpulkan oleh anak itu akan menjadi menunjukkan bahwa anak telah menguasai
pengetahuan tentang dunianya. kelas-kelas kata dan mampu secara kreatif
Pemahaman makna merupakan dasar memvariasikan fungsinya. Contohnya
pengujaran tuturan. adalah „ayah datang‟. Kata tersebut dapat
divariasikan anak menjadi „ayah pergi‟
atau „ibu datang‟.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 271