Anda di halaman 1dari 12

Nica Safira IP (40040117640008)

M Asror Muwaffaq (40040117640017)


 ZA berarti amonium sulfat (NH4)2SO4. Pupuk ZA
diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S). Unsur
nitrogennya sebesar 21 % dan sulfur (belerang) sebesar
24 %
 Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21
%. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea,
sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-
tanah yang miskin unsur ini
:

 Ammonia (NH3)
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH0 = -92.0 KJ
• Bahan Tambahan
Komposisi Amonia (NH3) : • Bahan Tambahan
Bahan pembantu yang
Kadar NH3 = 99,97 % Bahan pembantu yang
digunakan adalah petrocoat,
Kadar H2O = 0.03 % digunakan adalah petrocoat,
yaitu larutan anti caking
yaitu larutan anti caking
(petrocoat) 5%. Larutan
(petrocoat) 5%. Larutan
 Asam Sulfat (H2SO4) petrocoat ini kemudoan di
petrocoat ini kemudoan di
Reaksi pembentukan asam sulfat : injeksikan dengan
injeksikan dengan
konsentrasi 150 ppm/ton.
SO3 (g) + H2SO4 (aq) H2S2O7 (aq) konsentrasi 150 ppm/ton.
Larutan petrocoat ini
sulfur trioksida as.sulfat oleum Larutan petrocoat ini
digunakan sebagai zat
H2S2O7 (aq) + H2O (l) 2 H2SO4 (aq) digunakan sebagai zat
anticaking dalam dryer,
anticaking dalam dryer,
oleum air as.sulfat dimana larutan ini akan
dimana larutan ini akan
Komposisi Asam Sulfat ( H2SO4) : melapisi tiap – tiap molekul
melapisi tiap – tiap molekul
Kadar H2SO4 = 98,71 % kristal sehingga kristal
kristal sehingga kristal
ammonium sulfat tidak akan
Kadar H2O = 1,29 % ammonium sulfat tidak akan
menggumpal.
Kadar Fe 3+ = 6, 242 ppm menggumpal.
1. Tahap Persiapan Bahan
Pembuatan amonia sulfat menggunakan bahan baku asam
sulfat dan amonia. Reaksi yang terjadi adalah:
H2SO4 + 2NH3 (NH4)2SO4 ∆H= - 66, 64 kkal/mol
Panas yang dilepas dari reaksi akan menaikkan suhu campuran dalam
reaktor sehingga terjadi pemekatan dan pengkristalan hasil reaksi.
Berdasarkan hasil tersebut reaktor ini disebut juga saturator atau
crystalizer.
2. Tahap Reaksi Pembentukan Kristal Amonium Sulfat
Pada reaktor R 301 ABCD terjadi reaksi antara asam
sulfat cair dan gas amonia yang masuk secara kontinyu
dengan perbandingan mol reaktan 1:2. Reaksi yang
terjadi bersifat eksotermis pada suhu 105-110oC
 H2SO4 + 2NH3(g)
(l) (NH4)2SO4(s) ΔH = - 66, 64 kkal/mol
 Pembentukan kristal amonium sulfat di dalam reaktor melalui
beberapa tahapan berikut:
1. Pembentukan Larutan Amonium Sulfat Jenuh
Mother liquor atau kondensat dimasukkan ke dalam reaktor,
kemudian asam sulfat dan uap amonia dimasukkan secara kontinyu
ke dalam reaktor melalui sparger sehingga terjadi reaksi dan
membentuk amonium sulfat.
Pembentukan Kristal Amonium Sulfat
2.

Larutan amonium sulfat yang telah mencapai kondisi jenuh, dialiri gas
amonia dan asam sulfat secara terus menerus, sehingga akan diperoleh
kondisi lewat jenuh (super saturasi) dari larutan amonium sulfat, yang
pada akhirnya akan membentuk kristal amonium sulfat.
3. Keasaman
Larutan amonium sulfat di saturator dijaga dalam kondisi asam (H2SO4
bebas = 2 - 4 gr/l) dengan pH netral sedikit asam.
4. Suhu Reaksi
Suhu reaksi dalam saturator pada kondisi normal operasi
dipertahankan pada suhu 1050C – 1060C.
5. Level
Level dalam saturator harus dijaga antara 70 – 80 % tinggi saturator.
6. Jumlah Kristal
Jumlah kristal didasar saturator tidak boleh lebih dari 50 % volume.
 3. Tahap Pemisahan Kristal
Produk keluar reactor berupa campuran Kristal dan
mother liquor dengan perbandingan 50:50. Kristal
ammonium sulfat bersama larutan induknya (mother
liquor) masuk secara gravitasi ke separator hopper (D 302
AB).
Separator hopper akan menampung slurry dari 4 buat
saturator dan kemudian mendistribusikan pada 2 buah
centrifuge separator (M 301 AB).
Slurry masuk melalui pipa stasioner yang merupakan
corong pengumpan.
Kristal ammonium sulfat yang masih bersifat basah akan
dibawa ke unit pengeringan dan mother liquornya akan
ditampung di dalam tangki Mother Liquor (D 301 AB).
Pengeringan produk dilakukan untuk mengurangi
kandungan air dalam kristal amonium sulfat
sehingga kandungan air dalam kristal amonium
sulfat maksimal 0,15% berat. Alat yang digunakan
dalam pengeringan ini adalah rotary dryer (M302)
yang bertipe Co-Current denga kapasitas 34.430
kg/jam.
5. Tahap Penampungan dan Pengantongan Produk

Kristal amonium sulfat yang telah keluar dari drying


kemudian dilewatkan ke vibrating feeder (M 308) menuju
bucket elevator (M 306). debu yang dihasilkan karena
proses pengangkutan akan terhisap masuk wet cyclone
bersama-sama dengan debu dari rotary dryer.
Kristal amonium sulfat diteruskan ke belt conveyor (M
309) dan ditampung dalam hopper (D 306 A) dan
dilewatkan kembali dalam belt conveyor (M 309)
kemudian ditampung kembali kedalam hopper (D 306 A)
dan kemudian dialirkan ke dalam sebuah bin melalui belt
conveyor (M 662 AB). Proses selanjutnya dari bin ini
adalah kristal amonium sulfat akan masuk ke proses
pengantongan (bagging).

Anda mungkin juga menyukai