Anda di halaman 1dari 9

Volume 3 Issue 1 (2019) Pages 265 – 273

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v3i1.160

Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini


Indah Permatasari Suardi1, Syahrul R2, Yasnur Asri3
Pascasarjana Universitas Negeri Padang

Abstract

This study aims to describe the language acquisition of early childhood in the process of
acquiring language through what is heard and practiced with the language and communication
of the words they have. This study uses a qualitative descriptive research design because this
study presents the results of research based on facts that exist in the speakers' daily lives and
the process of acquiring language in the phonological aspects of children. The data obtained is
the result of research through observation, diary notes, and interviews. The results of this
study indicate that the object has mastered vowels [a], [i], [u], [e], [∂] and [o]. From the
description above, it can be concluded that the acquisition of language in children in the
phonological aspects is influenced by environmental factors, especially the hat family, which
is characterized by the number of vocabulary vocabulary they get in the family environment
and around.

Keywords: phonology, acquisition of children's language, vowels and consonants

Abstrak

Penelitian ini bertujuan memaparkan pemerolehan bahasa anak usia dini dalan proses
pemerolehan bahasa melalui apa yang di dengar dan di praktekkan dengan bahasa dan
komsonan kata yang mereka miliki. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif karena penelitian ini memaparkan hasil penelitian berdasarkan fakta yang
ada dalam kehidupan sehari hari penuturnya dan proses pemerolehan bahasa pada aspek
fonologi anak. Data yang diperoleh adalah hasil penelitian melalui observasi, catatan harian,
dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan objek sudah menguasai huruf-huruf vokal
[a], [i], [u], [e], [∂] dan [o]. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa
pada anak dalam aspek fonologi di pengaruhi faktor lingkungan khususnya keluarga hal
tersebut ditandai dengan banyaknya pembendaharaan kosakata yang mereka dapatkan di
lingkungan keluarga dan sekitar. Anak juga sudah bisa mengujarkan beberapa kata benda,
kata kerja, dan kata sifat.

Kata Kunci: fonologi, pemerolehan bahasa anak, vokal dan konsonan

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2019


Corresponding author :
Address : Padang, Sumatera Barat ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : suardiindah@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online
266 | Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini

PENDAHULUAN seorang anak disebut bahasa ibu (native


Bahasa merupakan alat komunikasi language) (Dardjowidjojo, 2003).
yang diperoleh manusia sejak lahir. Pemerolehan bahasa pertama sangat
Penguasaan sebuah bahasa oleh seorang berkaitan dengan perkembangan sosial
anak dimulai dengan perolehan bahasa anak dan pembentukan identitas sosial.
pertama yang sering kali disebut bahasa Mempelajari bahasa pertama merupakan
ibu. Bahasa pada hakikatnya merupkan salah satu perkembangan menyeluruh anak
sistem lambang bunyi yang arbitrer yang menjadi anggota suatu masyarakat
digunakan oleh anggota kelompok sosial (Yogatama, 2011). Mengenai pemerolehan
untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan bahasa (language acquisition) atau akuisisi
mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, bahasa ini terdapat beberapa pengertian.
2002). Lebih lanjut, Owen (Solehan, Menurut Tarigan (Tarigan, 1988),
2011) menjelaskan bahwa bahasa dapat pemerolehan bahasa merupakan proses
didefinisikan sebagai kode yang diterima pemilikan kemampuan berbahasa, baik
secara sosial atau sistem konvensional berupa pemahaman atau pun
untuk menyampaikan konsep melalui pengungkapan secara alami, tanpa melalui
kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki kegiatan pembelajaran formal. Selanjutnya,
dan kombinasi simbol-simbol yang diatur Dardjowidjojo (Dardjowidjojo, 2003)
oleh ketentuan). menyatakan bahwa pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa (language adalah proses penguasaan bahasa yang
acquisition) atau akuisisi bahasa menurut dilakukan oleh anak secara natural sewaktu
Maksan (1993:20) adalah suatu proses anak belajar bahasa ibunya.
penguasaan bahasa yang dilakukan oleh Menurut Manurung, pemerolehan
seseorang secara tidak sadar, implisit dan bahasa pada anak mempunyai ciri-ciri
informal. Dardjowidjojo (Dardjowidjojo, berkesinambungan, merupakan suatu
2003) menyatakan bahwa pemerolehan rangkaian kesatuan, dan dimulai dari
bahasa adalah proses penguasaan bahasa ujaran satu kata yang sederhana hingga
yang dilakukan oleh anak secara natural mencapai gabungan kata dan kalimat yang
waktu dia belajar bahasa ibunya. lebih rumit (Salnita, 2019). Pemerolehan
Seseorang tidak dengan tiba-tiba bahasa biasanya dibedakan dengan
memiliki tata bahasa yang lengkap dengan pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa
semua kaidah dalam otaknya. Bahasa biasanya terjadi secara alamiah, tanpa
pertama diperoleh oleh seorang anak disadari, diperoleh dalam ruang lingkup
dalam beberapa tahap, dan setiap tahap kehidupan sehari-hari, sedangkan pada
berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari pembelajaran bahasa, bahasa diperoleh
bahasa orang dewasa. Istilah pemerolehan setalah dipelajari secara formal dengan
merupakan padanan kata acquisition. mematuhi konsep-konsep kaidah
Istilah ini dipakai dalam proses penguasaan ketatabahasaan yang berlaku (Chaer,
bahasa pertama sebagai salah satu 2003). Menurut Troike dalam
perkembangan yang terjadi pada seorang pemerolehan bahasa kedua, semua fitur
manusia sejak lahir (Darmojuwono, 2005: penting yang diasumsikan sebagai bahasa
24). Secara alamiah anak akan mengenal kedua diasumsikan sebagai bahasa pada
bahasa sebagai cara berkomunikasi dengan anak usia dini. Biasanya pemerolehan
orang di sekitarnya. Bahasa pertamayang bahasa kedua dimulai dari usia tiga dan
dikenal dan selanjutnya dikuasai oleh mereka belajar bahasa dari orang sekitar
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 267

yang berbicara kepada mereka (Troike, dikuasai oleh anak adalah kata-kata yang
2006). dekat dengan lingkungan anak dan semua
Sejak usia dini, bayi telah ujaran anak pada usia ini mengandung
berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya. makna denotatif. Penelitian yang dilakukan
Seorang ibu seringkali memberi oleh Yumi (Yumi, 2019) memperoleh hasil
kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam bahwa pada usia empat tahun anak yang
komunikasi sosial, maka pada saat itulah berada pada masa kontruksi sederhana
bayi pertama kali mengenal sosialisasi sudah mampu mengujarkan kalimat dalam
bahwa dunia ini adalah tempat orang saling bentuk kalimat deklaratif, interogatif, dan
berbagi rasa. Melalui bahasa pertama (B1), imperatif.
seorang anak belajar untuk menjadi Menurut Ingram dalam penelitian
anggota masyarakat. B1 menjadi salah satu Palenkahu (Palenkahu, 2005) pemerolehan
sarana untuk mengungkapkan perasaan, bahasa pertama dibagi menjadi empat
keinginan, dan pendirian, dalam bentuk- periode. Pertama, tahap pendahuluan
bentuk bahasa yang dianggap ada. Anak ditandai dengan tiga jenis tingkah laku
belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang yaitu membabel, meniru, dan pemahaman
tidak dapat diterima anggota awal. Kedua, periode pertama (1-1,6
masyarakatnya, anak tidak boleh selalu tahun) anak memeroleh sejumlah bunyi
mengungkapkan perasaannya secara terus- dengan makna khusus yang menyatakan
terang. ide suatu kalimat secara menyeluruh, akan
Pemerolehan bahasa pertama atau tetapi tidak ada bukti anak memahami tata
bahasa ibu anak-anak di seluruh dunia bahasa. Ketiga, periode kedua (1,6-2,0)
sama. Kesamaan proses pemerolehan tidak anak menyadari bahwa segala sesuatu
hanya disebabkan oleh persamaan unsur mempunyai makna sembutran yang
biologi dan neurologi bahasa, tetapi juga beruntun dalam pemerolehan kata dan
oleh adanya aspek mentalitas bahasa pertanyaan tentang nama benda. Keempat,
(Arifuddin, 2010). Jadi, dapat disimpulkan periode (2,0-2,6) anak mulai membentuk
bahwa bahasa pertama (B1) atau bahasa kalimat dengan baik dalam arti berisi kata-
ibu adalah bahasa yang pertama kali kata untuk relasi gramatikal utama subjek
diperoleh oleh seorang individu dalam dan predikat.
kehidupannya. Bahasa ini akan menjadi Perkembangan pemerolehan bahasa
bahasa yang paling menurani dan sering anak dapat dibagi tiga bagian yaitu sebagai
digunakan oleh pemakai bahasa. berikut. Pertama, perkembangan
Penelitian mengenai bahasa pertama prasekolah. Tahap perkembangan pra
anak sudah banyak dilakukan di Indonesia. sekolah terdiri atas tiga tahap
Dari penelitian yang dilakukan oleh perkembangan, yaitu perkembangan
Amelin (Amelin, 2019) dapat disimpulkan pralinguistik, tahap satu kata, dan ujaran
bahwa melalui ekspresi muka dan gerak kombinasi permulaan. Pada perkembangan
tubuh yang diperlihatkan oleh seorang pralinguistik anak, anak mengembangkan
anak dapat membantu orang di sekitar konsep dirinya. Ia berusaha membedakan
untuk bisa memahami bahasa yang dirinya dengan subjek, dirinya dengan
diucapkan oleh anak tersebut. Penelitian orang lain, serta hubungan dengan objek
yang dilakukan oleh Salnita (Salnita, 2019) dan tindakan. Pada tahap satu kata anak
memperoleh hasil bahwa pada usia tiga terus menerus berupaya mengumpulkan
tahun anak belum bisa mengujarkan fonem nama-nama benda dan orang yang
/r/ dan /s/ dengan benar. Kata-kata yang dijumpai. Kedua, perkembangan ujaran
268 | Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini

kombinatori. Ketiga, perkembangan masa seseorang pada saat ia berusia anak-anak.


sekolah. Peneliti ini menerapkan teknik simak libat
Penelitian ini diharapkan dapat cakap. Peneliti menyimak kata-kata yang
bermanfaat secara teoritis dan praktis. bisa diucapkan oleh anak setelah itu
Secara teoritis dapat bermanfaat untuk Peneliti juga ikut berinteraksi dan
menambah ilmu pengetahuan mengenai mendorong subjek penelitian untuk
pemerolehan bahasa pertama anak. mengucapkan kata-kata. Data dikumpulkan
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi dengan cara mengamati dan memahami
orang tua untuk bisa memahami apa yang bahasa yang diujarkan oleh subjek
diucapkan oleh anak mereka. Jika orang penelitian. Peneliti akan merekan setiap
tua bisa memahami apa yang diucapkan kata dan ujaran yang dilontarkan oleh
oleh anak, maka anak akan menjadi subjek penelitian. Penelitian ini dilakukan
senang. Komunikasi akan terjalin baik kurang lebih selama 3 minggu.
antara orang tua dan anak. Anak akan Tahap analisis data dalam penelitian
merasakan kedekatan batin dengan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai
orangtua. Hal tersebut akan membantu berikut. Pertama, reduksi. Reduksi
psikologi anak tumbuh menjadi lebih baik. dilakukan dengan empat cara, yaitu a)
melakukan proses transkripsi data tuturan
METODOLOGI ke dalam bentuk tulisan; b) data yang telah
Metode yang digunakan dalam ditranskripsikan kemudian diidentifikasi;
penelitian ini adalah metode deskriptif c) melakukan proses pengklasifikasian; d)
dengan pendekatan kualitatif. Menurut melakukan pemaknaan terhadap data yang
Nazir (Nazir, 2011), metode deskriptif sebelumnya sudah diklasifikasikan. Kedua,
adalah metode yang meneliti suatu tahap penyajian. Pada tahap penyajian ini,
kelompok manusia, suatu subjek, atau data yang telah diklasifikasikan disajikan
pemikiran pada masa sekarang. Metode dalam bentuk tabel. Ketiga, tahap
deskriptif ini digunakan untukmemberi penarikan kesimpulan. Dalam tahap ketiga
gambaran hasil dari pengumpulan data ini, dilakukan proses verifikasi ulang
yang telah dilakukan oleh peneliti, melalui terhadap data awal yang sudah
wawancara (orang tua, anak) dan observasi dikumpulkan (Miles dan Huberman, 2014).
secara langsung ke lapangan, tentang
ujaran yang diucapkan oleh subjek HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian. Metode deskriptif dipilih oleh Kata-kata yang pertama diperolehnya
peneliti karena metode ini dapat pada tahap ini lazimnya adalah kata yang
memberikan gambaran secermat mungkin menyatakan perbuatan, sifat, dan kata
mengenai individu, keadaan, bahasa, benda. Perkembangan bahasa pertama anak
gejala, atau kelompok, lebih mudah ditandai dari kata yang
Penelitian ini dilakukan dengan cara mampu diucapkan. Jumlah kata yang
mengamati secara langsung anak yang diucapkan anak merupakan indikator atau
menjadi subjek penelitian. Karena seorang petunjuk perkembangan bahasanya.
anak tidak secara tiba-tiba memiliki tata Di bawah ini adalah tabel hasil
bahasa yang teratur dalam otaknya. Tahap pengamatan pemerolehan bahasa pertama
pemerolehan bahasa pertama berkaitan anak usia satu tahun dari aspek
dengan perkembangan bahasa anak. Hal ini perkembangan morfologi bahasa Minang
dikarenakan bahasa pertama diperoleh pada anak bernama Zayna Falisa Humaira.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 269

Berikut ini adalah jenis kata anak usia


morfem 1 tahun.
No Kata Arti KATA BENDA
1 ah Ayah = Ayah No Kata Arti
2 bu-bu Ibu = Ibu 1 yah Ayah = Ayah
3 mam Makan = makan 2 Bu-b Ibu = Ibu
4 dak Indak= tidak 3 nnek Nenek = Nenek
5 nnek nenek = nenek 4 kek Kakek = kakek
6 kek Kakek = kakek 5 mih mami = mami
7 cik Acik = paman 6 aek Mak gaek = nenek
8 ak Apak = Paman 7 tuk datuk = Kakek
9 num Minum = Minum 8 cik Aciak = Paman
10 Pin pin Upin-Ipin = Film
11 aek Mak gaek = Nenek KATA KERJA
12 tuk datuk = kakek No Kata Arti
13 cak Rancak = bagus 1 mam mamam = Makan
14 mih Mami = mami 2 num Minum = Minum
15 kut Ikuik= Ikut 3 dak Indah = Tidak
4 Pi-pin Upin-ipin = nonton
Berdasarkan hasil pencatatan terdapat
≥15 kata yang dimiliki anak. Kata-kata KATA SIFAT
yang diucapkan umumnya meniru ucapan No Kata Arti
ibunya yang kemudian dihubungkan 1 cak Rancak = bagus
dengan benda atau sifat. Dalam
mengucapkan kata, anak lebih sering Kata-kata yang didengan anak dari
mengucapkan suku kata lingkungannya dapat diperoleh dengan
belakang misalnya mik (mimik=minum), baik. Misalnya ketika ditanya “sia tu na?”
em (maem=makan), bok (ceblok=jatuh), (itu siapa na?) anak langsung berkata ah
nuk (manuk=burung) dan sebagainya. (ayah), bu (ibu), cik (Aciak), mih (mami),
Kata–kata yang diucapkan dan ak (apak). Kemudian apabila ditanya “apo
dikuasai anak adalah kata benda, kata tu na?” (itu apa na?) sambil menunjukkan
kerja, dan kata sifat yang dekat dengan tangannya dan berkata pi-pin (pilem upin-
lingkungannya sehari-hari. Walaupun yang ipin), aek (mak gaek).
diucapkan suku kata terakhir saja, namun
mempunyai makna yang sudah bisa Tahap Pemerolehan Bahasa Pertama
dipahami oleh orang tuanya. Seorang anak tidak secara tiba-tiba
memiliki tata bahasa yang teratur dalam
otaknya. Tahap pemerolehan bahasa
pertama berkaitan dengan perkembangan
bahasa anak. Hal ini dikarenakan bahasa
pertama diperoleh seseorang pada saat ia
berusia anak-anak. Menurut Ardiana dan
270 | Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini

Syamsul Sodiq (Ardiana dan Sodiq, 2000) Salah satu bentuk awal yang dikuasai
terdapat empat tahap: anak adalah nomina, terutama yang akrab
atau dekat dengan tempat tinggalnya.
Tahap Pemerolehan Kompetensi dan Dalam penelitian ini, subjek penelitian
Performansi terlebih dahulu menguasai nomina yang
Kompetensi adalah pengetahuan berkaitan dengan anggota keluarga dan
tentang gramatika bahasa ibu yang kerabat dekat. Subjek penelitian juga sudah
dikuasai anak secara tidak sadar. mampu mengujarkan benda di
Gramatika itu terdiri atas tiga komponen, sekelilingnya yang diketahui oleh subjek
yaitu semantik, sintaksis, dan fonologi dan penelitian. Setelah menguasai nomina di
diperoleh secara bertahap. Pada tataran sekitar anak, anak mulai menguasai verba
kompetensi ini terjadi proses analisis untuk secara bertingkat, dari verba yang umum
merumuskan pemecahan-pemecahan menuju verba yang lebih khusus atau
masalah semantik, sintaksis, dan fonologi. rumit. Verba yang berkaitan dengan
Sebagai pusat pengetahuan dan kehidupan sehari-hari, seperti makan,
pengembangan kebahasaan dalam otak mandi, minum, dan Pi-Pin (Upin-Ipin yang
anak, kompetensi memerlukan bantuan berarti tontonan atau ketika subjek
performansi untuk mengatasi masalah penelitian ingin menonton). Subjek
kebahasaan anak. Performansi adalah penelitian juga sudah mampu mengujarkan
kemampuan seorang anak untuk kata sifat yaitu kata “cak” yang berarti
memahami atau mendekodekan dalam bagus. Anak sudah mengerti mengenai
proses reseptif dan kemampuan untuk kata sifat dan mengerti makna kata bagus.
menuturkan atau mengkodekan dalam
proses produktif. Sehingga dapat kita Tahap Pemerolehan Sintaksis
gambarkan bahwa kompetensi merupakan Konstruksi sintaksis pertama anak
bahannya dan performansi merupakan alat normal dapat diamati pada usia 18 bulan.
yang menjembatani antara bahan dengan Meskipun demikian, beberapa anak sudah
perwujudan fonologi bahasa. mulai tampak pada usia setahun dan anak-
anak yang lain di atas dua tahun.
Tahap Pemerolehan Semantik Pemerolehan sintaksis merupakan
Pemerolehan sintaksis bergantung kemampuan anak untuk mengungkapkan
pada pemerolehan semantik. Struktur sesuatu dalam bentuk konstruksi atau
pertama diperoleh oleh anak bukanlah susunan kalimat. Konstruksi itu dimulai
struktur sintaksis melainkan makna dari rangkaian dua kata. Konstruksi dua
(semantik). Sebelum mampu mengucapkan kata tersebut merupakan susunan yang
kata sama sekali, anak-anak rajin dibentuk oleh anak untuk mengungkapkan
mengumpulkan informasi tentang sesuatu. Anak mampu untuk memproduksi
lingkungannya. Anak menyusun fitur-fitur bahasa sasaran untuk mewakili apa yang ia
semantik (sederhana) terhadap kata yang maksud. Pemakaian dan pergantian kata-
dikenalnya. Hal yang dipahami dan kata tertentu pada posisi yang sama
dikumpulkan oleh anak itu akan menjadi menunjukkan bahwa anak telah menguasai
pengetahuan tentang dunianya. kelas-kelas kata dan mampu secara kreatif
Pemahaman makna merupakan dasar memvariasikan fungsinya. Contohnya
pengujaran tuturan. adalah „ayah datang‟. Kata tersebut dapat
divariasikan anak menjadi „ayah pergi‟
atau „ibu datang‟.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 271

Tahap Pemerolehan Fonologi Fase ini berlangsung sejak anak lahir


Secara fonologis, anak yang baru sampai berumur 12 bulan.
lahir memiliki perbedaan organ bahasa a) Pada umur 0-2 bulan, anak hanya
yang amat mencolok dibanding orang mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif
dewasa. Berat otaknya hanya 30% dari untuk menyatakan rasa lapar, sakit, atau
ukuran orang dewasa. Rongga mulut yang ketidaknyamanan. Sekalipun bunyi-
masih sempit itu hampir dipenuhi oleh bunyi itu tidak bermakna secara bahasa,
lidah. Bertambahnya umur akan tetapi bunyi-bunyi itu merupakan bahan
melebarkan rongga mulut. Pertumbuhan ini untuk tuturan selanjutnya.
memberikan ruang gerak yang lebih besar b) Pada umur 2-5 bulan, anak mulai
bagi anak untuk menghasilkan bunyi-bunyi mengeluarkan bunyi-bunyi vokal yang
bahasa. bercampur dengan bunyi-bunyi mirip
Pemerolehan fonologi atau bunyi- konsonan. Bunyi ini biasanya muncul
bunyi bahasa diawali dengan pemerolehan sebagai respon terhadap senyum atau
bunyi-bunyi dasar. Menurut Jakobson ucapan ibunya atau orang lain.
(Ardiana dan Sodiq, 2000) bunyi dasar c) Pada umur 4-7 bulan, anak mulai
dalam ujaran manusia adalah /p/, /a/, /i/, mengeluarkan bunyi agak utuh dengan
/u/, /t/, /c/, /m/, dan seterusnya. Kemudian durasi yang lebih lama. Bunyi mirip
pada usia satu tahun anak mulai mengisi konsonan atau mirip vokalnya lebih
bunyi-bunyi tersebut dengan bunyi lainnya. bervariasi.
Misalnya /p/ dikombinasikan dengan /a/ d) Pada umur 6-12 bulan, anak mulai
menjadi pa/ dan /m/ dikombunisakan berceloteh. Celotehannya merupakan
dengan /a/ menjadi /ma/. Setelah anak pengulangan konsonan dan v okal yang
mampu memproduksi bunyi maka seiring sama seperti/ba ba ba/, ma ma ma/, da
dengan berjalannya waktu, aanak akan da da/.
lebih mahir dalam memproduksi bunyi.
Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan, Tahap Satu Kata
kognitif dan juga alat ucapnya. Fase ini berlangsung ketika anak
Supaya lebih memperjelas tahap- berusia 12-18 bulan. Pada masa ini, anak
tahap pemerolehan bahasa pertama menggunakan satu kata yang memiliki arti
tersebut, maka di bawah ini diuraikan yang mewakili keseluruhan idenya.
tahap-tahap pemerolehan bahasa seorang Tegasnya, satu kata mewakili satu atau
anak. Menurut Arifuddin (Arifuddin, 2010) bahkan lebih frase atau kalimat. Oleh
tahap pemerolehan bahasa dibagi menjadi karena itu, frase ini disebut juga tahap
empat tahap, yaitu praujaran, meraban, holofrasis. Subjek penelitian berada pada
tahap satu kata, dan tahap penggabungan tahap ujaran satu kata ini. Subjek
kata sebagai berikut. penelitian mulai bisa mengujarkan benda-
benda dan orang-orang yang berada di
Tahap Praujaran sekitar subjek penelitian.
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa
yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Tahap Dua Kata
Bunyi-bunyi itu memang telah menyerupai Fase ini berlangsung sewaktu anak
vokal atau konsonan tertentu. Tetapi, berusia sekitar 18-24 bulan. Pada masa ini,
secara keseluruhan bunyi tersebut tidak kosakata dan gramatika anak berkembang
mengacu pada kata dan makna tertentu. dengan cepat. Anak-anak mulai
menggunakan dua kata dalam berbicara.
272 | Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini

Tuturannya mulai bersifat telegrafik. perkembangan morfologi pada anak


Artinya, apa yang dituturkan anak bernama Zayna Falisa Humaira sangat
hanyalah kata-kata yang penting saja, baik. Subjek penelitian sudah menguasai
seperti kata benda, kata sifat, dan kata huruf-huruf vokal [a], [i], [u], [e], [∂] dan
kerja. Kata-kata yang tidak penting, seperti [o]. Pada usia satu tahun anak ini telah
halnya kalau kita menulis telegram, memiliki perkembangan bahasa yang
dihilangkan. sangat baik, ia mampu menguasai kata-
kata yang berada disekitarnya. Subjek
Tahap Penggabungan Kata penelitian juga sudah mampu mengujarkan
Fase ini berlangsung ketika anak beberapa kata benda, kata kerja, dan kata
berusia 3-5 tahun atau bahkan sampai sifat.
mulai bersekolah. Pada usia 3-4 tahun,
tuturan anak mulai lebih panjang dan tata UCAPAN TERIMA KASIH
bahasanya lebih teratur. Dia tidak lagi Penulis menyampaikan ucapan
menggunakan hanya dua kata, tetapi tiga terima kasih kepada orang tua subjek yang
kata atau lebih. Pada umur 5-6 tahun, telah memberi persetujuan dan membantu
bahasa anak telah menyerupai bahasa peneliti selama proses pengumpulan data.
orang dewasa. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pembimbing yang sudah membantu
KESIMPULAN peneliti dalam menyempurnakan hasil
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
dapat disimpulkan bahwa pemerolehan disampaikan kepada tim editor Jurnal
bahasa adalah proses-proses yang berlaku Obsesi yang telah memberikan saran,
di dalam otak anak ketika memperoleh kritik, dan rekomendasi untuk perbaikan
bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa artikel ini.
pertama terjadi di kehidupan awal seorang
anak. Pemerolehan bahasa pertama seorang DAFTAR PUSTAKA.
anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
Amelin. (2019). Understanding the
keluarga di sekitar anak. Dalam hal nilai-
language of children 12-14 months
nilai sosial budaya yang teranut pada based on non-linguistic elements.
bahasa akan terinternalisasi pada bawah Obsesi, 3(1).
sadar manusia. Kemudian, seiring
Ardiana dan Sodiq. (2000). Psikolinguistik.
berjalannya waktu dan pertumbuhan si Jakarta: Universitas Terbuka.
anak, maka anak akan memperoleh bahasa
Arifuddin. (2010). Neuropsikolinguistik.
selain bahasa yang diajarkan ibunya, baik
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
bahasa kedua, ketiga ataupun seterusnya,
tergantung dengan lingkungan sosial dan Chaer. (2003). Psikolinguistik: Kajian
Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
tingkat kognitif yang dimiliki oleh anak
melalui proses pembelajaran. Bahasa Dardjowidjojo. (2003). Psikolinguistik.
Pengantar Pemahaman Bahasa
pertama berkenaan dengan pemerolehan
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor
bahasa, sedangkan dengan bahasa kedua Indonesia.
berkenaan dengan pembelajaran bahasa.
Kridalaksana. (2002). Struktur, kategori,
Dari hasil pengamatan dapat
dan fungsi dalam teori sintaksis.
disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa Universitas Katolik Indonesia Atma
pertama anak usia satu tahun dari aspek Jaya.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 273

Miles dan Huberman. (2014). Analisis data


kualitatif: buku sumber tentang
metode–metode baru (terjemahan
Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI
Press.
Nazir. (2011). Metode penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Palenkahu. (2005). Pemerolehan Bahasa
Pertama Anak Kembar Usia Dua
Tahun Delapan Bulan (Makalah. U).
Salnita. (2019). Language Acquisition for
Early Childhood. Obsesi, 3(1).
Solehan. (2011). Pendidikan bahasa
Indonesia. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tarigan. (1988). Pengajaran Pemerolehan
Bahasa. Bandung: Angkasa.
Troike. (2006). Introducing Second
Language. Cambridge: Cambridge
University Press.
Yogatama, A. (2011). Pemerolehan bahasa
pada anak usia 3 tahun ditinjau dari
sudut pandang morfosintaksis.
LENSA, 1(1).
Yumi. (2019). Children‟s peformance
sentence in simple construction time.
Obsesi, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai