Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS

MANAGING AND CONTROLLING ETHICS PROGRAM

Kelompok 9

Nopita Pidun 212014214

Melina Alberta Suwarno 212014215

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethikos’ yang berarti "timbul dari kebiasaan". adalah
sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Berikut contoh kasus etika bisnis:

Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah


perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor
tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik
yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan.
Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran, karena telah
memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka sepakati bersama pihak pengembang.

Pada tahun 1990an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Enron adalah perusahaan
energi Amerika dan pada saat itu Enron sukses memasok energi ke pangsa pasar. Enron memiliki
jaringan yang luar biasa luas. Seiring dengan booming industri energi, akhirnya memosisikan dirinya
sebagai energi merchants dan bahkan enron disebut sebagai “spark spead”. Awalnya Enron adalah
anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada di pasar dengan sebagaimana mestinya. Tetapi
Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya yang baik karena melakukan penipuan dan penyesatan.
Kemudian Enron kolaps pada tahun 2001.
Dari contoh kasus tersebut, perusahaan perlu menerapkan Etika bisnis. Untuk menjadikan perusahaan
itu berkembang dan maju maka perlu diterapkankan nilai-nilai moral atau etika. Tetapi jika tidak
menerapkan nilai-nilai moral atau etika, maka perusaahan akan mengalami kehancuran seperti
perusahaan Enron tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

1. An Ethical Dillema

Berikut ini adalah sebuah study kasus: dimana seorang yang bernama Mei-li ingin
bekerja bersama seseorang yang bernama Kyle, dan pada akhirnya ia pun diterima di
perusahaan tersebut. Setahun yang lalu perusahaan tersebut meluncurkan sebuah mesin
copy/salinan. Kyle sangat yakin kalau produk tersebut akan menjadi produk yang unggul. Ia
sudah dijanjikan promosi dan kenaikan gaji 2x lipat dari gaji jika produk itu sukses.

Suatu hari Kyle sangat panik setelah ia membaca sebuah artikel, bahwa perusahaan
pesaing(Hiyota) akan segera meluncur mesin copy /salinan, dan jika mesin Hiyota lebih baik
maka akan berdampak buruk bagi mesin salinan milik perusahaan Kyle dan Mei-li.

Kyle menemui Mei-li dan menyampaikan usulannya, ia meminta Mei-li menjadi


pelanggan yang potesial dan menghubungi sales Hiyota untuk mencari informasi tentang
mesin tersebut. Kyle berniat untuk melakukan modifikasi mesin mereka sehingga dapat
bersaing dengan Hiyota, sebelum mesin hiyota diluncurkan. Me-ili kurang sependapat dengan
Kyle, sehingga ia menemui pimpinan mereka yang bernama Bob, ia menyampaikan usulan
Kyle, dan Bob menolak rencana kyle karena beberapa alasan.

Mei-li terus berpikir apa yang akan dilakukan, hingga dua hari kemudian, mei-li
masih tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dari kasus tersebut tergambarkan organisasi sedang mengalami situasi yang kurang
baik, sehingga adanya niat yang kurang baik dari salah satu karyawan , namun ada pula
karyawann yang tidak nyaman dengan niat tersebut, pada situasi sulit seperti ada
kebimbangan dalam menentukan keputusan.

2. Implementing Ethics Program


Dalam pelaksanaan pengembanagan program etika bisnis yang efektif maka
organisasi membutuhkan tindakan yang spesifik untuk memastikan tercapainya tujuan dari
program tersebut.
Organisasi harus memiliki cara untuk mengelola, mengevaluasi, dan mengontrol
program etika bisnis. Ada lima hal yang berdampak secara signifikan pada kesuksesan
program etika: 1) konten kode etik perusahaan, 2) frekuensi komunikasi mengenai program
dan kode etika, 3) komunikasi yang berkualitas, 4) senior management’s ability dalam
mengsukseskan lembaga etik dalam suatu organisasi, dan 5) local management’s ability
untuk melakukan hal yang sama.
Apabila sebuah organisasi memiliki budaya yang lebih berfokus pada perencanaan
dari pada pelaksanaan, kemungkinan pekerja akan melihat perilaku tidak etis sebagai sesuatu
yang dapat diterima. Sehingga, tanpa control yang tepat, penipuan pelanggan, memanipulasi
harga, perilaku kasar, dan penyalagunaan sumber daya organisasi kemungkinan akan
dilakukan oleh beberapa pekerja.
Program etika merupakan bagian dari perencanaan strategis dan aktivitas manajemen
suatu organisasi. Akan tetapi beberapa organisasi tidak mengerti akan hal ini, mereka berpikir
bahwa etika karyawan merupakan masalah pribadi, dan bukan tanggung jawab manajer.
Berbagi nilai antara karyawan merupakan tanda kesuksesan suatu organisasi pada
program etika bisnis. Ketika etika bisnis selaras dengan kegiatan karyawan, karyawan akan
memiliki komitmen pada organisasi dalam jangka waktu yang panjang. Johnson Controls
mengadopsi empat model perilaku beretika berdasasarkan orientasi stakeholder: 1)
karyawan dan angota kelompok lain, 2) oranisasi dan pemegang saham, 3) pelanggan,
pesaing, dan pemasok, 4) public dan masyarakat. Pada pusat dari model ini yaitu integritas,
melambangkan bahwa oraganisasi harus beroprasi dengan integritas pada seluruh bidang.
Control yang formal untuk etika bisnis mencakup input control, proses control, dan
output control. Input control seperti pilihan yang tepat dari karyawan,pelatihan etika yang
efektif, system struktur yang kuat. Organisasi harus memberikan karyawan kesempatan untuk
mendapatkan bantuan dan melaporkan masalah. Misalnya saja organisasi menyediakan
bantuan etika agar karyawan dan manager dapat bertemu secara langsung untuk
berkonsultasi.
Proses control mencakup komitmen manajemen untuk program etika dan system
evaluasi etika. Cara terbaik yaitu pemimpin memberikan contoh etika yang baik bagi para
karyawan. Salah satu pemimpin yang dapat ditiru yaitu, Jeffrey Swartz CEO Timberland, ia
sebagai pemimpin perusahaan yang beretis. Swartz menluncurkan produk dengan
memperhatikan dampaknya pada lingkungan, bahan kimia yang digunakan, dan komsumsi
sumber daya. Ia menunjukkan rasa tanggung jawabnya untuk kesalahannya di masa lalu.
Output control melibatkan perbandingan standart dengan perilaku actual. Salah satu
metode untuk mengevaluasi kinerja yaitu audit etika.
3. The Ethics Audit
Audit etika adalah metode yang sistematis untuk menentukan apakah kinerja
organisasi sudah mematuhi standar etik yang diinginkan. Tujuan utama dari audit etika
adalah mengidentifikasi risiko dan masalah etika, seperti laporan langsung akan mencegah
CEO atau pimpinan yang lain untuk menutupi kesalahan. Audit etika sebagai upaya
perusahaan untuk menunjukkan kepada stakeholder bahwa mereka mematuhi hukum. Namun
perusahaan tidak diwajibkan untuk melaporkan hasil audit mereka kepada publik.

Konsep audit etika yaitu untuk mengevaluasi laporan perusahaan sebagai


pertanggungjawaban social khususnya bagi kegiatan berkelanjutan. Audit social adalah
proses penilaian dan pelaporan pada kinerja bisnis dalam memenuhi tanggung jawab
ekonomi, hukum, dan etika yang diharapkan oleh stakeholder. Laporan social biasanya
membahas tentang kinerja perusahaan seperti masalah ketenagakerjaan, pengembangan
ekonomi masyarakat, kesukarelaan, dan dampak lingkungan. Audit etika sendiri merupakan
komponen edit sosial.

Proses auditing sangatlah penting untuk bisnis karena dapat meningkatkkan


efektivitas kinerja perusahaan, meningkatkan investor, dan meningkatkan hubungan dengan
stakeholder. Selain itu, audit etika juga dapat membantu organisasi untuk menggabungkan
akuntabilitas dalam tindakan mereka, perencanaan jangka panjang, membuat keputusan
sehari-hari, dan mengevaluasi laporan keuangan untuk kelanjutan aktivitas organisasi
tersebut.

4. Benefits of Ethics Auditing

Penilaian budaya etika perusahaan diperlukan untuk meningkatkan kinerja yang etis
dan mendokumentasikan dalam proses hukum bahwa organisasi memiliki program yang etis.
Sebuah organisasi dapat memanfaatkan audit etika untuk mendeteksi kesalahan sebelum
menjadi masalah yang lebih besar, dan audit menyediakan upaya bagi perusahaan untuk
mengidentifikasi dan menangani risiko utama. Sehingga suatu organisasi akan melakukan
perbaikan terus-menurus untuk meningkatkan kinerja organisasi. Akan tetapi ada pula
perusahaan yang menggunakan audit etika untuk memberikan citra yang baik untuk
menyembunyikan perilaku korupsi.

Melalui proses audit akan menyoroti tren, meningkatkan penghasilan organisasi, dan
menfasilitasi komunikasi dan hubungan kerja. Audit juga akan membantu organisasi menilai
ke efektifan program dan kebijakan yang akan meningkatkan efisiensi kinerja organisasi yang
akan mengurangi biaya. Dari informasi audit perusahaan akan mengetahui hasil dari sumber
daya yang tersedia. Selain itu pula proses audit etika membantu organisasi mengidentifikasi
risiko yang potensial dan kewajiban serta peningkatan yang sesuai dengan hukum. Sehingga
organisasi menerapkan kebijakan yang akan mengurangi kemungkinan terulangnya
kesalahan.

Salah satu manfaat besar dari proses audit bagi organisasi yaitu meningkatkan
hubungan dengan stakeholder yang menginginkan transparansi. Manajemen organisasi tidak
cukup mampu untuk meyakinkan stakeholder, karena ulah beberapa organisasi yang
melakukan pembohongan dan manipulasi data.

Salah satu perusahaan yang terkenal yaitu Nike pernah dinyatakan memperkerjakan
anak sebagai buruh, sehingga mendapat tanggapan negative dari public sehingga kehilangan
banyak bisnis, namun Nike telah belajar dan berkomitmen lebih transparansi dan
menghilangkan limbah kimia beracun yang mereka akibatkan .

Ada 10 top challenges untuk CEO yang dianggap memiliki resiko yang terkait dengan
mengelola dan mengontrol program etika :1) sumber daya manusia, 2) keunggulan
operasioanal,3) inovasi, 4)customer relationship, 5) politik global/resiko ekonomi, 6)
peraturan pemerintah, 7) memperluas secara global, 8) keberllanjutan, 10) kepercayaan dalam
bisnis.

Ethical Crisis Management and Recovery

Manfaat dari audit etika itu sendiri adalah untuk mencegah krisis yang dihasilkan oleh
kesalahan hukum atau etika. Ketika perusahaan akan mengembangkan management plans
atau rencana pengelolaan untuk merespon dan menanggulangi bencana alam, perusahaan
harus mempersiapkan etika bencana dimana akan mengakibatkan hokum substansial dan
biaya serta mengganggu jalannya operasional, mengurangi produktivitas, mengurangi
karyawan dan menghancurkan reputasi perusahaan. Etika dan hokum krisis telah
mengakibatkan kematian atau kemunduran atau akuisisi dari sejumlah perusahaan terkenal
seperti Lehman Brothers, Merrill Lynch, dan Washington Mutual. Dalam beberapa tahun
terakhir, perusahaan telah menghabiskan hingga $7 juta/bulan untuk penasihat hukum untuk
mempertahankan dan membela terhadap dugaan kesalahan yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan. Suatu studi menemukan bahwa mempublikasikan perusahaan yang tidak etis
akan menurunkan stockprices selama kurang lebih 6 bulan.

Karyawan yang terlibat dalam kesalahan etis akan menurunkan integritras perusahaan.
Etika audit dapat mengungkapkan karyawan nakal yang melanggar undang-undang,
peraturan, dan kebijakan atau standar etika perusahaan. Selain kesalahan karyawan yang
dapat menurunkan integritas perusahaan ada juga risiko lain yang ditakutkan oleh sebagian
besar pemimpin perusahaan yaitu menemukan kesalahan atau perbuatan ilegal yang
diberitakan di media massa sehingga dituntut oleh pemerintah dan menyebabkan reputasi
yang tidak etis atau mungkin akan kehilangan investor, pelanggan dan karyawan.

Ernst & Young melakukan penelitian mengenai mengelola risiko dan membantu
mengembangkan daftar rekomendasi untuk pengelolaan risiko bisnis. Berikut 5 rekomendasi
untuk meningkatkan manajemen risiko:

1. Membuat kantor manajemen proyek dengan pemerintah yang sesuai untuk


mengarahkan bisnis dan model operasi serta mengelola risiko secara proposional.
2. Chief risks officers harus melapor kepada anggota dewan.
3. Melibatkan risiko dan kepatuhan pada saat awal siklus pengembangan produk.
4. Meningkatkan control dengan menetapkan tata kelola kerja sesuai dengan
portfolio dimana menejer harus mematuhi.
5. Mengelola dan mengoptimalkan penggunaan modal.

Measuring Nonfinancial Ethical Performance

Untuk benar-benar memiliki integritas, perusahaan tidak hanya menetapkan peraturan dan
etika yang berfokus pada ukuran finansial, tetapi juga harus berfokus pada nonfinancial
kinerja. Seperti balance scorecard, six sigma, dan triple bottom line dapat mengukur kinerja
sebuah organisasi.

Sistem pengukuran

1. Balance scorecard dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan dan David Norton,
Balance Scorecard ini menggabungkan kinerja nonfinancial ke dalam sistem evaluasi
untuk memberikan pandangan yang lebih “seimbang”. Adapun perspektif-perspektif
yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:perspektif keuangan,proses bisnis
internal, belajar dan pertumbuhan, dan pelanggan.
2. Six sigma berfokus pada peningkatan proses yang tidak memenuhi kualitas serta
mengembangkan proses-proses baru yang memenuhi standar six sigma. Untuk
memenuhi spesifikasi six sigma ini tidak melebihi 3.4 cacat per juta.
3. Triple bottom line untuk mengukur kinerja keuangan, social, dan faktor lingkungan.
Bisnis yang dijalankan mempengaruhi stakeholders, termasuk pelanggan, karyawan,
pemegang saham, komuntas atau lingkungan.

Tujuan dari alat pengukuran diatas adalah untuk menentukan kualitas dan efektivitas
lingkungan, sosial, dan inisiatif etika.

The Global Reporting Initiative (GRI) adalah jaringan organisasi non-pemerintah


yang bertujuan mendorong keberlanjutan dan pelaporan Lingkungan, Sosial dan Tata kelola.
GRI mengeluarkan kerangka kerja pelaporan keberlanjutan yang paling banyak dipergunakan
di dunia dalam rangka mendorong transparansi yang lebih besar. Kerangka tersebut, bersama
”Petunjuk G3”, menetapkan prinsip dan indikator yang dapat dipergunakan organisasi untuk
mengukur dan melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial-nya.

Akuntabilitas adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya berkomitmen


untuk meningkatkan kinerja organisasi,
dan untuk mengembangkan kompetensi individu dalam akuntabilitas sosial dan etika dan pe
mbangunan berkelanjutan.

Risk and requirements in ethics auditing

Meskipun etika audit memberikan banyak manfaat untuk masing-masing perusahaan


dan stakeholders, mereka memiliki potensi untuk menciptakan risiko. Auditing merupakan
pengukuran yang kinerja yang akurat karena dapat menghindari risiko etis dan tantangan.

Legal
Federal Sentesing Guidelines

Human Capital
Quality Management

Management ethics, Values, Integrity

Corporate Governance internal Control


5. The Auditing Process

Manfaat yang akan didapat ketika melakukan audit adalah penerapan standar kinerja
dan frekuensi audit yangnantinya akan dilaporkan ke stakeholders. Sehingga dapat
mengambil keputusan atau tindakan yang tepat untuk merespons hasil audit.Oleh karena itu,
perusahaan mempunyai beberapa pendekatan untuk etika audit, diantaranya pendekatan untuk
program-program etika untuk merespons peningkatan tanggung jawab social
perusahaan.Tanggung jawab social perusahaan adalah bentuk tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah
konsumen, karyawan, pemegang saham, dll dalam segala aspek operasional perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki etika audit yang berbeda-beda dan unik dalam
pengoprasian nya. Etika audit bank akan berbeda dengan etika audit perusahaan manufaktur.
Setiap perusahaan memiliki peraturan atau etika tersendiri sesuai bisnis yang dijalaninya.

Berikut adalah susunan etika audit :

 Komitmen yang aman dari top managers serta dewan direksi.


 Membentuk sebuah komite untuk mengawasi etika audit.
 Menetapkan cakupan proses audit, termasuk bagian yang terpenting dalam
etika audit.
 Meninjau misi, kebijakan, dan tujuan dalam organisasi serta menentukan
prioritas etika.
 Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang relevan.
 Memiliki hasil diversifikasi yang terikat
 Melaporkan temuan kepada komite audit yang akan disetujui untuk manajer
dan stakeholders

Audit memerlukan proses individual karena memerlukan pertimbangan yang cermat


untuk menghadapi persoalan yang dihadapi sebagai contoh perusahaan coca-cola yang
menerapkan beberapa faktor tertentu. Untuk memastikan audit internal yang efektif, direksi
coca-cola menunjuk komite audit yang bertanggung jawab meliputi review laporan keuangan,
penilaian manajemen risiko, pengungkapan kontrol, prosedur pengaduan dan program-
program kepatuhan.
Melalui komite ini organisasi akan membantu dewan dIreksi untuk memenuhi
tanggung jawab pengawasan kepada pemegang saham dan yang lain, yang berkaitan dengan
laporan keungan, system control akuntansi internal, dan lain-lain.

Model Corporate Social Responbilty Structure

Board of Directors Chief Ethics and


Compliace Officiers

Chief Executive
officer

Chief financial Chief Operations Chief Human General


Offiier Officer Resources Officer Counsel

Sustainability Community
Council Affairs Council

Secure Commitment of Top Managemers and Board of Directors

Dalam proses audit etika, langkah pertama yang di lakukan yaitu menjaga komitmen
top management organisasi (seperti dewan direksi), secara langsung top management
menanggapi kekhawatiran stakeholder atau perubahan anggota dewan pemerintahan. Top
management harus memberikan pengawasan untuk semua aktivitas audit. Selain itu aturan
dan regulasi Sarbanes Oxley mewajibkan dewan direksi dan anggotanya harus
berpengetahuan dan memenuhi syarat untuk mengawasi kegiatan akuntansi dan tipe lain dari
audit untuk memastikan laporan tersebut memiliki informasi yang akurat. Selain itu top
manager akan mencari cara utuk melacak dan meningkatkan etika kinerja yang memberikan
keuntungan bagi organisasi melebihi para pesaing, dan dapat menghadapi pertanyaan
mengenai pelaksanaan etika.

Establish a Committee to Oversee the Ethics Audit

Langkah kedua membentuk tim untuk mengawasi audit secara transpran.Tim ini
sebaiknya terdiri dari karyawan yang berpengetahuan tentang alam dan peran audit etika, dan
mereka hendaknya berasal dari diereksi yang berbeda dalam organisasi tersebut.
Difine the Scope of the Audit Process

Pada langkah ini, komite audit etika menetapkan cakupan audit dan mengawasi
perkembangan untuk memastikan itu tetap sesuai aturan. Cakupan audit tergantung jenis
bisnis, resiko yang dihadapinya, dan kesempatan mengelola etika.

Review Organizational Mission, Values, Goals, and Politicies and Define Ethical
Priorities

Audit etika umumnya membandingkan etika kinerja organisasi dengan tujuan, nilai-
nilai, dan kebijakan , prosess audit harus mencakup tinjauan pernyataan misi dan tujuan
strategis. Ulasan ini harus mencakup pemeriksaan semua dokumen yang resmi (seperti etika,
hukum, tanggung jawab social) supaya membuat pertanyataan/hasil yang ekplisit, dan juga
dokumen yang tidak resmi( marketing materials, pemasok atau vendor, kebijakan standar,
dll). Dengan ulasan ini akan menunjukkan hasil yang akan membantu organisasi kira-kira
keputusaan apa yang akan dipilih.
Pada tahap ini organisasi akan menentukan kebutuhan preriotas dan menilai pemangku
kepentingan, menilai pemangku jabatan ini cukup sulit karena tidak ada persyaratan hukum
dan preriotas etika.

Collect and Analyze relevant information

Selanjutnya melakukan identifikasi alat dan metode untuk mengukur kemajuan


perusahaan untuk meningkatkan keputusan etika karyawan dan pelaksanaannya. Organisasi
harus mengumpulkan informasi yang relevant untuk setiap bidang. Misalnya saja komite
audit melakukan kerja sama dengan departemen SDM organisasi untuk mengumpulkan
informasi dari karyawan dan statistika, dan umpan balik.

Verify the Result

Verifikasi hasil audit harus melibatkan prosedur yang mengontrol kehandalan dan informasi
yang akurat seperti mengaudit keuangan. Sama seperti auditor keuangan yang menerapkan
langkah-langkah prosedur untuk mendukung laporan keuangan, auditor etika juga dapat
mengamati prosedur perusahaan yang tidak etis dengan menggunakan laporan. Auditor
keuangan kemungkinkan akan diminta untuk memberikan sebuah surat kepada direktur untuk
menyoroti ketidakkonsistenan dalam proses pelaporan. Auditor keuangan harus melaporkan
kepada Dewan direksi komite keuangan. Auditor Etika harus diminta untuk melapor ke
direksi untuk melaporkan masalah keuangan.

Report the findings

Langkah terakhir dalam susunan kerja etika adalah melaporkan hasil audit. Banyak
perusahaan yang tidak memberitahukan hasil audit mereka ke public, mereka lebih senang
memberitahukan hasil audit mereka ke stakeholders. Untuk melaporkan hasil audit harus
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pengamat global,laporan harus sesuai dengan
tujuan audit dengan beberapa metode. Metode yang digunakan adalah proses audit (bukti
pengumpulan dan evaluasi), peran auditor (sebaiknya independent), audit pedoman diikuti
oleh auditor dan ketentuan lainnya mengikuti ketentuan perusahaan. Tujuan nya perusahaan
dapat mengidentifikasi kelemahan dan mengembangkan saran untuk perbaikan.

6. The Strategic Importance Of Ethics Auditing

Audit etika harus dilakukan secara teratur karena kalau tidak akan menimbulkan
masalah. Audit etika bukanlah satu-satunya proses controlling yang digunakan selama situasi
krisis, meskipun audit etika dapat mengetahui masalah-masalah yang ada dan menghasilkan
solusi. Audit etika memerlukan biaya yang mahal dan memakan banyak waktu, memilih dan
menentukan auditor yang tepat juga sulit dilakukan.

Bisnis harus menunjukkan komitment nya dan menguntungkan bagi para pelanggan,
karyawan, pemasok, pemegang saham dan masyarakat sekitar. Berikut adalah kriteria etika
perusahaan untuk Business Bureu’s Torch Award:

 Membuat buku pedomanuntuk karyawan dan melakukan training (formal atau


informal) mengenai bagaimana cara bisnis yang berkompeten dan memenuhi
standar.
 Menjelaskan visi, misi dan penyataan nilai-nilai yang menggambarkan kompeten
bisnis untuk mengoptimalkan kepuasan pelanggan, karyawan, pemasok,
pemegang saham, dan masyarakat sekitar.
 Pelatihan formal yang berkaitan dengan isu-isu etis untuk karyawan.
 Pengelolaan kebijakan yang mendorong kegiatan positif untuk karyawan.
 Bermanfaat untuk karyawan dan berkontribusi memberikan pelayanan terhadap
keluarganya.
 Membangun kepercayaan khususnya program pelayanaan pelanggan, karyawan,
pemasok dll.

Hubungan masyarakat/investor/stakeholders

 Contoh visi, misi bisnis adalah bagaimana membangun usaha dan keyakinan serta
kepentingan konsumen, karyawan, pemasok, stakeholderds dan masyarakat
sekitar.
 Kebijakan-kebijakan bisnis yang berhubungan dan menunjukan tanggung jawab
terhadap masyarakat, investor, dan stakeholder.
 Memberikan umpan balik ke pelanggan, vendor dan pemasok.

Komunikasi dan pemasaran


 Mendiskripsikan metode bisnis untuk memastikan penjualan, promosi dan iklan
yang tepat.
 Memberlakukan kebijakan atau kode etik mengenai pelatihan penjualan dan
memastikan semua transaksi bersifat transparan dan jujur
 Dengan berkomunikasi akan mencegah hal-hal negatif dan memulihkan
kepercayaan atau keyakinan dalam buisnis, produk dan layanan.

Reputasi industri

 Media converage mencerminkan reputasi bisnis industri agar menjadi bisnis yang
terpercaya di masyarakat umum.
 Penghargaan, pengakuan dalam usaha industri dan perdangan kelompok maupun
masyarakat umum.
Meskipun terdapat masalah namun audit kinerja etis memberikan banyak manfaat.
seperti yang sudah di bahas manfaat audit etika yaitu memberikan penilaian kinerja
keseluruhan dari perusahaan seperti nilai-nilai inti, kebijakan etika, praktik operasi
internal, sistem manajemen dan yang paling penting harapan stakeholder. Dengan
demikian, audit etika adalah alat manajemen yang berguna untuk membantu
mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan perusahaan. Penilaian ini dapat digunakan
untuk mengalokasikan sumber daya dan berfokus pada peluang baru. Proses audit juga
membantu perusahaan untuk memenuhi misi mereka dengan cara meningkatkan
keuntungan dan mengurangi risiko. Proses audit juga dapat menunjukan dampak positif
dari kode etik dan menyakinkan manajer-stakeholder. karena menggunakan nilai praktik
bisnis yang dianggap lebih etis dan bertanggung jawab.
BAB III

PENUTUP

Etika bisnis merupakan bagian dari perencanaan strategi dan kegiatan manajemen yang sangat
penting untuk keberhasilan setiap perusahaan. Namun untuk berhasil, sebuah perusahaan harus
mengontrol dan memastikan kinerja mereka secara efektif seperti mengontrol input, proses dan
output. Input harus dikontrol karena berhubungan dengan alat-alat yang diperlukan dan sumber
daya manusia (pelatihan etika yang efektif dan terstruktur) . Kontrol Proses adalah komitmen
untuk program etika dan metode sistem evaluasi etika. Sedangkan kontrol output melibatkan dan
membandingkan standar dengan perilaku aktual. Salah satu metode yang paling populer untuk
mengevaluasi kinerja etika adalah audit etika. Audit etika adalah evaluasi yang sistematis dalam
etika program dan kinerja yang etis di sebuah organisasi. Audit tersebut memberikan kesempatan
untuk mengukur standar etika perusahaan yang sesuai. Proses audit dapat mengikuti tren,
meningkatkan pembelajaran dalam organisasi, dan memfasilitasi komunikasi hubungan
kerja.Meskipun audit etika memberikan manfaat bagi perusahaan dan stakeholders, audit etika
juga memiliki potensi untuk mengidentifikasi risiko.

Anda mungkin juga menyukai