Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara
tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur
dari organisme atau sistem tubuh. Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang
konsep penyebab penyakit dan riwayat alamiah penyakit yang sedang terjadi saat ini. Banyak
faktor atau penyebab yang membuat penyakit itu terjadi. Dalam epidemiologi, penyebab
penyakit perlu diketahui untuk mengetahui proses terjadinya penyakit dan berupaya
mencegah bereaksinya faktor penyebab itu.

B. RUMUSAN ISI MAKALAH


1. Apa Sajakah Teori Terjadinya Penyakit ?
2. Apa konsep penyebab penyakit (kausa) ?
3. Bagaimana Model Hubungan Penyebab Penyakit ?
4. Bagaimana Hubungan Penyebab dengan Penyakit ?
5. Apa Definisi Riwayat Alamiah Penyakit ?
6. Bagaimana Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit ?
7. Apa Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan disusunnya makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain
itu pembuatan makalah ini untuk :
1. Menjelaskan Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit dari Masa ke Masa.
2. Menjelaskan Istilah yang Menyatakan Kausa.
3. Menggambarkan Model Hubungan Penyebab Penyakit.
4. Mengetahui Peralihan dari Sehat ke Sakit.
5. Mengetahui Definisi Riwayat Alamiah Penyakit.
6. Menjelaskan Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit.
7. Mengetahui Manfaat dari Riwayat Alamiah Penyakit.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Konsep Penyebab Penyakit
Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit “penyebab itu harus mendahului
akibat”.
B. Teori Terjadinya Penyakit
Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang terjadinya penyakit diantarnya adalah :
a. Teori Contagion : teori yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir
ini menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain.
b. Teori Hippocrates : teori ini mengemukakan bahwa penyakit timbul akibat pengaruh
lingkungan (air,udara,tanah,cuaca,dll). Dalam teori ini tidak dijelaskan kedudukan manusia
dalam interaksi tersebut dan faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
c. Teori Humoral : teori yang berkembang di China ini mengemukakan bahwa penyakit
timbul akibat gangguan dari ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Tubuh terdiri dari 4
cairan (merah,kuning,putih, dan hitam) bila terjadi ketidakseimbangan maka akan timbul
penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.
d. Teori Miasma : teori abad pertengahan yang mengemukakan bahwa penyakit timbul
akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga menyebabkan pengotoran
udara dan lingkungan sekitarnya.

e. Teori Epidemic : teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit berhubungan


dengan cuaca dan faktor geografi.
f. Teori Kuman / Jasad Renik : dengan ditemukannya mikroskop oleh Anthony Van
Leuewenhoek pada abad ke 18 muncullah teori yang mengemukakan bahwa penyakit
disebabkan oleh mikroorganisme.

C. Kausa
a. Kausa Mutlak : suatu penyebab yang pasti akan menimbulkan penyakit.
b. Kausa Esensial : suatu penyebab yang harus ada untuk memungkinkan terjadinya suatu
penyakit.
c. Kausa Sufisien : suatu penyebab yang umumnya terdiri dari beberapa penyebab, yang
secara bersama-sama saling mempengaruhi untuk terjadinya penyakit.

D. Model Hubungan Penyebab dengan Penyakit


a. Single Cause / Single Effect Model
Penyakit disebabkan oleh satu penyebab.
b. Multiple Cause / Multiple Effect Model
Penyakit disebabkan oleh beberapa penyebab yang saling berinteraksi satu sama lain.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Timbulnya Penyakit


a. Segitiga Epidemiologi / Epidemiologic Triangle
Komponen: host, agent, environment
Perubahan pada salah satu faktor/komponen akan mengubah keseimbangan
Hubungan ketiga komponen digambarkan sebagai tuas dalam
timbangan:environment sebagai penumpu
Hubungan interaksi Host.
Keadaan keseimbangan interaksi Host, Agent, dan Environmen

AGENT
• Suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya
/ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
• Jenis: Nutrien,Kimia,Biologic,Fisik,Mekanik
HOST
• Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan penyakit. Misalnya: Keturunan,Umur,Jenis Kelamin,Ras,Status
Perkawinan,Pekerjaan,Kebiasaan Hidup.

ENVIRONTMENT
• Agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme.
• Macam:Fisik,Biologic,Sosial Ekonomi.

b. Roda /Wheel
• Memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit
dengan tidak mementingkan pentingnya agent.
• Besarnya peran dari masing-masing faktor bergantung pada penyakit yang bersangkutan
- Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental
- Peranan lingkungan fisik lebih besar dari yang lainnya pada sunburn
- Peranan lingkungan biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit malaria
- Peranan inti genetik lebih besar dari yang lainnya pada penyakit keturunan
c. Jaring-jaring Sebab Akibat/The Web of Causation
Suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai
akibat dari serangkaian proses sebab-akibat à penyakit dapat dicegah dengan memotong
rantai pada berbagai titik.
B. Peralihan dari Sehat menuju Sakit
Prosesnya diawali dari keadaan keterpaparan dan penjamu harus dalam keadaan kerentanan
sehingga dapat memproses sakit.
a. Keterpaparan dan Kerentanan
Sehat à sakit mempunyai batas tidak jelas. Melalui proses yang didahului oleh keterpaparan
terhadap suatu unsur tertentu serta host dalam kondisi kerentanan tertentu untuk menjadi
sakit.
b. Keterpaparan
Suatu keadaan dimana host berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab
primer maupun sekunder atau dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses
terjadinya penyakit.
c. Kerentanan
Suatu keadaan dimana host mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi atau berinteraksi
dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan timbulnya penyakit.
C. Pengertian Riwayat Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah deskripsi tentang perjalanan
waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan
agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa
terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. Riwayat alamiah penyakit
merupakan salah satu elemen utama epidemiologi deskriptif. Pengetahuan tentang riwayat
alamiah penyakit sama pentingnya dengan kausa penyakit untuk upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit. Dengan mengetahui perilaku dan karakteristik masing-masing
penyakit maka bisa dikembangkan intervensi yang tepat untuk mengidentifikasi maupun
mengatasi problem penyakit tersebut. menyajikan kerangka umum riwayat alamiah penyakit.
Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya individu sebagai penjamu yang rentan
(suseptibel) oleh agen kausal. Paparan (exposure) adalah kontak atau kedekatan (proximity)
dengan sumber agen penyakit. Konsep paparan berlaku untuk penyakit infeksi maupun non-
infeksi.
Tahap-tahap RAP
Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaannormal/ sehat tetapi mereka pada dasarnya peka
terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of susceptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih
ada di luar tubuh penjamu di mana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap
menyerang penjamu.

b. Tahap patogenesis
· Tahap inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh
yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbul gejala penyakit. Masa inkubasi ini
bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya.
· Tahap dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini
sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis, walaupun
penyakit masih dalam masa subklinis. Pada tahap ini, diharapkan diagnosis dapat ditegakkan
secara dini.
· Tahap lanjut
Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah berat dengan segala
kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula,
setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat
lanjut yang kurang baik.
c. Tahap pasca patogenesis
Tahap pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan penyakit yang dapat
berada dalam pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier,
penyakit berlangsung secara kronik, atau berakhir dengan kematian.
Rantai Infeksi
Dalam terjadinya penyakit, terdapat suatu rantai infeksi yang menyebabkan penyakit dapat
terjadi atau disebut juga pola penyebaran penyakit. Komponen rantai infeksi yaitu agent,
reservoir, portal of exit, mode of transmission, portal of entry,dan susceptible
host. Reservoir adalah habitat tempat agen infeksius biasa hidup, tumbuh dan memperbanyak
diri. Reservoir dapat berupa manusia, hewan, dan lingkungan.
Agen meninggalkan reservoir melalui pintu ke luar (portal of exit), yaitu jalan agen
meninggalkan pejamu sumber, biasanya berhubungan dengan agen yang terlokalisasi,
contohnya:
- Sistem respirasi: TB paru, influenza
-Urin: Leptospira
- Feses: Vibrio cholera
- Lesi kulit: Sarcoptes scabiei
- Jalur kulit (perkutaneus): isapan darah artropoda (malaria, DBD) Lalu agen ditransmisikan
dengan model tertentu agar dapat masuk ke pejamu melalui pintu masuk (portal of entry),
sehingga menginfeksi pejamu yang rentan. Mode transmisi dapat berupa:
-Transmisi langsung
Yaitu transfer agen segera dari reservoir ke pejamu yang rentan dengan cara:
· Kontak langsung, contoh: gonore
·Penyebaran droplet, contoh: bersin, batuk, bicara
-Transmisi tidak langsung
·Airborne (udara): debu, droplet nuclei (droplet yang dikeringkan), cont: TB paru
·Vechicleborne: melaui agen yang masuk ke dalam makanan, air, darah
·Vectorborne: agen yang mengalami atau tidak mengalami perubahan fisiologik dalam tubuh
vektor
Pintu masuk kuman sama dengan pintu keluar, seperti kulit, sistem respirasi, membran
mukosa, darah, dsb. Lalu melalui pintu masuk itu kuman menyerang pejamu yang suseptibel.
Suseptibilitas bergantung pada faktor genetik, imunitas yang didapat, kemampuan bertahan
terhadap infeksi, membran mukosa, dll.
Konsep Tingkat Pencegahan
Beaglehole membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial
prevention(pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary prevention (pencegahan
pertama) yaitu health promotion dan general and specific protection , secondary
prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and prompt treatmentdan tertiary
prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation. Untuk lebih lanjut, akam
diuraikan sebagai berikut:
1. Pencegahan Premordial
Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya perkembangan pengetahuan dalam
epidemiologi penyakit kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet, dll. Pencegahan ini
sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena sering harus ada
keputusan secara nasional.
Tujuan premordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosia-
ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan resiko penyakit. Upaya ini terutama
sesuai untuk ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yan dewasa ini cenderung
menunjukkan peningkatannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penegahan awal ini diarahkan kepada
mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang
dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor resiko dapat berkembang atau
memberikan efek patologis. Faktor-faktor itu tampaknya bersifat sosial atau berhubungan
dengan gaya hidup danpola makan. Upaya awal terhadap tingkat pencegahan primordial ini
merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang posotif yang dapat melindingi
masyarakat dari gangguan kondisi kesehatannya yang sudah baik.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ini bertujuan untuk mengurangi incidence dengan mengontrol penyebab
dan faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik disposable pada
pencegahan infeksi HIV, imunisasi, dll. Biasanya merupakan Population Strategy sehingga
secara individual gunanya sangat sedikit : penggunaan seat-belt, program berhenti merokok,
dll.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang
lebih serius lewat diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara
timbulnya penyakit dan waktu didiagnosis & usaha ↓ prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit
dengan periode awal mudah diindentifikasi dan diobati sehingga perkembangan kearah buruk
dapat di stop, Perlu metode yang aman & tepat untuk mendeteksi adanya penyakit pada
stadium preklinik. Misal : Screening pada kanker cervik, pengukuran tekanan darah secara
rutin, dll
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan &
rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal
pada rehabilitasi pasien Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dll.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan di antara mereka yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.

B. SARAN
Melalui model jaring sebab akibat,timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan
memotong mata rantai pada berbagai titik

Anda mungkin juga menyukai