Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
APLIKASI CT SCAN
SOP Pemeriksaan CT-Scan abdomen dengan kontras dan CT-Scan Spine
(Thoracalis) Non kontras
Oleh:
Milaniawati Suwito
151610383005
Persiapan Pasien
1. Petugas radiologi menjelaskan persiapan pemeriksaan CT-scan
abdomen dengan kontras meliputi:
- Periksa laboratorium BUN dan Creatinin <1.4 mg/dl, GFR >
60 ml/menit
- Puasa ± 4 atau 6 jam sebelum pemeriksaan
- Pasien diabetes yang mengkonsumsi metformin harus
menghentikan obat 1 hari sebelum dan 2 hari sesudah
pemeriksaan.
- Pasien datang ± 1 jam sebelum pemeriksaan untuk minum
kontras oral.
- Malam hari sebelum pemeriksaan pasien melakukan urus-urus
± 500 cc.
2. Radiografer mengecek hasil USG atau foto pemeriksaan abdomen
lainnya.
3. Radiografer menyiapkan prasarana pembuatan ct-scan whole
abdomen dengan kontras dan mempersilahkan pasien masuk
ruangan.
4. Radiografer menginformasikan kepada pasien tentang prosedur
dan tujuan pemeriksaan, jika pasien menyetujui maka dilakukan
penandatanganan informed consent.
5. Pasien melepaskan semua aksesoris yang terbuat dari logam yang
berada di dada dan perut serta mengganti baju.
6. Jika usus pasien sudah bersih dan sesuai persyaratan maka
pemeriksaan dilanjutkan.
7. Lakukan skin test kontras, bila tidak ada alergi maka perawat
memasang IV line menggunakan wing needle no. 18 atau 20 dan
tes kelancarannya untuk mengevaluasi hematom.
Teknik Pemeriksaan
1. Sebelum pemeriksaan radiografer memberikan lagi kontras
minum sebanyak ±200cc dan bagian rectal diisi kontras udara
sebanyak ±300-400 cc atau sisa kontras oral disuntikkan ke rectal.
2. Pasien diposisikan supine di meja pemeriksaan, radiografer
memberiksan fiksasi dibawah lutut pasien. Kedua tangan
diletakkan lurus lurus di atas kepala.
3. Pemeriksaab dengan parameter abdomen 3 phase dengan locater
di L1-2.
4. Area scanning meliputi diafragma hingga symphisis pubis.
5. Pemeriksaan dilakukan 2 tahap yaitu precontrast dan postcontrast
dengan kontras media disuntikkan dengan injektor dengan
flowrate 3 cc/sec, sebanyak 80-90cc.
6. Pemeriksaan jika ada kelainan di hepar maka lakukan scan pada
15-25 sec (fase arteri), 60-70 sec (fase porta), dan delay
(Equilibrium) 10 menit. Dengan trigger pada aorta descending
dengan HU 150.
7. Untuk kelainan di ginjal, lakukan scan pada fase arteri 15 sec, 30
detik (fase cortikomedular), 80 detik (fase nephrograpic)
dan 180 detik (fase excretory).
8. Setiap ada kelainan, lakukan pengukuran HU dan dimensinya
9. Cetak gambar pada kondisi soft tissue dengan slice thickness 3- 4
mm, potongan axial, sagital, dan coronal pada pre kontras maupun
post kontras
10. Setelah selesai pemeriksaan, pasien dipersilahkan untuk
beristirahat di ruang tunggu selama 30 menit dan melaporkan bila
ada reaksi alergi
Post Processing
Cetak gambar pada kondisi soft tissue, dengan slice thickness 5 mm.
1. Scanning topogram
2. MPR Precontrast
3. MPR Postcontrast
Dengan dilakukan pengukuran dimensi dan HU jika ada lesi.
4. MIP
5. VR
Filming
1. MPR precontrat
2. MPR Postcontrast
3. MIP
Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait Instalasi rawat jalan
Instalasi Rawat Inap
Sensuati, Anggraeni. 2010. Buku Panduan Praktikum Mahasiswa Prodi
D3 Radiologi. FKUA Universitas Airlangga.
Daftar Pustaka
Bruening, R., Et al. 2006. Protocols for Multislice CT 2nd edition.
Germany:Springer.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN CT SPINE THORACALIS NON CONTRAST
Persiapan Pasien
1. Petugas radiologi mengambil formuir permintaan pemeriksaan,
Prosedur kemudian memverifikasi formulir permintaab foto dan mencatat
di buku registrasi radiologi.
2. Radiografer mengecek hasil foto pemeriksaan vertebrae
thoracalis sebelumnya jika ada.
3. Radiografer menyiapkan prasarana pembuatan ct-scan vertebrae
thoracalis dan mempersilahkan pasien masuk ruangan.
4. Radiografer menginformasikan kepada pasien tentang prosedur
dan tujuan pemeriksaan.
5. Pasien melepaskan semua aksesoris yang terbuat dari logam yang
berada di leher dan punggung serta mengganti baju.
6. Radiografer menganamnase pasien.
Teknik Pemeriksaan
1. Pasen diposisikan supine di meja pemeriksaan, radiografer
memasang fiksasi di bawah lutut dan posisi kedua tangan di
atas sejajar dengan kepala.
2. Radiografer memasukkan data pasien ke komputer dengan
pemeriksaan parameter spine.
3. Planning pembuatan imaging yaitu:
Pemeriksaan thoracal 1-12 dengan batas atas C7 dan batas
bawah L1. Center point pada C6-7.
4. Pemeriksaan dilakukan dengan satu tahap yaitu pemeriksaan
ct-scan spine (polos),
5. Untuk print film radiografer membuat format irisan axial
dengan format isi 24 dengan irisan 5mm dan irisan coronal
serta sagital.
Post Processing
Cetak gambar pada kondisi bone window, dengan slice thickness 5 mm.
1. Scanning topogram
- Area yang diiris secara axial yaitu end plate - discus - end
plate untuk area normal. Namun jika ada kelainan boleh diiris
lebih banyak.
2. MPR
3. VR
Filming
1. MPR dan VR
\