Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses fabrikasi atau industri banyak dijumpai penggunaan
motor listrik unutuk membantu proses produksi. Motor listrik mulai
menggantikan posisi manusia untuk menghasilkan produk yang lebih banyak.
Namun untuk memproduksi suatu barang jadi, terkadang dibutuhkan lebih
dari satu motor dalam satu lini produksi. Motor tersebut dapat bekerja secara
berurutan atau bahkan bersamaan. Untuk menghindari terjadinya kesalahan,
motor-motor listrik tersebut harus dikendalikan pergerakannya,
Urutan waktu kerja motor-motor di industri menjadi sangatlah penting.
Beberapa contoh penggunaan motor bergantian di industri adalah:
 Melapis logam secara electro plating,
 Meminyaki perkakas perkakas pemotong,
 Mengeringkan permukaan yang telah dicat,
 Menjalankan motor bintang atau segitiga,
 Mesin bubut, mesin fraiss, dsb.
Supaya motor dapat bekerja secara berurutan diperlukan pengaturan
tombol tekan atau relay penunda waktu (TR). Dengan menggunakan
rangkaian beberapa komponen listrik, motor bergantian dapat dikendalikan
secara otomatis. Sehingga pengaturan motor bergantian perlu dilakukan.
Untuk itu perlu adanya suatu praktikum mengenai motor bergantian
agar dapat mengetahui prosedur perancangan dan penggunaannya dengan
benar. Selain itu agar dapat mengetahui aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
adanya milling system atau motor bergantian ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mempraktekkan rangkaian kontrol dan proteksi motor
dengan benar sesuai dengan peraturan (PUIL) yang berlaku?
2. Bagaimana cara melakukan kegiatan membuat, memasang, mencoba, dan
membongkar motor bergantian secara benar?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekkan rangkaian kontrol dan
proteksi motor dengan benar sesuai dengan peraturan (PUIL) yang
berlaku.
2. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan membuat, memasang, mencoba,
dan membongkar motor bergantian secara benar.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Kontaktor
Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik (Putri,2008). Kontaktor berfungsi sebagai penyambung dan
pemutus rangkaian yang dan dapat dikendalikan dari jarak jauh. Cara kerja
pergerakan kontak – kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnetik
yang ditimbulkan oleh koil kontaktor karena disupply tegangan.

Gambar 2.1 Komponen kontaktor


(Sumber: www.industrial-corner.com)

2.2 Bagian Utama Kontaktor


Bagian utama kontaktor terdiri dari 3 bagian, yaitu: koil kontaktor,
kontak utama, dan kontak bantu. Sedangkan menurut kerjanya, kontak bantu
pada kontaktor dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC).
Adapun mengenai penomoran kontak-kontak pada kontaktor adalah
sebagai berikut:

a. Penomoran kontak utama adalah :1 – 2, 3 – 4, dan 5 – 6.


b. Penomoran pada kontak bantu adalah:
1) *1 - *2 untuk NC, contohnya 11 – 12, 21 – 22, 31 – 32 dst
2) *3 - *4 untuk NO, contohnya 13 – 14, 23 – 24, 33 – 34 dst

Gambar 2.2 Konstruksi kontaktor


(Sumber: www.listrikpemakaian.wordpress.com)

2.3 Pemakaian Milling System Panel Starter


Sistem ini sangat tepat efektif dan sering dipakai dalam aplikasi di
industri penghancuran batu gunung menjadi kerikil yang kecil-kecil, pada
proses ini motor akan mengerjakan silo-silo untuk menghancurkan batu-batu
tersebut. Pada mulanya motor 1 akan berputar, kemudian selang beberapa
saat motor 2, kemudian beberapa saat lagi motor 3 juga akan bekerja dengan
delay yang telah di-setting. Motor listrik ini biasanya mempunyai data
spesifikasi sebagai berikut:
Rated daya : 1 sampai 15 kW
Rated tegangan : 220 / 380 Volt
Rated frekuensi : 50 / 60 Hz
Rated ampere : 5 sampai 25 Ampere
Cos α : 0,6 sampai 0,8
Connection : star (Y)
Sistem ini tepat dipakai pada industri di darat yaitu pada proses ban
berjalan (belt-conveyor) seperti elevator atau untuk pemilihan barang sesuai
dengan ukuran.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Tool set
2. Multi tester
3. Tacho meter
4. MCB
5. Kontaktor
6. Thermal overload
7. Kabel
8. Box panel
9. Baut + mur
10. Motor listrik tipe Y112M–4 dan tipe SC–6 –MB

3.2 Prosedur Keselamatan


1. Perhatikan setiap langkah kerja yang akan saudara kerjakan, semua harus
sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
2. Sebelum merangkai pastikan power dalam keadaan off atau mati.
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman digunakan.
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian, dilarang bercanda dan bercakap
yang tidak ada hubungannya dengan modul praktikum.
5. Sebelum mencoba pastikan dicek terlebih dahulu dengan menghubungi
instruktur bengkel atau laboratorium.

3.3 Prosedur Kerja


1. Periksa semua komponen pada panel, dan yakinkan bahwa komponen
dalam keadaan baik.
2. Pelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya jika kurang
mengerti tanyakan pada instruktur
3. Lakukan pengawatan pada panel untuk sistem milling sesuai dengan
diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian kontrol yang telah
diberikan dalam buku praktikan.
4. Periksakan pada instruktur apakah pengawatan pada panel yang telah
saudara lakukan adalah benar, aman sesuai aturan sebelum dihubungkan
ke sumber tegangan, termasuk sambungan ke beban, yaitu motor listrik 3
phase.
5. Yakinkan dan cek ulang sekali lagi pengawatan tersebut.
6. Sebelum dicoba periksa lagi tentang keselamatan listrik yang akan
dicoba.
7. Setelah yakin betul, maka masukkan sumber tegangan listrik untuk tes
rangkaian kontrol dan setelah itu mengoperasikan rangkaian daya.

3.4 Rangkaian Praktikum


Gambar 3.1 Rangkaian
(Sumber: Modul Praktikum Teknik Listrik)
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran


Hasil pengukuran dari praktikum motor bergantian yang telah
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran
Pengujian ADA TIDAK ADA
1. Hubungan Singkat
a. Phase dengan phase
L1 – L2 
L1 – L3 
L2 – L3 
b. Phase dengan netral
L1 – N 
L2 – N 
L3 – N 
c. Phase dengan proteksi
pentanahan
L1 – PE – –
L2 – PE – –
L3 – PE – –
2. Connection
a. Rangkaian daya – sumber 
b. Rangkaian kontrol – sumber 

Tabel 4.2 Data hasil pengukuran


No. THERMAL OVERLOAD KONDISI MOTOR
1. Tidak bekerja Menyala
2. Bekerja Mati

Tabel 4.3 Data hasil pengukuran

No. Kondisi S2 Kondisi Timer Kondisi Motor Keterangan


1 Terbuka - - -

2 Tertutup 10’ Menyala Motor 1


menyala

Motor 2
menyala
setelah motor
1 menyala
selama 10
detik

Tabel 4.4 Data hasil pengukuran


I nominal Waktu
No. I start (ampere) n (rpm)
(ampere) (detik)
1. 1,3 1,1 t = 2’ 1864
2. M1 3,8 1,1 t = 5’ 1498
3. 6,8 1,1 t = 10’ 1424
4. 5,2 4,6 t = 2’ 1499
5. M2 5,3 4,6 t = 5’ 1497
6. 7,1 4,6 t = 10’ 1495

4.2 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum ini, kami merangkai suatu rangkaian daya dimana
rangkaian ini akan dihubungkan dengan motor yang disebut dengan
rangkaian kontrol. Sebelum dihubungkan dengan motor, rangkaian daya
terlebih dahulu diamati untuk mengetahui apakah ada hubungan singkat atau
tidak.
Dari data hasil pengukuran pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tidak
adanya hubungan singkat antara phase dengan phase serta phase dengan
netral yang berarti rangkaian sistem motor bergantian tersebut aman
digunakan. Namun, data hasil pengukuran phase dengan proteksi pentanahan
tidak diketahui dikarenakan saat menguji rangkaian tersebut, rangkaian diuji
di luar box panel.
Selanjutnya untuk data hasil pengukuran pada Tabel 4.2, pada saat
thermal overload dalam keadaaan tidak bekerja, kondisi motor tetap jalan dan
pada saat thermal overload bekerja, kondisi motor akan mati. Hal ini
menunjukkan bahwa safety function yang ada pada rangkaian ini dengan
memasang thermal overload berfungsi dengan baik. Karena ketika terjadi
kelebihan panas pada motor, maka motor akan mati secara otomatis.
Selanjutnya untuk data hasil pengukuran pada Tabel 4.3, Kondisi dari
S2 sangat mempengaruhi kinerja motor. Dimana, S2 merupakan sakelar
normally open. Jadi ketika S2 dalam keadaan terbuka, kondisi timer dan
motor OFF sehingga motor tidak bekerja. Di sisi lain, ketika S2 dalam
keadaan tertutup, timer dan motor ON sehingga mengakibatkan motor
bekerja.
Sedangkan untuk pengukuran arus listrik pada motor 1 dan 2 dapat
dilihat pada Tabel 4.4 bahwa arus listrik pada saat start lebih besar
disbanding arus ketika motor telah berputar. Sedangkan kecepatan putaran
kedua motor mencapai angka 1499 rpm dan ada yang melebihi 1800 rpm.
Saat dilakukannya praktikum, motor 1 berjalan terlebih dahulu dibanding
motor 2. Hal tersebut dapat diatur dengan timer yang dipasang dalam
rangkaian sehingga terjadi delay time antara dua motor.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum motor bergantian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa rangkaian ini harus dilengkapi dengan alat pengaman
berupa thermal overload dan timer. Thermal overload adalah alat pengaman
yang digunakan pada rangkaian listrik untuk memutus aliran listrik ketika
terjadi panas berlebih akibat korsleting arus listrik atau sebab lainnya.
Sedangkan untuk mengatur penyalaan motor pada motor bergantian dapat
digunakan delay timer yang dapat di-setting menurut kebutuhan.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan selama melakukan praktikum
motor bergantian, yaitu:
1. Perlunya melakukan penggantian kabel yang sudah tidak layak pakai
agar hasil pengukuran mendapatkan nilai yang valid dan tidak
berlangsung lama.
2. Memahami benar-benar gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya
yang tersedia di modul untuk mempermudah dalam perangkaian sistem
motor bergantian.
DAFTAR PUSTAKA

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 04-0225-2000.

Putri, Fitri Puspitasari. 2008. Perencanaan dan Pembuatan alat pengaman untuk
menghindari terjadinya pemadaman listrik total di Laboratrium Reparasi
Listrik. Surabaya : Politenik Perkapalan Negeri Surabaya -ITS

Widodo, Hendro Agus. 2018. Modul Ajar Praktikum Teknik Listrik. Surabaya:
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
.
LATIHAN SOAL

1. Sebutkan standar tentang pemasangan motor listrik!


Jawab:
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 04-0225-
2000
 PUIL 2000 5.13.2 tentang Perlengkapan Motor Generator
2. Selain PUIL sebutkan peraturan tentang pemasangan motor listrik!
Jawab:
 SNI No. 04-1918.17-2000
 SNI No. 04-3860-1995
 Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2016
3. Jelaskan tentang pengantar atau kabel yang digunakan untuk pemasangan
instalasi motor!
Jawab:
Kabel yang umum dipakai pada instalasi listrik biasanya menggunakan
kabel dengan jenis NYM dan NYA dengan ukuran yang disesuaikan dengan
keadaan beban yang terpasang. Dalam hal ini Kemampuan Hantaran Arus
(KHA) kabel minimal dipilih yang mempunyai kapasitas lebih kecil dari 63
A. Berdasarkan PUIL 2000, Tabel 7-3-1 didapatkan kabel yang sesuai
digunakan adalah kabel NYA.
4. Jelaskan cara menggunakan pengantar atau kabel yang ditanam di tanah
sesuai standar!
Jawab:
Kabel dapat dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah),
dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan
mekanis. Kabel juga harus memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel
yang tidak ditanam.
5. Jelaskan standar setting waktu timer menurut standar (sebutkan merk yang
saudara gunakan)!
Jawab:

Gambar Latihan Soal Timer merk Theben


(Sumber: www.akhdanazizan.com)
Angka 2 dan 3 menunjukkan timer dalam keadaan default (standar),
menunjukkan posisi kontak NO dan NC nya. Dan angka 1 disesuaikan
dengan keadaan angka 2. Untuk angka 5 digunakan untuk menyetel jam
dengan waktu yang sebenarnya. Angka 6 adalah setelan timer, stel pada
posisi auto agar setting jam yang telah dilakukan berjalan otomatis. Sirip-
sirip yang berwarna biru digunakan untuk mengatur waktu atau jam. Sirip
tersebut bisa ditutup dan dibuka dengan cara menekanya. Sirip-sirip
dirancang sesuai dengan waktu normal. Silahkan dibagi utuk mendapatkan 1
nilai siripnya. Biasanya harga 1 sirip mewakili 30 menit untuk gambar di atas.
Tetapi berbeda untuk jenis timer yang lainnya. Posisi awal adalah sirip-sirip
dalam keadaan terbuka semuanya. Aturlah sirip-sirip sesuai dengan waktu
yang diharapkan, yaitu dengan menekan ke dalam. Sebagai contoh ketika kita
ingin menghidupkan lampu jalan menyala pada pukul 18.00 dan akan mati
pada pukul 06.30 pagi, maka pengaturan yang kita lakukan adalah dengan
cara menekan ke dalam sirip-sirip pada angka 4, sehingga banyaknya sirip
yang ditekan ke dalam dimulai dari 18.00 dan berakhir pada posisi 06.30 dan
sisanya biarkan dalam keadaan terbuka. Dan angka 6 biarkan pada posisi
auto. Setelah itu timer siap digunakan dan dikombinasikan dengan
kontaktor untuk penerangan lampu yang banyak seperti untuk lampu jalan,
dikarenakan jika timer langsung ke beban atau lampu dalam jumlah banyak
akan mengakibatkan timer rusak (overlaod).
6. Apa kesimpulan yang dapat saudara peroleh dari praktikum di atas?
Jawab:
Berdasarkan praktikum motor bergantian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa rangkaian ini harus dilengkapi dengan alat pengaman
berupa thermal overload dan timer. Thermal overload adalah alat pengaman
yang digunakan pada rangkaian listrik untuk memutus aliran listrik ketika
terjadi panas berlebih akibat korsleting arus listrik atau sebab lainnya.
Sedangkan untuk mengatur penyalaan motor pada motor bergantian dapat
digunakan delay timer yang dapat di-setting menurut kebutuhan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai