Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Pemuliaan Tumbuhan dan Hewan”

Di susun untuk memenuhi salah satu Tugas Kelompok Mata Kuliah : Konsep
Dasar IPA 2

Dosen Pengampuh Mata Kuliah: Dr.Sudarto,S.Pd,M.Pd

Oleh :

KELOMPOK III

Andi Halvina (1847240018)


Sri Hasriani (1847240023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-
Nya, dan kemudahannya kepada penulis, sehingga makalah Konsep Dasar IPA 2
mengenai pemuliaan tumbuhan dan hewan ini dapat di selesaikan pada waktu
yang telah di tentukan.
Adapun makalah Konsep Dasar IPA 2 mengenai pemuliaan tumbuhan dan
hewan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca guna memperbaiki makalah makalah Pendidikan
Seni dan kerajinan.

Akhirnya penulis berharap semoga dari makalah Konsep Dasar IPA 2


mengenai pemuliaan tumbuhan dan hewan ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan pengetahuan baru terhadap penulis dan
pembaca.

Watampone,

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemuliaan 2
B. Pemuliaan Tumbuhan 2
C. Pemuliaan Hewan 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 13
B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemuliaan tanaman dan hewan sangatlah bermanfaat bagi masyarakat yang
menggeluti dunia peternakan dan tanaman, maka kami sangat mengharapkan
agar terselesainya makalah ini tidak hanya menguntungkan diri kami sendiri
dengan mendapatkan nilai, akan tapi juga dapat memberikan manfaat yang besar
bagi setiap pembacanya, naik yang bergerak dalam bidang peternakan ataupun
tanaman, bahkan orang-orang yang baru ingin menggaluti kegiatan ini.
Kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang
sengaja dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman
telah dilakukan orang sejak dimulainya domestikasi tanaman, namun dilakukan
tanpa dasar ilmu yang jelas. Sisa-sisa biji-bijian dari situs-situs peninggalan
arkeologi membantu menyingkap masa prasejarah pemuliaan tanaman. Catatan-
catatan pertama dalam jumlah besar mengenai berbagai jenis tanaman diperoleh
dari karya penulis-penulis Romawi, terutama Plinius.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemuliaan?
2. Apa yang dimaksud dengan pemuliaan tumbuhan?
3. Apa yang dimaksud dengan pemuliaan hewan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pemuliaan
2. Untuk mengetahui tentang pemuliaan tumbuhan
3. Untuk mengetahui tentang pemuliaan hewan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemuliaan
Pemuliaan atau dalam bahasa inggrisnya breeding, merupakan
kegiatan manusia dalam memelihara tumbuhan atau hewan untuk menjaga
kemurniaan galur atau ras serta memperbaiki produksi atau kualitasnya.
Sejak abat ke 20, pemuliaan telah menerapkan banyak prinsip dan metode
genetika serta ilmu-ilmu turunannya.
Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha genetik tanaman, baik individu
maupun secara bersama-sama(populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan
tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, yaitu
kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga
kemurnian. Pemuliaan tidak sama dengan penangkaran. Dalam
penangkaran, kegiatan dilakukan untuk menghasilkan keturunan tanpa
usaha memperbaiki populasi. Penangkaran dilakukan dengan tujuan
menjaga kemurnian suatu galur, ras, atau serta dalam menjaga kelestarian
populasi hewan dan tumbuhan yang terancam punah dialam liar. Pada
kenyataannya, kegiatan penangkaran hanyalah bagian dari pemuliaan.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu
genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.

B. Pemuliaan Tumbuhan
Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran
tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan
menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah
sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan
berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang
lebih bermanfaat. Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan
pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling
menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks

2
seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu
memperbaiki keturunan tanaman demi keselamatan manusia.
Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai
cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena
sifat multidisiplinernya. Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia
tanaman. Karena pengetahuannya, seorang pemulia tanaman biasanya juga
menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok seorang pemulia tanaman
adalah merakit kultivar yang lebih baik : memiliki ciri-ciri yang khas dan
lebih bermanfaat bagi penanamnya. Aplikasi kultivar unggul padi dan
gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau,
suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk
menggenjot produksi pangan dunia, khususnya gandum roti, jagung,
dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan tanaman
merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal/hulu
dari keseluruhan mata rantai industri pertanian. Pemuliaan adalah usaha
memperoleh bibit unggul dengan merakit keanekaragaman genetik
(plasma nutfah) organisme.
Organisme yang dikategorikan bibit unggul bercirikan:
1. Masa pertumbuhan pendek (cepat menghasilkan)
2. Tahan hama dan penyakit
3. Produksi tinggi dan rasanya enak
4. Adaptif terhadap kondisi lingkungan
5. Masa produksi lama
Usaha yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit unggul sebagai
berikut
1. Seleksi Massa
Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi
individu (dalampemuliaan hewan) adalah salah satu metode
seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik
pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga
merupakan yang paling sederhana dan banyak pemulia hanya

3
mengandalkan nalurinya dalam menjalankan metode ini, meskipun
dasar ilmiah untuk pelaksanaannya sudah tersedia.
Dalam praktik sehari-hari, pemulia mengamati
penampilan fenotipe setiap individudalam suatu populasi lalu
memilih individu yang akan dipelihara keturunannya kelak. Praktik
yang demikian juga disebut seleksi massa positif. Seleksi massa
negatif (disebut juga roguing) juga dapat dilakukan, terutama
untuk memelihara kemurnian sifat suatu populasi: individu-
individu yang menyimpang dari penampilan normal dibuang.
Kalangan pemuliaan tanaman menamakan seleksi
massa karena biasanya cara seleksi ini dilakukan terhadap ukuran
populasi yang besar dalam pertanaman di ladang. Pemuliaan hewan
mengistilahkan sebagai seleksi individu karena seleksi didasarkan
atas dasar penampilan individu, bukan kerabat dari individu
tersebut.
Kemajuan seleksi dalam seleksi massa adalah yang terbesar
dari semua metode seleksi yang ada, namun harus memerhatikan
beberapa hal. Latar belakang lingkungan harus dipertimbangkan
dalam melakukan seleksi massa karena seleksi didasarkan dengan
fenotipe. Masalah lainnya adalah apabila suatu sifat tidak dapat
diamati langsung pada suatu individu, seperti produksi susu per
hari dari sapi pejantan. Untuk mengatasinya, metode seleksi
berbasis kerabat perlu dilakukan. Penggunaan seleksi dengan
penanda (marker-assisted selection) berpotensi menghilangkan
masalah-masalah ini.
2. Hibridisasi
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara
berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai
tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang
diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi
akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui

4
persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya.
Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan
tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan
sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan
pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan
memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.
Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan
tanaman khususnya ada yang di namakan dengan kastrasi dan
hibridisasi tanaman. Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang
digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk
memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk
meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi
disinimerupakan proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari
suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau mencegah
terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman
itu tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri
secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal
dalam hal produksinya.Pemuliaan adalah suatu cara yang
sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku
berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di
alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian
untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.
3. Mutasi
Pada dasarnya proses evolusi pada tanaman berlangsung
secara terus menerus di alam. Oleh karena itu banyak orang yang
beranggapan bahwa keragaman dari tanaman pada saat ini
merupakan hasil proses mutasi. Mutasi merupakan perubahan
materi genetic sel tunggal maupun kumpulan kromosom. Proses
mutasi ini dapat terjadi di semua bagian pada tumbuhan, terutama

5
pada bagian yang sedang aktif untuk tumbuh (mengalami
pembelahan sel).
Mutasi gen dapat terjadi dua arah, yakni dari dominan ke
resesif maupun sebaliknya. Namun mutasi gen ini lebih sering
terjadi disbanding gen dominan. Bila gen dominan heterozigot
mengalami mutasi, maka akan langsung dapat diketahui
perubahannya. Namun unutk gen dominan heterozigot yang hanya
satu mengalami mutasi, baru dapat dilihat perubahan yang akan
terjadi, dan dapat dilihat perubahannya pada keturunannya.
4. Radiasi untuk Memperoleh Bibit Unggul
Cara ini merupakan cara yang lebih modern yang dapat kita
lakukan untuk memperoleh bibit tanaman yang unggul. Cara ini
dapat kita lakuakan dengan memberikan Efek radiasi pada
tanaman, sehingga dapat menimbulkan perubahan struktur dan
komposisi baik pada tingkat kromosom maupun DNA-nya. Jadi
pada prinsipnya, radiasi yaitu memberikan sinar radioaktif terhadap
bibit tanaman tertentu, sehingga gen atau kromosom pada tanaman
tersebut dapat bermutasi. Sehingga akan diperoleh mutan-mutan
baru dan dengan cara seleksi akhirnya akan diperoleh mutan yang
diinginkan. Dengan cara radiasi di Indonesia telah menghasilkan
tanaman unggul yang dapat kita kenal seperti papaya berbuah
besar, tak berbiji, dan rasanya manis; kedelai muria yang
mempunyai sifat berbentuk tanaman pendek, tahan rebah, produksi
lebih tinggi, umur lebih pendek, dan tahan terhadap penyakit karat
daun; jenis padi seperti otomita II dan otomita II yang mempunyai
sifat unggul berupa tahan terhadap hama wereng coklat hijau, umur
pendek, produksi lebih tinggi, dan rasa lebih enak.
5. Kultur jaringan
Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik
mengisolasi bagian tanaman (protoplasma, sel, jaringan, dan organ)
dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di

6
dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman
tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap.
Penggunaan teknik kultur jaringan pada awalnya hanya untuk
membuktikan teori “totipotensi” (“total genetic potential”) yang
dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann (1838) yang
menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit terkecil dapat tumbuh
dan berkembang apabila dipelihara dalam kondisi yang sesuai. Saat
ini teknik kultur jaringan digunakan bukan hanya sebagai sarana
untuk mempelajari aspek-aspek fisiologi dan biokimia tanaman
saja, tetapi sudah berkembang menjadi metoda untuk berbagai
tujuan seperti:
a. Mikropropagasi (perbanyakan tanaman secara mikro)
Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu
produksi tanaman dalam skala besar melalui mikropropagasi
atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman.
Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat
menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus
menerus. Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di
berbagai negara untuk memproduksi secara komersial
berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga
potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman
industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan
metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis
yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu
mata tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu
alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
b. Perbaikan tanaman
Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda pemuliaan
secara konvensional, untuk mendapatkan galur murni
diperlukan waktu enam sampai tujuh generasi hasil
penyerbukan sendiri maupun persilangan. Melalui teknik

7
kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman homosigot dalam
waktu singkat dengan cara memproduksi tanaman haploid
melalui kultur polen, antera atau ovari yang diikuti dengan
penggandaan kromosom. Tanaman homosigot ini dapat
digunakan sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka
perbaikan sifat tanaman.
c. Produksi tanaman yang bebas penyakit (virus)
Teknologi kultur jaringan telah memberikan kontribusinya
dalam mendapatkan tanaman yang bebas dari virus. Pada
tanaman yang telah terinfeksi virus, sel-sel pada tunas ujung
(meristem) merupakan daerah yang tidak terinfeksi virus.
Dengan cara mengkulturkan bagian meristem akan diperoleh
tanaman yang bebas virus.
d. Transformasi genetik
Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam
membantu keberhasilan rekayasa genetika tanaman (transfer
gen). Sebagai contoh transfer gen bakteri (seperti
gen cry dariBacillus thuringiensis) ke dalam sel tanaman
akan terekspresi setelah regenerasi tanaman transgeniknya
tercapai.
Secara umum, tujuan pemuliaan tanaman dititikberatkan dalam
dua hal berikut.
a. Melakukan peningkatan terhadap kualitas tanaman yang akan
dihasilkan, umumnya diarahkan pada perbaikan ukuran,
warna, kandungan bahan tertentu, membuang sifat-sifat yang
tidak diinginkan, tahan disimpan, serta keunikan dari tanama
tersebut.
b. Melakukan peningkatan terhadap hasil, umumnya diarahkan
pada peningkatan daya hasil, ketahanan terhadap hama dan
penyakit serta lingkungan yang tidak mendukung, daya

8
tumbuh tanaman yang kuat, dan kesesuain terhadap teknologi
pertanian yang lain.
C. Pemuliaan Hewan
Pemuliaan hewan merupakan kegiatan dalam peternakan atau
pemeliharaan hewan lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
individu maupun populasi hewan yang bersangkutan untuk karakteristik
yang diinginkan manusia. Karena kebanyakan hewan yang dimuliakan
adalah ternak, istilah pemuliaan ternak juga kerap dipakai.
Dalam pemuliaan hewan, diperlukan dasar-dasar pengetahuan yang
baik mengenai pemeliharaan, biologi reproduksi, genetika, biostatistika,
dan, dalam perkembangan terkini, biologi molekuler serta bioinformatika.
Metode klasik yang digunakan adalah persilangan dan seleksi populasi
yang dikenal sebagai penangkaran selektif.
Tujuan pemuliaan pada hewan sama dengan pemuliaan pada tumbuhan
yaitu untuk mendapatkan hewan bibit unggul. Beberapa cara pemuliaan
hewan adalah melalui iseminasi buatan dan kloning.
1. Inseminasi buatan (kawin suntik)
Inseminasi buatan (IB) atau disebut juga dengan kawin
suntik merupakan suatu trobosan yang boleh dikatakan baru dalam
membantu peternak untuk meningkatkan hasil produksi. Sekarang IB
diIndonesia boleh dikatakan sudah mulai memasyarkat, khususnya
pada sapi. Karena sudah banyak masyarakat yang tahu dan
melakukan IB pada ternak mereka.
IB dapat kita artikan sebagai suatu proses pemasukan sperma
dengan beberpa perlakuan pada sperma sebelumnya kedalam vagina
hewan yang sedang birahi. Pada abad ke 14 seorang pangeran dari
negri arab dalam peperangan mengambil semen pada kuda musuh
yang baru saja dikawinkan dengan menggunakan tampon kapas,
kemudian tampon kapas tersebut dimasukkannya kedalam saluran
reproduksi kudanya yang sedang birahi. Hasilnya kuda betina
tersebut bunting, inilah sekilas kisah awal tentang IB.

9
Tujuan IB
a. Memperbaiki mutu genetik dan fenotipe hewan.
b. Menghemat waktu dan biaya karena pejantan tidak
diharuskan dibawa ketempat yang diperlukan.
c. Meningkatkan kelahiran dalam waktu yang dibutuhkan
d. Mencegah penularan penyakit
e. Mengoptimalkan penggunaan pejantan unggul dalam jangka
waku yang lama dan penyebarannya lebih luas.

Adapun keuntungan dan kerugian IB itu sendiri, yaitu:


KEUNTUNGAN KERUGIAN
Menghemat biaya produksi Dapat terjadi infeksi pada
saluran kelamin apabila terjadi
pendarahan saat inseminasi

Tidak diharuskan mencari Kebuntingan tidak akan terjadi


pejantan apabila identifikasi birahi tidak
dilakukan dengan benar

Kebuntingan/kelahiran dapat Kesulitan melahirkan apabila


diatur induknya kecil sedangkan bibit
yang dimasukkan berukuran
besar
Sperma dapat disimpan dalam Terjadinya kawin
jangka waktu yang lama sedarah apabila bibit yang
digunakan tidak dipantau
Menghindari ternak / hewan Sifat genetik dan
tertular penyakit fenotipe menurun apabila bibit
yang digunakan tidak dipantau

10
2. Kloning
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang
menghasilkan keturunan yang sama sifat baiknya dari
segi hereditas maupun penampakannya.
Kloning merupakan proses membuat (reproduksi) individu baru
melalui rekayasa genetika secara aseksual (tanpa pertemuan sel
sperma dan ovum). Selama ini reproduksi aseksual hanya terjadi
pada bakteri, serangga, cacing planaria, tanaman. Dengan
perkembangan bioteknologi, para ahli genetika menemukan cara
reproduksi makhluk tanpa harus melalui proses pertemuan sperma
dan sel ovum yakni dengan mereplikasi (meng-copy) fragmen DNA
yang akan dikloning dari sel suatu makhluk hidup seperti sel rambut,
tulang, otot, dll.
3. Hibridasi kawin silang
Proses perkawinan silang pada hewan dapat dilakukan dengan
cara tradisional, yaitu dengan menyatukan hewan jantan dan betina
pada suatu habitat/kandang tertentu dan inseminasi buatan, yaitu
dengan cara kawin suntik atau fertilisasi in vitro. Melalui teknik
kawin silang telah dihasilkan berbagai hewan unggul, seperti sapi
brangus, domba Merino, sapi Gertrudi, ayam boiler, ayam petelur, dll
Macam-macam kawin silang, antara lain :
a. Perkawinan silang dengan cara tradisional
Cara yang dapat kita lakukan, antara lain dengan
menyatukan hewan jantan yang diketahui mempunyai sifat
unggul dengan betina tertentu yang juga mempunyai
keunggulan tertentu, sehingga diharapkan akan didapat
keturunan yang lebih baik. Melalui teknik ini dan dibarengi
dengan proses seleksi maka akan diperoleh ternak yang unggul.
Karena hasil tergantung dari bibit yang diperoleh.

11
b. Perkawinan silang dengan teknik kawin suntik
Kawin suntik merupakan suatu teknologi yang kini banyak
dilakukan setelah diperoleh teknik pengawetan sperma dengan
cara pendinginan dalam tabung pendingin dengan menggunakan
nitrogen cair. Dengan cara pendingin seperti ini, sperma dapat
diawetkan dan dapat tetap hidup walaupun disimpan lama dan di
bawa ke segala penjuru dunia. Teknik pendinginan sperma
sendiri menjadi peluang bisnis bagi negara-negara maju yang
mempunyai banyak hewan ternak unggul, seperti Amerika dan
Australia. Contoh : Kawin suntik pada sapi .
c. Perkawinan Silang dengan Teknik in Vitro
Perkawinan dengan teknik in vitro sangat umum dilakukan
terhadap hewan yang melakukan pembuahan di luar, seperti
ikan. In vitro arti secara harfiah adalah di dalam tabung. Oleh
karena itu ada istilah bayi tabung, yang berarti teknik
pembuahan di dalam tabung, tetapi bukan berarti membuat bayi
di dalam tabung. Teknik ini dilakukan jika tidak memungkinkan
terjadinya perkawinan silang secara alami atau kawin suntik,
yang dikarenakan sebab-sebab tertentu. Pada manusia teknik ini
sering disebut sebagai bayi tabung yang dilakukan oleh
pasangan yang menginginkan memiliki keturunan tetapi tidak
memungkinkan terjadi pembuahan secara alami, karena adanya
kelainan tertentu. Contoh : Pembuahan pada ikan

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kualitas dari tanaman dan hewan yang dihasilkan itu tergantung bibit
awal yang diperoleh sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman ataupun
hewan yang unggul, maka kita usahakan untuk mendapatkan bibit yang
terbaik. Untuk mendapatkan ini diperlukan usaha yang intensif. Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit unggul pada tumbuhan
yakni seleksi massa,hibridisasi,mutasi,radiasi,dan kultur jaringan dan pada
hewan terdiri dari hibridisasi,perkawinan silang dan kloning.
B. Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para
pendidik serta calon pendidik.Untuk memperbaiki kualitas,maka penulis
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Nunung (2010). Biologi Bilingual untuk SMK Kelas XII. Bandung:
Penerbit Yrama Widya

http://www.wikipedia.org/

http://www.faperta.ugm.ac.id/buper/prodi/pemuliaan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman

http://fp.uns.ac.id/~hamasains/pemuliaan_tanaman.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan

14

Anda mungkin juga menyukai