Anda di halaman 1dari 3

Klinis dan TTL Prolaps Recti

MANIFESTASI KLINIS

 Merasakan ada sesuatu yang keluar dari anus


 Adanya mukus / lendir atau pendarahan yang keluar dari anus
 Buang air besar yang terasa sakit
 Rasa adanya sisa pembuangan yang belum terbuang
 Keberadaan timbunan dalam anus
 Kesulitan mengontrol buang air besar
 Adanya luka atau pelemahan di daerah panggul
 Orang yang menderita sembelit atau diare
Beberapa orang dapat merasa sesuatu ada yang salah saat mereka merasakan adanya
pembengkakan atau ada timbunan di dalam anus, terutama saat mereka ingin buang air kecil
atau buang air besar. Timbunan ini dapat dirasakan saat disentuh.

TATALAKSANA

Banyak kasus prolaps rektum disebabkan oleh sembelit atau mengejan, tapi
koreksi sembelit dan mengejan mungkin tidak cukup untuk memperbaiki prolaps.
Sebagian besar prolaps memburuk tanpa pembedahan.
Pada bayi dan anak-anak, diberikan pelunak feses beberapa minggu agar
tekanan ataupun kebutuhan mengedan berkurang. Cara defekasi sebaiknya duduk,
tidak jongkok untuk mengurangi tekanan waktu mengedan. Melilit bokong dengan
tali pengikat diantara waktu defekasi, biasanya membantu prolaps sembuh dengan
sendirinya. Perbaikan keadaan umum dan nutrisi merupakan dasar pengobatan.
Diberikan makanan berserat untuk memperlancar defekasi.
Perawatan medis biasanya digunakan untuk meredakan gejala-gejala
prolaps rektum atau sementara untuk mempersiapkan orang untuk pembedahan.
Bran atau psyllium, pelunak tinja dan supositoria atau enema sering digunakan.
Pelunak feses, seperti sodium docusate (Colace) atau calcium docusate (Surfak),
dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan tekanan mengedan selama
defekasi..
Pada orang dewasa, sering dapat ditangani dengan mengurangi prolaps
secara manual bila masih pada stadium internal. Prolaps lengkap yang sering
dialami orang dewasa dan orang tua memerlukan tindakan bedah. Penanganan
bedah dapat dilakukan melalui laparotomi (abdomen) atau melalui perineum.
Rektopeksi yang dilakukan melalui laparotomi bukan merupakan operasi
yang ringan. Rektum dimobilisasi dari panggul dan dilepaskan dari jaringan
sekitarnya, kemudian ditarik ke atas dan difiksasi pada sacrum. Fiksasi rektum
atau retropeksi ini dapat dilakukan dengan bahan teflon atau jahitan mersilen.
Kadang dilakukan sigmoidektomi dan colon desendens dianastomosis dengan sisa
rektum.
Untuk orang yang terlalu lemah untuk menjalani operasi karena usia lanjut
atau kesehatan yang buruk,dilakukan prosedur Thiersch. Pada operasi dengan cara
ini dipasang pita dari bahan sintetik atau benda lain di subkutan sekitar anus yang
mencegah prolaps. Keuntungannya ialah operasi ringan, tetapi terdapat penyulit
impaksi feses, infeksi, dan erosi pita ke dalam rektum.

KOMPLIKASI
Prolaps rektum dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada rektum seperti
ulserasi mukosa dan pendarahan. Prolaps inkarserata di mana rektum tidak dapat
masuk lagi juga menjadi penyulit dari prolaps rektum. Selanjutnya dapat terjadi
prolaps strangulata di mana aliran darah ke rektum terhambat. Pada akhirnya dapat
terjadi gangrene dan nekrosis pada rektum. Tingkat kekambuhan pasca operasi
mencapai 15%, pada jenis operasi apapun.

PROGNOSIS
Jika dilakukan penanganan tepat waktu, sebagian besar penderita yang
telah menjalani operasi tidak mengalami gejala atau hanya sedikit kekambuhan
prolaps rektum pasca operasi. Akan tetapi, beberapa faktor, seperti umur, tingkat
keparahan prolaps, tipe operasi, dan keadaan umum penderita, mempengaruhi
kualitas dan kecepatan pemulihan penderita
PENCEGAHAN
Diet serat tinggi dan banyak mengkonsumsi buah-buahan dapat
mengurangi resiko konstipasi. Mengedan selama defekasi perlu dihindari.
Seseorang dengan diare kronik, konstipasi, atau hemoroid harus segera berobat
untuk menghindari terjadinya prolaps rektum. Latihan-latihan yang memperkuat
otot sfingter ani dapat juga membantu mencegah terjadinya prolaps rektum

Anda mungkin juga menyukai