PENDAHULUAN
Bahan pakan adalah semua bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya dan dapat bermanfaat bagi ternak. Semua bahan
pakan harus memenuhi persayaratan tersebut. Bahan pakan menurut sumbernya
dibagi menjadi dua, yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati adalah pakan
yang berasal dari tanaman pangan seperti jagung, sorgum dan gandum. Bahan
pakan hewani adalah bahan pakan yang bersumber dari hewan seperti udang, ikan
dan darah. Bahan pakan secara internasional dapat dibagi menjadi 8 kelas yaitu
hijauan kering, hijauan segar atau pastura, silase, sumber energi, sumber protein,
sumber mineral, sumber vitamin dan zat additive.
Formulasi ransum adalah mengkombinasikan beberapa jenis bahan pakan
secara seimbang untuk mecukupi kebutuhan nutrien (balance ration). Harga
ransum harus ekonomis tetapi ransum seimbang (balance least cost ration).
Membuat ransum yang bagus itu gampang, membuat ransum yang murah jauh
lebih gampang. Yang sulit adalah membuat ransum yang baik tetapi ekonomis.
Ransum merupakan pakan ternak yang tersusun dari berbagai jenis bahan
pakan dan kandungan nutrisinya sudah diatur sedemikian rupa. Ransum harus
dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang diperlukan ternak untuk berbagai
fungsi dalam tubuh ternak tersebut. Bahan pakan yang digunakan dalam
formulasi ada berbagai macam dan jenis, Untuk ruminansia lebih ditekankan pada
pengoptimalan kandungan energinya.
Dalam mencampur ransum, kita harus mengetahui bahan mana yang harus
dicampur terlebih dahulu, selanjutnya mengaduk bahan tersebut hingga hasilnya
rata atau homogen. Bahan yang dicampur terlebih dahulu biasanya jumlahnya
sedikit dan bentuk fisiknya halus, bahan yang jumlahnya banyak dicampur
kemudian. Ransum yang jumlahnya sedikit dapat di campur secara manual tetapi
ransum yang jumlahnya banyak pencampuran dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin pencampur ( mixer ).
1
Sapi laktasi merupakan sapi yang sedang berproduksi susu dengan masa
laktasi yang ideal selama 10 bulan (305 hari). Selama masa laktasi ini jumlah
produksi susu mulai dari bulan pertama sampai masa kering sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain oleh faktor genetis, makanan, manajemen atau
pemeliharaan, frekuensi pemerahan, service periode dan calving interval. Bila
semua itu terpenuhi tentu akan dicapai hasil yang maksimal. Mengandalkan faktor
genetis saja tidak akan menjamin keberhasilan produksi, harus didukung oleh tata
laksana yang baik terutama dari makanan.
1.2. Tujuan
Formulasi ransum ini bertujuan agar dapat menyusun sebuah ransum dengan
prosedur yang seharusnya dan benar, praktikan mampu mengetahui kandungan
nutrien pada bahan pakan yang akan digunakan untuk menyusun ransum, serta
mampu menghitung dan menakar bahan pakan yang akan digunakan untuk
membuat ransum. Praktikum Mencampur Ransum ini bertujuan agar praktikan
dapat mengetahui bagaimana cara mencampur ransum sesuai dengan prosedurnya
secara manual.
1.3. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amin (2014), Kebutuhan energy, protein, lemak, dan mineral harus dipenuhi
secara seimbang. Kelebihan atau kekurangan nutrisi sama-sama memiliki efek
yang kurang baik terhadap reproduksi ternak. Efek negative terhadap ternak yang
mungkin terjadi antara lain keterlambatan masa pubertas, meningkatkan resiko
kegagalan kebuntingan dan infertilitas.
Retnani et al. (2010), menyatakan bahwa pakan merupakan faktor penentu
produktivitas ternak, sehingga ketersediaan pakan yang berkualitas baik
merupakan persyaratan untuk pengembangan ternak di suatu wilayah.
Supratman dkk. (2016), Perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat
berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan dan PBB tetapi tidak berpengaruh
nyata terhadap konversi pakan. Peningkatan pemberian konsentrat dapat
3
meningkatkan konsumsi BK pakan dan PBB, serta cenderung memperbaiki
konversi ransum.
Waldi dkk. (2017), Bahan pakan sumber protein dapat berasal dari golongan
bij-bijian (jagung,gandum,sorghum),hasil ekstraksi lemak (bungkil kelapa,
bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil biji kapas), berbagai produk
protein hewani (tepung ikan, tepung daging, dan tepung tulang), serta hijauan
sumber protein seperti golongan leguminosa.
Wibowo dkk. (2018) Formulasi terdiri dari komposisi dua jenis bahan, yaitu
bahan hijauan dan bahan
konsentrat. Selain itu juga memerlukan kombinasi kondisi fisik dari hewan ternak
seperti, jenis hewan ternak, berat badan, jenis kelamin, dan pertambahan berat per
hari yang dibutuhkan.
BAB III
MATERI DAN METODA
3.2 Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum formulasi ransum adalah
tabel NRC, tabel kandungan nutrisi bahan pakan ternak potong fase laktasi, dan
laptop.
3.3 Metode
4
Metode yang digunakan pada praktikum formulasi ransum adalah
menggunakan metode coba-coba,( trial and error ) yaitu kita mengetahui terlebih
dahulu jenis ternak yang akan disusun formulasi ransumnya dengan sesuai
kebutuhan ternak masing-masing pada bahan pakan yang sesuai dengan tabel
komposisi bahan pakan, lalu dicari menggunakan laptop pada aplikasi Microsoft
Excel sesuai dengan persentase dan kandungan nutrisi yang akan digunakan untuk
ternak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis
Fase TDN BK SK PK LK P Ca
Ternak
Pakan sapi perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi
dan kualitas susu, serta bisa mempengaruhi kesehatan sapi baik kesehatan
5
tubuhnya maupun kesehatan reproduksinya. Pemberian pakan harus sesuai dengan
berat badan sapi, kadar lemak susu dan produksi susunya terutama bagi sapi-sapi
yang telah berproduksi.
Pada ternak sapi potong fase laktasi ada tiga sumber kebutuhan ternak yang
menjadi patokan dalam menyusun formulasi ransum yaitu TDN, PK dan LK.
Apabila tiga sumber tersebut sudah terpenuhi maka formulasi ransum tersebut
dapat diberikan untuk sapi potong fase laktasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Retnani et al. (2010), menyatakan bahwa pakan merupakan faktor penentu
produktivitas ternak, sehingga ketersediaan pakan yang berkualitas baik
merupakan persyaratan untuk pengembangan ternak di suatu wilayah. Amin
(2014), Kebutuhan energy, protein, lemak, dan mineral harus dipenuhi secara
seimbang. Kelebihan atau kekurangan nutrisi sama-sama memiliki efek yang
kurang baik terhadap reproduksi ternak. Efek negative terhadap ternak yang
mungkin terjadi antara lain keterlambatan masa pubertas, meningkatkan resiko
kegagalan kebuntingan dan infertilitas.
Bahan No
TDN BK SK PK LK P Ca
Pakan NRC
Rumput
1 51 18,98 34,15 10,19 1,64 0 0
Gajah
Dedak
3 81 89,61 8,5 15,88 9,11 0 0
Halus
Bungkil
10 73 90,69 13,39 23,4 15,49 0 0
Kelapa
Tepung
1 80 87,27 2,45 9,91 4,64 0 0
Jagung
6
Ampas
18 78 97,10 23,58 24,56 10,13 0 0
Tahu
Garam - 0 0 0 0 0 0 0
Bahan
Penggunaan TDN BK SK PK LK P Ca
Pakan
7
Rumput
50% 25,50 9,49 17,08 5,10 0,82 0,00 0,00
Gajah
Dedak
25% 20,25 22,40 2,14 3,97 2,28 0,00 0,00
Halus
Bungkil
8% 5,84 7,26 1,07 1,87 1,24 0,00 0,00
Kelapa
Tepung
15% 12,00 13,09 0,37 1,49 0,70 0,00 0,00
Jagung
Ampas
1% 0,78 0,97 0,24 0,25 0,10 0,00 0,00
Tahu
8
Bahan Pakan Hijauan Konsentrat
82,74 17,26
Rumput Gajah
0
Dedak Halus
2,57732
Bungkil Kelapa
0,81492
Tepung Jagung
1,58786
Ampas Tahu
0,09514
Garam
0
Jumlah
5,07524
Tabel 4. Persentase Bahan Pakan Untuk Formulasi Ransum
Pada tabel diatas persentase kebutuhan bahan pakan konsentrat yang terdiri
dari sumber bahan pakan yaitu dedak halus, bungkil kelapa, tepung jagung,
ampas tahu, dan garam pada ternak potong sapi fase laktasi sebenyak 5,07524 kg.
Bahan pakan konsentrat yang paling banyak digunakan yaitu dedak halus
sebanyak 2,57732 kg dan bahan pakan yang paling sedikit digunakan yaitu ampas
tahu sebanyak 0,09514 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat Waldi dkk. (2017),
Bahan pakan sumber protein dapat berasal dari golongan bij-bijian
(jagung,gandum,sorghum),hasil ekstraksi lemak (bungkil kelapa, bungkil kedelai,
bungkil kacang tanah, bungkil biji kapas), berbagai produk protein hewani
(tepung ikan, tepung daging, dan tepung tulang), serta hijauan sumber protein
seperti golongan leguminosa
Supratman dkk. (2016), menyatakan Perbedaan imbangan hijauan dan
konsentrat berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan dan PBB tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap konversi pakan. Peningkatan pemberian konsentrat
dapat meningkatkan konsumsi BK pakan dan PBB, serta cenderung memperbaiki
konversi ransum.
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Formulasi ransum merupakan pencampuran bahan pakan yang memiliki
kandungan nutrisi berbeda dan kemudian direkayasa sehingga nutrisinya menjadi
sesuai yang diinginkan dan dibutuhkan oleh ternak ruminansia fase laktasi pada
ternak potong. Dalam membuat formulasi ransum pada ternak sapi potong fase
laktasi maka sumber TDN, LK, dan PK lah yang menjadi sumber utama yang
harus hendaknya dipenuhi dahulu tujuan pembuatannya. Bahan pakan yang
10
digunakan adalah dedak halus, jagung halus, bungkil kelapa, ampas tahu,garam
dan hijauan berupa rumput gajah.
5.2 Saran
Dalam membuat formulas ransum sebaiknya tabel NRC harus sesuai dengan
ternak yang ingin kita cara kebutuhan pakannya, dalam pembuatan formulasi
ransum agar sesuai dengan kebutuhan ternak setiap fase.
DAFTAR PUSTAKA
11
Supratman, H., Setiyatwan, H., Budinuryanto, D. C., & Fitriani, A. (2016).
Pengaruh Imbangan Hijauan Dan Konsentrat Pakan Komplit Terhadap
Konsumsi, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Domba (
Effect of Balance Complete Forage and Feed Concentrate on
Consumption , Increse of Body Weight and Sheep Feed Conversion ).
Jurnal Ilmu Ternak, 16(1), 31–35.
Wibowo, A. E., Tolle, H., & Dewi, R. K. (2018). Pengembangan Aplikasi Mobile
Penyusunan Ransum Pakan Ternak Sapi dan Kambing Menggunakan
Framework Ionic. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu
Komputer, 2(10), 4296–4304.
12