Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Generasi Milenial Sebagai Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi
Bangsa” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Prof. Drh. Ni Wayan Kurniani K., MP., PhD pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pembangunan Nasional bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Drh. Ni Wayan Kurniani
K., MP., PhD, selaku dosen Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Bogor, 13 Februari 2020
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………….…………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………………….…………………..2
Bab I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………………………….3
Tujuan……………………………………………………………………………………………4
Perumusan Masalah………………………………………………………………………4
Bab II PERMASALAHAN
Permasalahan Umum…………………………………………………………………….4
Permasalahan Khusus……………………………………………………………..…….5
Bab III PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………5
Bab IV PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………..11
Saran…………………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
pertumbuhan ekonomi, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan itu
sendiri.
Saat ini, dunia telah memasuki era 4.0, tidak terkecuali Indonesia.
Teknologi di Indonesia telah berkembang dengan sangat cepat, termasuk
layanan keuangan berbasis teknologi. Menurut Tayibnapis et al.(2018),
kehadiran era ekonomi digital dapat menjadi peluang baru serta ancaman
serius bagi industri perbankan yang beralih ke perbankan digital. Peluang
baru yang dimaksud adalah mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dan menarik pelanggan baru yang lain berasal dari generasi milenial.
Namun, ancaman yang dihadapi adalah industri jasa keuangan adalah
salah satu sektor yang paling rentan kejahatan cyber, yang berkembang
menjadi media penyimpanan data berbasis cloud computing system.
B. Tujuan
C. Perumusan Masalah
BAB II
PERMASALAHAN
A. Permasalahan umum
4
B. Permasalahan khusus
BAB III
PEMBAHASAN
5
wisatawan internasional masuk pada beberapa sektor non-riil sehingga
tidak dapat dipisahkan. Antara tahun 1999 s.d. 2005 sektor riil bertumbuh
3,33% sedangkan sektor non-riil bertumbuh 5,1%. Pertumbuhan ini adalah
pincang karena semestinya sektor non-riil bertumbuh untuk melayani
sektor riil yang bertumbuh. Antara tahun 1999 s.d. 2005 sektor pertanian
bertumbuh 3,11%, pertambangan -0,8%, dan sektor industri bertumbuh
5,12%. Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah dari tahun 2002 s.d. 2005
laju pertumbuhan sektor riil cenderung melambat. Hal ini berarti
pertumbuhan ekonomi keseluruhan sejak 2002 adalah karena
pertumbuhan sektor non-riil yang melaju 2 kali lipat dari sektor riil. Pada 2
tahun terakhir sektor yang tinggi pertumbuhannya adalah: pengangkutan,
keuangan, bangunan, dan perdagangan. Pada saat yang sama tingkat
pengangguran terbuka pada mulanya turun tetapi sejak tahun 2002
cenderung naik. Menurut perhitungan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tingkat pengangguran pada tahun 2004 sebesar 10,3 juta
meningkat menjadi 11,2 juta pada tahun 2005 dan diperkirakan sebesar
12,2 juta pada tahun 2006 (Harian Kompas, tgl. 7 Agustus 2006, hal. 15).
Hal ini sangat ironis karena pertumbuhan ekonomi pada kurun waktu yang
sama berada di atas 5%. Persentase orang miskin pada mulanya juga terus
menurun, tetapi sejak tahun 2005 sudah mulai bertambah. Hal ini
disebabkan oleh sektor yang bertumbuh itu adalah sektor non-riil
6
Walaupun perang tarif berdampak buruk bagi industri
telekomunikasi, tapi dampaknya terhadap masyarakat sangat terasa,
dimana telekomunikasi kini tidak lagi dianggap sebagai barang mahal.
Sedangkan dari sisi konten, menggeliatnya penggunaan media sosial
seperti Facebook, Instagram dan Twitter serta munculnya aplikasi chat
seperti WhatsApp dan LINE menjadi pendorong utama penetrasi data di
Indonesia.
Meskipun perilaku digital masyarakat Indonesia menunjukkan tren
yang meningkat, faktanya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia belum
terbangun secara merata. Pembangunan infrastruktur yang masif hanya
terlihat di kawasan Jawa dan Sumatera, sedangkan di kawasan timur
Indonesia infrastruktur telekomunikasi yang ada masih jauh dari memadai.
Akibatnya jelas, kesenjangan digital sangat nyata terjadi di Indonesia. APJII
mencatat bahwa 70 juta pengguna internet Indonesia berpusat di pulau
Jawa, Sumatera, dan Bali. Sedangkan total semua pengguna internet di
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua hanya sebesar 5.9 juta. Fakta ini pun
juga terlihat dari posisi Indonesia di sejumlah index yang dikeluarkan
berbagai lembaga, seperti Networked Readiness Index (NRI) dan GSMA
Mobile Connectivity Index. Posisi Indonesia masih kalah jauh bahkan bila
dibandingkan oleh negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.
7
bisnis mereka sendiri lewat medium internet. Ekonomi digital memang
memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan di Indonesia.
8
turut membuka toko online. Meski begitu, sektor e-commerce di Indonesia
baru berkontribusi sebesar 0.8% dari total penjualan ritel, jauh dibawah
Tiongkok (11%) dan Amerika Serikat (8%). Untuk itu, sesuai visi ekonomi
digital 2020 yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, Indonesia
mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendukung ekosistem e-
commerce di Indonesia, seperti Paket Kebijakan Ekonomi 14 tentang peta
jalan e-commerce, 1 juta domain name gratis, digitalisasi 50 juta UKM, dan
gerakan 1000 start-up digital.
9
satu upaya mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi,
dan Melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Dengan adanya UU ITE ini, maka Transaksi dan sistem
elektronik beserta perangkat pendukungnya mendapat perlindungan
hukum.
BAB IV
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam hal ini kita harus salong bekerja sama dalam mewujudkan
pertumbuhan perekonomian Indonesia agar menjadi lebih baik ke masa
yang akan dating. Kita sebagai generasi milenial harus dapat memfilter
dari perkembangan teknologi yang akan mempengaruhi pembangunan
perekonomian di Indonesia ini. Pemerintah harus juga menyesuaikan
dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan zaman perkembangan
era 4.0 saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhwan A.. 2017. Historis Pendidikan islam Indonesia era reformasi. Jurnal Pendidikan
Islam. 5(1):14-32.
11
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh.
Jakarta : Erlangga.
Todaro, Michael P. & Smith Sthephen C. 2006. Economic De-
velopment, Eleventh Edition, Adisson Wesley.
Ahmad Zafrullah Tayibnap, Lucia Endang Wuryaningsih, dan
Radita Gora. 2018. The Development of Digital Economy in Indonesia. International
Journal of Management & Business Studies (IJMBS). 8(1):14-18.
12