Oleh:
Kelompok I :
Maria Yulita Meo (22020114410003)
Diah Fitri Purwaningsih (22020114410005)
Herry Setiawan (22020114410007)
Renny Triwijayanti (22020114410014)
PERTANYAAN:
Bagaimana Kebijakan Kesehatan Nasional di Indonesia ?
ii
DAFTAR ISI
BAB I
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem layanan kesehatan dalam artian luas merupakan totalitas layanan
yang diberikan oleh semua disiplin kesehatan. Sistem layanan kesehatan
bertujuan memberikan perawatan bagi mereka yang sakit dan cedera (Kozier.
2010). Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di Indonesia masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) sebagai pengelola kesehatan (Perpres 72, 2012). Pengelolaan
kesehatan diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Kozier. 2010).
Untuk mencapai derajad kesehatan masyarakat, konstitusi UUD 1945
berhak untuk mengatur dan mengurusi masyarakat dalam hal kepentingan
umum. Sehingga dalam konteks birokrasi harus mampu mewujudkan tujuan
Nasional, yaitu: tercapainya masyarakat maju, mandiri, dan sejahtera.
Termasuk Fungsi Pelayanan Kesehatan yang merupakan tugas birokrasi
sebagai alat pemerintahan. Masyarakat tentunya berhak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan secara optimal tanpa memandang status sosial.
Pemerintah mempunyai kewajiban dalam mengendalikan dan
menyempurnakan layanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
dalam bentuk regulasi dan kebijakan yang strategis (Muninjaya, 2004). Selain
itu dalam UUD 1945 bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang
sehat. Keterkaitan keingin tersebut perlu adanya kegiatan untuk mencapai
bangsa yang sehat, keadaan dimana harus terbentuk masyarakat peduli
kesehatan. Apabila kepedulian sudah merupakan kebiasaan dan membudaya
dalam masyarakat serta pelayanan yang memadai, maka jelas kesehatan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok
yang harus dipenuhi (Muninjaya, 2004; Buchbinder, 2014).
Menurut World Health Organization (1984), sistem pelayanan
kesehatan merupakan kumpulan dari berbagai faktor yang komplek dan saling
berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk
1
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, kelompok,
masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan. Sistem kesehatan nasional
perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, seperti kondisi
kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi
kewenangan, keamanan, sumberdaya, kesadaran masyarakat, serta
kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
Menurut Depkes RI (2009), kebijakan kesehatan merupakan pedoman
yang menjadi acuan bagi semua pelaku pembangunan kesehatan, baik
pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan dengan memperhatikan kerangka desentralisasi dan otonomi
daerah. Pengertian Kebijakan Kesehatan yaitu konsep dan garis besar rencana
suatu pemerintah untuk mengatur atau mengawasi pelaksanaan pembangunan
kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal pada
seluruh rakyatnya (AKK USU, 2010).
Sejak berdirinya bangsa Indonesia, kesehatan merupakan poin penting
sesuai pembukaan UUD 1945 alenia 4 yaitu berbunyi “Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum”. Kesejahteraan Umum merupakan pokok
landasan bahwa penyelenggaran kesejahteraan di bidang kesehatan
merupakan hal yang sangat penting dalam memajukan kesejahteraan bangsa,
Indonesia saat ini sedang menghadapi era baru, dimana era baru tersebut
berfokus pada kesehatan nasional, beberapa aspek yang akan di capai adalah
mengurangi kematian bayi dan ibu melahirkan, HIV AIDS, DBD, penyakit
malaria dan penyakit berbahaya lainnya.
Berangkat dari tujuan awal yaitu membentuk Negara yang
mensejahterakan rakyatnya maka Negara bertanggungjawab menjamin
kesehatan bangsa seiring usaha mencapai kesehatan Nasional secara merata
sesuai amanah UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1 yaitu “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Di
tahun 2015 inilah bangsa Indonesia menyaksikan pelaksanaan sistem
kesehatan nasional dan salah satunya jaminan kesehatan nasional yang sering
kita dengar BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan).
Salah satu tujuan pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan
tersebut harus dapat dinikmati secara berkelanjutan, adil, dan merata
menjangkau seluruh rakyat. Salah satunya adalah penyelenggaraan jaminan
sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 28H
ayat (3) mengenai hak terhadap jaminan sosial dan Pasal 34 ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan Keputusan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik yang tertuang dalam TAP Nomor
X/MPR/2001, yang menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) dalam rangka memberikan perlindungan sosial yang
menyeluruh dan terpadu.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
SJSN maka bangsa Indonesia sebenarnya telah memiliki system jaminan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasal 5 Undang-Undang tersebut
mengamanatkan pembentukan badan yang disebut Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang harus dibentuk dengan Undang-Undang. Pada
tanggal 25 November 2011, ditetapkan Undang-Undang No 40 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial yang mulai dilaksanakan pada
tanggal 1 Januari 2014.
BPJS merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan
terselenggaranya pemberian jaminan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam
penyelenggaraannya BPJS ini terbagi menjadi dua yaitu BPJS kesehatan dan
BPJS ketenagakerjaan (Tabrany, 2009). Dengan ditetapkannya BPJS dua
anomaly penyelenggaraan jaminan sosial Indonesia yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip universal penyelenggaraan jaminan sosial di dunia
akan diakhiri. Pertama, Negara tidak lagi mengumpulkan labadari iuran wajib
Negara yang dipungut oleh badan usaha miliknya, melainkan ke depan
Negara bertangungjawab atas pemenuhan hak konstitusional rakyat atas
jaminan sosial. Kedua, jaminan sosial Indonesia resmi keluar dari
penyelenggaraan oleh badan privat menjaadi pengelolaan oleh badan publik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah, antara lain:
1. Bagaimana Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan?
2. Bagaimana Sistem Kesehatan Nasional.
3. Bagaimana Sistem Pelayanan Kesehatan.
4. Bagaimana Kebijakan Kesehatan Nasional
5. Bagaimana Kebijakan Pelayanan Kesehatan
6. Bagaimana Landasan Hukum Mendasari Kebijakan
7. Seperti apa gambarab Implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2011 Mengenai BPJS.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan.
2. Untuk menjelaskan Sistem Kesehatan Nasional.
3. Untuk menjelaskan Sistem Pelayanan Kesehatan.
4. Untuk menjelaskan Kebijakan Kesehatan Nasional
5. Untuk menjelaskan Kebijakan Pelayanan Kesehatan
6. Untuk menjelaskan Landasan Hukum Mendasari Kebijakan
7. Untuk menggambarkan Implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2011 Mengenai BPJS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Kesehatan Nasional di pergunakan sebagai dasar dan acuan
dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan. Sistem
Kesehatan Nasional merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan
berbagai sistem nasional lainnya dalam suatu suprasistem, bersifat dinamis
dan selalu mengikuti perkembangan. Sistem Kebijakan Nasional (SKN)
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan
terselenggaraanya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Kebijakan kesehatan nasional merupakan keputusan formal
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan
untuk menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat, Kebijakan akan menjadi
rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam
berperilaku. Demi tercapainya SKN maka diperlukan implementasi dari
kebijakan-kebijakan nasional, yang mana implementasi mengacu pada hasil
akhir dari kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dengan proses
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pembelahan personil
(stuffing) dan pengawasan (controlling).
B. Saran
Diharapkan implementasi dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah dapat menghasilkan outcome yang sesuai dengan tujuan dan
perumusan awal dari kebijakan, sehingga derajad kesehatan masyarakat yang
maksimal dapat dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
49