Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana yang cukup besar . Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi
kelangsungan masa depannya Demikian halnya dengan Indonesia menaruh
harapan besar terhadap prndidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini,
karena dari sanalah tunas harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Untuk meningkatkan kualitas diri dalam pembelajaran yang di gunakan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran .Tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiata belajar mengajar yang di lakukan di sekolah di pengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah faktor guru, anak didik, dan pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah dasar khususnya berfungsi menanamkan kempuan
dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat selanjutnya maupun
memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai
dengan minat, bakat dan kondisi lingkungan untuk mewujudkan keberhasilan
proses pembelajaran .Proses pembelajaran tersebut harus di terapkan secara
obtimal
Salah satu bidang yang dia ajarkan di SD adalah pembelajaran
matematika. Dalam proses pembelajaran matematika seorang guru dapat
menciptakan situasi mengajar yang hidup dan bergairah siawa dalam kelas
maupun di lar kelas sehinga dapat menimbulKan motivasi dan semangat dalam
belajar untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, hal yang terpenting
seorang guru mengetahui dan memahami tentang teori - teori pembelajaran
dengan baik , dengan demikaian guru dapat memilih model yang tepat untuk
mempermudah proses terbentuknya pengetahuan pada siswa.Hal ini terbukti
setelah melakukan evaluasi hasil pembelajaran tentang materi pengukuran
berat.Dimana nilai yang di peroleh oleh siswa belum mencapai kreteria ketuntesan
minimal (KKM) yang di tetapkan , adapun nilai KKM yang ditetapkan dalam
pembelajaran matematika kelas III SD Negeri 1 Kuala adalah 68.
Dalam peroses pembelajaran di kelas III yang di lakukan oleh guru terhadap
materi pengukuran berat menggunakan metode ceramah , tanya jawab dan diskusi
dengan harapkan siswa bisa memahami materi pembelajaran dan memenuhi
KKM.Dalam proses pembelajara guru tidak menggunakan media yang bertujuan
untuk kegiatan pembelajaran aktif . proses pembelajaran yang dilakuakan guru
pada materi pengukuaran berat masih banyak siswa yang siswa yang tidak
memahami tentang materi yang diajarka sehinga siswa cenderung pasif dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajajaran tersebut .
Dari hasil evaluasi yang di lakukan guru siswa yang mampu 40 % sedangkan
yang tidak mampu 60% tentang materi pengukuran berat .Melaluai model
pembelajaran AIR pembelajran dianggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif
jikaemerhatika tiga hal yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition .Auditory
berarti indra telinga digunakan dalam belajar menyimak, Intellectually berarti
kempuan berpikir perlu berlatih melalui latihan nalar dan memecahkan masalah
sedangkan Repetition berarti pengulangan di perlukan dalam pembelajaran agar
pemahaman lebih mendalam dan lebih luas yang di pahami oleh siswa tentang
materi yang di pelajari.
Bedasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Sunadari, ddk(2015)
berjudul "Penerapan Model Auditory, Intellectually, Repetition (AIR)Dengan
media manipulasi Dalam peningkatan pembelajaran matematika pada siswa kelas
V SDN 4 Tamanwinanun". Menunjukkan bahwa penerapan model AIR dengan
media manipulatif dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang operasi
hitung pecahan .hal ini terbukti dengn adanya peningkatan proses dan hasil belajar
.
Bedasarkan uraian diatas , maka peneliti tertari untuk melakukan penelitian
yang berjudul" Penerapan Model Auditory, Intellectully, Repetition (AIR) Dalam
Peningkatan Pembelajaran Matematika pada Materi Pengukuran Berat Di kelas III
SD Negeri 1 Kuala.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi identifikasi dalam
penulisan PTK ini adalah :
1. Proses pembelajaran yang terjadi bersifat pasif, siswa kurang aktif dan
antusias dalam belajar.
2. Kurangnya variasinya penggunaan model pembelajaran untuk
membangkitkan motivasi siswa .
3. Kurangnya penggunaan media sehingga membuat pembelajaran tidak
aktif dan bersifat pasif
4. Siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan PTK ini adalah :
1. Apakah dengan menggunakan model AIR siswa aktif dalam belajar pada
materi pengukuran berat.
2. Bagaimana peningkatan hasil belajaran siswa kelas III SD Negeri 1
Kuala pada materi Pengukuran Berat dengan penerapan model
pembelajaran AIR.
3. Bagaiman respon siswa kelas III SD Negeri 1 Kuala terhadap materi
Pengukuran Berat melalui model pembelajaran AIR.

Anda mungkin juga menyukai