Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


2.2 Pembahasan
2.2.1 Nilai-Nilai Pancasila

Nilai-nilai Pancasila merupakan pegangan dasar bagi masyarakat Indonesia dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala keputusan, kebijakan, dan aktivitas yang dilakukan
baik oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Fungsi
Pancasila memang sekrusial itu karena pada dasarnya dia adalah rujukan dari segala aktivitas
kita sebagai bangsa dan negara.

Oleh karena itu, Pancasila memegang peranan yang penting sebagai inti dan jiwa dari
bangsa Indonesia. Jika Pancasila tidak ada, maka bangsa Indonesia akan kehilangan ruh dan
pedomannnya. Pancasila juga merupakan ideologi yang terbuka, artinya, dia dapat beradaptasi
dengan mudah di segala zaman. Adaptasi yang mudah ini disebabkan karena nilai-nilai yang
terkandung di Pancasila sangatlah umum dan menggambarkan pola kehidupan masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, seharusnya Pancasila tetap relevan sepanjang zaman.

Dikatakan mempunyai nilai, apabila berguna (nilai kegunaan), benar (nilai kebenaran/logis),
baik (nilai moral dan etis), dan nilai religius (nilai agama). Dengan demikian dapat pula
dibedakan nilai material (nilai kebendaan) dan nilai spiritual (nilai kerohanian). Jika dilihat dari
segi nilai dasarnya, Pancasila mengandung dua kelompok besar nilai yaitu nilai subjektif dan
nilai objektif. Selain itu, terdapat pula nilai-nilai yang terkandung di dalam lima sila Pancasila.1

Nilai objektif artinya adalah nilai-nilai yang secara universal diterima dan relevan dengan
kondisi social yang ada saat ini. Nilai-nilai objektif selalu dapat diterima di segala tempat
karena berlaku secara universal. Pancasila mengandung nilai universal yang selalu relevan di
segala tempat, seperti nilai kemanusiaan dan nilai keadilan sosial. Kedua nilai ini selalu revelan
dimanapun kita berada. Tidak ada negara atau bangsa yang secara sadar mengakui bahwa dia
tidak menyukai keadilan atau kemanusiaan.

Hal ini terjadi karena nilai-nilai diatas didasarkan pada hak asasi manusia yang universal.
Hak asasi manusia yang universal dianggap sebagai hak melekat tiap manusia atau god given
rights yang tidak dapat diganggu-gugat.

4
Berbeda dengan nilai objektif, nilai subjektif Pancasila meliputi nilai-nilai yang ada karena
pencetusnya menyukai ide tersebut. Nilai subjektif umumnya tidak berlaku secara universal,
namun sangat tergantung wilayah dimana nilai tersebut berlaku. Contohnya adalah nilai
kesopanan yang berbeda antara di negara Asia dengan negara Eropa.

Nilai yang ada pada Pancasila berasal dari kristalisasi falsafah kehidupan bangsa Indonesia
yang telah diobservasi dan dimusyawarahkan oleh para pendiri bangsa kita. Nilai seperti
ketuhanan diangkat kedalam Pancasila karena memang semenjak dahulu kala, masyarakat
Indonesia sangat religius dan menempatkan agama didalam kehidupannya sehari-hari.

Selain itu, nilai seperti permusyawaratan juga mewakili bangsa Indonesia yang senang
berdiskusi dan senantiasa ingin menghasilkan keputusan yang menguntungkan semua pihak.
Hal ini tidak dapat dilakukan dengan cara voting. Oleh karena itu, keputusan tingkat tinggi
yang krusial idealnya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan satu kesatuan yang
sistematis.2

2.2.2 Nilai-Nilai Pancasila Berdasarkan Simbol dalam Burung Garuda

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita tentu tidak hanya menghafal ke-lima sila
lambang negara kita, Pancasila. Kita juga ingin mengenal Pancasila lebih dalam, termasuk nilai
nilai Pancasila yang diwakili oleh lima gambar dalam burung Garuda.

Lambang negara Indonesia adalah seekor burung Garuda yang memegang semboyan
Bhinneka Tunggal Ika di kakinya. Bulu-bulu burung Garuda serta setiap simbol yang terdapat
pada dada burung Garuda mengandung arti yang dalam dan bermakna. Dengan menyelami dan
memahami setiap nilai Pancasila, menunjukkan bahwa kita menghormati lambang negara kita

Simbol pertama yang terletak tepat di tengah-tengah merupakan bintang berwarna emas.
Bintang ini mewakili prinsip yang pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Simbol kedua berada
di sebelah kanan bawah, berupa rantai emas yang melambangkan sila kedua, Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, diwakili oleh lambang pohon
beringin di sebelah kanan atas. Kemudian asas keempat negara Indonesia, yaitu Kerakyatan
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan,
dilambangkan oleh kepala banteng di bagian kiri atas. Lambang kapas dan padi di bagian kiri
bawah mewakili asas kelima Indonesia, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

5
Setiap simbol yang digunakan sebagai lambang negara kita tidak di piilih secara acak.
Lambang-lambang tersebut membawa arti yang sesuai bagi setiap nilai Pancasila yang
hendaknya kita pahami. Selain nilai-nilai yang terkandung dalam setiap lambang, Pancasila
juga memiliki nilai objektif atau nilai umum atau universal yang sangat relevan dengan
kehidupan sosial di negara Indonesia.

Salah satu nilai universal dari Pancasila adalah inti setiap silanya selalu ada di dalam
budaya, agama, kebiasaan, tradisi, serta adat yang dianut oleh masyarakat indonesia. Terdapat
kaitan yang erat antara sila-sila dalam Pancasila dengan kehidupan rakyat Indonesia.

a. Simbol Bintang Emas

Lambang pertama Pancasila yaitu bintang emas yang memiliki lima sudut dengan latar
belakang hitam. Bintang emas tersebut melukiskan bahwa rakyat Indonesia mengakui Tuhan
Yang Maha Esa adalah sumber cahaya yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia.
Lambang bintang emas tersebut juga dapat diartikan sebagai cahaya yang menerangi negara
Indonesia. Warna hitam di belakang bintang emas juga bukan tanpa arti. Warna tersebut
menunjukkan sebuah warna alam yang mengandung makna bahwa berkat dari Yang Maha
Kuasa merupakan sumber segala sesuatu.

Sila yang pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai yang sangat religius
atau bersifat rohani. Sila pertama ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia memiliki keyakinan
yang sangat besar dan dalam terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini juga menyiratkan
ketaqwaan masyarakat Indonesia kepada satu-satunya pencipta langit dan bumi.

Rakyat Indonesia sangatlah beragam. Terdapat banyak keyakinan dan agama yang dianut
oleh masyarakat Indonesia. Sila yang pertama ini, Ketuhanan Yang Maha Esa, diharapkan
dapat mempersatukan rakyat Indonesia tanpa memandang agama yang berbeda-beda. Asas ini
menjadi yang pertama dan paling utama agar umat Indonesia tidak akan pernah melupakan
prinsip penting ini.

Dengan adanya sila yang pertama ini, rakyat Indonesia akan senantiasa diingatkan untuk
menghormati semua penganut kepercayaan dan pemeluk agama yang berbeda. Prinsip ini juga
mampu memberikan kebebasan untuk beribadah bagi semua rakyat Indonesia, sesuai dengan
agama yang dipeluknya. Asas ini juga mengingatkan kita untuk tidak memaksakan
kepercayaan dan agama kepada orang lain.

6
b. Simbol Rantai Emas

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah sila kedua Pancasila yang digambarkan
dengan rantai emas. Jika kita cermati lebih dekat, rantai emas ini memiliki dua mata rantai yang
berbeda, yaitu persegi dan lingkaran yang berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah
lingkaran lonjong. Mata rantai yang berbentuk persegi dalam lambang ini menggambarkan
pria-pria Indonesia.

Sedangkan mata rantai berbentuk lingkaran dalam lambang rantai emas ini
menggambarkan para wanita Indonesia. Rantai dengan dua mata rantai yang berbeda ini
melambangkan hubungan sesama manusia di Indonesia. Para wanita dan pria di Indonesia
berhak mendapatkan kesetaraan hak, wajib untuk bahu membahu, saling membantu, serta
bersatu padu.

Sila kedua yang digambarkan dengan gambar rantai tersebut mengandung nilai
humanitarian atau moral kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang digambarkan oleh sila kedua
Pancasila ini hanya akan tercapai jika setiap rakyat Indonesia mempertunjukkan perbuatan dan
tindakan yang senantiasa menjaga martabat dari rakyat Indonesia yang lainnya.

Bentuk sifat kemanusiaan lain yang juga dilambangkan oleh rantai juga merupakan
perilaku adil yang berhak diterima oleh setiap rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia yang
mengamalkan nilai sila kedua Pancasila ini akan selalu menghargai dan menghormati sesama
manusia. Kesetaraan juga diwakili oleh lambang kedua dari Pancasila ini, yaitu kesetaraan hak
bagi semua rakyat Indonesia.

Dua mata rantai yang berbeda, yakni persegi dan lingkaran, menyatakan bahwa baik pria
dan wanita di Indonesia dipandang setara. Mereka mendapatkan hak yang sama, baik dalam
memperoleh pendidikan maupun pekerjaan. Hal ini mengingatkan kita pada perjuangan salah
satu pahlawan wanita di Indonesia, R. A. Kartini yang berjuang keras demi mendapatkan
kesetaraan hak.

c. Simbol Pohon Beringin

Lambang Persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga adalah pohon beringin berlatar
belakang putih. Kita semua tahu bahwa pohon beringin adalah sebuah pohon yang berukuran
besar. Pohon beringin dalam lambang ini menggambarkan Bangsa Indonesia yang besar yang
merupakan tempat berteduh untuk semua rakyat Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki
akar tunjang.

7
Akar tunjang adalah akar tunggal yang panjang dan tumbuh begitu dalam di bawah tanah.
Akar pohon beringin ini mencerminkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang begitu
dalam dan kuat. Disamping itu, pohon beringin mempunyai banyak akar yang menggantung
dari ranting-rantingnya. Akar-akar tersebut menggambarkan negara kita sebagai negara
kesatuan. Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, agama,
serta suku yang berbeda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Akar-akar yang
bergantungan di pohon beringin dengan tepat menggambarkan negara kesatuan kita.

Simbol pohon beringin tersebut berarti bahwa semua warga Indonesia akan senantiasa
bertindak dan berbuat baik tanpa berniat memecah belah persatuan bangsa ini, dimanapun
mereka berada. Persatuan Indonesia juga memiliki nilai tersirat. Nilai tersebut menuntut
pengakuan akan keanekaragaman dan perbedaan agama, adat, bahasa, dan suku sehingga
Indonesia tetap bersatu.

Seorang warga negara yang baik dan menghormati sila ketiga ini adalah seseorang yang
bersedia mengenal perbedaan, rela berkorban untuk bangsa Indonesia, mencintai tanah air serta
produk-produk yang diciptakan oleh Indonesia. Tanpa prinsip ketiga ini, mempersatukan
seluruh warga Indonesia yang tersebar di ribuan pulau akan sangat sulit untuk dilakukan.

d. Simbol Kepala Banteng

Sila keempat Pancasila diwakili oleh sebuah gambar kepala banteng berwarna hitam putih
dengan latar belakang warna merah. Lambang ini merupakan simbol dari asas yang berbunyi
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Banteng merupakan binatang sosial. Banteng juga sangat kuat dan terbiasa hidup
berkumpul atau berkelompok. Binatang ini dengan sempurna mencerminkan kehidupan
masyarakat Indonesia dalam bermusyawarah. Untuk dapat hidup bermusyawarah, rakyat
Indonesia tentunya perlu berkumpul sehingga dapat mendiskusikan berbagai hal hingga
mengambil keputusan yang disepakati bersama.

Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Prinsip yang terkandung dalam sila keempat
Pancasila serta lambang kepala banteng dengan tepat mencerminkan negara Indonesia. Sila
keempat tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan pemerintahan Indonesia berada dalam
genggaman tangan rakyat. Kedaulatan rakyat sangat diakui di negara demokrasi ini.

Semua keputusan negara terutama yang memengaruhi kehidupan banyak warga Indonesia
akan diambil dengan cara demokratis atau yang biasa kita sebut dengan musyawarah mufakat.

8
Seorang warga negara Indonesia yang menyelesaikan sebuah masalah tanpa menggunakan
kekerasan melainkan melalui musyawarah dan mendahulukan kepentingan rakyat telah
mengamalkan nilai ini.

Selain itu, warga negara Indonesia yang dapat menghormati pendapat yang diberikan oleh
orang lain, dan tidak memaksakan pendapatnya sendiri juga merupakan warga negara yang
telah memegang teguh demokrasi serta kerakyatan. Tidaklah sulit untuk mengamalkan nilai
Pancasila ini dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa memulainya dari keluarga kita.

Sebagai warga negara yang menghormati nilai keempat Pancasila, kita tidak akan
memperdebatkan pendapat kita. Kita akan mengutarakan apa yang kita pikirkan dan bekerja
sama dengan anggota keluarga atau anggota kelompok kita dalam mencari pemecahan masalah
yang terbaik bagi seluruh anggota. Itulah nilai penting dari sila keempat yang dilambangkan
oleh kepala banteng ini.

e. Simbol Padi dan Kapas

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan sila terakhir dalam Pancasila.
Sila ini diwakili oleh gambar kapas berwarna hijau dan padi berwarna kuning serta latar
belakang putih. Seperti halnya keempat lambang lain, lambang ini juga memiliki makna yang
dalam dan nilai yang luhur.

Kapas dan padi menggambarkan kebutuhan pokok seluruh masyarakat Indonesia. Kapas
disini merupakan simbol dari pakaian atau sandang yang tentunya dibutuhkan oleh setiap
penduduk Indonesia. Padi mencerminkan makanan pokok. Tidak seorang pun penduduk
Indonesia yang tidak membutuhkan makanan serta pakaian, tidak peduli apa kedudukan
maupun statusnya. Kedua gambar dalam lambang kelima Pancasila ini melukiskan persamaan
sosial. Ini berarti tidak ada kesenjangan dan perbedaan ekonomi maupun sosial antara satu
warga Indonesia dengan yang lain. Di samping itu, keadilan sosial tidak hanya mencakup aspek
ekonomi melainkan aspek lain dalam kehidupan seperti kebudayaan serta politik.

Seseorang yang bersikap adil tidak hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga terhadap
orang lain adalah orang yang telah mengamalkan prinsip kelima ini. Mereka yang menunaikan
kewajiban mereka sebelum meminta hak-hak mereka juga telah menerapkan prinsip ini dalam
kehidupan mereka. Jika Anda bekerja keras serta menghargai kerja keras individu lain, Anda
telah menerapkan asas ini.

9
Perilaku lain yang menunjukkan bahwa seseorang memahami dan menerapkan prinsip
kelima ini adalah perilaku hemat. Mereka yang mengutamakan pemerataan sebaliknya
daripada pertumbuhan juga adalah warga Indonesia yang menaati asas kelima ini. Juga,
pemerintahan yang mendistribusikan kekayaan kepada rakyat Indonesia dengan adil adalah
pelaku asas kelima Pancasila ini. Pemerintah Indonesia juga mempertunjukkan bahwa mereka
memahami serta menaati prinsip ini dengan menghindari semua perbuatan yang dapat
menciptakan kesenjangan sosial.

2.2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dan Penerapan Nilai Sila Pertama Pancasila

Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas


dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila
diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama
diharapkan dapat memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial.
Sebagai negara yang dihuni oleh penduduk dengan multiagama dan multikeyakinan, negara
Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang sama, melindungi terhadap semua agama
dan keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang dipandu oleh nilai-nilai agama.3
Yaitu sebagai berikut:

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

10
Demikianlah kiranya nilai-nilai etis yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa
yang dengan sendirinya sila pertama tersebut mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya.4

2.2.4 Nilai-Nilai yang Terkandung dan Penerapan Nilai Sila Kedua Pancasila

Sila ke-2 dilambangkan engan gambar rantai. Gambar rantai yang disusun atas gelang-
gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu. Rantai
yang terdapat pada sila kedua ini terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran
yang saling terkait membentuk lingkaran. Rantai segi empat melambangkan laki-laki dan
lingkaran melambangkan perempuan.

Nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan
sifat-sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap pentingsebagai fundamental etika-politik
kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada
persaudaraan dunia yang dikembangkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.5
Perkataan kemanusiaan berasal dari kata manusia, yakni makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, yang memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi ini manusia menempati
kedudukan dan martabat yang tinggi. Dengan akal budinya manusia menjadi berbudaya dan
dengan nuraninya manusia menyadarin akan nilai-nilai dan norma-norma.

Kata adil mengandung makna bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran
norma-norma yang objektif dan tidak subjektif, sehingga tidak sewenang-wenang. Kata
beradab berasal dari kata adab, artinya berbudaya. Beradab dapat ditafsirkan sebagai
berdasarkan atas nilai-nilai kesusilaan atau moralitas khususnya, dan kebudayaan pada
umumnya.

Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung pengertian adanya kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya
dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya.

Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia,tanpa memandang ras,


keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal. Maka dari itu perlakukan manusia terhadap
sesamanya harus sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan fitrahnya, bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia harus hormat terhadap sesamanya, tidak
memandang rendah atau merendahkan. Dengan demikian, sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta
mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya.6

11
Secara umum nilai-nilai dalam sila kedua dapat dilihat dalam poin-poin berikut :

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

2.2.5 Nilai-Nilai yang Terkandung dan Penerapan Nilai Sila Ketiga Pancasila

Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan
sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara
mengatasi segala paham golongan,etnis,suku,ras,induvidu maupun golongan agama.
Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh
warganya.7

Nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan
yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Indonesia memiliki
prinsip dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja dapat mempertemukan kemajemukan
masyarakat dalam kebaruan komunitas politik bersama, melainkan juga mampu memberi
kemungkinan bagi keragaman komunitas untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan
kesejarahan masing-masing. 8

Secara umum, nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima dapat dilihat dalam poin-poin
berikut :

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

12
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

2.2.6 Nilai-Nilai yang Terkandung dan Penerapan Nilai Sila Keempat Pancasila

Kerakyatan dalam sila keempat mengandung pengertian penyelenggaraan negara harus


sesuai hakikat rakyat. Penyelenggaraan negara harus ditujukan kepada rakyat untuk
kepentingan dan keperluan rakyat. Kerakyatan dilambangkan dengan kepala banteng yang
menggambarkan kekuatan rakyat. Suara rakyat adalah suara yang tidak dapat direkayasa.

Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu dalam
aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarah-mufakat, keputusan tidak didikte oleh golongan
mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan pengusaha, tetapi dipimpin oleh
hikmat/kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas deliberatif dan kearifan setiap
warga tanpa pandang bulu.9

Adapun nilai luhur yang tecermin dalam sila keempat sebagai berikut :

1) Kedaulatan negara berada di tangan rakyat. Pemimpin kerakyatan adalah hikmat


kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.
2) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
3) Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.

Lebih jelasnya, dapat dilihat dalam poin-poin berikut :

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

13
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

Penyelenggaraan pemerintahan negara berdasarkan nilai-nilai sila keempat Pancasila


sebagai berikut :

1) Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 mengatur bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
2) Pasal 22E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 mengatur bahwa pemilihan umum
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun
sekali
2.2.7 Nilai-Nilai yang Terkandung dan Penerapan Nilai Sila Kelima Pancasila

Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan maksmur secara
lahiriah dan batiniah. nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan
sosial. Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk sosial,
juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.10 Secara
umum dapat dilihat dalam poin poin berikut :

1. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hukum, ekonomi,
kebudayaan, dan sosial.
2. Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas.

14
3. Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat
Indonesia.
4. Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana dan kerja keras.
5. Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasan kepada sesama.
6. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
7. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
8. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
9. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
10. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
11. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
12. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
13. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
14. Suka bekerja keras
15. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
16. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-5, antara lain :

 Memajukan perbutan yang luhur


 Bersikap adil terhadap sesama manusia
 Menjujung tinggi nilai kebenaran dan keadilan
 Berani bertanggung jawab atas semua perbuatan yang telah dilakukan
 Membiasakan hidup sederhana, hemat, guna menciptakan keseimbangan kehidupan

15

Anda mungkin juga menyukai