Oleh Kelompok :
Dewi Apriani (P20637118011)
Dhea Ardelita Azzahra (P20637118013)
Farhan Fajar Imani (P20637118017)
Salsa Andika Dewi (P20637118035)
Syifa Meilinda (P20637118038)
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi
menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
2) Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi
lembut:
a) Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan
kemajuan pemendekan danpenipisan serviks.
Panjang serviks pada akhir kehamilan normal
berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).
Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks
berkurang secara teratur sampai menjadi pendek
(hanya beberapa mm). Serviks
b) yang sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh
c) Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif
dari serviks. Untuk mengukurdilatasi/diameter
serviks digunakan ukuran centimeter dengan
menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam.
Serviks dianggap membuka lengkap setelah
mencapai diameter 10 cm
d) Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan
mengeluarkan darah sedikit atau sedang dari serviks.
c. Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Tanda dan gejala kala II
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1) Ibu ingin meneran
2) Perineum menonjol
3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6) Pembukaan lengkap (10 cm )
7) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan
multipara rata-rata 0.5 jam
8) Pemantauan:
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detakjantung bayi setelah kontraksi
c) Kondisi ibu sebagai berikut:
d. Fisiologi Kala II
1) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit
2) Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan
keluarnya cairan kekuningkuningansekonyong-konyong
dan banyak
3) Pasien mulai mengejan
4) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah
sampai di dasar panggul,perineum menonjol, vulva
menganga dan rectum terbuka
5) Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan
hilang lagi waktu hisberhenti, begitu terus hingga nampak
lebih besar. Kejadian ini disebut “Kepalamembuka pintu”
6) Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh
vulva sehingga tidak bisamundur lagi, tonjolan tulang
ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di
bawahsymphisis disebut “Kepala keluar pintu”
7) Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-
ubun besar, dahi dan mulutpada commissura posterior.
Saat ini untuk primipara, perineum biasanya akan
robekpada pinggir depannya karena tidak dapat menahan
regangan yang kuat tersebut
8) Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar,
sehingga kepala melintang,vulva menekan pada leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung
anakkeluar lendir dan cairan
9) Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu
depan disusul seluruh badananak dengan fleksi lateral,
sesuai dengan paksi jalan lahir
10) Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang
tidak keluar waktu ketuban pecah, kadang-kadang
bercampur darah
11) Lama kala II pada primi -+50 menit pada multi -+ 20
menit
e. Kala III
1) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnyaplasenta dan selaput ketuban
2) Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
3) Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
4) Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan
pemberian oksitosin untukkontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2) Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke
atas karena plasentasudah terlepas dari Segmen
Bawah Rahim
3) Tali pusat memanjang
4) Semburan darah tiba tiba
f. Fisiologi Kala III
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi
berada di dalam uterus, kontraksiakan terus berlangsung dan
ukuran rongga uterus akan mengecil. Pengurangan dalam
ukuran uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam ukuran
tempat melekatnyaplasenta. Oleh karena tempat melekatnya
plasenta tersebut menjadi lebih kecil, makaplasenta akan
menjadi tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding
uterus.
Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil akan
robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan
berdarah terus hingga uterus seluruhnya berkontraksi.
Setelahplasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan
menekan semua pembuluh-pembuluhdarah ini yang akan
menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta
tersebut.Sebelum uterus berkontraksi, wanita tersebut bisa
kehilangan darah 350-360 cc/menit daritempat melekatnya
plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi
hinggaplasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu,
kelahiran yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan
dari dinding uterus merupakan tujuan dari manajemen
kebidanan darikala III yang kompeten.
g. Kala IV
1) Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu
2) Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
3) Masa 1 jam setelah plasenta lahir
4) Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, 30 menitpada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantaulebih sering
5) Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada
masa ini
6) Observasi yang dilakukan :
a) Tingkat kesadaran penderita.
b) Pemeriksaan tanda vital.
c) Kontraksi uterus.
d) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500cc.
h. Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2
jari dibawah pusat. Otot-ototuterus berkontraksi, pembuluh
darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot uterus
akanterjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
plasenta dilahirkan.
B. Masa Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama
6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah plasenta
keluar atau selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
kandungan dan reproduksi kembali seperti keadaan sebelum
hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan
psikologi karena proses persalinan. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang
bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidaknyamanan pada
awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi
patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik.
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar
menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga
kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan
yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagia
masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti
sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian terbanyak
nomor dua setelah pendarahan sehingga tepat jika para tenaga
kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini.
C. Laktasi
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktose dan garamorganik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu, sebagai makanan utamabayi (Kristiyansari, 2010).
b. Bagi Ibu
1) Aspek Kontrasepsi
Hubungan mulut bayi pada puting susu merangsang
ujung syaraf sensorik sehinggapost anterior hipofise
mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung
telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada
ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI
memberikan 98% metode kontrasepsiyang efesien selama
6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya
ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
2) Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin
membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi
prevalensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang
menyusui lebih rendah dibanding yangtidak menyusui.
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang
menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian
membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker
ovarium 25% lebih kecil dibandingdaripada yang tidak
menyusui secara eksklusif.
3) Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat
untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa
bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
5. Komposisi ASI
ASI adalah suatu emusi lemak dalam larutan protein, laktose
dan garam organikyang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagibayi. Komposisi ASI tidak sama dari
waktu ke waktu hal ini berdasarkan stadiumlaktasi. Komposisi ASI
dibedakan menjadi 3 macam:
a. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir.Kolostrum merupakan cairan yang agak kental
yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding
dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung
butiran lemak dan sel – sel epitel, dengan khasiat kolostrum
sebagai berikut:
1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran
pencernaan siap untukmenerima makanan.
2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama
globulin sehingga dapatmemberikan perlindungan tubuh
terhadap infeksi.
3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi
tubuh bayi dari berbagaipenyakit infeksi untuk jangka
waktu sampai dengan 6 bulan
b. ASI Masa Transisi
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari
kesepuluh
c. ASI Mature
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai
seterusnya (Ambarwati, RE, 2009,hal. 24-25).
6. Penyimpanan ASI
ASI yang telah diperah dan belum diberikan dalam waktu 30
menit, sebaiknyadisimpan dalam lemari es. ASI dapat disimpan 24-48
jam dalam lemari es denganmenggunakan kontainer yang bersih,
misalnya plastik. ASI yang diperah harus tetapdingin terutama selama
dibawa transportasi. ASI yang tidak digunakan selama 48 jam,
sebaiknya didinginkan di freezer dan dapat disimpan selama 3 bulan.
Sebaiknya diberilabel tanggal pada ASI yang diperah, sehingga bila
akan digunakan, ASI yang awaldisimpan digunakan lebih dahulu.
Jangan memanaskan ASI dengan direbus, cukupdirendam dalam air
hangat. Juga jangan mencairkan ASI beku langsung dengan
pemanasan, pindahkan dahulu ke lemari es pendingin agar mencair
baru dihangatkan.
DAFTAR ISI
Kurniarum, Ari. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
Selatan: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, 2016.