Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
DI RS MARWAH 2C RSU HAJI SURABAYA
PERIODE 17 FEBRUARI – 15 MARET 2020

Di Susun Oleh :
1. M.Nafhan S, S.Kep 20194663080
2. Viandika Damara Z, S.Kep 20194663073
3. Ach. Afif J H, S.Kep 20194663031
4. Achmad Humaidi, S.Kep 20194663079
5. Luthfidatul F, S.Kep 20194663054
6. M. Fairus S, S.Kep 20194663059
7. Rizqi Indah L, S.Kep 20194663068
8. Sofatul Ula, S.Kep 20194663070
9. Rizal Tri S, S.Kep 20194663065
10. Lailatur Rohema, S.Kep 20194663053
11. Khaulah Nillah R, S.Kep 20195443052
12. Adi Prasetyo, S.Kep 20194663032

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada pelayanan
keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal ini membuat
perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang paripurna. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 2010).
Kaitannya dengan keperawatan, maka dokumentasi memegang peranan penting
terhadap segala macam tuntutan dan merupakan tanda dari perkembangan ilmu dan
teknologi keperawatan. Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk
upaya membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan (Webster
New World Dictionary dalam Marelli (2007). Pelaksanaan dokumentasi proses
keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan
menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit
(Fisbach, 2008). Penyelenggaraan dokumentasi keperawatan telah ditetapkan dalam SK
Menkes No. 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan SK
Dirjen Yanmed No. YM. 00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang Standar Asuhan
Keperawatan.
Agar pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan sesuai
dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat
melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan keperawatan. Seorang manajer hendaknya mampu menjalankan fungsi
manajemen agar dapat mencapai tujuan secara berdaya guna. Manajer ruangan dalam hal
ini kepala ruangan melaksanakan supervisi terhadap tindakan yang dilakukan oleh
perawat primer. Supervisi mempunyai 3 kegunaan, pertama supervisi berguna untuk
meningkatkan kemampuan supervisi dalam memberikan pelayanan pada pelaksana
kegiatan (perawat) khususnya dalam pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Kedua,
2
supervisi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga,
hasil supervisi berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan
profesional kepada pelaksana kegiatan. Supervisi akan mencapai tingkat kegunaan yang
tinggi pada kegiatannya dilakukan melalui 3 prinsip hubungan kemanusiaan yaitu
pengakuan dan penghargaan, objektivitan dan kesejawatan di ruang marwah 2c rsu haji
Surabaya.
Terkait kualitas asuhan keperawatan, telah dikembangkan suatu alat ukur berupa
instrumen Q-DIO (Quality of Diagnosis, Intervention dan Outcomes) sejak tahun 2005
hingga 2006. Instrument ini merupakan suatu alat ukur untuk menilai kualitas diagnosis,
intervensi dan outcomes keperawatan melalui dokumentasi asuhan keperawatan.
Instrument ini menggunakan 29 item pertanyaan bertipe Likert yang terdiri dari 4 item
yaitu Diagnosis keperawatan sebagai suatu proses, Diagnosis keperawatan sebagai suatu
produk/hasil, intervensi keperawatan, dan outcomes keperawatan (Muller-Staub et al,
2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muller-Staub et al (2008), instrument Q-
DIO memungkinkan untuk mengukur kualitas asuhan keperawatan melalui dokumentasi
keperawatan yang terdiri dari diagnosis, intervensidan outcomes dengan atau tanpa
implementasi teori dan bahasa keperawatan yang berstandarisasi. Penelitian ini juga
mendukung penggunaan klasifikasi keperawatan seperti NANDA, NIC dan NOC.
Penilaian kualitas pelayanan keperawatan ini harus difokuskan pada pengukuran
kinerja perawat atau proses keperawatan yang wujudnya dapat terlihat pada dokumentasi
keperawatan (Bostick et al, 2008). Perawat sebagai salah satu tim tenaga kesehatan perlu
mengembangkan pengukuran kualitas dokumentasi karena kualitas dokumentasi ini
merupakan cerminan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Dokumentasi
keperawatan dianggap sangat penting untuk mengevaluasi asuhan keperawatan, yang
dapat dinilai melalui kesesuaian dengan teori dan penggunaan istilah yang terstandarisasi
(Muller-Staub et al, 2008).
Dalam praktik manajemen keperawatan di di ruang marwah 2c rsu haji surabaya
selama ini belum ada mahasiswa keperawatan yang melakukan praktik manajemen
keperawatan disana, dikarenakan ruangan yang masih baru dan aktif digunakan pada
bulan Oktober 2016 kemarin. Sehingga perlu dilakukan sebuah supervisi (pengawasan)
dan nantinya diharapkan kinerja keperawatan akan lebih berkualitas dan mampu
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien serta keluarga sebagai objek dalam

3
fungsinya sebagai care giver sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan juga
dalam penyusunan sistem pendokumentasian Asuhan Keperawatan.
Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan delegasi dan supervisi tentang kualitas
dokumentasi Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan ruangan marwah 2c RSU Haji
Surabaya

1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat
primer maupun perawat associate di RSU Haji Surabaya Kepala ruangan
mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
a) Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan perawat.
b) Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.
c) Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
d) Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associate
1.3 Manfaat
a) Bagi Perawat
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang
disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis
antara supervisor dan perawat yang disupervisi.
- Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate
dalam menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
b. Bagi Institusi
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan
keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan professional
c. Bagi Pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntutan pasien.
d. Bagi Mahasiswa

4
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
praktek manajemen keperawatan khususnya dalam hal supervisi
- Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan
khusunya pendokumentasian

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Supervisi adalah suatu teknik pelayana yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memeprbaiki secara bersama-sama (Huber, 2000).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan (Nursalam, 2015).

2.2 Tujuan Supervisi


Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.

2.3 Prinsip Supervisi


a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar
manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kempemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas,terorganisir dan dinyatakan melalui
petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas
dan motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.

2.4 Pelaksana Supervisi


1) Kepala ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada
klien diruang perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.

6
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan sesuai dengan yang didelegasikan.
2) Pengawas Keperawatan, bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan kepada
ruangan yang ada di instalasinya.
3) Kepala Seksi Keperawatan, mengawasi instalasi dalam pelaksanakan tugas secara
langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
2.5 Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kepala per IRNA

Ka. Perawatan

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

 Fair PA PA
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement

Kinerja Perawat dan Kualitas


Pelayanan

Keterangan : Supervisi
2.6 Langkah-langkah Supervisi
a) Pra supervisi
7
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan di nilai
b) Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat
ukur yang telah disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder
 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
c) Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair)
b. Supervisor memberikan Feed Back dan klarifikasi (sesuai hasil laporan
supervisi)
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
2.7 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang
tersedia.
1) Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
2) Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan.

Supervisor berperan dalam :

8
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan
yang tersedia dan mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja, tapi
memerlukan praktik dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan dengan tepat. Kegagalan
supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.

2.8 Teknik Supervisi


1. Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan.
2. Area yang disupervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan pada klien
b. Keterampilan hyang dilakukan sesuai standart
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan empati
Area supervisi keperawatan mencakup aspek kongnitif, sikap dan perilaku,
yang meliputi :
- Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada
klien
- Pendokumentasian asuhan keperawatan
- Penerimaan pasien baru
- Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pasien pulang
- Pengelolaan logistic dan obat
- Penerapan metode ronde keperawatn dalam menyelesaikan masalah
keperawatan klien
- Pelaksaan timbang terima

3. Cara Supervisi
9
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
1) Langsung :
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung,
yaitu supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan balik, dan perbaikan. Proses
supervise meliputi :
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh
supervisor.
2) Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

2.9 Peran Kepala Ruangan, PP dan PA dalam Metode Asuhan Keperawatan


Profesional Primer (MAKP-Primer) :
1) Peran Kepala Ruangan :
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
b. Mengorientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada PP
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
2) Peran Perawat Primer :
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain.
e. Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan
f. Menyiapkan penyuluhan untuk pasien pulang
g. Menyiapkan rujukan kepada tim pelayanan kesehatan terkait
10
h. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
3) Peran Perawat Associate :
Peran PA adalah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah disusun oleh Perawat Primer
2.10 Delegasi / Pendelegasian
Delegasi adalah pendelegasian penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan melalui orang
lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi (Nursalam, 2015). Unsur-unsur dalam
proses delegasi meliputi R-A-A, yaitu :
1. Tanggung jawab (responsibility, adalah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
seseorang pada jabatan tertentu.
2. Kemampuan (accountability), adalah kompeten dalam memberikan
pertanggungjawaban atas pelimpahan yang diberikan kepadanya
3. Kewenangan (authority), adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala
sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya,
Dari uraian ketiga unsur di atas, jelas bahwa authority (kekuasaan) dan
responsibility (tugas) dapat didelegasikan, sedangkan accountability
(kemampuan) tidak dapat didelegasikan. Ini berarti bahwa seseorang pemimpin
yang mendelegasikan pertanggungjawabannya, tetapi ia tetap bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan tugas yang didelegasikan kepada bawahannya.

BAB 3
11
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan :


Topik : Supervisi
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat : Marwah 2C RSU Haji Surabaya
Supervisor : Kepala Ruangan
3.2 Metode
1) Observasi
2) Diskusi dan Tanya jawab
3.3 Instrumen
1) Status klien
2) Format Penilaian
3) Format Laporan Supervisi Keperawatan
3.4 Struktur Pengorganisasian
Penanggung Jawab : M. Nafhan Syafi’i., S.Kep
Kepala ruangan : Ach. Afif Juliam Hafit., S.Kep
Perawat Primer : Lailatur Rohema, S.Kep
Perawat Asociate : Rizqi Indah L, S.Kep
Moh. Fairus Saleh S.Kep
Pasien : Luthfidatul Firdaus., S.Kep
Pembimbing akademik : Ade
Supervisor : Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pembimbing klinik :
Observer :

3.5 Mekanisme Kegiatan Supervisi


12
Tahap Kepala ruangan Perawat primer Perawat Associate
kegiatan (Supervisor)
Pra- 1. Memanggil Perawat 1. Menyebutkan 1. Membantu Perawat
Supervisi Primer dan menanyakan perlengkapan yang Primer menyiapkan
5 menit perlengkapan yang sudah sudah disipakan keperluan
disiapkan untuk supervisi untuk keperluan penyusunan
2. Menyampaikan informasi supervisi pendokumentasian
kepada Perawat Primer 2. Menyiapkan asuhan keperawatan.
bahwa supervisi keperluan
dilakukan sebagai penyusunan
evaluasi dari tindakan pendokumentasian
yang dilakukan oleh asuhan
Perawat Primer. keperawatan.
3. Menyiapkan format
penilaian untuk penilaian
penyusunan
pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.
Supervisi 1. Melakukan pengawasan 1. Menjelaskan data 1. Membantu PP
15 menit dan koordinasi. pendokumentasian menjelaskan data
2. Menilai jalannya tahap pengkajian pendokumentasian
supervisi 2. Menjelaskan data tahap pengkajian
2. Membantu PP
3. Mencatat jika ditemukan pendokumentasian
menjelaskan data
ada hal-hal yang perlu tahap diagnosa
pendokumentasian
didiskusikan bersama PP keperawatan
tahap diagnosa
dan PA. 3. Menjelaskan data
keperawatan
4. Melakukan dokumentasi pendokumentasian
3. Membantu PP
hasil supervisi. perencanaan
menjelaskan data
keperawatan
pendokumentasian
4. Menjelaskan data
perencanaan
pendokumentasian
keperawatan
tindakan 4. Membantu PP
keperawatan menjelaskan data
5. Menjelaskan data pendokumentasian

13
pendokumentasian tindakan
evaluasi tindakan keperawatan
5. Membantu PP
keperawatan
menjelaskan data
pendokumentasian
evaluasi tindakan
keperawatan

Post 1. Karu memanggil PP dan 1. 1. Mendengar-kan


Supervisi PA untuk pembinaan dan Menemui Karu dengan seksama
2. Menerima hasil
10 menit klarifikasi bersama PA untuk
penilaian
2. ”Fair” (Karu evaluasi
memberitahu kekurangan 2.
PP dan PA Mendengar-kan
3. “Feedback” (Karu dengan seksama
memberitahu PP dan PA 3.
bagaimana tindakan yang Menerima hasil
seharusnya) penilaian
4. “Follow-Up” (Karu
bersama PP dan PA
merencanakan tindakan
tersebut secara bersama
untuk melakukan
perbaikan).
5. Menyampaikan hasil
supervisi
6. “Reinforcement” (Karu
memberikan reward dan
dukungan pada PP dan
PA)
3.6 Evaluasi
a. Evaluasi struktur

14
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan dilakukan supervisi
serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi.
b. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur
yang ada serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
c. Evaluasi Hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai
dengan prosedur.
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

15
Bostick, J.E., Riggs, C. J., & Rantz, M. J (2008). Quality Measurement in Nursing : An
Update of Where are Now. J Nurs Care Qual. 18 (2) : 94-104
Depkes, R.I . 2008. Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit Ruang
Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes
Fisbach, Frances, 2008. Chemistry Studies. In: A Manual of Laboratory and Diagnostic
Tests. 7th ed. USA : Lippincott Williams and Wilkins : 316-455
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC: Jakarta
Marelli, TM. 2007. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Muller-Staub, M., Lunney, M., Lavin, M.A., Needham, I., Odenbreit, M., & van Achterberg,
T. (2008). Development of an Instrument to Measure the Quality of Documented
Nursing Diagnoses, Interventions and Outcomes: the Q-DIO. Journal of Clinical
Nursing, 18, 1027-1037
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Sudjana N. 2011. Supervisi pendidikan, Konsep dan Aplikasinya. Bekasi : Binamitra
Publishing

16
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI MARWAH 2C RSU HAJI SURABAYA

LEMBAR OBSERVER
Hari/Tanggal : Supervisor : Kepala Ruangan
Yang Disupervisi : PP Ruangan : Marwah 2c

Tahap Kepala Ruangan (Supervisor) Ya Tidak


kegiatan
Pra 1. Karu memanggil perawat primer dan menanyakan
Supervisi perlengkapan yang sudah disiapkan untuk supervisi
2. Karu menyampaikan informasi kepada perawat primer
bahwa supervisi dilakukan sebagai evaluasi dari tindakan
yang dilakukan oleh Perawat Primer.
3. Karu Menyiapkan format penilaian untuk kualitas dan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan
4. Perawat primer menyebutkan perlengkapan yang sudah
disipkan untuk keperluan supervisi
5. Perawat primer menyiapkan keperluan penyusunan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
6. Perawat asociate membantu perawat primer menyiapkan
keperluan penyusunan pendokumentasian asuhan
keperawatan
Supervisi 7. Karu Melakukan pengawasan dan koordinasi.
8. Karu Menilai jalannya supervise
9. Karu Mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu
didiskusikan bersama PP dan PA.
10. Karu Melakukan dokumentasi hasil supervisi.
11. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian tahap
pengkajian
12. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian tahap
diagnosa keperawatan
13. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian
perencanaan keperawatan
14. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian tindakan

17
keperawatan
15. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian evaluasi
tindakan keperawatan
Post 16. Karu memanggil PP dan PA untuk pembinaan dan
Supervisi klarifikasi ”Fair” ,“Feedback” ,“Follow-Up”.
17. Menyampaikan hasil supervisi
18. “Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan
pada PP dan PA)
19. PP Menemui Karu bersama PA untuk evaluasi
20. PP Mendengar-kan dengan seksama
21. PP Menerima hasil penilaian
22. PA Mendengar-kan dengan seksama
23. PA Menerima hasil penilaian

Kriteria Skor : 1 :Ya


0 : Tidak

Nilai =

Keterangan :
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik
Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik

18
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG MARWAH 2C RSU HAJI SURABAYA

INSTRUMENT PENILAIAN KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN


(Modifikasi dari instrument Q-DIO (Quality of Diagnosis, Intervention & Outcomes))
Informasi yang didokumentasikan KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN

A. Diagnosis keperawatan sebagai proses


1. Situasi aktual, penyebab menjalani perawatan di Rumah
Sakit
2. Kecemasan dan kekuatiran akibat menjalani perawatan,
harapan dan keinginan tentang perawatannya
3. Riwayat Kesehatan pasien
4. Data biologi / pemeriksaan fisik
5. Sistem Pernafasan pasien yang meliputi airway, batuk,
breathing, pergerakan dada, pola nafas, suara nafas, otot
bantu napas
6. Sistem kardiovaskuler meliputi perfusi, nadi, CRT
7. Sistem persarafan meliputi kesadaran, gelisah, reflek cahaya
8. Asesmen nyeri menggunakan visual analog
9. Sistem perkemihan meliputi normal produksi urin
10. Sistem pencernaan yang meliputi keadaan normal, mual,
peristaltik, muntah, kembung, konstipasi
11. Kondisi khusus pasien (kelainan metabolic)
12. Sistem musculoskeletal
13. Sistem Reproduksi meliputi kondisi penis, srotum, testis
14. Data psikososial ekonomi dan spiritual (meliputi psikologis,
sosial, ekonomi, spiritual

19
15. Nilai-nilai kepercayaan & budaya yang diyakini
16. Skor pasien resiko jatuh
17. Status fungsional
B. Diagnosis Keperawatan Sebagai Produk
18. Diagnosis keperawatan didokumentasikan
19. Diagnosis keperawatan (P) disusun menurut NANDA
20. Etiologi (E) di dokumentasikan
21. Etiologi tepat, terdapat keterkaitan dengan diagnosis
keperawatan (P)
22. Tanda dan gejala (S) didokumentasikan
23. Tanda dan gejala (S) secara tepat terkait dengan diagnosis
keperawatan
24. Tujuan keperawatan ada kaitannya dengan diagnosis
keperawatan
25. Tujuan keperawatan dapat dicapai melalui intervensi
keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
26. Konkrit, dimana perencanaan intervensi keperawatan
disebutkan dengan jelas meliputi : jenis intervensi,
bagaimana intervensi dilakukan, seberapa sering dan siapa
yang mengerjakannya
27. Intervensi keperawatan mempengaruhi etiologi dari
diagnosis keperawatan
28. Intervensi keperawatan yang telah dilaksanakan di
dokumentasikan dengan jelas meliputi jenis intervensi,
bagaimana intervensi dilakukan, seberapa sering dan siapa
yang mengerjakannya
D. Hasil (Outcomes Keperawatan)
29. Kesesuaian diagnosa dikaji setiap hari sesuai dengan
perubahan kondisi pasien
30. Diagnosis keperawatan ditulis kembali saat melakukan

20
pencatatan evaluasi
31. Perkembangan (SOAP) pasien didokumentasikan

32. Perkembangan pasien diobservasi berdasarkan kriteria hasil


yang telah dibuat
33. Catatan perkembangan pasien memperlihatkan perubahan
kondisi pasien, status pengetahuan pasien, strategi koping
pasien, kemampuan perawatan diri dan perbaikan status
fungsional
34. Terdapat keterkaitan antara kriteria hasil dan intervensi
kepearwatan
35. Kriteria hasil keperawatan dan diagnosis keperawatan saling
berhubungan
Total Skor

Nilai =

Keterangan : Kriteria Skor :


Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik Aspek yang dinilai ditemukan pada RM : nilai 1
Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup Aspek yang dinilai tidak ditemukan pada RM : nilai 0
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik

21
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG MARWAH 2C RSU HAJI SURABAYA

INSTRUMENT PENILAIAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN (INSTRUMEN A)


NO ASPEK YANG DINILAI KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
A. PENGKAJIA N
1. Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian
2. Data dikelompokkan (Bio, Psiko, Sosio, Spiritual)
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
B. DIAGNOSA
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES
3. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
C. PERENCANAAN
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan
2. Disusun menurut urutan prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan,
perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah
terinci dan jelas

22
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan
lain
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
D. TINDAKAN
1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
E. EVALUASI
1. Evaluasi mengacu pada tujuan
2. Hasil evaluasi dicatat
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
F. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang baku
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang telah
dilaksanakan
3. Pencatatn ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar
4. Setiap melakukan tindakan/kegiatan keperawatan mencantumkan
paraf/nama jelas, dan tanggal/jam dilakukannya tindakan
5. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE

23
Kriteria Skor :
Aspek yang dinilai ditemukan pada RM : nilai 1
Aspek yang dinilai tidak ditemukan pada RM : nilai 0
SUB TOTAL : Diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “1” yang ditemukan pada masing-masing kolom
TOTAL : Diisi dengan hasil penjumlahan SUB TOTAL

PROSENTASE =

Bila Skor < 56 % : Kriteria Kurang


Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik

Supervisor, Surabaya, Februari 2020


Kepala Ruangan
1. PP 1 : Lailatur Rohema
S.Kep / .......................................

2. PA 1 : Rizqi Indah L S.Kep


AF/.................................
Ach. Afif Juliani S.Kep

PA 2 : Moh. Fairus Saleh S.Kep


D/....................................

24
ROLEPLAY SUPERVISI

Pada hari ini Kepala Ruangan akan melakukan supervisi terhadap


tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Diruang keperawatan, karu
menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada perawat primer dan
perawat asosiasi.
Karu : selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
PP : sudah pak,
Karu : ya, pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yg akan
dilakukan besok. Jadi, tujuan untuk dilakukannya supervisi adalah
untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien kita.
PP : ow gitu bu, untuk sepervisi sendiri tindakan apa pak yang akan
dilakukan supervisi?
Karu : Pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan
pemberian obat IV yang akan dilakukan. Untuk pasien kita pada
hari ini adakah pasien yang akan dilakukan pemberian injeksi pada
pasien ?
PP : untuk hari ini, nanti jam 8 kita melakukan injeksi antibiotik
terhadap pasien bernama An.A, 6 tahun.
PA1 : baik ners Nila, akan segera saya persiapkan.
PP : ners ela tolong dibantu juga ya ??
PA2 : iya ners akan segera saya siapkan.
Karu : Baik, pada hari ini kita akan melakukan injeksi jam 8 jadi segera
menpunya 2 pasien yang akan dilakukan pemasangan infus. Jadi,
untuk format penilaian yang akan dilakukan pada supervisi pada
hari ini adalah. Nanti saya akan melakukan beberapa penilaian
terhadap tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan
memberikan penilaian terhadap beberapa insrumet tindakan seperti
teknik pemasangan infus yang benar. Muungkin ini ada beberapa
format/instrumen penilaian silahkan di baca dulu(menyerahkan
map kepada PP).
PP : iya pak (menerima map).
Karu : ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut??
PP : tidak ada pak,,

25
Karu : baik kalo begitu langsun aja kepada ners nila untuk melakukan
tindakan tersebut. Dan untuk semuanya Selamat bekerja.,

Di nurse stasion,
PP : ners afif, ners ela tolong bantu saya mempersiapkan peralatan
infus untuk pasien bernama An.A
PA1 & PA2 : iya ners nila
PA1 : mbak set sterilnya mana ya??
Panjaga ners station : ini mbak, sudah saya siapkan (sambil memberikan set
steril)
Karu : gimana perlengkapan untuk pemasangan infus?? Sudah lengkap??
PP : sudah pak,.
Karu : oke, kita pasien sekarang ya,.

Setelah itu karu, PP, PA1 dan PA2, ke ruangan anak,..


PP : selamat pagi bu, pak?
Ibu & Bapak Pasien 1 : ya pagi,.
PP : gimana de kabarnya???
Pasien1 : iyaaaa, sakit bu,
PP : sakitnya kenapa de,??
Pasien1 : lemas bu, sakit perut,..
PP : pak, kami akan memasang infus pada anak bapak, tujuannya agar
asupan cairan pada anak bapak. Gimana pak apa diperbolehkan??
Bapak Pasien1: ya, silahkan bu??
PP : ada yg ditanyakan sebelumnya pak???
Bapak Pasien1: tidak ada bu
PP : adek, kita pasang infusnya dulu ya??
Pasien1 : iya bu,..
PP : ners afif dan ela bisa dibantu untuk melakukan pemasangan
infus???
PA1 : Iya ners nila, saya akan lakukan pemasangan infusnya (sambil
membawa troli ke dekat pasien)
PA2 : adek kita pasng infusnya dulu ya,,
Pasien : sakit ga??
PA1 : enggak kok cuman kayak digigt semut,,
Pasien : tapi saya takut,,..
PA2 : gak pa2 adek kan anak pinter,, pasti nanti kalo udah dipasang
infusnya nanti adek bisa sehat lagi,...
PA1 : adek kalo udah gede pengen jdi apa??
Pasien : pengen jadi pilot,,.
PA2 : brarti adek udh pinter dong kalo dipasang infus,, gak usah taku
lagi ya de??

26
Pasien : iya dehh
Kemudian PA1&2 melakukan pemasangan infus kepada An.A
Setelah melakukan pemasangan infus,.
PP : bapak kami sudah memasangkan infus ke anak bapak, kami minta
izin untuk ke pasien selanjtnya pak,.
Ibu & Bapak Pasien : iya bu,,.
Karu : gimana pak sebelumnya ada yg ditanyakan???
Kakak pasien : adik saya kapan ya sembuhnya??
Karu : kita tunggu perkembangan anak bapak selanjutnya ya.,
Kakak pasien: : oww iya pak??
Paman pasien : de,, jangan nagis lagi ya udh slesai kok masang infusnya
Pasien : iya omm, huhuhuh
Karu : baik pak, bu,, kalo gitu kami kembali keruangan dulu ya,.. slamat
pagi
Keluarga : pagii

Diruangan karu,..

Karu : tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja


pemasangan infus pada hari ini,,. Untuk secara prosedur
pemasangan infus secara kesluruhan sudah baik, tapi tadi ada hal 2
yg perlu kita perhatikan bersama,.
PP : apa itu pak??
Karu : dalam pemasangan tadi kurangnya interksi kepada pasien jadi,
pasiennya tadi ada merasa sedikit agak takut,,. Sepertinya hal itu yg
perlu kita perhatikan, ,,. Baik apakah ada yg ingin di klarifikasi??
PP : iya pak, saya menyadari akan hal itu dan nanti akan kami
perbaiki..,
Karu : ya bagus sekali, interksi dan komunikasi dalam hal ini komusikasi
terputik sangat penting dilakukan apalagi pasien kita anak-anak dan
untuk semuanya sangat bagus sekali apa yg kalian lakukan pada
hari ini pertahankan terus,.. dan sepertinya hanya itu yang bisa saya
sampaikan., untuk kurang dan lebihnya mohon maaf,, saya tutup
perta muan ini, wasalammualaikum wr,wb
PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan
untuk hasil supervisi tersebut.

27
EVALUASI
A. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal, undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan
dilakukan supervisi serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam
kegiatan supervisi.
B. Evaluasi proses
Perawat primer, Perawat Asociate dan Kepala ruangan sudah melakaukan
tugas sesuai dengan perannya masing-masing sesuai alur yang telah di
tetapkan.
C. Evaluasi Hasil
1. Perawat primer mampu
melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai dengan prosedur,
namun masih ada data dokumentasi yang masih kurang tepat,
misalnya : untuk etiologi masih umum dan belum sesuai dengan data
atau keaadaan pasien.
2. Kepala ruang mampu
melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur, tetapi tidak
mendokumentasikan hasil supervisi, tidak memberikan penilaian dan
reward pada masing-masing PP.
3. Acara berjalan sesuai dengan
proposal rencana kegiatan.
4. Setiap mahasiswa bekerja
sesuai dengan tugas atau perannya masing-masing.

28

Anda mungkin juga menyukai