Anda di halaman 1dari 11

Hasil Diskusi Materi

“Konsep Dasar Pengembangan Program BK”


Mata Kuliah: Pengembangan Program BK
Dosen Pengampu: Dra. Nur Arjani, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok I
Hotnita Gultom 1173351021
Berliana Tampubolon 1171151005
Indah Ramadhani 1171151012
Reni Fitriyanti 1171151025
Meysy Silvi Sembiring
Reguler A 2017
Yulius Purba 1163351041 ( Reguler D 2016)
Psikologi Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
2020
BAB I

PENDAHULUAN
Didiklah anak-anakmu dengan kebijaksanaan dan luruskanlah ia selagi masih muda.
Ibarat tunas pepohonan, akan mudah bagimu meluruskannya, tetapi jika ia telah menjadi pohon
besar yang bengkok niscaya ia akan patah saat engkau meluruskannya.”

Istilah bimbingan dan konseling (BK) bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Namun
kenyataannya tidak semua orang mengetahui dan mengerti akan esensi dan substansi dari
pelaksanaan BK tersebut. Banyak orang yang berpendapat bahwa BK adalah tempat untuk
menangani siswa-siswa yang suka membolos, rajin tidak masuk, serta yang bandel dan nakal
saja. Sehingga BK terkesan seolah-olah hanya menjadi tempat evakuasi segala pelaku kejahatan
sekolah. Tak heran kalau ada kepanjangan BK yaitu “Bengkel Kejahatan” atau “Bengkel
Kurawa” di sekolah.

Sekolah merupakan bagian dari pendidikan, dimana di sekolah terdapat peserta didik
yang mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Sekolah memiliki banyak sekali kegiatan, sehingga perlu adanya suatu manajemen
sekolah yang baik agar kegiatan-kegiatan di sekolah dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya.
Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima layanan bimbingan dan konseling,
sehingga untuk memudahkan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah, seorang
guru bimbingan dan konseling diharuskan membuat suatu perencanaan penyusunan program
terlebih dahulu untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.

Persepsi yang kurang tepat terhadap BK tersebut, ternyata tidak hanya menjangkiti
masyarakat awam. Para guru sebagai pendidik pun masih ada yang menganggap bahwa BK itu
bukan bagian dari tugasnya, tetapi adalah tugas khusus yang hanya boleh dilaksanakan oleh
“guru BK” (konselor). Pandangan semacam ini kemudian menjadikan guru leluasa
meminggirkan siswa-siswanya yang dianggap “buruk, jahat, dan kurang asertif” dalam
pendidikan. Mereka kemudian akan mengirim anak “nakal” tersebut ke ruang sempit mencekam
tempat para konselor berada. Padahal, gurulah yang seharusnya memberikan penanganan
pertama terhadap problematika siswa-siswanya karena merekalah yang lebih sering berinteraksi.
Berdasarkan hal tersebut, guru pun sebenarnya dituntut untuk menguasai kompetensi dalam hal
bimbingan dan konseling.

Maka dari itu, sudah saatnya para guru mengubah persepsinya masalah yang cukup serius
ini. Dalam makalah ini, akan kami uraikan mengenai peranan yang seharusnya dilakukan oleh
para guru dalam pelaksanaan BK meliputi: pengidenfikasian masalah siswa, pengalihtanganan
siswa yang bermasalah, penciptaan suasana belajar kondusif, konferensi kasus dan hal-hal lain
yang bertalian dengan pelaksanaan BK.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ialah sejumlah kegiatan


bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu (Purwoko, 2008: 18).

Adapun fungsi husus bimbingan dan konseling, yakni hususnya di sekolah, menurut H.M. Umar
dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai berikut:

 Menolong anak dalam kesulitan belajarnya


 Merusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak
 Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
 Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.

Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru terhadap
siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik penasihatan (conseling)
dan semua informasi yang dapat menolong individu untuk menolong dirinya sendiri.

B. Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati (2005:3) tujuan
program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan
Khusus.

1.Tujuan umum program bimbingan

· Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya
disekolah.

· Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta
rasa tanggung jawabdalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.

Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan


pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan
bertanggung jawab.

· Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang
lain
2.Tujuan khusus program bimbingan

· Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya
sendiri.

· Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami


lingkungannya.

· Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalah yang dihadapinya

· Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi
yang dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat.

C. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam


empat komponen layanan, ialah sebagai berikut :

1. Pelayanan Dasar

Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik melalui kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu para peserta didik mencapai kompetensi dan
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangan secara efektif dan sehat. Layanan ini dilaksanakan
melalui kegiatan di dalam kelas (klasikal), kelompok-kelompok kecil, dan kerjasama antara
konselor dan guru dalam pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta didik
dalam kehidupannya.Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah
atau madrasah meliputi:

· Bimbingan Klasikal: ialah program pertemuan antara konselor dan peserta didik di kelas,
yang disajikan secara klasikaldan terjadwal.

Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pemahaman baru
kepada para peserta didik tentang lingkungan, kurikulum dan program sekolah atau madrasah,
teman di kelas atau di luar kelas sekolah/madrasah, guru dan sarana atau fasilitas
sekolah/madrasah, peraturan dan tata tertib sekolah/madrasah, program ekstra kurikuler dan lain-
lain guna memperlancar penyesuaian diri di awal program tahun ajaran baru.

· Pelayanan Informasi:ialah sajian informasi yang diberikan kepada para peserta didik
tentang hal-hal yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi mereka, seperti informasi tentang
perguruantinggi, pergaulan yang sehat, bahaya Miras(minuman keras)/Narkoba dan lain-lain.
· Bimbingan Kelompok:ialah layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik
melalui kegiatan kelompok untuk merespon kebutuhan, minat dan pemberian informasi yang
bersifat umum dan tidak rahasia.

· Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi):yaitu kegiatan penjaringan data


atau informasi tentang data pribadi dan lingkungan peserta didik baik tes maupun non tes.

2. Pelayanan Responsif

Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang memerlukan
pertolongan segera. Dalam hal ini konseli mungkin berinisiatif mendatangi konselor untuk
memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya dari konselor karena mengalami masalah
atau kesulitan tertentu karena adanya rujukan dari guru, orangtua atau profesional lain. Layanan
ini dilaksanakan melalui:

· Konseling Individual: ialah layanan yangditujuan untuk membantu peserta didik yang
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

· Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitupelimpahan wewenang penanganan masalah


yang dihadapi konseli kepada orang atau lembaga yang lebih berwenang.

· Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu dilakukan oleh konselor dengan pihak-
pihak terkait di luar sekolah/madrasah seperti orangtua, guru bidang studi dan wali kelas yang
berkaitan dengan kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta didik secara langsung
maupun tidak langsung.

· Konsultasi: ialah layanan konsultasi bagi guru, orangtua, pimpinan sekolah/madrasah,


yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah.

· Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta didik yang dianggap
mampu membimbing teman-temannya.Peserta didik yang menjadi pembimbing akan berperan
sebagaitutor sebaya yang membantu teman-temannya dalam memahami persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan akademikmaupun non akademik.

· Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas permasalahan peserta
didik yang dihadiri oleh pihak-pihakyang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
pemecahan masalah.

· Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta didik untuk memperoleh
informasi dan data utuh tentang peserta didik dan lingkungannya untuk membantu mengentaskan
masalah peserta didik.
3. Perencanaan Individual

Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik sebagai upaya
merencanakan, memonitor, dan mengelola aktivitas yang berkaitan dengan kemajuan dan
kesuksesan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya,
serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

4. Dukungan Sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan,


memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Layanan dukungan
sistem sangat banyak dan bervariasi, antara lain dapat berupa kegiatan pengembangan
profesional konselor; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas, peningkatan mutu manajemen program, peningkatan anggaran dan
fasilitas, pelatihan BK bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah/Madrasah.Dukungan sistem ini
meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

· Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan profesi, konselor dituntut


untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dengan
kegiatan-kegiatan: (a)in-service training,(b) aktif dalam kegiatan organisasi profesi, (c) aktif
dalam kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan seminar, workshop (lokakarya), (e) melanjutkan
studi ke program yang lebih tinggi.

· Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk


memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program Bimbingan dan Konseling melalui
kegiatan-kegiatan: (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber
daya dan (d) pengembangan penataan kebijakan.

· Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh konselor misalnya
penelitian, membuat karya tulis, mengikuti kegiatan peningkatan profesi atau organisasi
profesi.Saling keterkaitan antara keempat komponen program bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli mencapai perkembangan yang optimal.

D. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi setiap lembaga pendidikan formal (TK, SD, SMP,
SMA, sampai dengan PT) mempunyai tujuan pendidikan yang disebut dengan tujuan
institusional. Tujuan sekolah merupakan tujuan intermedier bagi tercapainya tujuan pendidikan
yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, maka setiap sekolah (SD sampai PT) haruslah
menyelenggarakan berbagai kegiatan. Selain kegiatan, masih ada aspek lain yaitu bimbingan
sikap dan kesejahteraan yang belum dapat tercapai secara maksimal. Untuk memberikan
perhatian terhadap aspek ini maka salah satu caranya adalah memberikan bimbingan kepada
siswa. Dengan layanan ini diharapkan kesulitan siswa, baik kesulitan belajar, kesulitan
emosional, maupun kesulitan yang lain dapat teratasi dengan baik.

Program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat dirumuskan sesuai dengan
karakteristiknya, yaitu:

1. Program Bimbingan di TK (Taman Kanak-kanak)Layanan bimbingan dan konselingnya


ditekankan pada:

· Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan hubungan sosial dengan teman-teman
sebayanya

· Bimbingan pribadi seperti pemupukan disiplinDi samping itu, bimbingan untuk taman
kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih
sayang dan perasaan aman.

Pada Taman Kanak-kanak guru kelaslah yang bertindak sebagai konselor dikelas danbiasanya
terdapat dua guru kelas pada masing-masing kelas. Terdapat pada dua hal yang dibahas didalam
program Bimbingan dan Konseling, yaitu:

· Uraian program pengembangan pembentukan perilaku meliputi moral pancasila, agama,


disiplin, perasaan atau emosi dan kemampuan bermasyarakat.

· Uraian program pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, daya


pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani. Biasanya guru menjabarkan macam-macam hal yang
perlu diperhatikan secara satu persatu, antara lain: a)Kemampuan berbahasa, b)Daya pikir,
c)Daya cipta, d)Keterampilan, dan e)Jasmani

2. Program Bimbingan di SD (Sekolah Dasar)

Program kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa sekolah dasar lebih menekankan
pada usaha pencapaian tugas-tugas perkembangan mereka antara lain mengatur kegiatan
belajarnya dengan bertanggung jawab, dapat berbuat dengan cara-cara yang dapat diterima oleh
orang dewasa serta teman-teman sebayanya, mengembangkan kesadaran moral berdasarkan
nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati (Winkel, 1991). Layanan BK ditekankan
pada:

· Mengatur kegiatan-kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab.

· Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan Pada tahap ini


Bimbingan dan Konseling berperan dalam membimbing siswa untuk mengenal diri dan
lingkungan agar siswa menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan produktif. Di sekolah dasar,
sekolah tidak memiliki guru Bimbingan dan Konseling secara khusus yang ada hanyalah wali
kelas yang juga berperan sebagai guru Bimbingan dan Konseling dan sistem yang digunakan
wali kelas akan mengomentari perilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya pada buku
rapot yang biasanya berupa bagaimana prilaku, sikap dan cara berpakaian.

3. Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)

Program bimbingan dan konseling di SMP hendaknya berorientasi kepada pencapaian tugas-
tugas perkembangannya. Layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada:

· Bimbingan belajar (sebab cara belajar di SMP berbeda dengan di SD).

· Bimbingan tentang hubungan muda-mudidan hubungan sosial, karena pada usia ini
mereka mulai membentuk kelompok sebaya dan mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan
Mitchell, 1981).

· Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun.

· Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia pendidikan ataupun
pekerjaan. Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak
memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri mengenai bakat (attitude), minat (interest) dan
kemampuan (ability)nya. Bimbingan dan Konseling pada tingkat Sekolah Menengah Pertama
memiliki dua guru Bimbingan Konseling yang khusus mengajar pelajaran BK. Dan Bimbingan
Konseling pada Sekolah Menengah Pertama memiliki ruangan BK tesendiri agar murid secara
mudah bisa menceritakan masalah yang terjadi pada keluarganya. Bimbingan dan Konseling
pada Sekolah Menengah Pertama juga memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu
sekali, jadi sudah menjadi pelajaran pada umumnya. Setiap murid di wajibkan memiliki buku
latihan Bimbingan dan Konseling yang akan dijadikan latihan pada setiap pelajaran usai.

Berikut adalah bagaimana sistematika Bimbingan dan Konseling yang dimiliki sekolah saya:

· Evaluasi: Siswa diberi pertanyaan atau tugas untuk mengidentifikasi tentang bakat dan
minat serta mengidentifikasi bakat dan minat yang dimiliki

· Tindak Lanjut: upaya lebih lanjut menangani siswa yang belum memahami materi diberi
layanan bimbingan kelompok kecil, siswa yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif dalam
layanan di kelas akan diberi layanan konseling dan siswa yang memiliki masalah setelah
layanan materi di kelas akan diberi layanan konseling

4. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas)

Program bimbingan dan konseling di SMA hendaknya dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi siswa sehingga mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangan seperti kematangan
emosional, sosial, intelektual, kematangan dalam mengidentifikasi diri, kematangan dalam
memilih pekerjaan, dll. Oleh sebab itu, program bimbingan di SMA hendaknya berorientasi
kepada:

· Hubungan muda-mudi atau hubungan sosial.

· Pemberian informasi pendidikan dan jabatan.

· Bimbingan cara belajarRentang umur antar 16-19 tahun yang meliputi sebagian besar dari
masa remaja, merupakan masa yang sangat berati bagi perkembangan kepribadian seseorang.
Oleh karena itu, pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, dibandingkan
dengan pelayanan di satuan pendidikan di bawahnya.Di Sekolah Menengah Atas terdapat dua
guru Bimbingan dan Konseling yang selalu ada di ruang khusus Bimbingan dan
Konseling.Bimbingan kelompok maupun individual diterapkan secara seimbang, supaya
pelayanan bimbingan sampai kepada semua siswa.

5. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi (PT)

Arah program bimbingan di perguruan tinggi agak berbeda dengan program yang ada di lembaga
pendidikan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena adanya hal-hal yang lebih spesifik
dalam perkembangan diri mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa juga dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan pola kehidupan kampus dan di luar kampus. Program bimbingan di
perguruan tinggi hendaknya berorientasi kepada:a.Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau
bimbingan yang bersifat akademikb.Hubungan sosial dan hubungan muda-mudi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan
konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya.Sedangkan tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari:
tujuan umum dan tujuan khusus.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam


empat komponen layanan, yaitu: 1.Pelayanan Dasar 2.Pelayanan Responsif 3.Perencanaan
Individual dan 4.Dukungan Sistem.Program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan
dapat dirumuskan sesuai dengan karakteristiknya, yaitu:1.Program Bimbingan di TK (Taman
Kanak-kanak)2.Program Bimbingan di SD (Sekolah Dasar) 3.Program Bimbingan di SMP
(Sekolah Menengah Pertama) 4.Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas) dan
5.Program Bimbingan di Perguruan Tinggi (PT).
DAFTAR PUSTAKA

Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan Konseling Islami. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Prabowo, Sugeng Listya dan Faridah Nurmaliyah. 2010. PERENCANAAN PEMBELAJARAN:


Pada Bidang Studi, Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup, Bimbingan dan
Konseling. Cetakan ke-1. Malang: UIN MALIKI PRES.

Salahudin, Anas. 2003. Bimbingan & Konseling. Cetakan ke-2. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi, Ketut Dewa. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: rineka
Cipta.

Winkel, W.S dan M.M Sri Hastusi. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi. Http://endahlestari-
thebestdramakorea.blogspot.co.id/2012/07/bimbingan-dan-konseling-pada-tingkat-
tk.html. Diunduh pada tanggal 21 Oktober 2015 pada pukul 4:35
WIB.http://10halaman.blogspot.co.id/2013/09/program-bimbingan-di-sekolah-
dan.html.diunduh pada tanggal 21 Oktober 2015 pada pukul 6:45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Contoh Rumusan Kebutuhan 9
    Contoh Rumusan Kebutuhan 9
    Dokumen3 halaman
    Contoh Rumusan Kebutuhan 9
    almay nova
    100% (4)
  • Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling
    Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling
    Dokumen8 halaman
    Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling
    fathi zulfa
    100% (5)
  • CJR Ki Meysi
    CJR Ki Meysi
    Dokumen4 halaman
    CJR Ki Meysi
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen13 halaman
    2
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Format Meysi
    Format Meysi
    Dokumen5 halaman
    Format Meysi
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Absensi KKN
    Absensi KKN
    Dokumen7 halaman
    Absensi KKN
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Hasil Koreksi REMI GEA BK A 2017
    Hasil Koreksi REMI GEA BK A 2017
    Dokumen33 halaman
    Hasil Koreksi REMI GEA BK A 2017
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen2 halaman
    Bab 5
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bidang Sosial
    Bidang Sosial
    Dokumen1 halaman
    Bidang Sosial
    hotnita gultom
    Belum ada peringkat
  • Curriculum Vitae Mahasiswa Magang
    Curriculum Vitae Mahasiswa Magang
    Dokumen1 halaman
    Curriculum Vitae Mahasiswa Magang
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Format Penilaian Pelaksanaan Tugas Bimbingan Belajar
    Format Penilaian Pelaksanaan Tugas Bimbingan Belajar
    Dokumen1 halaman
    Format Penilaian Pelaksanaan Tugas Bimbingan Belajar
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bidang Abk-1
    Bidang Abk-1
    Dokumen3 halaman
    Bidang Abk-1
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • KPK
    KPK
    Dokumen4 halaman
    KPK
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Hasil Laporan KKP Kelompok 5
    Hasil Laporan KKP Kelompok 5
    Dokumen15 halaman
    Hasil Laporan KKP Kelompok 5
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • BMB3 Sintauli
    BMB3 Sintauli
    Dokumen1 halaman
    BMB3 Sintauli
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Tugas Emik Etik
    Tugas Emik Etik
    Dokumen2 halaman
    Tugas Emik Etik
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen35 halaman
    Bab I
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bidang Belajar Fix
    Bidang Belajar Fix
    Dokumen1 halaman
    Bidang Belajar Fix
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • KKP Keluarga
    KKP Keluarga
    Dokumen3 halaman
    KKP Keluarga
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Pribadi
    Pribadi
    Dokumen1 halaman
    Pribadi
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Multikultural
    Multikultural
    Dokumen44 halaman
    Multikultural
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • CJR Abk
    CJR Abk
    Dokumen6 halaman
    CJR Abk
    Meysy Silvia Sembiring
    50% (2)
  • Bidang Abk-1
    Bidang Abk-1
    Dokumen3 halaman
    Bidang Abk-1
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Format Meysi
    Format Meysi
    Dokumen5 halaman
    Format Meysi
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen9 halaman
    Bab 2
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Definisi Etik Dalam Pendekatan Konseling
    Definisi Etik Dalam Pendekatan Konseling
    Dokumen13 halaman
    Definisi Etik Dalam Pendekatan Konseling
    saktyla waode
    Belum ada peringkat
  • CBR PTL Meysi
    CBR PTL Meysi
    Dokumen21 halaman
    CBR PTL Meysi
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • PROJEK Manajemen
    PROJEK Manajemen
    Dokumen10 halaman
    PROJEK Manajemen
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat
  • CJR Ki Meysi
    CJR Ki Meysi
    Dokumen4 halaman
    CJR Ki Meysi
    Meysy Silvia Sembiring
    Belum ada peringkat