Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN: 2442-7470

Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018


e-ISSN: 2579-4442

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL


DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA BAGAN GARIS WAKTU

Yuyun Dwi Haryanti1) Budi Febriyanto2) Iis Fajrin Nuraisyah3)


yuyundwiharyanti18@gmail.com1) budifebriyanto88@gmail.com2) iisfarinn8@yahoo.com3)
Universitas Majalengka

ABSTRAK

Pembelajaran IPS terutama pada materi Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa
Penjajahan Belanda dan Jepang dipandang kurang menarik sehingga menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 21,05% (8
dari 38 siswa) sedangkan sebesar 78,94% (30 dari 38 siswa) belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)yaitu 68. Hal ini tentu memerlukan perbaikan dalam proses
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan selama tiga siklus,
tiap siklus melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Subjekpenelitian adalah siswa kelas V SDN Werasari I Kecamatan Malausma Kabupaten
Majalengka, sebanyak 38 siswa terdiri dari 19 siswa perempuan dan 19 siswalaki-laki.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik
analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif kuantitatif mendeskripsikan hasil tes akhir pembelajaran dan rekapitulasi rata-
rata nilai siklus pertama,kedua dan ketiga sedangkan analisis deskriptif kualitatif
mendeskripsikan kelemahan dan kelebihan dalam proses pembelajaran berlangsung baik
guru maupun siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
baik secara individual maupun secara klasikal yaitu siklus I sebesar 26,31% (10 dari 38
siswa dengan rata-rata kelas 55,77), siklus II sebesar 50% (19 dari 38 siswa dengan rata-
rata kelas 69,05), dan siklus III sebesar 94,73% (36 dari 38 siswa dengan rata-rata kelas
77,61). Hasil observasi guru pada siklus I mencapai 80%, siklus II mencapai 87%, dan
siklus III mencapai 93% sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I masih kategori
“cukup” yaitu 65%, siklus II sebesar 75% dengan kategori “baik”, dan siklus III sebesar
85% dengan kategori “sangat baik”. Kesimpulan,bahwa hasil belajar siswa dapat
meningkat melalui model Direct Instruction berbantuan media bagan garis waktu.

Kata Kunci:Hasil Belajar, Model Direct Instruction, Media Bagan Garis Waktu.

24
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

Pendahuluan sesuai dengan kajian materi IPS serta


Pendidikan pada jenjang sekolah dasar mengikuti perkembangan sosial budaya. Siswa
memiliki peranan sebagai pusat pendidikan diarahkan agar menjadi warga negara
dasar.Siswa SD dibekali berbagai bidang ilmu Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
yang diimplementasikan tidak hanya di dalam jawab, serta warga dunia yang cinta
kelas melainkan di luar kelas termasuk damai.Ahmad dan Amri (2011:10)
kegiatan pembelajaran. Kegiatan menyatakan bahwa “IPS merupakan salah
pembelajaran dilakukan harus bermakna bagi satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang
siswa sehingga mendorong guru untuk mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini Sesuai dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan sosial”. Maksud dari fakta tersebut yaitu fakta
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang harus disesuaikan dengan kenyataan dan data
Standar Proses Pendidikan Dasar dan tanpa ada segala sesuatu yang ditambah atau
Menengah menyatakan bahwa proses dikurangi.Selain mengandalkan daya ingat
pembelajaran pada satuan pendidikan siswa, guru juga dapat menggunakan strategi
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, berupa penggunaan media pembelajaran yang
menyenangkan, menantang, memotivasi inovatif dan sesuai dengan materi.
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif. Hasil observasi pada proses
Interaktif bermakna bahwa proses pembelajaran IPS di kelas VSDN Werasari I
pembelajaran dilakukan dengan adanya Kecamatan Malausma Kabupaten
interaksi antara guru dengan siswa, siswa Majalengkakurang menarik bagi siswa. Siswa
dengan siswa, serta siswa dengan saat pembelajaran berlangsung tidak
lingkungan.Inspiratif bermakna bahwa proses memperhatikan penjelasan guru. Pembelajaran
pembelajaran mendorong siswa untuk dianggap monoton bagi siswa karenakegiatan
mengembangkan daya siswa lebih banyak hanya menghafalkan
imajinasi.Menyenangkan bermakna bahwa materi. Mayoritas siswa terlihat bermain
proses pembelajaran di kelas memberikan rasa sendiri, adapula yang mengganggu teman
nyaman tanpa tekanan bagi siswa sehingga disekitar tempat duduknya. Pada saat
dapat mencapai tujuan pembelajaran. gurumengajukan sebuah pertanyaan terkait
Menantang bermakna bahwa proses dengan materi pembelajaran yang telah
pembelajaran di kelas siswa dihadapkan pada disampaikan sebelumnya, pertanyaan itu
permasalahan problematik sesuai dengan dijawab oleh beberapa siswa dengan jawaban
tingkat usia. Memotivasi bermakna bahwa yang kurang sesuai denganharapan guru.
proses pembelajaran mendorong dan memberi Bahkan mayoritas siswa ketika menjawab
semangat pada siswa untuk berani pertanyaan hanya diam dan kebingungan
mengekspresikan dan mengaktualisasi diri karena mereka kurang memahami tentang
serta berkompetisi. materi yang telah disampaikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebelumnya.Proses pembelajaran IPS tersebut
sebagai mata pelajaran yang mempelajari dan membawa dampak pada hasil belajar siswa.
mengkaji berbagai masalah sosial dalam Hal ini diperkuat dengan data hasil ulangan
masyarakat dari berbagai aspek kehidupan. harian yang menunjukkan bahwa hanya
Bidang cakupan ilmu cukup luas karena 21,05% (8 dari 38 siswa) sedangkan sebesar
menyelesaikan permasalahan dengan melihat 78,94% (30 dari 38 siswa) belum mencapai
gejala dan masalah kehidupan manusia di Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)yaitu 68.
masyarakat serta faktor penyebabnya. Pada Kondisi tersebut tentunya belum mencapai
jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh
Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi. guru.
Pembelajaran IPS di SD diterapkan secara Hasil belajar siswa dapat dilihat
komprehensif baik dari segi pengetahuan, melalui penilaian yang dilakukan guru setelah
keterampilan, nilai dan sikap serta tindakan proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat
dari peserta didik (Sapriya dalam Susanto, Hendrawati (2013: 64) bahwa “hasil belajar
2014:25). Guna mencapai aspek tersebut, adalah penilaian yang diperoleh siswa setelah
maka pembelajaran IPS di SD hendaknya melakukan kegiatan pembelajaran dan
25
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

berkenaan dengan penguasaan materi yang pembelajaran karena berkaitan dengan


telah diterima selama pembelajaran pengalaman belajar dan kebermaknaan hasil
berlangsung”.Sudjana (2009: 3) belajar siswa. Pembelajaran lebih bermakna
“mendefinisikan hasil belajar siswa pada jika siswa mengalami langsung.Semakin
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku konkret siswa mempelajari bahan
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang pembelajaran, maka semakin bermakna hasil
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif belajar yang diperolehnya.
dan psikomotor”. Bidang kognitif berkaitan Penggunaan media yang diterapkan
dengan pengetahuan siswa, afektif berkaitan pada siswa kelas V materi Perjuangan Para
dengan sikap siswa, serta psikomotor Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan
berkaitan dengan keterampilan siswa.Jadi, Belanda dan Jepang dengan menggunakan
hasil belajar diperoleh siswa setelah siswa media bagan garis waktu. Musfiqon (2012:
tersebut melakukan kegiatan belajar dan 81) mengemukakan bahwa “Media bagan
pembelajaran serta bukti keberhasilan yang garis waktu sesuai dengan karakteristik media
telah dicapai oleh seseorang dengan pembelajaran yang dibutuhkan dalam
melibatkan aspek kognitif, afektif maupun pembelajaran IPS di SD terutama dalam hal
psikomotor. kemampuan khusus yang dimiliki yaitu media
Hasil belajar siswa dapat meningkat ini dimana dapat menunjukkan hubungan
apabila proses pembelajaran IPS di SD peristiwa yang berurutan dari mulai awal
selayaknya dilakukan menarik bagi siswa hingga akhir”.Melalui penggunaan media
sehingga mencapai hasil belajar yang bagan garis waktu dapat membuat materi
diharapkan.Apabila proses pembelajaran pembelajaran tersimpan pada memori jangka
hanya penjelasan dari guru tanpa praktik oleh panjang siswa.Hal itu sesuai dengan yang
siswa, maka pemahaman terhadap materi dikemukakan menurut (Santrock, 2011: 192)
kurang optimal. Maka diperlukan model menyatakan bahwa “memori jangka panjang
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi siswa akan terus mengalami perkembangan
yang diajarkan. Hal ini sesuai hasil penelitian sesuai dengan usia selama masa anak-anak
Mersita dan Muhsin (2015), menyebutkan menengah dan akhir”.Memori siswa
bahwa model pembelajaran yang tepat mengalami peningkatan yang mencerminkan
merupakan model pembelajaran yang adanya peningkatan pula pada
disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. pengetahuannya serta peningkatan
Buchori, dkk (2017), bahwa Model Direct kemampuan dalam menggunakan beragam
Instruction (DI) adalah model pembelajaran strategi dalam mendapat informasi.
yang menuntut dan membantu siswa dalam Berdasarkan pendapat di atas khususnya
meningkatkan kemampuan belajar siswa. dalam pelajaran sejarah yaitu merupakan
Salah satu faktor utama yang menyebabkan suatu mata pelajaran yang didalamnya
hasil belajar siswa terletak pada penggunaan mempelajari tentang kejadian yang terjadi
pengajaran interaktif kelas yaitu pada masa lampau.Maka dari itu agar siswa
penggunaanDirect Instruction. lebih mengerti dan memahami pelajaran
Penggunaan media pembelajaran sejarah harus disajikan secara berurutan dari
sangat diperlukan bagi guru sebagai alat bantu mulai kejadian dan waktu peristiwa tersebut.
ketika proses pembelajaran berlangsung agar Penyajian materi harus disajikan dalam
siswa dapat dengan mudah menangkap bentuk benda konkrit yang menarik agar
informasi yang diberikan oleh guru. Selain itu mampu menarik perhatian siswa, sehingga
penggunaan media juga menjadi sumber materi pelajaran dapat tersimpan dalam
belajar bagi siswa ketika proses pembelajaran memori jangka panjang siswa dan hasil
dan siswa tidak terpaku pada sumber dari guru belajar siswa pun akan
dan buku saja. Proses pembelajaran akan meningkat.Penggunaan media bagan garis
terwujud sesuai dengan indikator dan tujuan waktu mudah dipahami siswa dan menarik
pembelajaran. Herijanto (2012) menyebutkan untuk dipergunakan pada materi
bahwa media dan sumber pembelajaran pembelajaran yang berisi informasi berupa
merupakan faktor yang sangat penting dalam fakta, waktu dan nilai sikap seperti pada
pembelajaran IPS tentang perjuangan
26
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

mempertahankan kemerdekaan, karena berupa: (1) Rencana Pelaksanaan


media ini berupa media bagian yang dapat pembelajaran (RPP), (2) media, alat peraga,
dilepas dan disusun sehingga dapat dan sumber belajar, (3) Lembar Kerja Siswa
meningkatkan psikomotorik siswa. Proses (LKS), (4) tes berupa: kisi-kisi, butir soal,
pembelajaran yang menyenangkan dapat kunci jawaban, dan pedoman penilaian, (5)
membuat siswa lebih aktif dalam non tes berupa: rubrik penilaian, lembar
pembelajaran di kelas, serta berani bertanya observasi guru, lembar observasi siswa, dan
dan menyampaikan pendapat.Berasarkan pedoman penilaian. Tahap pelaksanaan, guru
permasalahan diatas, maka perlunya menerapkan pembelajaran IPS materi
perbaikan pembelajaran pada kelas V SD “Perjuangan para Tokoh Pejuang pada Masa
Negeri Werasari I melaluipenerapan model Penjajahan Belanda dan Jepang” dengan
Direct Instruction berbantuan bagan garis menggunakan Model Direct Instruction
waktu untuk meningkatkan hasil belajar berbantuan media bagan garis waktu. Tahap
siswa. observasi, proses pembelajaran dibantu oleh
observer atau pengamat untuk mengamati
Metode Penelitian selama proses pembelajaran. Tahap refleksi,
Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri setelah proses pembelajaran telah dilakukan,
Werasari I Desa Werasari Kecamatan observer memberikan data hasil pengamatan
Malausma Kabupaten Majalengka. Waktu untuk dianalisis kelemahan dan kelebihan dari
penelitian dilakukan pada Semester II tahun proses pembelajaran tersebut sebagai acuan
ajaran 2017/2018 pada materi Perjuangan para untuk dilakukan perbaikan pembelajaran pada
Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan siklus berikutnya.
Belanda dan Jepang. Subjek penelitian Validasi data dalam penelitian dijadikan
sebanyak 38 siswa yang terdiri 19 siswa dasar untuk menguji kebenaran penelitian dan
perempuan dan 19siswa laki-laki.Sumber data dijadikan dasar yang kuat untuk menarik
primer yang digunakan berupa hasil tes, hasil kesimpulan. Validasi yang digunakan
observasi guru dan siswa, dan dokumentasi. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data
Sumber data sekunder berupa data pendukung yang diperoleh peneliti, dengan
meliputi: silabus, daftar nilai siswa, dan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh
sumber pustaka yang relevan. Teknik dari hasil observasi guru, hasil observasi
pengumpulan data digunakan peneliti untuk siswa, dan hasil tes siswa. Analisis data yang
mengetahui data hasil dari penelitian yang digunakan berupa analisis kualitatif dan
telah dilakukannya. Adapun teknik yang analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
digunakan adalah tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui data atau
digunakan untuk mengukur hasil belajar gambaran kegiatan guru dan siswa dalam
siswa, sedangkan non tes digunakan untuk pembelajaran. Data kualitatif diperoleh
mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam berdasarkan hasil observasi guru dan siswa
proses pembelajaran baik guru maupun siswa. pada kegiatan pembelajaran yang kemudian
Alat pengumpul data yang digunakan berupa dideskripsikan. Data kuantitatif diperoleh
butir soal, lembar observasi guru, lembar berdasarkan hasil tes kondisi awal, siklus I,
observasi siswa, dan dokumentasi proses Siklus II dan Siklus III pada pembelajaran
pembelajaran. IPS. Hasil tes akan diketahui nilai individual
Penelitian dilakukan dengan setiap siklusnya serta hasil rata-rata setiap
menggunakan metode Penelitian Tindakan siklus dan persentasi ketuntasan belajar
Kelas atau Classroom Action Research.Desain klasikal.Adapun indikator keberhasilan
penelitian yang digunakan mengacu pada individu yaitu 68.Hal ini dilihat dari kriteria
desain Kemmis dan Mc. Taggart meliputi ketuntasan individu yaitu 68% atau 68 dan
empat tahapan pada setiap siklusnya yaitu (1) ketuntasan klasikal 85%.
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, (4) refleksi.Tahap perencanaan, Hasil Penelitian
peneliti sebelum melakukan tindakan dalam Penelitian ini dilatarbelakangi
proses pembelajaran di kelas menyiapkan rendahnya hasil belajar siswa pada
terlebih dahulu perangkat pembelajaran pembelajaran IPS. Pembelajaran dilakukan
27
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

masih monoton, guru belum menggunakan Direct Intructionberbantuan media bagan


media pembelajaran di kelas sehingga siswa garis waktu sesuai dengan langkah-langkah
merasa bosan dan jenuh dalam memahami model Direct Intructionyang dinyatakan oleh
materi. Proses pembelajaran diperbaiki Amri dan Iif Khoiru (2010, 43-
melalui penelitian tindakan kelas selama 3 47),menyebutkan ada 5 tahapan modelDirect
siklus, tiap siklusnya melalui tahap Intructionadalah sebagai berikut: 1) tahap
perencanaan, pelaksanaan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pengamatan/observasi, dan refleksi.Lebih menyiapkan siswa untuk belajar, 2) tahap
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: mendemonstrasikan pengetahuan atau
Tahap Perencanaan, pada tahap ini keterampilan, 3) tahap menyediakan latihan
peneliti melakukan persiapan sebelum terbimbing, 4) tahap menganalisis pemahaman
pelaksanaan tindakan pada siklus I, siklus II, dan memberikan umpan balik, dan 5) tahap
dan siklus III dengan mempersiapkan memberikan kesempatan latihan mandiri.
perangkat pembelajaran sebagai berikut : 1)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Tabel 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS), 3) kisi-kisi soal Hasil Observasi Guru
tes (PG, isian, dan essay), butir soal, kunci Presentase
jawaban, pedoman penilaian, 4) media Siklus Observasi Kategori
pembelajaran bagan garis waktu, 5) lembar Guru
observasiguru dan siswa selama pembelajaran Siklus I 80% Sangat Baik
di kelas, rubrik penilaian, dan pedoman Siklus II 87 % Sangat Baik
penilaian. Fatmawati (2016) dalam penelitian
Siklus III 93 % Sangat Baik
menyebutkan bahwa “peran guru dapat
menghasilkan perangkat pembelajaran sendiri
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1
melalui perancangan konten, struktur, dan
mengenai hasil observasi guru dapat
tampilan yang dikehendaki sesuai kebutuhan,
dijelaskan bahwa pada setiap siklus
tanpa terlepas dari standar kompetensi dan
menunjukkan keterlaksanaan model Direct
kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh
Intructionberbantuan media bagan garis waktu
pemerintah atau sesuai dengan silabus”.
dengan kategori “sangat baik”. Temuan
Sesuai pendapat diatas, bahwa guru perlu
kelemahan guru pada tiap siklusnya adalah
menyiapkan perencanan pembelajaran dengan
sebagai berikut: 1) siklus I: Guru kurang
baik sehingga dapat mencapai tujuan
memperhatikan waktu, kurang memotivasi
pembelajaran yang akan dicapai.
siswa, dan terfokus pada siswa yang duduk di
Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini
depan saja, 2) siklus II: motivasi yang
guru mengimplementasikan model Direct
diberikan belum maksimal kepada siswa dan
Instruction berbantuan media bagan garis
guru cukup memperhatiakan siswa namun
waktu dalam proses pembelajaran.
belum menyeluruh, 3) Siklus III: Guru
Pada tahap 1 yaitu guru
memanfaatkan waktu sesuai dengan durasi
mengkondisikan siswa untuk belajar serta
waktu pembelajaran. Berdasarkan temuan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
kelemahan guru, bahwa guru sudah baik
akan dicapai. Tahap 2 yaitu guru
dalam menciptakan proses pembelajaran
menyampaikan materi pembelajaran dengan
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Artinya
menggunakan bagan garis waktu. Tahap 3
bahwa guru dalam proses pembelajaran sesuai
yaitu guru melakukan latihan terbimbing pada
dengan langkah-langkah model Direct
siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam
Intruction. Sofan Amri dan Iif Khoiru (2010,
pembelajaran.
43-47) menyebutkan ada 5 tahapan
Tahap 4 yaitu guru melakukan berbagai
modelDirect Intructionadalah sebagai berikut:
cara untuk menganalisis pemahaman dan
1) tahap menyampaikan tujuan pembelajaran
memberikan umpan balik kepada siswa.
dan menyiapkan siswa untuk belajar, 2) tahap
Tahap 5 yaitu guru memberikan kesempatan
mendemonstrasikan pengetahuan atau
kepada siswa untuk menerapkan keterampilan
keterampilan, 3) tahap menyediakan latihan
baru yang diperolehnya secara amandiri.
terbimbing, 4) tahap menganalisis pemahaman
Implementasi pembelajaran dengan model
28
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

dan memberikan umpan balik, dan 5) tahap selama proses pembelajaran. Melalui refleksi,
memberikan kesempatan latihan mandiri. guru akan mampu memperbaiki proses
Perolehan data tentang observasi siswa pembelajaran berdasarkan hasil analisis
dilakukan dalam proses pembelajaran dan kelemahan yang telah dilakukan.Kelemahan
dilakukan pengamatan ketika proses guru dalam proses pembelajaran berdampak
pembelajaran secara individu dalam kegiatan pada hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
diskusi Tabel 3.
Hasil Observasi Siswa
Tabel 2. Siklus Presentase Rata-rata
Hasil Observasi Siswa Observasi klasikal
Presentase Siswa
Siklus Observasi Kategori Siklus I 26,31% 55,77
Siswa Siklus II 50 % 69,05
Siklus I 65% Cukup Siklus III 94,73 % 77,61
Siklus II 75 % Baik
Siklus III 85 % Sangat baik Berdasarkan data diatas bahwa hasil
belajar siswa pada tiap siklusnya mengalami
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 peningkatan. Siklus I ke siklus II mengalami
mengenai hasil observasi siswa dapat peningkatan sebesar 24%, Siklus II ke siklus
dijelaskan bahwa pada siklus I mencapai 65% III mengalami peningkatan sebesar 45%. Hal
ini menunjukkan bahwa pembelajaran model
dengan kategori “Cukup’ dimana terdapat
Direct Intruction berbantuan media bagan
kelemahan siswa dalam proses pembelajaran garis waktu memberikan pengaruh positif
adalah sebagai berikut: 1) Sebagian besar terhadap hasil belajar siswa baik kognitif,
siswa masih malu untuk bertanya kepada guru afektif, dan psikomotor. Munir (dalam
tentang materi yang telah dipelajari, 2) Susanto 2013: 150-151) menyebutkan
Mayoritassiswa masih belum berani untuk pentingnya pembelajaran IPS di SD karena
mengungkapkan pendapatnya, 3) proses bertujuan membekali siswa dengan
pengetahuan sosial yang berguna dalam
diksusi belum efektif karena dengan jumlah
kehidupan kelak di masyarakat. Siswa tidak
siswa terlalu banyak sehingga masih ada hanya ranah pengetahuan saja yang
beberapa siswa disalah satu kelompok saling dikembangkan melainkan melibatkan ranah
mengandalkan antara teman yang lainnya. sikap maupun keterampilan untuk diterapkan
Siklus II mencapai 75% dengan kategori dalam kehidupan nyata siswa. Penggunaan
“Baik” dimana masih terdapat kelemahan media pembelajaran diperlukan dalam
dalam proses pembelajaran adalah sebagai pembelajaran IPS, dimana cakupan materi
sangat luas sehingga sulit untuk siswa SD
berikut: 1) beberapa siswa belum berani atau
menghafal materi. Penggunaan media
belum ada inisiatif mengajukan usulan memiliki manfaat yaitu untuk memperjelas
terhadap kelompok lain, 2) siswa cukup penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
mampu memecahkan masalah namun masih verbalistik, mengatasi keterbatasan ruang,
memikirkan ego masing-masing. Siklus III waktu, dan daya indera. Penggunaan media
mencapai 85% dengan kategori ”Sangat Baik” pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik, karena
dimana siswa sudah memiliki keberanian
pembelajaran dengan menggunakan media
dalam mengungkapkan pendapatnya serta dapat menimbulkan kegairahan belajar,
mampu memecahkan permasalahan dengan memungkinkan interaksi lebih langsung
baik dan benar. antara anak didik dengan lingkungan dan
Tahap Refleksi, tahap ini merupakan kenyataan, dan memungkinkan anak didik
tahap perenungan kembali mengenai belajar secara mandiri menurut kemampuan
kelemahan-kelemahan yang diperoleh dan minatnya.
berdasarkan hasil observasi guru dan siswa

29
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

Kesimpulan Fatmawati A. (2016). Pengembangan


Simpulan dalam penelitian iniadalah Perangkat Pembelajaran Konsep
sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran IPS Pencemaran Lingkungan Menggunakan
SD di kelas V SD Negeri Werasari I dengan Model Pembelajaran Berdasarkan
menggunakan model Direct Intruction Masalah Untuk SMA Kelas X. EduSains
berbantuan media bagan garis waktu Volume 4 Nomor 2; 2016ISSN 2338-
menunjukkan adanya interaksi baik antara 4387. Sumber:
guru dan siswa; 2) Hasil observasi guru dan https://media.neliti.com/media/publicati
siswa pada setiap siklusnya mengalami ons/59351-ID-pengembangan-
peningkatan perbaikan dalam proses perangkat-pembelajaran-kons.pdf.
pembelajaran; 3) Pembelajaran yang menarik
bagi siswa membawa dampak postif terhadap Herijanto, B. (2012). Pengembangan CD
hasil belajar siswa. Interaktif Pembelajaran IPS Materi
Saran dalam penelitian ini ditujukan Bencana Alam. Journal of Educational
bagi guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya Social Studies.JESS 1 (1)
adalah sebagai berikut: 1) Keberadaan media (2012).http://journal.unnes.ac.id/sju/ind
dalam proses pembelajaran sangat penting ex.php/jess/article/download/73/65.
karena dapat membantu siswa memahami
materi yang diajarkan hendaknya guru lebih Mersita N & Muhsin. (2015). Penerapan
inovatif menghadirkan media pada setiap mata Model Pembelajaran Langsung (Direct
pelajaran, 2) Sekolah sebaiknya memberikan
Instruction) Untuk Meningkatkan
peluang kepada seluruh guru untuk mengikuti
sosialisasi pembuatan media pembelajaan, 3) Aktivitas dan Hasil Belajar Pada Mata
peneliti lain dapat mengembangkan media Pelajaran Kearsipan Siswa Kelas XI
bagan garis waktu dengan tampilan yang lebih AP SMK YPE Nusantara
praktis sehingga lebih mudah digunakan oleh Slawi.Economic Education Analysis
guru. JournalEEAJ 4 (3) (2015). Sumber:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php
/eeaj/article/view/8479.
Daftar Pustaka

Iif, KA, dan Sofyan, A. (2011). Musfiqon, HM. (2012). PengembanganMedia


Mengembangkan Pembelajaran IPS dan Sumber Pembelajaran.Jakarta: PT
TERPADU. Jakarta: PT Prestasi Prestasi Pustakaraya.
Pustakaraya.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Buchori A, dkk. (2017). Effectiveness of Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Direct Instruction Learning Strategy Tentang Standar Proses Pendidikan
Assisted by Mobile Augmented Reality Dasar Dan Menengah. Jakarta: Menteri
and Achievement Motivation on Pendidikan dan Kebudayaan. Sumber:
Students Cognitive Learning Results. https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Per
Asian Social Science; Vol. 13, No. 9; mendikbud22-2016SPDikdasmen.pdf
2017 ISSN 1911-2017 E-ISSN 1911- diakses pada tanggal 25 Oktober 2018
2025 Published by Canadian Center of Pukul 10.06 WIB.
Science and Education. Sumber:
Santrock. (2011). Life-Span Development:
http://www.ccsenet.org/journal/index.p
Perkembangan Masa-Hidup. Edisi
hp/ass/article/download/69191/38258.
13.Jilid 1. Alih Bahasa: Widyasinta
Benedictine. Jakarta: Erlangga.

30
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

Sofan, A & Iif, K A. (2010). Proses


Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
Dalam Kelas: Metode, Landasan
Teoritis-Praktis dan Penerapannya.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan


Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di


Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media
Group.

31

Anda mungkin juga menyukai