MAKALAH
Yang Dibina Oleh Dr. H. Sueb, M.Kes. dan Bagus Priambodo, S.Si, M.Si
Disusun oleh:
JURUSAN BIOLOGI
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ..............................................................................................1
Latar Belakang ..............................................................................................1
Rumusan Masalah .........................................................................................2
Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
II. KAJIAN PUSTAKA .........................................................................................3
Ekologi dan Ilmu Lingkungan .......................................................................3
Ruang Lingkup Ekologi ................................................................................4
Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem.....................................................6
Pengertian Berkelanjutan(Sustainability) ......................................................8
Prinsip Lingkungan Berkelanjutan ................................................................8
ABSTRAK
A.I.Hafikhi1,A.A.Putri2,A.S.Fadhilah3,S.Z.Aliyah4,Sueb5,B.Priambodo6
Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang1,2,3,4,5,6
Corresponding Author : sueb.fmipa@um.ac.id
Kata kunci: ekologi, ilmu lingkungan, abiotik, biotik, siklus materi, aliran energi, dan
prinsip berkelanjutan.
iii
PENDAHULUAN
1
untuk kehidupan yang sehat dan produktif, terutama di daerah dengan kemiskinan
ekstrim. [4].
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengkaji ekologi sebagai dasar ilmu
lingkungan, komponen ekologi yang meliputi faktor biotik dan abiotik, siklus
materi, aliran energi, dan prinsip berkelanjutan.
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji konsep ekologi.
2. Untuk mengkaji konsep prinsip pembangunan berkelanjutan.
3. Untuk mengkaji solusi berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan.
KAJIAN PUSTAKA
3
Berdasarkan pengertian ekologi diatas dapat disimpulkan bahwa ekologii
merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan
makhluk tak hidup. Ekologi disebut juga ilmu dasar lingkungan karena ekologi
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya
dengan komponen disekitarnya.
ekosistem sebagai setiap unit yang mencakup semua organisme (komunitas) di area
tertentu yang saling berinteraksi dengan lingkungannya sehingga terjadi aliran
energi di dalamnya. Dalam pengertiannya secara eksplisit dapat dikatakan bahwa
aliran energi memegang peranan penting dalam suatu sistem ekosistem dimana
aliran energi sebagai pengendali dalam ekosistem.[8]
Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungna timbal balik
antara makhluk idup dengan lingkungannya [9]. Tingkatan organisasi ini dikatakan
suatu sitem karena memiliki komponen ynag saling berhubungan secara timbal
balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan serta jaring
makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi.[9]
5. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling
kompleks dalam ekologi.
Berdasarkan definisi diatas, suatu sistem ekologi ynag terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dibentuk oleh
3 hal penting yaitu faktor abiotik, faktor biotik, dan hubungan atau interaksi antara
keduanya.
5
manusia yang dapat bertahan dalam jangka panjang. Tentu saja, baik sistem
ekologi maupun institusi manusia tidak dapat berlanjut selamanya. Namun, kita
dapat bekerja untuk melindungi aspek terbaik dari kedua bidang dan untuk
mendorong ketahanan dan kemampuan beradaptasi dalam keduanya. Direktur
Organisasi Kesehatan Dunia Gro Harlem Brundtland telah mendefinisikan
pembangunan berkelanjutan sebagai "memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri." Dalam istilah ini, pembangunan berarti memperbaiki kehidupan
masyarakat. Pembangunan berkelanjutan, berarti kemajuan dalam kesejahteraan
manusia sehingga kita dapat memperpanjang atau memperpanjang banyak
generasi, bukan hanya beberapa tahun [4].
Lingkungan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai kondisi
keseimbangan, ketahanan, dan keterkaitan yang memungkinkan masyarakat
manusia memenuhi kebutuhannya sementara tidak melebihi kapasitas ekosistem
pendukungnya untuk terus meregenerasi layanan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maupun tindakan kita yang mengurangi keanekaragaman
hayati[2]. Tujuan utama upaya pengembangan definisi lingkungan berkelanjutan
adalah untuk membantu profesional lingkungan dan pihak lain
mengoperasionalkan sebagian konsep pembangunan berkelanjutan sebagaimana
tercantum dalam masa depan kita bersama.
7
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ekologi
Menurut kelompok kami dalam ekologi mengkaji lebih spesifik mengenai
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya baik lingkungan hidup
(biotik) dan tak hidup (abiotik). Dalam interaksi tersebut juga terjadi aliran energi
dan siklus materi. Pandangan kami sesuai dengan padangan [6] bahwa para
ilmuwan mengklasifikasikan materi yang terkait dengan ekologi ke dalam tingkat
organisasi dari atom ke biosfer ahli ekologi fokus pada organisme, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Struktur ekosistem yaitu abiotik dan biotik.
Dalam ekosistem terdapat proses yang disebut aliran energi dan siklus materi.
Aliran energi
Menurut kelompok kami dalam suatu ekosistem terjadi pemindahan energi
mulai dari matahari, produsen, konsumen, sampai dekomposer. Pendapat
kelompok kami dikuatkan dengan pendapat [12] yaitu energi kimia yang tersimpan
sebagai nutrisi dalam tubuh dan limbah organisme mengalir melalui ekosistem dari
satu tingkat trofik ke tingkat yang lain. Misalnya, tanaman menggunakan energi
matahari untuk menyimpan energi kimia dalam daun. Seekor ulat makan daunnya,
seorang robin memakan ulat itu, dan seekor elang makan ayam itu. Pengurai
dekomposer dan detritus memakan sisa daun, ulat, robin, dan elang setelah mereka
mati dan mengembalikan nutrisi mereka ke tanah untuk digunakan kembali oleh
produsen. Terdapat dua jenis aliran energi yaitu rantai makanan dan jaring
makanan.
a. Rantai makanan
Banyak hewan memakan sejumlah spesies dan generalis atau omnivora yang
berbeda seperti manusia, beruang, dan tikus dapat makan tanaman dan hewan di
beberapa tingkat trofik yang berbeda. Akibatnya, banyak rantai makanan saling
silang dan saling terkait untuk membentuk sistem kompleks yang disebut jaring
makanan [6]
Siklus materi
Masyarakat sekitar sering menyebut siklus materi adalah siklus kimia
karena pada siklus materi terdapat unsur kimia yang berperan seperti air, nitrogen,
karbon, dan fosfor. Opini tersebut sesuai dengan pandangan [6] bahwa Siklus
9
materi didorong secara langsung atau tidak langsung oleh energi matahari dan
gravitasi yang masuk, meliputi siklus hidrologi (air), karbon, oksigen, nitrogen,
fosfor, dan belerang.
Siklus karbon dan oksigen
Siklus air
Siklus nitrogen
Siklus nitrogen terdiri dari beberapa langkah utama. Dalam fiksasi nitrogen,
bakteri khusus di tanah dan alga bluegreen (cyanobacteria) di lingkungan perairan
menggabungkan gas N2 dengan hidrogen untuk membuat amonia (NH3). Bakteri
menggunakan beberapa amonia yang mereka hasilkan sebagai nutrisi dan buang
sisanya ke tanah atau air. Beberapa amonia diubah menjadi ion amonium (NH4+)
yang bisa dijadikan nutrisi oleh tanaman. [12]
Amonia yang tidak dikonsumsi oleh tanaman bisa mengalami nitrifikasi.
Dalam proses ini, bakteri tanah khusus mengubah sebagian besar NH3 dan NH4 +
di dalam tanah menjadi ion nitrat (NO3-), yang mudah diambil oleh akar tanaman.
Tanaman kemudian menggunakan bentuk nitrogen ini untuk menghasilkan
berbagai asam amino, protein, asam nukleat, dan vitamin. Hewan yang makan
tanaman akhirnya mengkonsumsi senyawa yang mengandung nitrogen ini, seperti
halnya pengumpan detritus, dan pengurai. [6]
11
Siklus fosfor
fosfor adalah komponen molekul penting secara biologis seperti asam
nukleat dan molekul pengalihan energi seperti ADP dan ATP. Ini juga merupakan
komponen utama tulang dan gigi vertebrata. Fosfat dapat hilang dari siklus dalam
waktu lama saat mengalir dari darat ke sungai dan dibawa ke laut. Di sana dapat
diendapkan sebagai endapan laut dan tetap terjebak selama jutaan tahun. Suatu
hari, proses geologi dapat mengangkat dan mengekspos endapan dasar laut ini, dari
mana fosfat dapat terkikis untuk memulai siklus kembali [6]
Siklus sulfur
Sulfur bersirkulasi melalui biosfer dalam siklus sulfur, ditunjukkan pada
Gambar 3-16. Sebagian besar belerang di bumi disimpan di bawah tanah di
bebatuan dan mineral, termasuk garam sulfat (SO42-) yang terkubur jauh di bawah
endapan laut. Sulfur juga memasuki atmosfer dari beberapa sumber alami.
Hidrogen sulfida (H2S) - gas yang tidak berwarna dan beracun dengan bau telur
busuk - dilepaskan dari gunung berapi aktif dan dari bahan organik yang dipecah
oleh pengurai anaerobik di rawa banjir, rawa, dan pasang surut. Sulfur dioksida
(SO2), gas yang tidak berwarna dan menyengat, juga berasal dari gunung berapi
[6].
13
ekosistem yang rusak (menggunakan ekologi restorasi), dan berbagi dengan
spesies lain di luar negeri yang kami dominasikan (menggunakan ekologi
rekonsiliasi).
Mempertahankan perikanan laut akan memerlukan pemantauan populasi ikan
dan kerang yang lebih baik, pengelolaan perikanan kooperatif di antara
masyarakat dan negara, pengurangan subsidi perikanan, dan pilihan konsumen
yang cermat di pasar makanan laut. Mempertahankan keanekaragaman hayati
perairan dunia memerlukan pemetaannya, melindungi titik api air,
menciptakan cadangan laut yang besar dan terlindungi sepenuhnya,
melindungi ekosistem air tawar, dan melakukan pemulihan ekologi lahan
basah pesisir dan darat yang terdegradasi [6].
2) Masalah perkotaan dan urbanisasi
Urbanisasi terus meningkat dengan mantap dan jumlah dan ukuran daerah
perkotaan berkembang pesat, terutama di negara-negara kurang berkembang.
Sebagian besar kota tidak dapat dipertahankan karena penggunaan sumber
daya, limbah, polusi, dan kemiskinan yang tinggi. Perencanaan penggunaan
lahan perkotaan memperlambat degradasi udara, air, lahan, keanekaragaman
hayati, dan sumber daya alam lainnya yang dihasilkan. pertumbuhan pintar
atau alat urbanisme baru mencegah dan mengendalikan pertumbuhan dan
gletser perkotaan. Konsep ecocity [6]:
a. Gunakan sumber energi terbarukan dan sumber energi terbarukan lainnya
b. Desain bangunan harus dipanaskan dan didinginkan sebanyak mungkin
dengan cara alami.
c. Membangun dan dan mendesain ulang kota untuk orang-orang, bukan
untuk mobil.
d. Gunakan energi dan sumber daya materi dengan efisien.
e. Mencegah polusi dan mengurangi limbah.
f. Menggunakan kembali, mendaur ulang, dan kompos 60- 85% dari semua
limbah padat kota.
g. Melindungi dan mendorong keanekaragaman hayati dengan melestarikan
lahan yang belum dikembangkan dan melindungi dan memulihkan sistem
alam dan lahan basah di dalam dan di sekitar kota.
h. Mempromosikan kebun kota, pasar petani, dan pertanian yang didukung
masyarakat.
i. Gunakan zonasi dan alat lainnya untuk menjaga agar kota tetap terjaga di
tingkat lingkungan yang berkelanjutan.
3) Solusi berkelanjutan untuk energi
Menurut kelompok kami teknologi pada masa sekarang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi energi. Kita memiliki berbagai
teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi operasi industri, kendaraan
bermotor, peralatan, dan bangunan dengan tajam [6]. kita dapat membuat
transisi ke masa depan energi yang lebih berkelanjutan dengan:
a. Sangat meningkatkan efisiensi energi,
b. Menggunakan campuran sumber energi terbarukan, termasuk biaya
lingkungan dari sumber energi dalam harga pasar mereka.
c. Energi terbarukan (non-fosil) meliputi: energi matahari, pasang surut,
angin, panas bumi, pembangkit listrik tenaga air dan biofuel: masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
4) Solusi berkelanjutan untuk limbah
Menurut kelompok kami cara yang paling efektif untuk mengatsi
limbah adalah dengan mendaur ulang limbah tersebut menjadi barang yang
dapat dimanfaatkan kembali. Pendapat kami menggunakan kembali barang
mengurangi konsumsi bahan dan sumber energi, dan mengurangi polusi dan
degradasi modal alami; daur ulang melakukannya sampai tingkat yang lebih
rendah sesuai dengan [6] . Pendekatan berkelanjutan terhadap limbah
berbahaya adalah yang pertama menghasilkan lebih sedikit, kemudian
mengubahnya menjadi bahan yang kurang berbahaya, dan akhirnya dengan
aman menyimpan apa yang tersisa
15
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Ekologi atau disebut juga ilmu dasar lingkunganmerupakan ilmu yang
mengkaji lebih spesifik mengenai interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya baik lingkungan hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang
didalamnya terdapat aliran energi dan siklus materi.
2. Pembangunan berkelanjutan agar bisa mengatasi berbagai permasalahan
lingkungan harus memiliki prinsip dasar berkelanjutan.
3. Solusi untuk mengatasi masalah lingkungan dapat berupa solusi untuk limbah,
solusi untuk energi, solusi keanekaragaman hayati, dan solusi untuk
perkotaan.
4.2 Saran
Sebaiknya pengetahuan dalam wawasan lingkungan juga perlu disampaikan
kepada masyarakat agar mereka ikut dalam menjaga alam agar tetap lestari. Selian
itu, mereka juga dapat sadar dan dan mecintai alamnya sendiri serta tidak merusak
untuk kepetingan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Winarno, R. 1992. Ekologi Sebagai Dasar untuk Memahami Tatanan dalam
Lingkungan Hidup. Pidato pengukuhan guru besar. Malang : FMIPA UM.
[2]Morelli, J. 2011. Environmental Sustainability: A Definition for Environmental
Professionals. Journal of Environmental Sustainability.vol 1.
[3]Khan, Z. A. 2013. Global Environmental Issues and its Remedies. Journal of
Sustainable Energy and Environment. Vol 1, No 8.
[4]Cunningham, W. P., dan Cunningham, M. A. 2013. Principles Of Environmental
Science: Inquiry & Applications, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill.
[5].Buckhori, D. (2017). Definisi Ekologi. Retrieved from Ipb.ac.id:
http://damayanti.staff.ipb.ac.id/files/2012/09/Pendahuluan.pdf
[6]Spoolman, S. E., dan Miller, G. T. 2009. Living in the Environment: Concepts,
Connections, and Solutions. Sixteenth Edition. Canada: Brooks/Cole.
[7]Sutherland, W. J., Freckleton, R. P., Godfray, H. C. J., Belssinger, S. R., Benton, T.,
Cameron, D. D., Carmel, Y., Coomes, D. A., Coulson, T., Emmerson, M. C.,
Halls, R. S., Hays, G. C., Hodgson, D. J., Hutching, M. J., Johnson, D., Jones, J.
P. G., Keeling, M. J., Kokko, H., Kunin, W. E., Lambin, X., Lewis, O. T.,
Malhl, Y. Mleszkowska, N. Gulland, J. M., Norris, K., Phillmore, A. B., Purves,
D. W., Reld, J. M., Reuman, D. C., Thompson, K., Travis, J. M. J., Turnbull, L.
A., Wardle, D. A., & Wlegand, T. 2013. Identification of 100 Fundamental
Ecological Questions. Journal of Ecology. Vol 101, 58-67.
[8]Odum, E. (1971). Fundamental of Ecology.Philadelphia: W.B. Saunders
Company.Resosudarmo, RS.; K. Kartikawinata ; A.Soegiarto. (1992). Pengantar
Ekologi. Bandung:Remaja Rosdakarya.
[9]Soemarwoto, O. (1983). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan . Jakarta:
Djambatan.
[10]Soerjani.M.Modul Ekologi Manusia dan Alam Semesta.(online).
http://repository.ut.ac.id/4305/1/BIOL4215-M1.pdf diakses pada 5 Februari 2020 pukul
05.04.
[11]Daly, H. E. (1990). Toward some operational principles of sustainable
development. EcologicalEconomic 2, 1-6.
[12]Spoolman, S. E., dan Miller, G. T. 2010. Environmental Science. Thirtheenth
Edition. Canada : Brooks/Cole.
17