Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutaan (KLHK), komposisi


sampah di Indonesia diperkiran sekitar 64 juta ton setiap tahun, dan 60% dari total
sampah merupakan sampah organik. (databoks, 2019)
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan. Apabila sampah
dibuang secara sembarangan dan ditumpuk tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut maka,
sampah tersebut akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Terutama tumpukan sampah
rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (kecoa, lalat, kutu,
dan lain-lain) yang sering membawa kuman penyakit.
Oleh karena itu, sampah merupakan masalah serius yang harus segera ditangani
hingga tuntas, terutama di kota-kota besar. Karena rata – rata, setiap orang menghasilkan
1-2 kilogam sampah perhari. Apabila tidak segera diatasi akan mengakibatkan
pencemaran, mulai dari polusi udara, air dan, polusi tanah.
Sebenarnya permasalahan sampah dapat dikurangi jika penanganannya dimuai
dari rumah-rumah dengan mengolahnya menjadi kompos. Selama ini pupuk kompos yang
dihasilkan dari sampah orgnaik berbentuk padat memang jarang. Namun, jarang yang
berbentuk cair, padahal kompos cair ini lebih praktis digunakan, proses pembuatannya
relatif mudah, dan biaya pembuatannya juga tidak terlalu besar. (Hadisuwito,2007)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Nata De Coco?
2. Bagaimana cara membuat Nata de Coco?
3. Bagaimana diagram alir pembuatan Nata de Coco?
4. Apa itu Pupuk Cair dan Pupuk Padat?
5. Bagaimana cara membuat Pupuk Cair dan Pupuk Padat?
6. Bagaimana diagram alir pembuatan Pupuk Cair dan Pupuk Padat?
7. Apa itu EM4 ?
1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, laporan ini disusun
dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui apa itu Nata De Coco.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat Nata de Coco.
3. Untuk mengetahui bagaimana diagram alir pembuatan Nata de Coco.
4. Untuk mengetahui pengertian Pupuk Cair dan Pupuk Padat.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat Pupuk Cair dan Pupuk Padat.
6. Untuk mengetahui bagaimana diagram alir pembuatan Pupuk Cair dan Pupuk Padat.
7. Untuk mrngetahui apa itu EM4

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah, anatara lain:
1. Dapat mengetahui apa itu Nata De Coco.
2. Dapat mengetahui bagaimana cara membuat Nata de Coco.
3. Dapat mengetahui bagaimana diagram alir pembuatan Nata de Coco.
4. Dapat mengetahui apa Pupuk Cair dan Pupuk Padat.
5. Dapat mengetahui bagaimana cara membuat Pupuk Cair dan Pupuk Padat.
6. Dapat mengetahui bagaimana diagram alir pembuatan Pupuk Cair dan Pupuk Padat
7. Dapat mengetahui tentang EM4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nata de Coco.

Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih
hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa,
dan mulanya dibuat di Filipina. "Nata de coco" dalam bahasa Spanyol berarti "krim
kelapa". Krim yang dimaksudkan adalah santan kelapa. Penamaan nata de coco dalam
bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol.

Bibit nata adalah bakteri Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, tetapi
akan tumbuh optimal bila pH nya 4.3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri
Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Nata
terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam sari buah yang mengandung
glukosa yang kemudian diubah menjadi asam asetat dan benang-benang selulosa

Selulosa yang dikeluarkan kedalam media itu berupa benang-benang yang bersama-
sama dengan polisakarida membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air
kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen, melalui proses yang terkontrol.
Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim ekstra seluler yang
dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang
tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa
yang akhirnya Nampak padat berwarna putih hingga transparan (Misgiyarta, 2007).
2.2 Cara Membuat Nata De Coco

A. Bahan :

 1 Liter air kelapa murni


 100 gram gula pasir
 5 gram Ammonium Sulfat
 1 ml Asam Asetat Glasial
 Starter bakteri Acetobacter xylinum

B. Alat :

 Panci
 Pengaduk
 Kompor
 Timbangan duduk
 Kain saring
 Baki plastik ( 15cm x 20 cm)
 Kertas penutup
 Karet

C. Prosedur :

1. 1 liter air kelapa murni di saring dari kotoran dengan menggunakan kain saring,
kemudian didihkan hingga suhu 100˚C.
2. Setelah mendidih tambahkan 100 gram gula pasir putih, 5 gram Ammonium
Sulfat dan 1 ml Asam Asetat Glasial .
3. Dalam keadaan panas, kemudian pindahkan kedalam wadah atau baki berukuran
15 cm x 20 cm dan tutup rapat dengan kertas dan diberi karet agar rapat.
4. Setelah dingin (sesuai suhu kamar), air kelapa diinokulasi dengan menambahkan
starter bakteri Acetobacter xylinum sebanyak 10 % dari volume media
fermentasi (air kelapa).
5. Kemudian diinkubasi dalam suhu kamar 28˚ - 30˚C, selama 4-7 hari

2.3 Diagram Alir Pembuatan Nata de Coco

Menambahkan
Memasak hingga gula pasir 100 gram
Menyaring 1 L air
mendidih (suhu
kelapa murni Ammonium Sulfat 5 gram
100˚C)
Asam Asetat Glasial 1ml

Diinkubasi dalam Menambahkan starter


suhu kamar 28˚ - bakteri Acetobacter xylinum
30˚C, selama 4-7 sebanyak 10 % (saat sudah
hari dingin/ sesuai suhu kamar)

2.4 Pengertian Pupuk cair dan Pupuk Padat

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukkan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair ini adalah dapat secara
cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu
menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair dari bahan anorganik,
pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan
sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan
pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa digunakan tanaman secara langsung.
Diantara jenis pupuk organik cair adalah pupuk kandang cair, sisa padatan dan cairan
pembuatan biogas, serta pupuk cair dari sampah/limbah organik (Hadisuwito,2007).
Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau keseluruhannya terisi
atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan yang berbentuk
padat. Berdasarkan bahan asalnya, pupuk organik padat dapat dibedakan menjadi pupuk
hijau, pupuk kandang, kompos juga humus. Bila dibandingkan, pupuk cair akan dapat
mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat, bila dibandingkan dengan pupuk
padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga mudah diserap tanah dan
tanaman.

Sama seperti pupuk organik lainnya, pupuk kandang dapat memperbaiki struktur
tanah, termasuk untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman. Pupuk kandang yang telah siap digunakan biasanya terasa dingin,
gembur, berbentuk menyerupai tanah dan baunya telah berkurang. Penggunaan pupuk
kandang dapat dilakukan dengan menyebarkan dan membenamkan pupuk pada tanah,
untuk mengurangi penguapan unsur hara akibat proses kimia yang terjadi di dalam tanah.

2.5 Prosedur pembuatan Pupuk Cair dan Pupuk Padat

A. Pupuk cair

1. Alat :

 Ember (tong) + tutup 100 L

 Pisau

 Selang aerotor transparan 1m (diameter 0,5 cm)

 Botol plastik aqua 1L

2. Bahan

 Air Bersih 7 Liter

 Bioaktivator EM4,

 Sampah organik rumah tangga (sisa sayuran)


 Gula

3. Prosedur kerja

• Pembuatan larutan media pupuk

cairan gula dimasukkan pada komposter,kemudian ditambahkan air bersih


sebanyak 7 liter, kemudian aduk bahan hingga rata. Setelah itu masukan
bioaktivator.

• Pembuatan pupuk cair dengan variasi aktivator EM4 da biosca

sampah organik dicacah sebanyak 5 kg. Lalu dimasukkan dalam komposter


danditambahkan cairan larutan media yang telah disediakan. Setelah itu
komposter ditutup rapat dan disimpan di tempat teduh agar terhindar dari sinar
matahari langsung. Biarkan cairan ini selam 21 hari.

B. Pupuk padat

1. Bahan

 Jerami padi/ rumput/ sampah sisa pertanian yang sudah dipotong potong.

 Sekam padi 2 karung

 Dedak halus 1 karung

 Kotoran hewan 10 karung

 Larutan Mikroba

 Air 20 L

 Molase/ larutan gula ¼ kg

 EM4 1 L

2. Alat
Ember yang telah dilubangi dengan tutup

Karton

3. Prosedur

1. Membuat larutan mikroba secara berurutan dan dicampur merata kemudian biamkan
selaa 10 menit

2. Sebarkan bahan baku yang telah tersedia ( lapisan pertama jerami padi, sekam, pupuk
kandang, dedak halus, serbuk kayu) lalu diaduk secara merata.

3. Siramkan larutan mikroba, secara perlahan kedalam campuran, sampai mencapai 30-40%
atau dengan cara dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan. Apabila kepalan
tangan dibuka, adonan akan mekar

4. Adonan digundukkan sampai ketinggian 20-50cm kemudian ditutup tipis dengan lapisan
tanah, lapisan atas, dan disungkup dengan terpal plastik

5. Periksa suhu adonan setiap hari, pertahankan suhu kisaran 40-50˚C.Jika lebih adonan
diaduk hingga suhu turun dan diaduk kembali

6. Setelah 10 hari, adonan sudah menjadi pupuk padat yang siap digunakan
2.6 Diagram Alir Pembuatan Pupuk Cair Dan Pupuk Padat

A. Pupuk Padat
B. Pupuk Cair

2.7 Pengertian EM4 (effective microorganisms)

EM4 merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan pupuk


organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM4 juga bermanfaat memperbaiki
struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Dengan demikian penggunaan EM4 akan membuat tanaman
menjadi lebih subur, sehat dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Berikut ini beberapa manfaat EM4 bagi tanaman dan tanah:
1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah
2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
3. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk
4. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika bersifat asli bukan
rekayasa. Umumnya EM4 dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan
yang mudah didapat (Hadisuwito, 2007). Untuk mempercepat proses pengomposan
umumnya diakukan dalam kondisi aerob karena tidak menimbulkan bau. Namun,
proses mempercepat proses pengomposan dengan bantuan effective microorganisms
(EM4) berlangsung secara anaerob (sebenarnya semi anaerob karena masih ada
sedikit udara dan cahaya). Dengan metode ini, bau yang dihasilkan ternyata dapat
hilang bila proses berlangsung dengan baik. Jumlah mikroorganisme fermentasi di
dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Dari sekian banyak mikroorganisme, ada
5 golongan yang pokok, yaitu Bakteri fotosentetik, Lactobacillus sp., Streptomyces
sp., ragi (yeast), dan Actinomycetes.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Nata de coco, pupuk cair, dan pupuk padat merupakan produk hasil fermentasi mikroba
yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Selain itu, tidak semua mikroba selalu
merugikan manusia ada yang membantu pekerjaan manusia. Dan untuk pembuatan masing –
masing produk inidapat dilakukan dan diterapkan di rumah, tidak harus dalam skala industri.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisuwito, Sukamto, 2007, Membuat Pupuk Kompos Cair, Cetakan ketiga, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai