Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan

DENSITY FUNCTIONAL THEORY UNTUK PENENTUAN


GEOMETRI DAN KARAKTERISTIK IKATAN DARI
KOMPLEKS Ni(II)-DIBUTILDITIOKARBAMAT
DAN Co(II)-DIBUTILDITIOKARBAMAT

Pongajow, N.T.,1Juliandri2 dan Hastiawan, I.3


1
Pascasarjana Unpad, Jl. Dipati Ukur No 35, Bandung , 40132
2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung – Sumedang Km.21 Jatinagor
e-mail : nicolinpongajow@yahoo.com

ABSTRAK

DENSITY FUNCTIONAL THEORY UNTUK PENETUAN GEOMETRI DAN


KARAKTERISTIK IKATAN DARI KOMPLEKS Ni(II)-DIBUTILDITIOKARBAMAT DAN Co(II)-
DIBUTILDITIOKARBAMAT.DFT merupakan salah satu metode komputasi yang digunakan untuk
perhitungan kimia.Metode ini memudahkan kimiawan untuk meramalkan struktur dan karakteristik dari
suatu senyawa. Dalam penelitian ini akan ditentukan geometri dan karaktersitik ikatan dari senyawa
kompleks Ni(II)-dibutilditiokarbamat dan Co(II)-dibutilditiokarbamat menggunakan metode DFT
dengan fungsi B3LYP dan B3PW91. Basis set yang akan digunakan adalah LANL2DZ dan perangkat
lunak Gaussian 03W.Hasil optimasi geometrimenunjukkan bentuk struktur yang sama dengan data
pembanding Ni(II)-dietilditiokarbamat, yaitu persegi planar. Keterisian elektron pada ikatan Ni – S
adalah 1,8873 elektron, yang merupakan 20,24 % elektron dari Ni dan 79,76 % dari S. Untuk ikatan Co
– S, keterisian elektronnya adalah 1,8971 elektron dengan kontribusi elektron dari Co adalah 19,43%
dan S adalah 80,57%. Bentuk geometri persergi planar dibuktikan dengan hasil analisis NBO yang
menunjukkan hibridisasi Ni(II)-dibutilditiokarbamat adalah d1,05sp2.05dan Co(II)-dibutilditiokarbamat
adalah d1,04sp2,04.

Kata kunci: DFT,dibutilditiokarbamat, geometri, karakteristik ikatan, senyawa kompleks

ABSTRACT

DENSITY FUNCTIONAL THEORY FOR GEOMETRY CALCULATION AND BOND


CHARACTERIZATION OF Ni(II)-DIBUTYLDITHIOCARBAMATE AND Co(II)-
DIBUTYLDITHIOCARBAMATE.Density Functional Theory (DFT)is one of computational method
that used for chemical calculation. This method helps chemist to predict structure and bonding
characters of complex compounds. In this study the geometriesandbond charactersofNi(II)-
dibutyldithiocarbamate and Co(II)-dibutyldithiocarbamate complex compoundswill be determined. The
functions used in this study areB3LYPandB3PW9. All calculations were performed at LANL2DZlevel of
basis set as implemented in Gaussian03W.The geometries ofCo(II)-, and Ni(II)-
dibutyldithiocarbamateshow a similarity to theexperimentalsquare-planar Ni(II)-dietyldithiocarbamate.
The electronic occupation of Ni–S molecular orbital is 1.8873 electrons, with 20.24% and 79.76%
contribution from Ni and S respectively. For the Co–Smolecular orbital, the electronic occupation is
1.8971, with 19.43% and 80.57% contibution from Co and Srespectively. Square-planar geometrieswere
proved by NBO analysis that produce the hybridization of Ni(II)-dibutyldithiocarbamateand Co(II)-
dibutyldithiocarbamateared1.05sp2.05and d1.04sp2.04respectively.

Keywords: DFT, dibutyldithiocarbamate, geometry, bond characters, complexes compounds

197
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan

1. PENDAHULUAN dalam penggunaan senyawa ini baik di


laboratorium maupun dunia industri.
Senyawa ditiokarbamat memiliki berbagai
kegunaan baik dalam industri maupun di
laboratorium. Salah satu kegunaan dari senyawa 2. TEORI
ini adalah bisa bereaksi sebagai ligan sehingga
bisa digunakan dalam pemisahan suatu logam. Metode DFT umum digunakan untuk
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam optimasi geometri dan stuktur elektron
pemisahan maka karakteristik dari ligan yang kompleks logam transisi. Metode ini cukup
akan digunakan juga harus diketahui. akurat, mudah digunakan, dan cukup cepat
Perkembangan teori mekanika kuatum, untuk mempelajari molekul yang relatif besar
telah memberi kemudahan bagi kimiawan untuk dari kompleks logam transisi. Keakuratan
memprediksi sifat-sifat dari suatu senyawa perhitungan DFT dapat diuji dengan cara
dengan hasil yang akurat. Untuk melakukan mencocokkan data perhitungannya dengan data
prediksi terhadap suatu senyawa, saat ini telah eksperimen, seperti data XRD, UV-Vis, FTIR,
berkembang suatu cabang baru dalam ilmu dan NMR [6]. Metode ini telah menjadi metode
kimia yang dikenal dengan istilah kimia pilihan untuk senyawa logam transisi [7].
komputasi. Penggunaan kimia komputasi Dalam perhitungan komputasi dengan
memberikan kemudahan kepada kimiawan metode DFT diperlukan suatu fungsi/fungsional
karena bisa menghitung suatu senyawa yang yang merupakan pendekatan dari beberapa teori
bersifat kompleks dan meramalkan sifat dari dalam perhitungan komputasi. Beberapa fungsi
senyawa tersebut. yang sering digunakan dalam penelitian adalah
Salah satu metode yang digunakan dalam B3LYP, B3PW91, BLYP, HFS, VWN, G96,
perhitungan komputasi adalah metode Density P86, B96 dan B3P86 [2].
Functional Theory (DFT). DFT adalah cara B3LYP dan B3PW91 disebut juga sebagai
cerdas untuk menyelesaikan persamaan fungsi Hybrid karena merupakan hasil
Schrodinger untuk sistem banyak-partikel [1]. kombinasi perkiraan Hartree-Fock dengan
Dasar pemikiran dari metode ini adalah energi pertukaran energi dan perkiraan DFT dengan
dari suatu molekul dapat ditentukan dari pertukaran energi, semuanya dikombinasikan
kerapatan elektron dari molekul tersebut dalam fungsional yang meliputi korelasi
[2].Dalam metode ini tidak menghitung elektron elektron. Berikut ini adalah persamaan dari
secara keseluruhan karena cara perhitungannya metode Hybrid B3LYP [8]:
berdasarkan kerapatan elektronnya. Penggunaan
metode ini memberikan kemudahan karena bisa
menghitung dengan hasil yang mendekati (1)
eksperimen dan tidak membutuhkan waktu yang
cukup lama. dengan a, b, dan c adalah konstanta semiempiris
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dengan nilai a = ~ 0,2; b = ~ 0,7 dan c = ~ 0,8.
berhasil dengan penggunaan metode DFT Fungsional B3PW91 menunjukkan penggunaan
diantaranya adalah : penentuan geometri pada dari tiga-parameter, dan juga pertukaran GGA
senyawa Zn-dibutilditiokarbamat [3], penentuan dan fungsi korelasi B dan PW91, dengan
distribusi muatan dan karakteristik ikatan pada persamaan sebagai berikut [9] :
senyawa kompleks Co-dietilditiokarbamat dan
Ni-dietilditiokarbamat [4], serta memprediksi
energi dan geometri senyawa [5]. (2)
Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan suatu kajian tentang senyawa dimana a, b, dan c masing-masing adalah 0,20;
kompleks Co-dibutilditiokarbamat dan Ni 0,72, dan 0,81.
dibutilditiokarbamat dalam penentuan geometri
dan karakterisasi yang dimiliki dari kedua Untuk perhitungan elektron, diperlukan
kompleks ini. Keadaan geometri bisa adanya fungsi basis yang telah memiliki nilai
mempengaruhi sifat-sifat fisis dan kimia dari koefisien di dalamnya. Dalam penelitian ini,
suatu senyawa. LANL2DZ bisa digunakan sebagai fungsi basis
Diharapkan dengan adanya informasi untuk senyawa kompleks yang akan dikaji.
tentang geometri dari senyawa Co- LANL2DZ cocok digunakan untuk kompleks
dibutilditiokarbamat dan Ni- Ni-dibutilditiokarbamat dan Co-
dibutilditiokarbamat dapat membantu kimiawan dibutilditiokarbamat karena termasuk kompleks

198
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan

dengan sistem banyak-elektron. Fungsi basis sekitar 0,1 – 0,2 . Misalnya panjang ikatan Ni –
LANL2DZ hanya akan menghitung elektron S1 hasil perhitungan komputasi adalah 2.3194 Å
valensi dari masing-masing atom saja sehingga (B3LYP); 2.3011 Å (B3PW91); dan2.3362 Å
tidak memerlukan waktu komputasi yang lama (BLYP) sedangkan data eksperimen adalah
tapi bisa memberikan hasil yang mendekati data 2.2011 Å.
percobaan.

3. TATA KERJA (BAHAN DAN METODE)

Perangkat lunak yang akan digunakan yaitu


Gaussian 03W [10] untuk melakukan optimasi
geometri dan perhitungan frekuensi. Metode
komputasi yang digunakan adalah DFT dengan
fungsi B3LYP (Becke, 1993) dan B3PW91 pada
basis set LANL2DZ [11]. B3LYP adalah
Fungsional hybrid yang dikemukakan Becke.
B3PW91 adalah fungsi hybrid tiga paramete Gambar 1. Ni(II)-dietilditiokarbamatsinglet
Becke dan fungsi korelasi gradien terkoreksi
PW91 [12]. Basis set LANL2DZ diaplikasikan Tabel 1. Panjang ikatan dan sudut ikatan dari
untuk atom H, Li-La, Hf-Bi. Ni(II)-dietilditiokarbamat singlet
Tahapan percobaan meliputi : pemodelan
struktur dengan perangkat lunak Gauss View,
dibuat input pada Gaussian 03W dengan basis Panjang Komputasi
Ikatan (Å) dan
set LANL2DZ untuk masing-masing metode Sudut Ikatan
Eksperimen
B3LYP B3PW91
yaitu B3LYP dan B3PW91, proses perhitungan, (◦)
diperoleh data hasil perhitungan, dibandingkan Ni – S1 2,201 2,319 2,301
dengan data pembanding untuk analisis data. S2 – C1 1,723 1,787 1,779
Data pembanding yang digunakan yaitu Ni(II)- C1 – N 1,318 1,346 1,343
dietilditiokarbamat [4]. Tujuannya untuk N – C2 1,475 1,491 1,484
validasi metode yang digunakan. Untuk C2 – C4 1,512 1,542 1,536
mendapatkan karakterisasi ikatan digunakan S1–Ni–S2 79,55 79,48 79,81
Ni–S1–C1 85,33 84,21 84,03
analisis Natural Bond Orbital [13]. 123,9 123,9
S1–C1–N 124,9
C1–N–C2 121,2 120,9 120,7
C2–N–C3 117,4 118,1 118,6
4. HASIL DAN PEMBAHASAN C1–N–C3 121,3 120,9 120,7

4.1 Molekul Ni(II)-dietilditiokarbamat


Untuk mendapatkan keakuratan hasil Sudut ikatan S1–Ni–S2 dari data
perhitungan dan validasi metode yang eksperimen adalah 79,55 sedangkan data
digunakan maka dibuat pemodelan untuk perhitungan komputasi adalah 79,48 (B3LYP),
senyawa Ni(II)-dietilditiokarbamat guna 79,81 (B3PW91) dan 79,27 (BLYP). Adanya
dibandingkan dengan data ekperimen. Gambar selisih panjang dan sudut ikatan ini diperkirakan
1. berikut ini adalah hasil optimasi geometri karena perbedaan wujud zat dari senyawa
yang diperoleh dengan metode komputasi. kompleks yang disimulasi secara komputasi
Hasil optimasi geometri menunjukkan bentuk dengan eksperimen di laboratorium. Dalam
struktur senyawa Ni(II)-dietilditiokarbamat simulasi komputasi, kompleks dianggap dalam
adalah persegi planar. Bentuk struktur ini sesuai wujud gas sedangkan dalam eksperimen
dengan geometri pada data eksperimen yaitu laboratorium kompleks tersebut dalam bentuk
persegi planar. Berikut ini adalah tabel padatan.
perbandingan data hasil perhitungan secara Selisih panjang dan sudut ikatan yang
ekperimen dengan komputasi. (Tabel 1.) diperoleh tidak menunjukkan perbedaan yang
Perbandingan panjang ikatan Ni(II)- signifikan sehingga bisa dikatakan metode DFT
dietilditiokarbamat singlet secara komputasi dan dengan fungsi B3LYP, B3PW91 dan BLYP bisa
ekperimen menunjukkan hasil yang baik dengan digunakan untuk optimasi geometri pada
selisih panjang ikatan 0,1 Å dan sudut ikatan senyawa kompleks yang akan dikaji.

199
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan

4.2 Geometri senyawa Ni(II)- tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan


dibutilditiokarbamat meskipun rantai alkilnya berbeda tapi bentuk
geometrinya sama yaitu persegi planar.
Bentuk geometri yang diperoleh untuk
senyawa kompleks Ni(II)-dibutilditiokarbamat
4.3 Geometri senyawa Co(II)-
dalam keadaan singlet adalah persegi planar.
dibutilditiokarbamat
Bentuk persegi planar menunjukkan bahwa
orbital hibrida yang digunakan dalam
Hasil optimasi geometri menunjukkan
pembentukan kompleks adalah dsp2.
bentuk struktur persegi planar untuk senyawa
kompleks Co(II)-
dibutilditiokarbamatdoublet.Orbital hibrida yang
digunakan dalam pembentukan kompleks adalah
dsp2. Dari hasil ini dapat diamati adanya
kesamaan bentuk geometri antara senyawa
Co(II)-dibutilditiokarbamat dengan Ni(II)-
dibutilditiokarbamat. Bentuk geometri yang
sama ini diduga karena atom pusat Co dan Ni
memiliki sifat yang sama. Hal ini
dilatarbelakangi oleh bilangan oksidasi yang
dimiliki atom Co dan Ni adalah sama-sama +2
dan +3 sehingga memungkinkan diperolehnya
Gambar 2. Ni(II)-dibutilditiokarbamatsinglet bentuk geometri yang sama.

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan


panjang dan sudut ikatan dari kompleks ini.

Tabel 2. Panjang ikatan dan sudut ikatan dari


Ni(II)-dibutilditiokarbamat singlet

PanjangIkatan(Å) dan MetodeKomputasi


Sudut Ikatan (o) B3LYP B3PW91
Ni – S1 2,319 2,300
S2 – C1 1,788 1,779
Gambar 3. Co(II)-dibutilditiokarbamatdoublet
C1 – N 1,345 1,342
N – C2 1,489 1,482
C2 – C4 1,545 1,539 Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan
S1–Ni–S2 79,49 79,83 panjang dan sudut ikatan untuk kompleks ini.
Ni–S1–C1 84,21 84,03
S1–C1–N 123,96 123,95
C1–N–C2 120,90 120,67 Tabel 3. Panjang ikatan dan sudut ikatan dari
C2–N–C3 118,18 118,65 Co(II)-dibutilditiokarbamat doublet
C1–N–C3 120,91 120,68
PanjangIkatan(Å), Sudut Komputasi
Ikatan (o) B3LYP B3PW91
Co – S1 2,334 2,315
Hasil perhitungan komputasi untuk senyawa
S2 – C1 1,789 1,781
kompleks Ni(II)-dibutilditiokarbamat dengan C1 – N 1,346 1,343
Ni(II)-dietilditiokarbamat menunjukkan hasil N – C2 1,490 1,482
yang hampir sama. Misalnya panjang ikatan Ni– C2 – C4 1,545 1,539
S1 untuk kompleks Ni-dibutilditiokarbamat S1 – Co – S2 79,03 79,36
singlet dengan metode B3LYP diperoleh hasil Co – S1 – C1 84,37 84,21
2,319 Å dan untuk Ni(II)-dietilditiokarbamat S1 – C1 – N 123,88 123,89
singlet adalah 2,319 Å. Sudut ikatan S1–Ni–S2 C1 – N – C2 120,93 120,70
untuk Ni(II)-dibutilditiokarbamat singlet adalah C2 – N – C3 118,13 118,59
79,49 sedangkan untuk Ni(II)- C1 – N – C3 120,93 120,70
dietilditiokarbamat singlet adalah 79,48 .
Perbandingan dengan data eksperimen juga Perbandingan panjang dan sudut ikatan

200
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan

antara Co(II)-dibutilditiokarbamat dan Ni(II)-


dibutilditiokarbamat menunjukkan hasil yang 1. FIOLHAIS, C.,NOGUEIRA, F. and
hampir sama baik metode B3LYP dan B3PW91. MARQUES, M., A Primer in Density
Hasil ini juga membuktikan akan kemiripan sifat Functional Theory, Springer, Germany
yang dimiliki antara atom pusat Co dan Ni. (2002).
2. YOUNG, D.C., Computational Chemistry
: A Practical Guide for
4.4 Karakteristik Ikatan
ApplyingTechniquesto Real-
WorldProblems, Wiley & Sons, Inc. New
Keterisian elektron pada ikatan Ni-S
York (2001).
senyawa kompleks Ni(II)-dibutilditiokarbamat
3. KHOTIB, M., Tesis, Jurusan Kimia, Tesis,
(singlet) dianalisis dengan NBO (Natural Bond
Institus Pertanian Bogor, Bogor (2010)
Orbital). Hasil analisis menunjukkan bahwa
4. LEE, C.R., TAN, L.Y. dan WANG, Y.
keterisian elektron dalam pada ikatan Ni – S
Charge density distribution and bond
adalah 1,8873 elektron dimana atom Ni
characterization of metal
menyumbangkan elektron sebesar 20,24 % dan
dialkyldithiocarbamate complexes (M =
atom S sebesar 79,76 % elektron. Untuk
Co,Ni). J.Phy.Chem.Solids 62.613-1628.
senyawa Co(II)-dibutilditiokarbamat, keterisian
(2001).
elektron pada ikatan Co – S adalah 1,8971
5. LI, QIAN-SHU., XU, XIU-DONG.,
elektron dengan kontribusi elektron dari Co
ZHANG, S. Predicting energies and
adalah 19,43% dan S adalah 80,57%.
geometries for reactions involved in
Hasil analisis ini membuktikan bahwa atom
atmosphere chemistry: a comparison study
pusat juga memiliki kontribusi dalam
between hybrid DFT methods. J. Chem.Phy
pembentukan kompleks. Elektron yang
Letters 384, 20-24. (2003).
berikatan tidak hanya berasal dari ligan saja
6. SUNARTO, Y.N., Tesis, Jurusan Kimia,
tetapi juga dari atom pusat. Adanya kontribusi
ITB, Bandung (2012)
dari atom pusat dalam pembentukan kompleks
7. TROMBA and HAMBLEY., Molecular
juga dibuktikan dengan perubahan muatan pada
Modeling of Inorganic Compounds,
atom pusat dari Ni2+ menjadi Ni0,02+ dan untuk
Wiley-VHC, Germany (2001).
Co2+ berubah menjadi Co0,01+.
8. JENSEN, F., Introduction to
Hasil analisis NBO juga membuktikan
Computational Chemistry, Wiley& Sons ,
hibridisasi yang terjadi pada kompleks Ni(II)-
Chicester (2007).
dibutilditiokarbamat singlet adalah d1,05sp2,05 dan
9. Cramer, C. J., Essentials of
untuk kompleks Co(II)-dibutilditiokarbamat
Computational Chemistry, John Wiley
singlet adalah d1,04sp2,04.
and Sons, Chicester (2004).
10. FRISCH, M. J., G. W. TRUCKS, H. B.
SCHLEGEL, G. E. SCUSERIA, M. A.
5. KESIMPULAN
ROBB, J. R. CHEESEMAN, V. G.
ZAKREWSKI, J. A. MONTGOMERY,
Perhitungan komputasi dengan metode DFT
Jr., R. E. STARTMANN, J. C. BURATN,
telah berhasil digunakan dalam penentuan
S. DAPPRICH, J. M. MILLAM, A. D.
geometri dan karakteristik ikatan pada kompleks
DANIELS, K. N. KUDIN, M. C.
logam Ni(II)-dibutilditiokarbamat singlet dan
STRAIN, O. FARKAS, J. TOMASI, V.
Co(II)-dibutilditiokarbamat doublet. Hasil
BARONE, M.COSSI, R. CAMMI, B.
optimasi geometri menunjukkan bahwa kedua
MENUCCI, C. POMELLI, C. ADAMO,
kompleks ini memiliki bentuk geometri persegi
S. CLIFFORD, J. OCHTERSKI, G. A.
planar. Hibridisasi yang terbentuk adalah
PETERSSON, P. Y. AYALA, Q. CUI, K.
d1,05sp2.05 untuk Ni(II)-dibutilditiokarbamat dan
MOROKUMA, D. K. MALICK, A. D.
d1,04sp2.04 untuk Co(II)-dibutilditiokarbamat
RABUCK, K. RAGHAVACHARI, J. B.
yang juga dibuktikan dengan analisis NBO.
FORESMAN, J. CIOSLOWSKI, J. V.
Dalam pembentukkan kompleks, ternyata
ORTIS, A. G. BABOUL, B. B.
atom pusat juga memberikan kontribusi elektron
STEFANOV, G. LIU, A. LIASHENKO, P.
ketika berikatan. Hal ini dibuktikan secara
PISKORZ, I. KOMAROMI, R.
komputasi dengan perubahan muatan yang
GOMPERTS, R. L. MARTIN, D. J.
terjadi pada atom pusat.
FOX, T. KEITH, M. Al-LAHAM, C. Y.
PENG, A. NAYAKKARA, C.
6. DAFTAR PUSTAKA
GONZALES, M. CHALLACOMBE, P.

201
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema: Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta
PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013 Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan dan
Industri untuk Pembangunan Berkelanjutan

M. W. GILL, B. JOHNSON, W. CHEN, 11. HAY, P. J andWADT, W. R. J. Chem.


M. W. WONG, J. L. ANDREAS, C. Phys.82, 270 (1985).
GONZALES, M. HEAD-GORDON, E. S. 12. PERDEW, J. P., BURKE, K., andWANG,
REPLOGE and J. A. POPLE.Gausian Y.,Phys. Rev. B54, 16533 (1996).
03Rev, E.01., Gausian, Inc., Pittsburgh 13. REED, A.E., CARPENTER, J.E.,
(2003). WEINHOLD, F., NBO version 3.1.

DISKUSI

Aan Harvian:
Apa tidak lebih baik penggunaan XAR?

Nicolin Tirza Pongajow:


Tujuan penelitian melihat kestabilan kompleks, jadi memang belum pernah mencoba dengan XAR.

202

Anda mungkin juga menyukai