Indo Schorlsrly
Indo Schorlsrly
a. Latar belakang
Banyak dari pengguna behel adalah remaja. Hal ini disebabkan karena
penggunaan behel hanya dapat dilakukan pada saat seseorang masih dalam proses
pertumbuhan. Tetapi dalam keseharian, ditemukan tidak sedikit dari pengguna
telah berumur atau tidak lagi berada pada masa pertumbuhan. Tentu saja mereka
memiliki alasan tersendiri mengenai penggunaannya. Tingginya tingkat
penggunaan behel boleh jadi disebabkan kemudahan mendapat; memasang
dan perawatan. Melalui akses internet, seseorang kini telah mudah
mendapatkan behel dengan berbagai macam warna dan bentuk bantalan,
disamping bahan tersebut telah dijual secara bebas pada apotik bahkan pada toko
umum. Tidak hanya itu, trend behel dapat dilihat pada anak sekolah; tingkat
kanak-kanak dan Sekolah Dasar, yang seakan-akan menjadikan kawat gigi
layaknya mainan.
Secara medis, behel tergolong dalam kosmetik kesehatan yang tidak
difungsikan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. Meski
demikian behel tetap masuk dalam kategori kesehatan dengan fungsi pencegahan
atas “ketidak-normalan” susunan geligi, seperti;
ginsul atau tonggos (boneng). Pengaturan dilakukan dengan mengikat gigi
agar kembali tersusun rapih, untuk menghindari atau mengurangi kesan “wajah
jelek” dan menambah “kenyamanan atau kecantikan wajah”. Dengan kata lain,
penggunaanbehel berimplikasi pada penampilan. Lebih jauh, seperti halnya
teknologi kosmetik kesehatan lainnya; operasi plastik di wajah, pemasangan silikon
pada payudara, dan lainnya, behel bisa saja berhubungan dengan tingkatan status
sosial seseorang.
b. Masalah Penelitian
Penggunaan behel di kalangan remaja tampaknya tidak hanya berorientasi
pada perbaikan gigi, tetapi juga berorientasi bagi gaya hidup. Atas fakta itu maka
penelitian ini difokuskan pada alasan-alasan yang melatarbelakangi remaja
menggunakan behel.
Fokus penelitian Citra diri remaja pengguna behel tersebut dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan remaja tentang fungsi behel?
2. Sumber pengetahuan remaja tentang behel?
3. Bagaimana citra diri remaja pengguna Behel.
c. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Menggambarkan mengenai pengetahuan remaja tentang fungsi behel
b. Menggambarkan proses dan mekanisme pembentukan pengetahuan
remaja tentang behel
c. Menjelaskan mengenai Citra diri remaja pengguna behel
BAB II
Landasan Teori
Mengutip Asosiasi America Ortodontis[1] memaparkan sejarah singkat
behel atau kawat gigi bahwa; behel telah ditemukan sejak zaman mumi purba, yang
dilanjutkan pada sekitar tahun 400-500 SM dimana Hippocrates dan Aristoteles
telah memikirkan cara-cara untuk meluruskan gigi atau memperbaiki susunan
geligi, Demikian pula telah ditemukan bukti bahwa pada zaman Golden Age, orang
Roma telah menguburkan mayat dengan peralatan agar gigi yang digunakan pada
waktu hidup tidak copot.
Penjelasan diatas menunjukan bahwa behel telah dikenal sejak lama.
Hanya saja terdapat perbedaan antara behel dimasa itu dan di masa kini.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang digunakan
dalam pembuatan kawat gigi yang menggunakan bahan-bahan tidak berbahaya
dan steril, proses pemasangan yang lebih akurat dengan berdasar pada kajian
ilmiah, hingga perawatan yang lebih mutakhir.
Dengan dukungan sistem informasi yang juga semakin pesat, pengetahuan
masyarakat tentang fungsi behel pun berubah, tetapi tidak berarti meninggalkan
fungsi lamanya, yang sebagaimana penjelasan di atas digunakan dalam konteks
kesehatan. Perubahan yang dimaksud dalam kondisi kekinian
adalah trend atau style, atau sebatas gaya hidup semata. Meski demikian, tidak
dapat difahami jika perubahan fungsi dari kesehatan menuju fungsi style tersebut
bertujuan agar penampilan menjadi lebih menarik sebab, keduanya tentu
mengarah pada penampilan.
Bab III
Pembahasan
Behel adalah alat perapian gigi. Behel sudah tersedia beraneka ragam jenisnya,
mulai dari yang transparan, kawat cekat, dan kawat permanen. Sebenarnya
penggunaan behel adalah untuk itu namun bagi beberapa orang yang memiliki
uang behel digunakan sebagai fashion untuk mempercantik diri.
Tips Perawatan gigi berbehel
Banyak yang bilang Pasang behel bisa bikin kurus, males makan, sering sariawan.
Sebenarnya penderitaanya cuma 2 minggu pertama kok krn mulut ga terbiasa
dengan benda asing di gigi kita, jadi bisa timbul sariawan. Tapi bisa disiasati
dengan wax ortho (berupa lilin untuk menutupi bagian yang tajam). Saat sariawan
juga harus siap obat sariawan seperti albothyl atau kenalog dipakai malam hari.
Tapi saat ini sudah ada kok tekhnologi merapikan gigi terbaru yang tidak bikin
sariawan, seperti pake behel biasa yaitu Invisalign.
2. Alergi
Kawat gigi logam mengandung berbagai logam, termasuknikel, tembaga dan
kromium. Sekitar 30% pasienortodontik dari semua pasien ortodontik lainnya
memilikialergi terhadap logam ini yang dapat menyebabkan rasasakit dan telinga
tersumbat.
3. Karang gigi
Karena area di bawah dan di sekitar kurung logam dan kawatyang sulit untuk
dibersihkan, sisa-sisa makanan bisaterjebak di daerah-daerah yang sulit dijangkau
sikat gigi,yang mengarah ke penumpukan plek.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dari penelitian ini dapat di tarik
kesimpulan :
1. Pengetahuan Remaja tentang Fungsi Behel
· Fungsi kesehatan; behel cekat yang di lekatkan untuk waktu tertentu, dan di
lepaskan pada masanya di kategorikan dalam fungsi kesehatan.
· Fungsi asesoris ; behel dapat di gunakan dan di lepaskan kapan di kehendaki,
di kategorikan sebagai behel lepasan yang lebih pada fungsi asesoris.
· Fungsi sosial ekonomi; pengguna behel adalah mereka yang memiliki status
ekonomi menengah ke atas, dengan tingkat interaksi antar sesama dan penerimaan
informasi sangat tinggi.
· http://www.audydental.com/berbagai-jenis-behel-yang-ada-saat-ini/,
· http://membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-hidup.html,
·
http://agunkzscreamo.blogspot.com/2013/01/apa-dampak-negatif-memakai-behel-
pada.html#ixzz2MAsuk89t
· Sejarah behel dan perkembangannya. Dikutip dari
http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=6327254 pada tanggal 18 juni 2012
· Pip Jones. 2010:143. Pengantar Teori-teori Sosial; Dari Teori
Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme. Cetakan Kedua. Yayasan Pustaka
Obor Indonesia. Jakarta.
· Papalia, Olds, dan Feldman. 2008:27. Psikologi Perkembangan. Diterjemahkan
dari judul asli; Human Development. Edisi Kesembilan. Penerbit Kencana. Jakarta.
· Dacey dan Kenny dalam Kinanti Indika. 2009:15. Gambaran Citra Tubuh Pada
Remaja Yang Obesitas