Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR NEONATUS, BAYI

DENGAN MASALAH YANG LAZIM TERJADI

1. Irma Nugraheni (B180444)


2. Lutfia Tiana Suri (B1801446)
3. Suci Akrimah (B1801464)
4. Vadilla Diaz Sugesti W (B1801466)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG


KEBUMEN

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari asuhan
kebidanan pada neonatal, bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya masih
banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan masalah,
bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit. Maka dari
itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk mengetahui dan
terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara menanganinya.
Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat menyerang
bayi antara lain ialah : muntah, gumoh, oral trush, diaper rash, sebhorrea,
milliariasis, obstipasi , bisulan, syndrom kematian bayi mendadak (sudden
infant death syndrome-sids).

B. TUJUAN
1. Mengetahui apa saja masalah kesehatan yang dapat terjadi pada neonatus,
bayi dan balita
2. Mengetahui penyebab masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi dan
balita
3. Mengetahui tanda dan gejala setiap masalah kesehatan yang terjadi pada
neonatus, bayi dan balita
4. Mengetahui komplikasi apa saja yang dapat terjadi jika masalah kesehatan
tersebut tidak ditangani dengan tepat dan segera
5. Mengetahui penanganan setiap masalah kesehatan yang terjadi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASALAH KESEHATAN YANG SERING TERJADI PADA BAYI DAN


BALITA

1. MUNTAH
a. Pengertian
Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik
cairan maupun makanan yang sebelumnya telah dicerna melalui gerak
peristaltik otot lambung.
b. Etiologi
Muntah bias disebabkan karena berbagai hal seperti :
1. Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung atresia esophagus,
hirshprung, tekanan intracranial yang tinggi.
2. Infeksi pada saluran pencernaan.
3. Cara pemberian makanan yang salah.
4. Keracunan.
c. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah :
1. Dehidrasi atau alkalosiskarena kehilangan cairan tubuh/ elektrolit
2. Ketosisi karena tidak makan dan minum
3. Asidosis yang disebabkan adanya ketosis yang dapat berkelanjutan
menjadi syok bahkan sampai kejang
4. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esophagus,
aspirasi, yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.

3
d. Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi perutnya
keluar, terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi,
muntah sering terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut
merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut. Refleks ini dikoordinasikan di medulla
oblongata. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin yang dihasilkan oleh
bakteri.
e. Penanganan
1. Kaji factor penyebab dan sifat muntah
2. Berikan pengobatan yang bergantung pada factor penyebab
3. Ciptakan suasana tenang
4. Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
5. Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
6. Berikan antiemetic jika terjadi reaksi simptomatis
7. Rujuk segera

2. GUMOH
a. Pengertian
Meupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik
cairan maupun makanan (ASI atau PASI) segera setelah bayi diberikan
asupan tersebut tanpa mengalami proses pencernaan melalui gerak
peristaltik otot lambung.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
1) Bayi sudah merasa senang
2) Posisi salah saat menyusui
3) Posisi botol yang salah
4) Tergesa-gesa saat pemberian susu

4
c. Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan
terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur
yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-
sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup di ujung
lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya
mendorong isi lambung ke bawah.
d. Penanganan
1) Perbaiki teknik menyusui
2) Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
3) Sendawakan bayi setelah disusui
4) Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup rapat
seluruh putingsusu ibu sampai ke areola.

3. ORAL TRUSH
a. Pengertian
Oral trush adalah terinfeksinya membrane mukosa mulut bayi oleh
jamur Candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak
keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus
dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena
adanya iritasi gastrointestinal.
b. Etiologi
Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (candida albican)
yang merupakan organism penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina,
dan saluran cerna.
c. Tanda dan Gejala

Sangat mudah terlihat pada pasien oral trush adalah lesi di mulut
yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang berkeping
menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa
pipi.

5
d. Penanganan

1) Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi.


2) Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera
diobati dengan pemberian antibiotic berspektrum luas.
3) Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut.
4) Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu
dengan air matang dan juga bersih.
5) Pada bayi yang minun susu dengan menggunakan botol, gunakan
teknik steril dalam membersihkan botol susu.
6) Berikan terapi pada bayi.
a. 1 ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4x sehari dengan
interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan
hati-hati agar tidak menyebar luas kerongga mulut.
b. Gentian violet 3x sehari.

4. DIAPER RUSH (Ruam Popok)


a. Pengertian
Kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus
menerus dengan lingkungan yang tidak baik.
b. Etiologi
1) Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi
2) Jarang mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK
3) Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan
4) Tingginya frekuensi BAB (diare).
5) Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastic dan deterjen.

6
c. Tanda dan Gejala
1) Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen, sehingga
muncul eritema.
2) Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat
genital, perut bawah, atau paha atas.
3) Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritematosa,
vesikula dan ulserasi.
d. Penanganan

1) Dapat diatasi dengan cara menjaga kebersihan dan kelembaban


kulit bayi terutama pada kulit di daerah alat kelamin dan bokong.
2) Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan.
3) Setiap setelah BAB dan BAK segera bersihkan daerah pada tubuh
bayi yang terkontaminasi.
4) Mencuci popok dengan detergen yang lembut.

5. SEBORRHOEA
a. Pengertian
Kulit tampak berkaca-kaca, berwarna merah dan berminyak oleh
karena produksi lemak yang berlebihan dan bisa juga terjadi jerawat
komedo pada kulit. Biasanya seborrhea terjadi di daerah kepala.
b. Etiologi
Beberapa factor penyebab seborrhea :
1. Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena factor keturunan
dari orang tua.
2. In take makanan yang kaya lemak dan kalori.
3. Asupan minuman beralkohol.
4. Adanya gangguan emosi.

7
c. Penanganan
Walaupun secara kausal masih belum diketahui, tapi
penyembuhannya bisa dilakukan dengan obat-obat topical seperti
sampo yang tidak berbusa (keramasilah kepala bayi sebanyak 2 sampai
3 kali seminggu) dank rim selenium sulfida.

6. BISULAN (FURUNKEL)
a. Pengertian
Infeksi bakterial (terutama oleh kuman Staphylococcus Aureus dan
Streptococcus sp.) pada bagian atas lapisan kulit. Salah satu faktor
resiko atau pemicu munculnya bisulan adalah obesitas (semakin
gemuk seseorang semakin tinggi resiko untuk mengalami bisul).
b. Etiologi
Bisul dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :

1) Iritasi pada kulit.


2) Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3) Daya tahan tubuh yang rendah.
4) Infeksi oleh Staphylococcus Aureus.
c. Tanda dan gejala
1) Nyeri pada daerah ruam.
2) Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk
kerucut dan memiliki pustule.
3) Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan
nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui
lobus minoris resistensiae.
4) Setelah seminggu umumnya furunkel akan pecah pecah sendiri dan
sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.

8
d. Penanganannya

1) Faktor pemicu harus dihilangkan.


2) Menjaga kebersihan umum terutama pada kulit.
3) Bila bisulan melebar (semakin luas) diberikan obat antibiotik
golongan penicilin atau diberikan antibiotik Eritromicin.
4) Bila bisul matang lakukan insisi dan bila bisul sering kambuh perlu
dilakukan pemeriksaan gula darah.

7. MILLIARIASIS
a. Pengertian
Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan disertai dengan
gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebih disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu pada dahi, leher, bagian yang
tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan
atau gesekan pakaian dan juga kepala.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan
lembab serta adanya dengan infeksi bakteri.
c. Penanganan

1) Melakukan perawatan kulit yang benar.


2) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak
salycil atau bedak kocok setelah mandi.
3) Bila sangat gatal, pedih, luka, dan timbul bisul, dapat diberikan
antibiotik.
4) Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih)
sehingga tidak melukai / menggores kulit saat menggaruk.

9
8. OBSTIPASI
a. Pengertian
Merupakan penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit
atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan
sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama hari atau lebih.
b. Etiologi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

1) Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila feses terlalu kecil untuk
membangkitkan keinginan untuk buang air besar. Keadaan ini
terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, dan mengonsumsi makanan
yang kurang mengandung selulosa.
2) Hipotiroidesme
Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan, yaitu kreatinisme
dan myodem yang menyebabkan tidak cukupnya ekskresi hormone
tiroid sehingga semua proses metabolism berkurang.
3) Keadaan-keadaan mental
Factor kejiwaan memegang peranan penting terhadap
terjadinya obstipasi, terutama depresi berat yang tidak
memedulikan keinginannya untuk buang air besar. Kondisi anak
dengan keterbelakangan mental juga merupakan penyebab
terjadinya obstipasi karena anak sulit dilatih buang air besar.
4) Penyakit organic
Obstipasi terjadi bila terasa nyeri saat buang air besar dan
sengaja dihindari seperti pada fistula ani atau wasir yang
mengalami thrombosis.

10
5) Kelainan congenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis, megakolon
anganglionik congenital (penyakit hirschprung), obstruski bolus
usus ileus mekonium, atau sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai
terjadi pada neonates yang tidak mengeluarkan mekonium dalam
36 jam pertama.
6) Penyebab lain
Penyeban lainnya adalah diet yang salah, tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung serat selulosa sehingga bisa
mendorong terjadinya peristaltic, atau pada anak setelah sakit atau
sedang sakit, ketika anak masih kekurangan cairan.
c. Tanda dan Gejala
1) Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3hari
atau lebih.
2) Sakit dan kejang pada perut.
3) Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan
mekonium yang menyemprot.
4) Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
5) Bising usus yang janggal.
6) Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
7) Terdapat luka pada anus.
d. Penanganan
1) Banyak minum.
2) Makan makanan yang tinggi serat.
3) Mencegah memberikan makanan dan obat yang menyebabkan
konstipasi / obstipasi.
4) Lebih baik memberi ASI pada bayi.
5) Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat
indikasi.
6) Melakukan perawatan kulit per anal.

11
9. BAYI MENINGGAL MENDADAK (SUDDEN INFANT DEATH
SYNDROM)

a. Pengertian
Suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang
tampaknya sehat. Sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu sampai 1
tahun dan sering terjadi ketika bayi sedang tidur.
b. Etiologi
1. Ibu yang masih remaja
2. Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
3. Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
4. Bayi yang mengalami dysplasia bronkopulmoner
5. Bayi premature
6. Gemeli (bayi kembar)
7. Bayi dengan sibling
8. Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkotika
9. Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup
10. Bayi dengan virus pernapasan
11. Bayi dengan infeksi botulinum
12. Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
13. Bayi dengan pola napas herediter
14. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
c. Pencegahan
1. Selalu meletakkan bayi dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur
walaupun saat tidur siang.
2. Menggunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk.
3. Jauhkan berbagai selimut atau kain lembut.
4. Pastikan wajah dan kepala bayi tidak tertutup oleh apapun selama ia
tidur.
5. Melarang siapa pun merokok di sekitar bayi.
6. Jangan membiarkan bayi kepanasan selama tidur.

12
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Masalah yang lazim terjadi pada bayi dan balita ini lazim terjadi. Cara
penanganannya adalah dengan mengetahui bagaimana penangnan dari tiap-
tiap masalah yang terjadi. Serta orang tua bisa mencari bagaimana tingkat
keparahan dari masalah kesehatan yang dihadapi sehingga bisa mengetahui
mana yang sudah parah dan mana yang tidak. Serta bisa membawa anaknya ke
tenaga kesehatan jika penyakit atau masalah tersebut semakin parah.

2. SARAN
a. Sebagai tenaga kesehatan maka harus mengetahui masalah kesehatan yang
lazim terjadi pada bayi dan balita dan tahu bagaiamana cara
penanganannya.
b. Sebagai tenaga kesehatan maka sebaiknya mampu memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu agar ibu bisa menangani secara cepat masalah
kesehatan yang diderita anaknya.

13

Anda mungkin juga menyukai