Tugas Esai Bahasa Indonesia Erlangga Hidayatullah TM '14 (Recovered)
Tugas Esai Bahasa Indonesia Erlangga Hidayatullah TM '14 (Recovered)
NIM : 03051181419158
Kelas :B
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampuh : Alamsari, M. Pd.
Bicara soal pendidikan, semua negara yang ada di dunia sangat memerlukan
adanya pendidikan. Setiap negara tidak bisa lepas dari dunia pendidikan dan sangat
menjunjung tinggi kemajuan bidang pendidikannya masing-masing. Kemajuan suatu
$negara besar pengaruhnya dari segi pendidikan. Akibat majunya pendidikan suatu
negara maka terbentuklah sumber daya manusia yang baik di negara tersebut. Dengan
majunya sumber daya manusianya maka akan tercipta ula suatu negara yang maju, kuat,
dan sejahtera. Negara tersebut akan terpandang dan mampu bersaing di dunia
internasional. Semua itu tidak akan terwujud tanpa ada pendidikan yang sungguh-
sungguh, pendidikan yang bermutu serta menjamin akan menghasilkan sumber daya
manusia yang produktif dan mampu bersaing di pasar global.
Sebut saja negara kita tercinta Indonesia yang sedang giat-giatnya melakukan
perubahan ke arah yang lebih maju. Indonesia sedang mencari jalan keluar dari
keterpurukan baik dari segi material, moral, dan mental. Oleh karena itu, diperlukannya
pendidikan yang baik. Mengenai pelaksanaan pendidikan di Indonesia kita mengenal
adanya Ujian Nasional.
Perkembangan UN dari zaman ke zaman di Indonesia mengalami banyak
metamorfosa dan telah beberapa kali diganti formatnya. Mulai tahun 1965-1971, sistem
ujian dinamakan sebagai Ujian Negara. Hampir berlaku untuk semua mata pelajaran,
semua jenjang yang ada di Indonesia, yang berada pada satu kebijakan pemerintah
pusat. Kemudian pada tahun 1972-1979 Ujian Negara ditiadakan, lalu dirubah menjadi
Ujian Sekolah sehingga sekolah lah yang menyelenggarakan ujian sendiri. Semuanya
diserahkan kepada sekolah, sedangkan pemerintah pusat hanya membuat kebijakan-
kebijakan umum terkait dengan ujian yang akan dilaksanakan oleh pihak sekolah.Pada
tahun 1980-2000, untuk mengendalikan, mengevaluasi, dan mengembangkan mutu
pendidikan, Ujian sekolah diganti lagi menjadi Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional (EBTANAS). Dalam EBTANAS ini, dikembangkan perangkat ujian paralel
untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. Sedangkan yang menyelenggarakan dan
monitoring soal dilaksanakan oleh daerah masing-masing. Selanjutnya pada tahun 2001-
2004, EBTANAS diganti lagi menjadi Ujian Akhir Nasional (UNAS). Hal yang
menonjol dalam peralihan dari EBTANAS menjadi UNAS adalah dalam penentuan
kelulusan siswa, yaitu ketika masih menganut sistem Ebtanas kelulusan berdasarkan
nilai 2 semester raport terakhir dan nilai EBTANAS murni, sedangkan dalam kelulusan
UNAS ditentukan oleh mata pelajaran secara individual.Kemudian di tahun 2005-2009
terjadi perubahan sistem yaitu pada target wajib belajar pendidikan (SD/MI/SD-
LB/MTs/SMP/SMP-LB/SMA/MA/SMK/SMA-LB) sehingga nilai kelulusan ada target
minimal. Seiring perkembangan, tahun 2010-Sekarang UNAS diganti menjadi Ujian
Nasional (UN). Untuk UN tahun 2012, ada ujian susulan bagi siswa yang tidak lulus
UN tahap pertama. Dengan target, siswa yang melaksanakan UN dapat mencapai nilai
standar minimal UN sehingga mendapatkan lulusan UN dengan baik.
(Kompas.com, 15 Oktober 2014)
Pada kenyataannya, pelaksanaan Ujian Nasional tidak berjalan baik dan penuh
dengan kecurangan. Sistem yang diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan
namun menjadi wadah tempat mendidik bangsa ke arah yang negatif. Indonesia tidak
menjadi lebih maju namun menjadi lebih buruk.Sebaiknya Ujian Nasional dihapuskan
karena lebih banyak dampak negatif daripada manfaatnya.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang
(UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, termasuk mengatur
tentang evaluasi untuk peningkatan mutu pendidikan. Evaluasi tersebut kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab X tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003)