Oleh:
RSPI Sulianti Saroso Jakarta
COVID-19 (sebelumnya disebut dengan 2019-nCov) adalah virus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Manifestasi klinis biasanya
muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi
coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk serta
sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Mengingat masih terbatasnya informasi tentang karakteristik COVID-19 maka
strategi pencegahan dan pengendalian infeksi digunakan untuk mencegah atau
membatasi penularan infeksi dengan menerapkan kewaspadaan terhadap kontak,
percikan dahak langsung (droplet) dan penularan melalui udara (airborne).
1
Kegiatan perawatan orang dalam pemantauan COVID-19 di rumah tangga difokuskan
untuk memastikan bahwa ventilasi cukup memadai di area rumah tangga dan
lingkungan sekitar.
Hal – hal yang perlu diperhatikan terhadap perawatan orang dalam pemantauan COVID-
19 di rumah tangga:
1. Tempatkan orang tersebut di kamar tersendiri, atau bila hal ini tidak
memungkinkan, tempatkan sejauh mungkin dari orang yang sakit, misalnya tidur
di kasur atau kamar tidur yang terpisah, sedapat mungkin batasi kontak dengan
orang yang sakit.
2. Usahakan kamar mandi tersendiri bagi pasien, namun bila tidak memungkinkan
maka untuk ruang bersama (WC, kamar mandi, dapur, dll) harus berventilasi baik
dan memiliki pencahayaan yang cukup (misalnya, ventilasi alami,dengan selalu
membuka jendela). Dapat juga di pasang exhaust fan pada kamar mandi dan
dapur untuk memperbaiki pertukaran udara.
3. Pembersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penularan tak
langsung, terutama diruang bersama. Gunakan kain pembersih yang berbeda
bagi kamar pasien. Cuci dan bersihkan dengan air dan deterjen selesai dipakai.
4. Bila perawatan jarak dekat harus dilakukan kepada keluarga yang sakit, maka
penderita tersebut harus menutup mulut/hidungnya denganmasker. Keluarga
yang merawat juga harus mengenakan masker bedah atau alat pelindung terbaik
yang ada untuk mencegah droplet pernapasan saat berdekatan dengan orang
yang sakit.
5. Tissue yang digunakan untuk menutup mulut/hidung harus dibuang ke tempat
sampah
6. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh. Bila kontak terjadi, lakukan cuci
tangan dengan air dan sabun segera setelah kontak dengan cairan tubuh.
7. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun dan
air atau antiseptik berbasis alkohol bila tangan tidak tampak kotor.
8. Orang yang lebih berisiko mengalami penyakit berat (penderita penyakit jantung,
paru, atau ginjal, diabetes, gangguan kekebalan, penyakit darah (misalnya,
anemia sel sabit), wanita hamil, orang berusia >65 tahun atau anak anak berusia
<2 tahun) tidak boleh merawat orang yang sakit atau berdekatan dengan orang
yang sakit tersebut.
2
9. Sebaiknya anggota keluarga yang merawat orang dalam pemantauan harus
membatasi diri kontak dengan orang lain di sekitarnya
10. Bila ada salah satu anggota keluarga lainnya memperlihatkan gejala seperti
demam, batuk, nyeri tenggorok, dan sesak napas segera dibawa ke rumah sakit.
udara masuk
udara keluar
4
Gambar 1. Ilustrasi arah aliran udara di ruang isolasi berventilasi alami.1
5
C. Sarana Perawatan di Rumah Sakit Rujukan
Rumah sakit rujukan akan merawat pasien dalam kategori PASIEN DALAM
PENGAWASAN COVID-19, dengan kriteria:
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit rujukan, yaitu :
Mengingat COVID 19 merupakan virus baru, yang masih belum jelas penularannya maka
:
1. Tempatkan pasien di ruang isolasi dengan kewaspadaan tata laksana kasus untuk
penularan lewat udara (airborne).
2. Sistem tata udara di ruang isolasi airborne dirancang dengan pergantian udara
>12 Air Change per Hour (ACH) serta dilengkapi hepafilter.
3. Ruangan bertekanan negatif
4. Petugas yang merawat pasien melaksanakan Kewaspadaan Isolasi
6
Gambar 3. Ilustrasi arah aliran udara di ruang isolasi infeksi airborne.2
7
Gambar 4. Ruang Isolasi Infeksi Airbone di RSPI SS dengan System Air Handling Unit (F-AHU
dan R-AHU) yang dilengkapi Hepafilter
Pintu keluar
pasien
Pintu masuk
petugas
Pintu masuk
pasien
Referensi:
8
3. Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama Untuk Mencegah Infeksi Yang Ditransmisikan Melalui Udara
(Airborne Infection). 2014.
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.2017.
5. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCov).
2020
6. World Health Organization (WHO).2020. Infection prevention and control during
health care when novel coronavirus (nCoV) infection is suspected.
https://www.who.int /publications-detail/infection-prevention-and-control-during-
health-care-when-novel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected
7. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. coronavirus.
https://www.cdc.gov/coronavirus/index.html.
KONTRIBUTOR: