DI SUSUN
Kelompok 6
FUSVITA DEWI
KHAIRUNNISA(15 AGUSTUS)
M. RIZKI ANANDA
M. YASIN
SEMESTER VI PAI-D
T.A 2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Pengertian Motivasi.....................................................................................2
B. Macam-macam Motivasi.............................................................................3
C. Hubungan Motivasi dengan Kebutuhan Manusia........................................4
D. Contoh Proses Motivasi dalam Belajar........................................................6
E. Faktor yang Mempermudah Timbulnya Motivasi Belajar..........................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSKATA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Setiap aktifitas manusia pada dasarnya dilandasi oleh adanya
dorongan untuk mencapai tujuan atau terpenuhinya kebutuhannya. Adanya
daya pendorong ini disebut motivasi. Dalam beberapa terminologi,
motivasi dinyatakan suatu kebutuhan, keinginan, gerak hati, naluri, dan
dorongan, yaitu sesuatu yang memaksa organisme manusia untuk berbuat
atau bertindak. Motivasi adalah sebuah konsep yang digunakan untuk
menjelaskan inisiasi, arah, dan intensitas perilaku individu. Motivasi
merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan.1
Berikut ini beberapa pengertian mengenai motivasi menurut para
ahli seperti :2
1. Petri, didalam buku Nyayu Khadijah yang berjudul Psikologi
Pendidikan, “Menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang
bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan
perilakunya”
2. Mc Donald, didalam buku Nyayu Khadijah yang berjudul Psikologi
1
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidika (Palembang: Grafika Telindo, 2011), h. 165
2
Ibid, h. 166
2
Jadi motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia kedalam bentuk aktivitas nyata untuk
memperoleh perubahan tingkah laku suatu perubahan tingkah
lakusebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
B. Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi du jenis, yaitu motivasi primer
dan motivasi sekunder.
1. Motivasi primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-
motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis
atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga
perilaku terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
2. Motivasi sekunder
Menurut Wasty Soemanto,
3
Wasty Soemanto, Psikoloi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan) (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 205
3
Menurut Dimyati dan Mudjiono,
4
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 86-88
5
Koeswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung: Eresco, 1991), h. 118-137
4
Dengan mendapatkan kasih sayang, seseorang merasa bahwa ia
merasa bahwa dirinya dianggap penting dalam hal ini tugas guru harus
mencari sisi dalam siswa untuk mencari apa yang dianggap penting
5
Tingkah laku yang memenuhi kebutuhan, cenderung untuk diulangi
apabila kebutuhan itu ditumbuhkan. Tingkah laku yang mencapai ke arah
tercapainya tujuan menjadi semakin kuat, yakni bilamana seseorang
dimotivasi lagi dengan cara yang sama maka tingkah laku itu terjadi lagi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sering menghadapi tingkah
laku-tingkah laku kelas yang tak dapat diterangkan dan sulit diatasi karena
tingkah laku tersebut telah diperkuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Dalam situasi-situasi yang agaknya memberikan “reward” bagi seorang
anak, kecenderungan tingkah laku dapat dipelajari. Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak misalnya dengan memberi
pujian atau penghargaan-penghargaan lainnya.
Misalnya, anak yang selalu berbicara di kelas, sering mengganggu
ketenangan kelas barangkali berusaha memenuhi kebutuhan untuk
mendapatkan perhatian. Bila tingkah lakunya menarik perhatian, maka
kemarahan dan teguran dari guru sangat berpengaruh.
Jadi, motives adalah wujud khusus dari proses motivasi, sedangkan
needs adalah keadaan yang menimbulkan motivasi. Needs merupakan
potensialitas tetap yang dimotivasi dengan cara tertentu. “Timbulnya
kebutuhan dalam diri seseorang adalah menunjukkan bahwa orang itu
termotivasi dengan cara tertentu”.6
6
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 208
6
tekun belajar. Ada beberapa upaya motivasi yang dapat dimanfaatkan
dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas, sebagai berikut:
1. Memberi angka
Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil belajar anak
didik. Angka merupakan alat motivasi yangcukup memberikan
rangsangan kepada anakdidik untuk mempertahankan atau bahkan
lebih meningkatkan prestasi belajar mereka dimasa mendatang. Angka
ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran
yang diprogramkan dalam kurikulum
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiaah
bisa dijadikan alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik
yang berprestasitinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik
lainnya. Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa
atau bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara ituanak didik akan
termotivasi untuk belejar guna mempertahankan prestasi belajar yang
telah dicapai.
3. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong anak didik agarmereka bergairah dalam
belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok
diperlukan dalam pendidikan.
4. Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya.
7
5. Memberi ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh
hari untuk menghadapi ulangan. Namun demikian, ulangan tidak
selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi.
6. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui hasil, anak didik berusaha untuk
mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intesitas belajarnya
guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dikemudian hari
atau pada semester atau catur wulan berikutnya.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dujadikan
sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif
dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.Guru bisa memanfaatkan
pujian untuk menguji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan disekolah.
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila
dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang
baik dan efektif. Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan
dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti adaunsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar.Hali ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala
kegiatan tanpa maksud.
8
memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakn anak sangat berguna
dan memotivasi anak
9
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses
belajar
Sedangkan faktor psikis yang menghambat adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat kecerdasan yang lemah
2. Gangguan emosional, seperti merasa tidak aman, tercekam
rasa takut, cemas, dan gelisah
3. Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk, seperti:tidak
menyenangi mata pelajaran tertentu, malas belajar, tidak
memiliki waktu belajar yang teratur, dan kurang terbiasa
membaca buku mata pelajaran
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Non-Sosial
Faktor non sosial yang dimaksud seperti: keadaan udara,
waktu, tempat, sarana dan prasarana atau fasilitas belajar. Ketika
semua faktor dapat saling mendukung maka proses belajar akan
berjalan dengan baik.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial adalah manusia(guru, konselor, dan orang
tua), baikyang hadir secara langsung maupun tidak langsung.
Proses belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru
mengajar dengan cara yang menyenangkan, seperti bersikap ramah,
memberi perhatian pada semua siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Pada saat dirumah siswa tetap mendapat perhatian dari
orang tua, baik perhatian material dengan menyediakan sarana dan
prasarana belajar guna membantu dan mempermudah siswa belajar
dirumah.
Motivasi belajar memiliki peranan penting dalam
mendorong kesuksesan belajar pada siswa. Pendidik dan konselor
perlu melakukan upaya mendorong semangat siswa dalam belajar
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar antara seorang guru dan siswanya, kemudian didalam
motivasi belajar setiap individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus
mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat memahami arti
motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya kedalam
kehidupan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk
membangkitkan agar siswa termotivasi. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara
lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor metode
pembelajaran dan faktor lingkungan.
11
DAFTAR PUSKATA
Khodijah, Nyayu. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press, 2011
Mudjiono, dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009
12