Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH PILIHAN PETROKIMIA

Materi
“The Evaluation Of Methane Mixed Reforming
Reaction In An Industrial Membrane Reformer For
Hydrogen Production”

Disusun oleh :

Handaru Pito Buwono 40040117640043

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses reforming adalah suatu reaksi yang bertujuan untuk mengubah gas
alam menjadi CO dan H2 dengan cara melewatkannya dalam katalis Nikel Oksida
(NiO). Proses ini terjadi pada unit reformer, yang salah satunya terdapat pada
industri pembuatan amonia. Pada unit reformer ini terdapat dua proses yang
terjadi, yaitu primary reformer dan secondary reformer.
Primary Reformer, yaitu proses pembuatan gas H2. Pada proses ini gas alam
setelah keluar dari Desulfurizer akan dicampurkan dengan steam (uap air/H2O)
kemudian dimasukan kedalam tungku furnace.
Pada secondary reformer yang mana pada proses ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan hidrokarbon. Pereduksian kandungan hidrokarbon
dilakukan dengan mereaksikannya dengan udara. Yang mana nantinya dari reaksi
antara gas alam dan udara akan menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk
memurnikan kandungan N2.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam perkembangan teknologi, permasalahan yang harus dihadapi oleh
industri-industri adalah mempertahankan keberlangsungan produksinya dimana
industri harus beroperasi seefisien mungkin.

Proses reforming adalah suatu reaksi yang bertujuan untuk mengubah gas
alam menjadi CO dan H2 dengan cara melewatkannya dalam katalis Nikel Oksida
(NiO). Proses ini terjadi pada unit reformer. Proses reforming yang berlangsung
dapat diefisiensikan dengan menggunakan proses yang lebih efisien.

1.3 Tujuan Penelitian Jurnal


Dalam analisa jurnal ini bertujuan untuk membandingkan prosedur pada
reformer antara MRIMR (mixed reforming industrial membrane reformer) dan
SRIMR (steam reforming industrial membrane reformer) pada kondisi yang sama
dan menggunakan perbandingan sebagai dasar dalam hal suhu, konversi metana,
hasil hidrogen, laju produksi syngas (synthesis gas) dan laju aliran CO2.
Perbandingan antara kedua metode ini bertujuan agar dapat diprediksi kinerja
reformer yang lebih optimal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reforming
Proses reforming adalah suatu reaksi yang bertujuan untuk mengubah gas
alam menjadi CO dan H2 dengan cara melewatkannya dalam katalis Nikel Oksida
(NiO). Reaksi yang terjadi adalah endothermis, proses ini juga disebut steam
reforming.

2.2 MSR dan MMR


Methane Steam Reforming (MSR) adalah proses industri umum di mana
metana dikonversi menjadi produk yang bermanfaat, seperti hidrogen dan gas
sintesis (syngas). Dalam proses ini, katalis berbasis Ni sebagian besar digunakan
untuk menghasilkan syngas pada suhu tinggi (800 °C - 1.000 °C).

Dry Reforming adalah proses alternatif untuk produksi syngas dengan


menggunakan karbon dioksida. Karbon dioksida dapat dihasilkan dari produk
limbah. (Reaksi pembentukan kering) adalah metode yang tepat untuk
mengonsumsi CO2 dan metana secara bersamaan. Namun, ada dua kelemahan
untuk reaksi dry reforming:
 Deposit karbon yang menyebabkan deaktivasi katalis selama reaksi.
 Pada kondisi operasi yang sama, steam reforming memberikan
konversi metana yang lebih tinggi daripada reforming kering.
Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang disebutkan adalah
menggabungkan dry reforming dengan steam reforming (mixed reforming).
Proses methane mixed reforming (MMR) dapat mengurangi penonaktifan katalis
melalui oksidasi produk-produk yang mengandung karbon. Reaksi MMR adalah
sebagai berikut.

Dalam jurnal menunjukkan bahwa metana dapat dikonversi secara total menjadi
syngas (gas sintetis) dengan selektivitas tinggi untuk karbon monoksida dan hidrogen
oleh MMR. Dengan menerapkan katalis ini, konversi metana mencapai 98,3% dan
juga jumlah deposit endapan karbon rendah yang diamati dalam proses ini (3,6%
setelah 200 jam). Lalu efek peningkatan dari kombinasi uap dan karbon dioksida
dalam proses reformasi pada aktivitas metana dan rasio hidrogen terhadap karbon
monoksida sudah terbukti.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Membran Reforming Reactor


Syngas diproduksi di sisi cangkang dengan melewatkan campuran gas yang
terdiri dari metana, uap, gas inert (seperti nitrogen) dan uap dan / atau karbon oksida
di atas katalis berbasis Ni. Hidrogen murni diserap ke sisi tabung, dari tempat itu
dihilangkan dengan gas penyapu, seperti nitrogen atau uap. Reaksi berlangsung di sisi
cangkang untuk memberikan laju perpindahan panas yang lebih tinggi karena kontak
langsung reaktan dengan dinding panas.
3.2 Matlab
Kode pemodelan ditulis oleh perangkat lunak MATLAB 2015a. Metode
Rosenbrock yang dimodifikasi (ode23s) diadopsi untuk menyelesaikan
serangkaian persamaan diferensial biasa yang kaku (ODEs). Konversi metana,
konversi karbon dioksida dan hasil produksi hidrogen diperoleh berdasarkan
persamaan berikut:

KESIMPULAN

Reformer membran memiliki kemampuan untuk menggabungkan reaksi dan


pemisahan hidrogen dalam satu unit. Sayangnya, SRIMR beroperasi pada suhu
yang lebih tinggi dari 550°C dan prosesnya menghasilkan sejumlah besar karbon
dioksida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MRIMR dapat beroperasi pada suhu 195
°C lebih rendah dari suhu operasi SRIMR. Ini bisa mengurangi biaya operasi dan
meningkatkan keandalan proses. Di sisi lain, terlepas dari konsumsi CO2 dalam
MRIMR, jumlah karbon dioksida pada pintu keluar reformer tiga kali lebih sedikit
dari SRIMR. Oleh karena itu, pemanfaatan reaksi reformasi campuran untuk
reformis industri akan ramah lingkungan. Lebih lanjut, MRIMR menghasilkan
sejumlah besar syngas dengan rasio yang sesuai (2/1) pada kondisi optimal.

Anda mungkin juga menyukai