DEFINISI
Flu burung (Avian influenza) atau H5N1 merupakan penyakit infeksi virus yang pernah menggemparkan
dunia, termasuk Indonesia. Flu burung sejak tahun 2009 ditetapkan organisasi dunia WHO berada pada
fase pandemik atau penularan yang cukup luas. Kasus pertama flu burung ditemukan di Hongkong tahun
1997.
Awalnya, flu burung merupakan penyakit pada hewan dan dengan penularan terbatas antarhewan. Sejak
ditemukannya kasus pada manusia, muncul dugaan dapat terjadi penularan flu burung pada hewan ke
manusia.
PENYEBAB
Flu burung diakibatkan oleh virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae. Subtipe dari virus
influenza tipe A tersebut ditunjukkan dengan huruf H (Hemaglutinin) dan N (Neuramidase). Subtipe virus
dengan kombinasi kode dari H1-H5 dan N1-N9 ditemukan pada binatang, sedangkan pada manusia
hanya ditemukan jenis H1N1, H1N2, H2N2, H3N3, H5N1, H7N7, dan H9N2. Strain virus tersebut yang
menyebabkan penyakit flu burung ialah subtipe H5N1.
Secara umum mekanisme infeksi virus H5N1 sama dengan infeksi virus lainnya. Infeksi diawali dengan
penempelan virus di permukaan spesifik yang berada pada permukaan sel di dalam tubuh. Selanjutnya,
suatu materi virus masuk ke dalam sel dan ikut berkembang biak dan bertambah banyak bersama sel.
GEJALA
Hampir semua kasus yang berakhir dengan kematian berhubungan dengan keterlambatan diagnosis flu
burung. Oleh karena itu, megetahui tanda dan gejala flu burung merupakan hal penting yang harus
diketahui. Gejala seseorang yang terinfeksi flu burung mirip dengan gejala infeksi saluran napas atas,
yakni:
1. demam tinggi (> 38o celcius);
2. sakit kepala;
3. sakit tenggorokan yang tiba-tiba;
4. batuk;
5. keluarnya ingus;
6. nyeri otot;
7. lemas;
8. timbulnya radang paru, pneumonia, yang jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat
menimbulkan kematian.
PENGOBATAN
Pengobatan flu burung harus cepat tanpa menunggu konfirmasi laboratorium. Obat yang dapat
digunakan sebagai antivirus oseltamivir, zanavir. Dosis obat yang diberikan adalah:
1. orang dewasa >13 tahun 2 x 75mg/hari selama 5 hari;
2. anak berumur >1 tahun dengan berat <15kg diberikan 2 x 30mg/hari; 15-23kg diberikan 2 x 45
mg/hari; 23-40 kg diberikan 2 x 60 mg/hari; dan berat badan >40 kg diberikan 2 x 75 mg/hari
selama 5 hari.
1
Flu babi atau swine flu adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus
H1N1. Nama babi atau swine ini muncul karena gen virus penyebabnya mirip dengan virus influenza
yang menyebabkan penyakit flu pada babi.
Babi merupakan binatang yang rentan terhadap virus influenza, termasuk yang menyerang manusia
dan unggas, serta berpotensi terinfeksi berbagai varian virus di saat yang bersamaan. Gen dari
berbagai varian virus itu dapat tercampur dan membuat virus baru. Jika varian virus tersebut
mengakibatkan penyakit pada manusia, kemudian dengan mudah menyebar dari orang ke orang,
influenza dapat menjadi pandemik. Hal inilah yang terjadi pada saat tahun 2009, yaitu penularan
virus influenza A (H1N1) atau dikenal dengan flu babi yang terjadi secara global.
WHO menyatakan bahwa pandemi virus H1N1 telah berakhir sejak Agustus 2010. Meski demikian,
langkah-langkah pencegahan penyakit ini tetap diperlukan. Salah satunya adalah melalui vaksinasi
influenza tahunan.
2
Penularan virus H1N1 juga serupa dengan virus influenza lain, misalnya dari penderita yang bersin
atau batuk. Jika percikan ingus atau air liur dari penderita menempel langsung pada permukaan
mata, hidung, serta mulut seseorang, maka orang tersebut akan terpajan oleh virus.
Setelah WHO menyatakan kejadian pandemik infeksi H1N1 berakhir, virus H1N1 menyebar
musiman sama dengan virus influenza biasa, dan risiko penularan meningkat pada orang-orang
yang banyak melakukan interaksi dengan orang lain.
Ketahui pula kondisi-kondisi yang meningkatkan risiko flu babi menjadi penyakit yang lebih berat
dan menimbulkan komplikasi:
Anak-anak berusia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun.
Ibu hamil.
Menderita penyakit kronis, seperti asma, penyakit jantung, pneumonia, atau diabetes.
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS.
Memiliki profesi sebagai pekerja medis, misalnya dokter dan perawat.
3
Komplikasi Flu Babi
Penderita flu babi umumnya tidak membutuhkan penanganan oleh dokter. Tetapi, ada sebagian
orang yang rentan menderita komplikasi sehingga membutuhkan penanganan khusus. Komplikasi
tersebut meliputi:
Pneumonia.
Gagal napas.
Gejala-gejala neurologis, seperti tampak bingung hingga kejang-kejang.
Memperburuk penyakit kronis, seperti asma dan penyakit jantung.