Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA


(GPW 0103)

ACARA IV
PEMAHAMAN FENOMENA HIDROSFER

Disusun oleh

Nama : Raditya Pradana


NIM : 18/429689/GE/08874
Hari Tanggal : Selasa, 23 Oktober 2018
Waktu : 09.00 WIB
Asisten : 1. Satria Yudha Adhitama
2. Wiedya Nur Chasanah

LABORATORIUM KEWILAYAHAN
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
Acara IV Pemahaman Fenomena Hidrosfer

I. TUJUAN

a. Mengetahui dan memahami sistem perairan di Indonesia


b. Memahami potensi dan permasalahan di Indonesia

II. ALAT DAN BAHAN

1. Peta batas administrasi Indonesia tingkat provinsi


2. Data persebaran danau di Indonesia
3. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun
1982
4. Laptop
5. Alat tulis

III. TINJAUAN PUSTAKA

Bumi yang merupakan tempat segala macam aktivitas hidup manusia adalah
satu-satunya planet dalam sistem tata surya ini yang sebagian besar wilayahnya
tertutup oleh wilayah perairan, baik berupa padatan (salju dan es), cair, maupun
bentuk gas (uap air). Bentang perairan yang menyelubungi bumi itulah yang
dinamakan hidrosfer. Hidrosfer berasal dari kata hydro berarti air dan sphaira
berarti lapisan, jadi hidrosfer adalah bagian lapisan air yang menutupi atau erada
dalam bumi ini (Susilawati, 2010). Cabang ilmu kebumian yang secara khusus
mempelejari bentang perairan terutama di kawasan darat adalah hidrologi,
sedangkan yang mempelajari permasalahan yang berhubungan bentang perairan
laut dinamakan oseanografi. Hidrosfer terdiri dari kata hidros yang artinya air dan
sphere yang artinya lapisan. Hidrosfer adalah bentang perairan yang menyelimuti
bumi (Utoyo, 2006). Tiga perempat bagian dari permukaan bumi merupakan
perairan. Dalam artian tersebut berarti hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai,
air dalam tanah, danau, tetes hujan, sumber mata air, dan air-air yang lain selama
itu berada di bumi. Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata
hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan.
Hidrosfer di permukaan bumi, meliputi danau, sungai, laut, salju, air tanah, dan uap
air yang terdapat di lapisan udara. Berbagai jenis perairan contohnya berupa sungai,
danau, dan rawa (Iwan, 2009)
Bentuk permukaan bumi Indonesia dibagi menjadi dua bagian, yaitu bentuk
daratan dan bentuk perairan (Sugiharyanto, 2006). Perairan itu sendiri dibagi
menjadi perairan darat dan perairan laut. Perairan darat meliputi baik air di atas
permukaan tanah maupun air di bawah permukaan laut. Contoh dari perairan darat
adalah sungai, danau alami, danau buatan atau waduk, air dalam tanah, dan sumber
mata air. Sedangkan perairan laut meliputi segala hal yang berada dan di dekat
samudera yaitu selat dan lautan itu sendiri.
Danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah
termasuk situ dan wadah air sejenis dengan istilah lokal. Suatu genangan dapat
dikatakan danau jika setidaknya memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu
permukaan air cukup luas sehingga menimbulkan gelombang, air cukup dalam
sehingga terdapat strata suhu pada suatu kedalaman air tersebut, dan yang terakhir
vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan danau.
Dalam perkembangan zaman, danau dapat diklasifikasikan berdasarkan proses
terbentuknya dan berdasarkan nutrisinya. Berdasarkan proses terbentuknya, maka
danau dibagi menjadi empat kategori utama yaitu danau tektonik, danau vulkanik,
danau tekno-vulkanik, dan danau buatan. Danau tektonik merupakan danau yang
terjadi sebagai akibat dari gerakan lempeng tektonik atau bergesernya lapisan kulit
Bumi, sehingga menimbulkan cekungan di permukaan kulit Bumi. Kemudian
cenkungan yang terbentuk tersebut akan terisi oleh air (baik air hujan maupun air
dari bendungan atau sungai atau lainnya), sehingga cekungan yang terisi air tersebut
akan membentuk sebuah danau, sedangkan danau vulkanik merupakan danau yang
terbentuk sebagai akibat aktivitas vukanik. Ketika gunung berapi meletus,
kemudian terbentuk kawah yang luas di puncaknya. Ketika kawah tersebut terisi
oleh air hujan, maka kawah tersebut akan menjadi danau. Gabungan dari aktivitas
tektonik dan vulkanik pada pembentukan danau disebut danau tekno-vulkanik.
Waduk merupakan hasil karya manusia berupa kegiatan pembendungan sungai
(Sugiharyanto, 2006).
Berdasarkan UNCLOS 1982, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,9 juta
km2 , yang dimana wilayah laut tersebut terdiri atas laut territorial dan Zona
Ekonomi Eksklusif. Laut teritorial seluas 3,2 juta km2 dan Zona Ekonomi
Eksklusif seluas 2,7 km2 , luas tersebut belum termasuk landas kontinen. Luasan
tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
(Lasabuda, 2013). Laut teritorial memiliki lebar dengan batas yang tidak melebihi
12 mil laut diukur dari garis pangkal. Zona Ekonomi Eksklusif memiliki lebar 200
mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur. Landas kontinen
suatu Negara pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di
bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu
jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur
(UNCLOS, 1982).

IV. LANGKAH KERJA

Bagian I : Menyiapkan Bagian II :


Daftar Klasifikasi dan
Menyiapkan Daftar
Distribusi Danau di
Batas Laut Indonesia
Indonesia

Klasifikasi Danau Klasifikasi Batas Laut


Berdasarkan Proses Indonesia
Terbentuknya

Tabel Klasifikasi Tabel Klasifikasi


Danau Batas Laut
Berdasarkan Indonesia
Proses
Terbentuknya
Peta Batas Laut
Indonesia
Peta Distribusi
Danau di
Indonesia Input Proses Output

V. HASIL PRAKTIKUM

Tabel 4.1 Klasifikasi Danau Berdasarkan Proses Terbentuknya. (Terlampir)


Tabel 4.2 Klasifikasi Batas Laut Indonesia. (Terlampir)
Peta Distribusi Danau di Indonesia. (Terlampir)
Peta Batas Laut Indonesia. (Terlampir)
VI. PEMBAHASAN

............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
VII. KESIMPULAN

............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun


1982.
Lasabuda, Ridwan, (2013). Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam
Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax. Vol.
1-2. Hh. 92-101.
Sugiharyanto. (2006). Bahan Ajar Hidrosfer. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Utoyo, Bambang. (2006). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. Bandung: PT
Setia Purna Inves.
IX. LAMPIRAN

Tabel 4.1 Klasifikasi Danau Berdasarkan Proses Terbentuknya.


No. Klasifikasi Uraian Contoh Danau Lokasi
Danau
1. Danau Danau tektonik ini ditimbulkan 1. Danau Poso 1. Provinsi
Tektonik akibat adanya gerakan tektonik 2. Danau Sulawesi
atau bergesernya lapisan kulit Singkarak Tengah
Bumi, sehingga menimbulkan 3. Danau Towuti 2. Provinsi
cekungan di permukaan kulit Sumatera
Bumi. Kemudian cenkungan Barat
yang terbentuk tersebut akan 3. Provinsi
terisi oleh air (baik air hujan Sulawesi
maupun air dari bendungan atau Selatan
sungai atau lainnya), sehingga
cekungan yang terisi air tersebut
akan membentuk sebuah danau.
2. Danau Danau yang terjadi sebagai 1. Danau Rinjani 1. Nusa
Vulkanik dampak letusan gunung berapi. 2. Danau Tenggara
Ketika gunung berapi meletus, Kelimutu Barat
kemudian terbentuk kawah yang 3. Danau Batur 2. Nusa
luas di puncaknya. Ketika kawah Tenggara
tersebut terisi oleh air hujan, Timur
maka kawah tersebut akan 3. Bali
menjadi danau.
3. Danau Cekungan yang tercipta karena 1. Danau Toba 1. Provinsi
Tekno- adanya aktivitas penurunan atau 2. Danau Ranau Sumatera
Vulkanik pemerosotan permukaan tanah 3. Danau Utara
serta aktivitas letusan gunung Maninjau 2. Provinsi
berapi Lampung
dan Sumatera
Selatan
3. Provinsi
Sumatera
Barat
4. Danau Danau yang diciptakan oleh 1. Waduk 1. Provinsi Jawa
Buatan manusia karena keinginannya Jatiluhur Barat
untuk memiliki danau. Danau ini 2. Waduk Gajah 2. Provinsi Jawa
biasanya untuk membantu Mungkur Tengah
aktivitas manusia seperti 3. Waduk Sermo 3. Daerah
pembangkit listrik dan irigasi. Istimewa
Biasa disebut waduk. Yogyakarta
Tabel 4.2 Klasifikasi Batas Laut Indonesia.
No. Batas Laut Uraian
1. Zona Ekonomi Eksklusif Zona ekonomi eksklusif memiliki lebar 200 mil
laut dari garis pangkal darimana lebar laut
teritorial diukur.
2. Landas Kontinen Landas kontinen suatu Negara pantai meliputi
dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah
di bawah permukaan laut yang terletak di luar
laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah
wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi
kontinen, atau hingga suatu jarak 200 mil laut
dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial
diukur.
3. Laut Teritorial Lebar dengan batas yang tidak melebihi 12 mil
laut, diukur dari garis pangkal yang ditentukan
sesuai dengan UNCLOS 1982.

Anda mungkin juga menyukai