KELOMPOK 1 :
1. Andri Syahrezi (04/18D10115)
2. Ari Pritasari (06/18D10117)
3. Luh Apriani (25/18D10136)
4. Muliyaty Yusuf (30/18D10141)
5. Ni Km. Diva Oktyana (32/18D10143)
6. Ni Wayan Eni Sukmawati (41/18D10152)
7. Novita Dwi H.P (46/18D10157)
8. Tosca Sandi (55/18D10166)
D – IV Keperawatan Anestesiologi
Tk. II / Smt. 3
Kelas C
ITEKES BALI
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat rahmat-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan Anestesi yang berjudul
“Kasus Pada Askep Medikal Bedah” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas dari mata ajar Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam
Keperawatan Anestesi tentang bagaimana kasus yang terjadi pada askep medikal
bedah di rumah sakit.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menemui beberapa hambatan,
namun hambatan-hambatan tersebut dapat penulis atasi berkat dukungan dari
semua pihak. Oleh karena itu ijinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ns. Ni Nyoman Nuartini, S.Kep.,M.Kes
2. Keluarga yang penulis cintai atas dorongan, semangat, dan segala bantuan
sera cinta kasihnya
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas dukungan
dan masukan yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran guna memperbaiki
dan menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem pelayanan
kesehatan yang terintegrasi (Kuntoro, 2010: hal 1). Berdasarkan hal itu maka
penulis menjadikan pelayanan keperawatan khususnya medikal medah
sebagai latar belakang pembuatan makalah ini.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
yang sudah dibuat yaitu :
1. Mengetahui konsep K3 RS secara umum
2. Mnegetahui gambaran K3 RS di departemen medikal bedah
3. Mengetahui masalah K3 yang muncul dalam departemen medikal bedah
4. Mengetahui penatalaksanaan masalah yang muncul dalam departemen
medikal bedah
5. Mengetahui tujuan dan manfaat K3 yang telah diterapkan dalam
departemen medical bedah ?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep K3 RS Secara Umum
K3 adalah bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah institusi ataupun lokasi
proyek. Pengertian K3 menurut WHO/ILO (1995) : Untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja disebabkan oleh pekerjaan; perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. K3 Rumah
Sakit adalah upaya pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimia,
biologi di RS yang mungkin dapat menimbulkan dampak atau gangguan
kesehatan terhadap petugas, pasien, pengunjung masuk sekitar Rumah Sakit.
Tujuan K3RS adalah agar tercapai suatu kondisi kerja dan lingkungan
kerja Rumah Sakit yang memenuhi persyaratan K3, dengan harapan adanya
peningkatan, efisiensi kerja serta peningkatan produktifitas kerja yang
ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit. Adapun
tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur (1987) adalah melindungi
tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan untuk meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional, menjamin setiap keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja, sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada
bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik ,
peralatan listrik maupun peralatan kesehatan
3
2.2 Gambaran K3 RS Di Departemen Medikal Bedah
B. Alat kerja yang dapat digunakan dan dapat mengganggu kesehatan petugas
instrumen di ruang bedah
Alat kesehatan yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan petugas
instrumen diruang bedah adalah benda-benda tajam seperti scalpel dan jarum
suntik yang dapat memberikan resiko terjadinya kecelakaan kerja.
C. Alat pelindung diri (APD) yang digunakan petugas instrumen diruang bedah
4
D. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja petugas
5
E. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum
kerja, berkala, berkala khusus)
Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu upaya
untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal
(Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada
setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya
gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerjaitu sendiri maupun terhadap
orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi
lebih cepat, mengurangi penderitaan mempercepat pemulihan kemampuan
produktivitas masyarakat pekerja. Disini diperlukan sistem rujukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat ( prompt-
treatment ) Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan
kesehatan pekerja yang meliputi:
1. Pemeriksaan Awal
6
Pemeriksaan tertentu:
a. Tuberkulin test
b. Psiko tes
2. Pemeriksaan Berkala
Merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya
resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin
kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan
disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada
pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan
lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
3. Pemeriksaan Khusus
Merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus
diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau
diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.
A. Perencanaan meliputi
Identifikasi sumber bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
1. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
7
2. Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi. Sumber bahaya
yang ada di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat
resiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
PAK.
1. Membuat peraturan
RS harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar
operasional prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan
ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi,
diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada
karyawan dan pihak yang terkait.
8
4. Program K3
RS harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk
mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta
dilaporkan.
9
perlindungan tenaga kerja, sehingga kecelakaan yang timbul akibat mesin,
proses pengolahan, lingkungan kerja dan sebagainya harus diberantas dan
dikendalikan.
Bekerja di kamar bedah merupakan pekerjaan yang mulia karena telah
banyak menyelamatkan nyawa manusia. Bekerja di ruang ini tidak semudah
yang dibayangkan karena memerlukan keahlian khusus, disamping itu juga
mempunyai resiko yang besar. Adapun factor resiko bekerja di kamar bedah
yaitu :
1. Bahaya/ insiden kecelakaan
a. Cedera kaki dan jari kaki yang disebabkan oleh benda yang jatuh,
misalnya, peralatan medis.
b. Slip, perjalanan, danjatuh di lantai basah, khususnya selama situasi
darurat.
c. Tertusuk atau terpotong oleh bendata jam, terutama tusukan jarum dan
luka oleh pisau operasi.
d. Luka bakar dari peralatan sterilisasi panas.
e. Listrik kejut dari peralatan yang rusak atau grounding yang tidak ada,
atau peralatan dengan isolasi yang rusak.
f. Nyeri punggung akut akibat posisi tubuh canggung yang lama atau
kelelahan saat menangani pasien berat.
10
c. Keracunan kronis karena paparan jangka panjang terhadap obat, cairan
sterilisasi (misalnya, glutaraldehid), anestesi gas
d. Alergi lateks yang disebabkan oleh paparan pada sarung tangan latek
salam dan latek slainnya.
11
2.4 Penatalaksanaan Masalah Yang Muncul Dalam Departemen Medikal
Bedah
Penata anestesi merupakan salah satu petugas kesehatan yang bagaimana
saat bertugas, berhadapan langsung dengan pasien sehingga dapat mengetahui
keadaan umum pasien, khususnya pada saat akan melakukan operasi (pre
anestesi) di ruang pre op. Dalam menerapkan prinsip K3RS, penata anestesi
diharapkan mampu untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan pasien. Untuk itu penata anestesi perlu mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai penata, serta hak dan kewajiban pasien.
12
ruangan department medical bedah yang berpedoman terhadap kebijkan
rumah sakit dan praktik kepenataan.
Upaya yang dilakukan dalam penguatan pengendalian infeksi bagi
penata anestesi salah satunya dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan
terkait pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, khusunya untuk
pengendalian infeksi. Namun pelatihan ini juga sangat memerlukan
kesadaran seorang penata anestesi untuk menerapkan K3RS khususnya
pada medical bedah, yang notabenenta merupakan tempat atau department
dimana penata anestesi melaukan tugasnya.
Berikut ini adalah tujuan Kesehayan dan keselamatan kerja antara lain:
13
1. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
2. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, dan serikat pekerja.
3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
Manfaat Kesehatan dan keselamatan kerja pada medical bedah, sebagai berikut :
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi
produktivitas kerja Bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit ; Bahaya kebakaran
dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat – obatan),
Bahan beracun, korosif dan kaustik , Bahaya radiasi , Luka bakar, Syok akibat
aliran listrik, Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam & Bahaya
infeksi dari kuman, virus atau parasit.
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
http://masharimus.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html. Diakses pada 9 Oktober 2019.
16
17