Anda di halaman 1dari 8

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

Populasi dan Sampel Penelitian

Disusun oleh :

1. I Gst Ngr Bagus Arya Gemilang (1707522112)


2. Alfryan Hasan Basri (1707522138)
3. I Komang Toni Pebrayana Putra (1707522142)
4. Komang Karisma Devantha (1707522144)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. Pengertian Populasi Penelitian
Kata populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, populasi berarti: seluruh jumlah orang atau penduduk
di suatu daerah; jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama; jumlah
penghuni baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu ruang tertentu. Populasi
dalam istilah statistik khususnya yang berkenaan dengan penelitian adalah keseluruhan
subyek penelitian.
Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yang berkenaan dengan
besarnya anggota populasi serta penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah
agar dapat ditentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan
membatasi berlakunya daerah generalisasi.
Populasi merupakan suatu “universe”, yakni wilayah generalisasi yang terdiri atas
subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Populasi tidak hanya berupa
orang, tetapi bisa juga berupa benda yang lainnya. Ditinjau dari banyaknya anggota populasi,
maka populasi terdiri atas: 1) populasi terbatas, dan 2) populasi tak terbatas. Ditinjau dari
sifatnya, maka populasi dapat bersifat 1) homogen, dan 2) heterogen. Populasi yang
menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus. Penggunaan ini
berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Untuk anggota populasi yang relatif besar, maka
diperlukan mengambil sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel. Jadi, dari
pembahasan tersebut dapat dipahami, bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang akan
diteliti,

B. Pengertian Sampel Penelitian


Kata sampel juga berasal dari bahasa Inggris yaitu sample yang berarti contoh. Sampel dalam
penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Perlu dibedakan di sini, istilah
sampel dan sampling. Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
sebenarnya dari suatu penelitian. Adapun sampling adalah cara yang digunakan untuk
mengambil sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk diamati, sehingga
sampel ukurannya lebih kecil dibandingkan populasi dan berfungsi sebagai wakil dari
populasi. Jadi, sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dianggap representatif.
C. Alasan Pengambilan Sampel Penelitian
Setiap penelitian yang dimaksudkan untuk menarik generalisasi, mau tidak mau, akan
berhadapan dengan masalah pemilihan dan pengambilan sampel. Dalam hubungan ini,
pemilihan sesuatu teknik masalah bisa dinalar kesesuaiannya dengan karakteristik populasi
yang hendak diteliti. Pengambilan sampel secara random yang dapat diperhatikan tingkat
keakuratan sehingga berlakunya kesimpulan terhadap populasi dari sampel yang diambil.
Karenanya, teknik-teknik non random, hanya relevan digunakan untuk yang bersifat
eksplorasi atau penjajakan; bukan untuk menarik inferensi terhadap populasi.
Mengenai kememadaian jumlah (adequency) dari suatu sampel, pada prinsipnya, semakin
besar jumlah sampel akan semakin kecil kemungkinan kesalahan inferensi yang dikarenakan
kesalahan sampel; faktor variabilitas atau tingkat heterogonitas populasi ikut mempengaruhi
kemungkinan kesalahan sampel, dan karenanya, semakin heterogen suatu populasi semakin
besar pula jumlah sampel yang sebaiknya diambil.
Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat waktu, biaya, dan
tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti bermaksud meneliti
sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah
sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu
semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi.
Biarpun demikian, ukuran besarnya sampel bukanlah pertimbangan satu-satunya untuk bisa
menjamin ketepatan dan keakuratan inferensi. Representatif tidaknya sampel, berdasarkan
sifat atau ciri populasi, tetapi merupakan pertimbangan terpenting dalam memilih sampel.
Sampel yang besar, akan tetapi kurang mempertimbangkan representasi sifat-sifat atau ciri-
ciri populasi sangat mungkin melahirkan.
Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari
karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang
jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.
Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan
adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel
minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh
Isaac dan Michael. Dengan menggunakan rumus tertentu, Isaac dan Michael memberikan
hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 – 100.000.
Dari keterangan di atas, karakteristik populasi merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan di samping kememadaian jumlahnya dalam pengambilan sampel.
D. Hubungan antara Sampel dan Populasi
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti. Populasi dan sampel pada
prinsipnya sama dari beberapa sisi aspek kuantitatifnya berbeda, tetapi secara kualitatif harus
sama dengan artian bahwa sampel harus representatif mampu mewakiliki populasi yang ada.
Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil
penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena
sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa
dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

E. Prosedur Pengambilan Sampel Penelitian


Teknik penarikan sampel pada hakikatnya untuk memperkecil kesalahan generalisasi
dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang representatif,
artinya sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
Dalam penentuan sampel ada empat yang harus dipertimbangkan untuk menentukan
besarnya sampel yang diambil, sehinga dapat diperoleh gambaran yang representatif dari
populasinya. Keempat faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu: Pertama, tingkat
keseragaman dari populasi. Semakin homogen populasi ini, semakin kecil sampel yang
diambil. Kedua, tingkat presisi (ketepatan, ketelitian) yang dihendaki dalam penelitian.
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki semakin besar anggota sampel yang harus
diambil. Karena semakin besar sampel akan semakin kecil penyimpangan terhadap nilai
populasi yang didapat. Ketiga, rencana analisis dikaitkan dengan kebutuhan untuk analisis.
Kadang-kadang besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan analisis, sehingga
mungkin diperlukan sampel yang lebih besar. Keempat, teknik penentuan sampel yang
digunakan. Penentuan ukuran sampel dipengaruhi oleh teknik penentuan sampel yang
digunakan. Jika teknik yang digunakan tepat atau representatif, maka sampel juga terjaga.
Teknik ini juga tergantung pada biaya, tenaga, dan waktu yang disediakan.
Dalam persoalan teknik sampling dapat juga dijumpai beberapa pembagian yang
berbeda-beda, walaupun pada dasarnya bertolak dari asumsi yang sama. Asumsi pokoknya
adalah bahwa teknik sampling harus secara maksimal memungkinkan diperolehnya sampel
yang representatif.
Mengenai teknik pengambilan sampel, pada dasarnya ada dua, yaitu :
1. Rancangan sampel probabilitas (probability sampling design)
2. Rancangan sampel non probabilitas (non probability sampling design)
kedua jenis rancangan tersebut akan dipaparkan secara terinci sebagai berikut:
1. Rancangan Sampel Probabilitas Beserta Teknik-tekniknya
Rancangan sampel Probabilitas disebut juga dengan rancangan sampel secara random.
Dikatakan sampel Probabilitas, karena unit-unit sampelnya dipilih dengan mengikuti hukum
Probabilitas. Menurut hukum Probabilitas masing-masing warga populasi mempunyai
peluang dan kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dari suatu populasi yang
jumlah warganya 1000 setiap warganya mempunyai peluang 1/1000 untuk dipilih sebagai
sampel.
Agar setiap warga populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai
sampel, maka pengambilannya haruslah dengan teknik random atau acak. Dalam
hubungannya dengan teknik random tersebut, jenis-jenisnya ialah :
1. Teknik random sederhana
2. Teknik random atas dasar strata
3. Teknik random bertahap-tahap atas dasar strata
4. Teknik random atas dasar himpunan.
a. Teknik Random Sederhana
Teknik sampling ini dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subyek-
subyek di dalam populasi, sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian, maka
penelitian memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan
dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu, peneliti harus melepaskan, diri dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
Cara sampel random ini adalah setiap subyek yang terdaftar sebagai populasi diberi
nomor urut mulai dari 1 (satu) sampai banyak subyek. Kemudian sampel random dilakukan
baik dengan cara undian atau dengan menggunakan tabel bilangan random.
a. Teknik Random atas Dasar Strata
Populasi distratakan terlebih dahulu; stratanya disesuaikan dengan sifat-sifat atau ciri-
ciri sesuatu populasi. Cara mendapatkan warga sampel dilakukan dengan jalan undian, atau
menggunakan tabel bilangan random.
b. Teknik Random Bertahap atas Dasar Strata
Populasinya distratakan lebih dahulu, stratanya disesuaikan dengan sifat-sifat atau ciri-
ciri sesuatu populasi, dan pemilihan sampel dilakukan secara bertahap. Cara memilih sampel
dalam setiap tahap tadi, bisa dengan jalan undian atau dengan menggunakan tabel bilangan
random.
c. Teknik Random atas Dasar Himpunan
Terlebih dahulu populasi dibagi atas dasar-dasar himpunan di mana populasi tersebut
menyebar. Dalam hubungan ini yang dirandom adalah himpunannya. Sesuatu himpunan yang
terpilih sebagai sampel, keseluruhan warganya menjadi sampel penelitian. Cara merandom
untuk mendapatkan himpunan-himpunan yang menjadi sampel, bisa dengan jalan undian dan
bisa juga dengan menggunakan tabel bilangan random.

2. Rancangan Sampel Non Probabilitas Beserta Teknik-tekniknya


Rancangan sampel non probabilitas disebut juga dengan rancangan non random.
Rancangan pengambilan sampel yang tidak menggunakan random. Karena itu, tidak
didasarkan atas hukum probabilitas. Teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam
rancangan ini adalah :
a. Teknik Pengambilan Sampel Purposif
Sampel purposif dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini
dilakukan karena beberapa pertimbangan. Misalnya, karena alasan keterbatasan waktu,
tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Peneliti boleh
menentukan sampel ini, tetapi peneliti konsisten dengan memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan.
Sampling yang purposif adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehinga relevan
dengan desain penelitian. Di samping itu, penelitian berusaha agar dalam sampel terdapat
wakil-wakil dari lapisan populasi. Dengan demikian, diusahakan agar sampel itu memiliki
yang esinsial dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif. Oleh karena itu,
sampel ini di samping mempunyai keuntungan, tetapi juga mempunyai kelemahan.
b. Teknik Pengambilan Sampel Aksidental
Sampel aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada.
Misalnya menanyakan siapa saja dijumpainya di jalan untuk meminta pendapat mereka
tentang sesuatu. Karena sampel ini sama tidak representatif. Oleh karena tak mungkin
diambil satu kesimpulan yang bersifat generalisasi.
c. Teknik Pengambilan Sampel Quota
Sampling quota adalah metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu
dalam jumlah atau quota yang diinginkan. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan, akan tetapi diklasifikasi dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quotum tertentu pada setiap kelompok yang seolah-olah
berkedudukan masing-masing sebagai sub populasi. Pengumpulan data dilakukan langsung
pada unit sampling. Setelah jatahnya untuk setiap kelompok atau sub populasi terpenuhi,
pengumpulan data dihentikan. Metode ini mempunyai keuntungan, tetapi juga mempunyai
kelemahan.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian dan sampel adalah wakil populasi yang
diteliti.
2. Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk diamati,
sehingga sampel ukurannya lebih kecil dibandingkan populasi dan berfungsi sebagai wakil
dari populasi.
3. Karakteristik populasi merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan di samping
kememadaian jumlahnya dalam pengambilan sampel.
4. Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi dan sampel pada prinsipnya sama dari beberapa sisi aspek kuantitatifnya
berbeda, tetapi secara kualitatif harus sama dengan artian bahwa sampel harus representatif
mampu mewakiliki populasi yang ada..
5. Dalam penentuan sampel ada empat yang harus dipertimbangkan untuk menentukan
besarnya sampel yang diambil, sehinga dapat diperoleh gambaran yang representatif dari
populasinya, yaitu: 1) Tingkat keseragaman dari populasi. Semakin homogen populasi ini,
semakin kecil sampel yang diambil, 2) Tingkat presisi (ketepatan, ketelitian) yang dihendaki
dalam penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki semakin besar anggota
sampel yang harus diambil. Karena semakin besar sampel akan semakin kecil penyimpangan
terhadap nilai populasi yang didapat, 3) Rencana analisis dikaitkan dengan kebutuhan untuk
analisis. Kadang-kadang besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan analisis,
sehingga mungkin diperlukan sampel yang lebih besar, dan 4) Teknik penentuan sampel yang
digunakan. Teknik pengambilan sampel, pada dasarnya ada dua, yaitu: 1) Rancangan sampel
probabilitas (probability sampling design), dan 2) Rancangan sampel non probabilitas (non
probability sampling design)
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1983.
Departemen Agama Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet.
IV; Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Echols, M. John dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Cet. XXII; Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Faisal, Sanapiah. Format Penelitian Sosial. Cet. IV; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1999.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jilid I. Cet. X; Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,
1980.
Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi III. Cet. VIII; Yogyakarta:
Rakesarasin, 1998.
Nasution, S. Metode Research. (Penelitian Ilmiah). Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Cet. VIII; Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1995.
Nurhayati, Siti. Metode Penelitian Praktis. Pekalongan: Usaha Nasional, 2012.
Sekaran, Uma. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis, alih bahasa Kwan Men Yon. Jakarta,
Salemba Empat, 1992.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Cet. II; Jakarta:
Bumi Akasara, 1998.
Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1992.

Anda mungkin juga menyukai