Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengawasan ketenagakerjaan yang telah berkembang di setiap daerah di Indonesia

merupakan sistem dengan mekanisme yang efektif dan vital dalam menjamin efektivitas

pelaksanaan Undang-Undang Perlindungan Tenaga Kerja.Kondisi persyaratan kerja bagi pekerja

belum dapat dikatakan cukup hanya dengan penetapan Undang-Undang Perlindungan Tenaga

Kerja,selain itu pengalaman sampai saat ini menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dapat dipatuhi

tanpa eksistensi dan peran aktif dari petugas pengawas dengan melakukan pembimbingan dan

pengawasan dengan cara melakukan kunjungan lapangan ke perusahaan dan melakukan

pemeriksaan atas terjadinya pelanggaran.Dewasa ini kondisi ekonomi dan sosial berubah dengan

cepat sehingga di tengah perubahan serta perkembangan yang berkesinambungan pada sistem dan

Pengawasan ketenagakerjaan adalah salah satu fungsi pemerintahan yang

menjadi urusan wajib dan merupakan tanggung jawab Negara di bidang perlindungan

tenaga kerja yang dilaksanakan secara seragam di seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan dalam suatu

tatalaksana unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada instansi yang lingkup dan

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan baik pada pemerintah,pemerintah provinsi

maupun pemerintah kabupaten/kota.Di mana pembagian urusan tersebut telah diatur

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintahan,Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan

Kabupaten/Kota.

Fungsi utama pengawasan ketenagakerjaan adalah perlindungan terhadap hak-

hak dasar tenaga kerja guna mendorong terciptanya hubungan industrial yang kondusif

melalui pengawasan penerapan peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan

di perusahaan.
Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan berdasarkan sumber

hukum dan amanat peraturan perundang-undangan Republik Indonesia antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan berlakunya Undang-

Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik Indonesia

Untuk Seluruh Indonesia;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention

Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (Konvensi ILO

Nomor 81 mengenai Pengawasan Ketenagkerjaan Dalam Industri dan Perdagangan);

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah disempurnakan menjadi

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2005 tentang Otonomi Daerah memberikan kewenangan

operasional Pengawasan Ketenagakerjaan pada umumnya dan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) kepada pemerintahan daerah,namun dalam implementasinya belum

berjalan sesuai dengan harapan yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan

pengawasan ketenagakerjaan.

Tingkat keberhasilan kinerja pengawasan ketenagakerjaan dilaporkan secara

berjenjang sesuai dengan tata Pemerintahan Republik Indonesia,yaitu oleh Dinas yang

membidangi ketenagakerjaan,dari Kabupaten/Kota kepada Provinsi,dan Provinsi kepada

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.Tatalaksana pelaporan telah diatur

dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.09/MEN/V/2005

tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten harus menentukan arah dan strategi

pembangunan daerah yang dituangkan dalam sebuah rumusan yang sistematis dalam

bentuk perencanaan daerah dan diimplementasikan ke dalam kebijakan penyusunan

anggaran.
Sebagai tindak lanjut dari perencanaan daerah tersebut, Bidang Tenaga Kerja

Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bireuen membuat perencanaan

strategis yang tertuang dalam RENSTRA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN-SKPD

Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bireuen.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan disusun rencana strategis (RENSTRA) pengawasan

ketenagakerjaan Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bireuen adalah:

1. Sebagai pedoman,arah dan kebijakan dalam melaksanakan program pengawasan

ketenagakerjaan.

2. Untuk menentukan strategi dan langkah-langkah preventif ataupun represif dalam

penanganan masalah norma ketenagakerjaan.

3. Untuk meningkatkan efektivitas pelaksaan program pengawasan ketenagakerjaan.

4. Untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan.

5. Untuk meningkatkan kompetensi pegawai pengawas ketenagakerjaan.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup rencana strategis (RENSTRA) pengawasan ketenagakerjaan

Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bireuen

adalah:

1. Semua obyek pengawasan ketenagakerjaan sesuai dengan pasal 1 ayat (6) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. Semua obyek pengawasan ketenagakerjaan sesuai pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

3. Jenis-jenis norma ketenagakerjaan meliputi:


a. Norma Hubungan Kerja

i. Norma Persyaratan Kerja dan PHK

ii. Norma Kebebasan Berserikat

b. Norma kerja

i. Norma Waktu Kerja dan Waktu Istirahat

ii. Norma Pengupahan

c. Norma Jamsostek

i. Norma Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian

ii. Norma Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Jaminan Hari Tua

d. Norma Penempatan dan Pelatihan

i. Norma Penempatan Dalam Negeri dan Luar Negeri

ii. Norma Pelatihan Dalam Negeri dan Luar Negeri

e. Norma Mekanik,Pesawat Uap dan Bejana Tekan

f. Norma Konstruksi Bangunan,Listrik dan Kebakaran

g. Norma Kesehatan Kerja

i. Norma Kedokteran Kerja

ii. Norma Kesehatan Kerja

h. Norma Lingkungan Kerja

i. Norma Bahan Berbahaya

ii. Norma Ergonomi

i. Norma Perempuan

j. Norma Perempuan Anak


BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG TENAGA KERJA

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bidang Tenaga Kerja merupakan bagian dari Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bireuen yang merupakan unsur pelaksana pemerintahan dalam bidang

ketenagakerjaan untuk sub Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan,HI dan Jamsostek.Pengawasan

ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Bidang Tenaga Kerja dengan tugas pokok “ Melaksanakan

pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan”.

Sedangkan fungsi Bidang Tenaga Kerja untuk sub Seksi Pengawasan

Ketenagakerjaan,HI dan Jamsostek mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan pengawasan di bidang ketenagakerjaan,hubungan industrial dan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

2. Melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan ketenagakerjaan,hubungan industrial dan jaminan

sosial ketenagakerjaan.

3. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan ketenagakerjaan, hubungan

industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.

4. Menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan bidang pengawasan ketenagakerjaan, hubungan

industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.

5. Pemeriksaan/pengujian terhadap perusahaan dan obyek pengawasan ketenagakerjaan skala

kabupaten.

6. Penerbitan/rekomendasi (izin) terhadap obyek pengawasan ketenagakerjaan skala kabupaten.

7. Pelaksaan penerapan Sistem Manajemen K3 skala kabupaten.

8. Pelayanan dan pelatihan serta pengembangan bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan dan

kesehatan kerja yang bersifat strategis skala kabupaten.

9. Pengusulan calon peserta diklat pengawasan ketenagakerjaan kepada pemerintah dan/atau

pemerintah provinsi.

10. Pengusulan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan skala kabupaten kepada pemerintah.
B. VISI DAN MISI

Pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan secara persuasive edukatif dengan

mengembangkan fungsi prefentif (pembinaan/penasehatan) tanpa meninggalkan tindakan represif

justitia dengan melibatkan instansi terkait yang tersusun dalam suatu sistem pengawasan

ketenagakerjaan yang komprehensif dan integratif.Untuk mencapai keberhasilan dalam tugas

pokok dan kebijakan organisasi,maka ditetapkan visi dan misi pengawasan ketenagakerjaan

Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bireuen

adalah sebagai berikut:

 VISI

“TERWUJUDNYA TENAGA KERJA YANG PRODUKTIF,KOMPETITIF DAN

SEJAHTERA”

 MISI

1. Meningkatkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan.

2. Mengembangkan hubungan industrial yang mantap dan harmonis,perlindungan

kepada tenaga kerja dan pengusaha untuk terciptanya ketenangan dalam bekerja

dan berusaha.

3. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan produktif.

4. Meningkatkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3).

5. Peningkatan kesadaran para pelaku proses produksi terhadap ditaatinya peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan.

C. SASARAN

Sasaran utama pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi hal-hal sebagai

berikut:

1. Kecelakaan kerja turun

2. Kepesertaan JAMSOSTEK meningkat


3. Pekerja anak berkurang

4. Pelanggaran menurun

5. Efektivitas pengawasan meningkat

6. Peran serta masyarakat meningkat

D. STRATEGI

Upaya pencapaian sasaran melalui beberapa strategi kegiatan antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan meningkatkan kebijakan pengawasan ketenagakerjaan.

2. Meningkatkan sumber daya manusia di bidang K3.

3. Meningkatkan pembinaan penerapan Sistem Manajemen K3.

4. Meningkatkan jejaring dan peran serta instansi, lembaga, personil dan pihak-pihak

terkait.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai pengawas ketenagakerjaan.

E. PROGRAM KERJA

Guna mendukung tercapainya sasaran dan strategi disusun beberapa program

kerja sebagai berikut:

1. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai pengawas ketenagakerjaan.

2. Peningkatkan kualitas dan kuantitas operasional pemeriksaan dan pengujian serta

penyelidikan.

3. Sosialisasi kebijakan pengawasan ketenagakerjaan baik di bidang norma K3 dan

norma ketenagakerjaan.

4. Peningkatan perlindungan pekerja perempuan dan anak.

5. Peningkatan pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.

6. Peningkatan kuantitas dan kualitas pembinaan K3 bagi tenaga kerja,pengusaha dan

masyarakat.

7. Peningkatan pembinaan penerapan Sistem Manajemen K3.


8. Peningkatan kerjasama dengan instansi,institusi,lembaga,asosiasi dan pihak-pihak

terkait dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Ketenagakerjaan.

9. Peningkatan kerja sama dengan instansi, institusi, lembaga K3 dalam rangka

pengembangan pelaksanaan K3.

10. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

BAB III
PENUTUP

Pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan secara persuasif edukatif dengan

mengembangkan fungsi preventif (pembinaan/penasehatan) tanpa meninggalkan tindakan represif

maka perlu suatu sistem pengawasan ketenagakerjaan yang komprehensif dan integratif.Upaya ini

dilakukan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan produktif bagi perusahaan dan

tenaga kerja.

Pengawasan ketenagakerjaan dapat dilaksanakan bila didukung dengan kerjasama dan

tatalaksana yang baik dalam suatu sistem pengawasan ketenagakerjaan. Untuk itu Pemerintah

Kabupaten harus menentukan arah dan strategi pembangunan daerah yang dituangkan

dalam sebuah rumusan yang sistematis dalam bentuk perencanaan daerah dan

diimplementasikan ke dalam kebijakan penyusunan anggaran.Sebagai tindak lanjut dari

perencanaan daerah tersebut, Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bireuen membuat perencanaan strategis yang tertuang dalam

RENSTRA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN-SKPD Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bireuen.

Semoga dengan tersusunnya Renstra Pengawasan Ketenagakerjaan ini, akan

memberikan gambaran tentang kegiatan,hasil capaian serta dapat bermanfaat untuk

dijadikan sebagai pedoman program pembangunan ketenagakerjaan di masa

mendatang.

Bireuen, Nopember 2011

a.n.KEPALA
KABID TENAGA KERJA

I L Y A S, S.Pd
Pembina
NIP. 19611231 198206 1 007

Anda mungkin juga menyukai